Diagnosis dan penatalaksanaan psikologis pada anak autis Ratna Kurniasari, M.Psi. SMF Bag. Psikiatri Anak RSUD. Dr. Soetomo
A U T I S M A Istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu jenis gangguan perkembangan pervasif pada anak Mengakibatkan gangguan atau kendala pada bidang kognitif, emosi, dan perilaku Kendala yang paling mencolok adalah interaksi sosial dan komunikasi
Deteksi dini Sangat penting, sehingga intervensi dapat dilakukan pula sedini mungkin Penanganan dini, hasil yang dicapai akan lebih baik Keterlambatan penanganan, persoalan menjadi semakin kompleks dan mempengaruhi optimalisasi kemampuan.
G e j a l a 3 kelompok gejala yang perlu diperhatikan : Kemampuan interaksi sosial Kemampuan komunikasi Aktivitas dan minat
5 Poin Penting untuk deteksi dini autisma Apakah anak pernah bermain “seolah- olah”, seperti misalnya seolah-olah membuat membuat minum baik dengan alat permainan ataupun dengan peragaan tangannya ? Ya / Tidak Kemampuan Imajinatif
Producing / Following a point Apakah anak pernah menggunakan jari untuk menunjuk ke sesuatu, untuk mengindikasikan “tertarik” pada sesuatu sehingga orang lain melihat ke sana ? Ya / Tidak Producing / Following a point
Apakah anak sulit beradaptasi dengan suasana baru ? Ya / Tidak
Apakah anak senang memperhatikan benda- benda bulat atau yang berputar ? Ya / Tidak Repetitiveness
Apakah anak suka menggerakkan tangan seperti burung mengepakkan sayap Apakah anak suka menggerakkan tangan seperti burung mengepakkan sayap ? Atau perilaku stereotip lainnya ? Ya / Tidak Flappy
Kriteria Diagnostik (berdasarkan DSM-IV) Kriteria A Total 6 (atau lebih) dari poin 1,2,3 memenuhi kriteria, dengan sekurang-kurangnya (minimal) dua dari poin 1, dan masing-masing satu dari poin 2 dan 3 memenuhi kriteria.
Kriteria A – 1 Adanya gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, ditunjukkan sekurangnya dua dari berikut : Gangguan yang nyata dalam perilaku non verbal, seperti tatapan mata, ekspresi wajah, postur, dan gerak-gerik tubuh. Ketidakmampuan menjalin hubungan sosial dengan teman, yang sesuai dengan tingkat perkembangannya Tidak ada spontanitas untuk menunjukkan kesenangan, minat, atau keberhasilan pada orang lain (misal ; memamerkan atau menunjukkan sesuatu). Tidak ada timbal balik dalam interaksi sosial atau emosional.
Kriteria A – 2 Adanya gangguan kualitatif dalam komunikasi, ditunjukkan dengan sekurangnya satu dari berikut : Keterlambatan (atau sama sekali tidak ada) dalam perkembangan berbahasa verbal (tidak disertai dengan usaha untuk menggunakan bahasa non-verbal). Pada individu yang dapat berbicara, gangguan yang nyata pada kemampuan untuk memulai atau mempertahankan percakapan dengan orang lain. Pemakaian bahasa atau bahasa idiosinkratik secara stereotipik dan berulang.
Kriteria A – 3 Pola perilaku, minat, dan aktivitas terbatas, berulang, dan stereotipik ditunjukkan sekurangnya satu dari berikut : Preokupasi dengan salah satu atau lebih pola minat yang stereotipik dan terbatas, abnormal baik dalam intensitas maupun fokusnya. Ketaatan yang kaku, menyukai rutinitas, atau ritual spesifik Mannerism motorik yang stereotipik dan berulang Ketertarikan yang berlebih pada bagian tertentu dan benda.
Kriteria B Interaksi sosial Keterlambatan atau fungsi yang abnormal sekurang- kurangnya pada satu bidang berikut, dengan onset sebelum 3 tahun : Interaksi sosial Bahasa yang digunakan dalam komunikasi sosial Permainan simbolik atau imajinatif
Kriteria C Tidak sesuai dengan kriteria pada sindroma Rett atau gangguan disintegratif masa anak.
Kemampuan Inteligensi Retardasi mental, rata-rata, superior sampai jenius Kemampuan memori (mengingat) sangat baik Pemeriksaan inteligensi (tes IQ) sangat penting, tetapi tidak mudah dilaksanakan Autis dengan IQ tinggi, dapat sangat berbakat dalam bidang tertentu dan berprestasi lebih dari anak normal. Biasanya dalam bidang non-verbal.
E m o s i Sebenarnya memiliki ragam perasaan seperti anak normal Keterbatasan dalam mengenali dan memahami emosi sendiri atau orang lain. Ekspresi emosi sering tidak sesuai Dibutuhkan kepekaan dan kedekatan dengan anak untuk mengenali emosinya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan diagnosa Kesalahan atau ketidak tepatan diagnosis / over diagnosis sering terjadi Autis – Gangguan Perkembangan Berbahasa- GPP/H – Giftedness – masalah perkembangan lain Penggunaan skala ukur (CARS atau CHAT) Anak masih dalam masa perkembangan Perlu pemantauan secara berkesinambungan Diagnosis berjalan
Pengelolaan psikologis Tidak dapat terlepas dari ahli / bidang lain : terapis, pendidik, dokter, orangtua, masyarakat/lingkungan komprehensif – terpadu Berdasarkan dengan analisis potensi individual profile disusun program individual Pendampingan keluarga, terapi mediasi Terapi perilaku.
Terapi perilaku Behavior modification, behavior shaping Merupakan kesatuan dan kesinambungan dalam terapi terpadu (sensitivity training, sensory integrasi therapy, metode Lovaas, dll) Didahului analisis potensi kemampuan Pendekatan bersifat individual Disusun program terapi sesuai dengan kondisi anak Evaluasi dan penyusunan program kembali berkala.