INTELIGENSI Materi presentasi Psikologi Pendidikan Oleh :

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
INDIVIDUAL AND GROUP DIFFERENCES
Advertisements

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Pendidikan Berbasis Multiple Intelegensi
Quantum Teaching and Learning (QTL)
Nanda Surya Setiawan Sistem Pakar untuk Mendiagnosis Kecerdasan Majemuk Menggunakan Metode Fuzzy Expert System.
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
SUBJEK DAN SASARAN EVALUASI
Winsr-rev2008 KESULITAN BELAJAR NON-VERBAL Winanti S. Respati.
Pemecahan masalah pemecahan masalah adalah bagian dari proses berpikir. Sering dianggap merupakan proses paling kompleks di antara semua fungsi kecerdasan,
MULTIPLE INTELLIGENCE
KECERDASAN MAJEMUK (Multiple Intelligent)
TES KESIAPAN SEKOLAH Erma Kumala Sari.
Intelligence Akademi Perawat Panti Waluya
Culture Fair Intelligence Test
INTELIGENSI (Intelligence)
SEJARAH TES PSIKOLOGI Netty D. Prastika KONSENTRASI PSIKOLOGI
Skala Wechsler.
IKA RAHMA SUSILAWATI, M.Psi & TIM Pengampu PD2 KKNI
Sowanya Ardi Prahara, MA. Fakultas Psikologi UMBY 2014
INTELEGENSI Ika Fitria, M. Psi.
Tes Psikologi.
INTELIGENSI.
TES INTELIGENSI STANFORD BINET
PENGERTIAN.
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Multiple Intelligence
Tes Inteligensi Stanford-Binet
TES WAIS FAK PSIKOLOGI UMBY 2014.
Praktikum CFIT (Culture Fair Intelligence Test)
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
Intelegensi dan Kreativitas
KECERDASAN MAJEMUK (MULTIPLE INTELLIGENT)
7 Materi Psikologi Anna. Psi – KesMasy 2015
INTELIGENSI, KOGNISI, dan METAKOGNISI
KESULITAN BELAJAR NON-VERBAL NOVENDAWATI WAHYU SITASARI
PSIKOLOGI UMUM INTELEGENSI.
Psikologi Pendidikan : Pertemuan ke-2
PELATIHAN TES POTENSI AKADEMIK (TPA)
Oleh: KUNTJOJO UNP Kediri 2010
MULTIPLE INTELEGENSI (KECERDASAN MAJEMUK)
INTELIGENSI.
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Matakuliah : PENGANTAR DAN APLIKASI PSIKODIAGNOSTIK
pertemuan 6 Individual variation
Mengenali dan Meningkatkan Potensi Kecerdasan Anak
MULTIPLE INTELLIGENCES ( Kecerdasan Majemuk )
INTELIGENSI.
ILMU DAN TEORI KECERDASAN
TEORI KOGNITIVISME.
STRATEGI MENGENAL KECERDASAN
WECHSLER ADULT INTELLIGENCE SCALE (WAIS) NOVENDAWATI WAHYU SITASARI
PERANAN MULTIPLE INTELLEGENCE DALAM BELAJAR
Administrasi tes WAIS Perhatikan instruksi tiap subtes dan batas waktu pengerjaan dibeberapa subtes.
INTELIGENSI Ayu Riana Sari., M.Si, Psi.
Perbedaan Individu.
CULTURE FAIR INTELLIGENCE TEST (CFIT) NOVENDAWATI WAHYU SITASARI
WISC (WECHSLER INTELLIGENCE SCALE FOR CHILDREN) PERTEMUAN 12
INTELEGENSI.
TES WAIS.
Website: HP: APA ITU CERDAS? Oleh: Drs. Suparlan, M. Ed. Website:
STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA AKTIVITAS SISWA (PBAS)
Raven’s Progressive Matrices (RPM) dan CFIT
Binet Inteligensi terdiri dari 3 komponen :
BERBASIS KECERDASAN ANAK (MULTIPLE INTELLIGENCES)
Kecerdasan emosional “Pentingnya Kecerdasan Emosional bagi Pemimpin di Sektor Publik dan cara meningkatkannya” Ayunda Ramadhani M.Psi., Psikolog Disajikan.
Berbagai Kemampuan Manusia Agus Riyanto,M.T
TES WAIS NAFESSA, S.Psi. M.Psi.
Tes I Q (Intelligence Quotient)
NORMA DALAM PENGUKURAN PSIKOLOGIS
SPM (Standart Progressive Matrics)
Transcript presentasi:

INTELIGENSI Materi presentasi Psikologi Pendidikan Oleh : Muhammad Hatta Rita Mulyanti Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Program Pasca Sarjana Manajemen Administrasi Pendidikan

Firman Allah mengenai Inteligensi وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيْرًا مِنَ الْجِنِّ وَاْلإِنْسِ، لهَمُ ْقُلُوْبُ لاَ يَفْقَهُوْنَ بِـهَا وَلَهُمْ أعْيُوْنُ لاَ يُبْصِرُوْنَ بِـهَا لَهُمْ آذَانٌ لاَيَسْمَهُوْنَ بِـهَا أوْلئكَ كَالأَنْهَمِ بَلْ هُمْ أضَلٌ أوْلَئِكَ هُمُ الغَافِلُوْنَ. “Dan sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka adalah orang-orang yg memiliki akal pikiran tetapi tidak mau memahami, mereka memiliki mata akan tetapi tidak mau melihat, mereka memiliki telingan tetapi tidak mau mendengar. Mereka itu bagai binatang, bahkan lebih rendah dari binatang” (Al-Qur’an surah Al-A’raf, ayat 179)

Orang Indonesia mengartikan “Kecerdasan” hakikat Inteligensi Inteligensi berasal dari bahasa latin “Intelegensia” Terdiri dari kata “inter” (diantara), “Lego” (memilih) Dalam bahasa Inggris “Intelligence” Dalam bahasa Arab “عـقـل ” Orang Indonesia mengartikan “Kecerdasan”

defenisi Inteligensi Menurut Claparde dan Stern : Inteligensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru. Menurut Papalia & Olds (1986) : “Inteligensi merupakan interaksi aktif antara kemampuan yang dibawa sejak lahir dengan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan yang menghasilkan kemampuan individu untuk memperoleh, mengingat dan menggunakan pengetahuan, serta mengerti makna dari konsep kongkrit dan abstrak. Sedangkan menurut David Wechsler, Intelegensi adalah kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif.

Teori-teori Inteligensi Teori Inteligensi Spearman (1863-1945) : Mengenai analisa faktor dengan menggunakan angka-angka (skor). Ia berkeyakinan bahwa apabila seseorang memiliki skor yang tinggi pada satu bidang tertentu, maka ia akan memiliki skor yg tinggi pula pada bidang yg lain. Ia juga meyakini bahwa kecerdasan manusia hanya dikuasai oleh satu faktor (g) (General Intelligence) saja. Teori Thurstone (1887-1955) : Mengenai tujuh kemampuan mental manusia, yaitu : 1) Kemampuan dlm pemahaman bahasa, 2) Kemampuan berfikir logis, 3) Kemampuan dlm mendeteksi persamaan/perbedaan dlm gambar, 4) Kemampuan berhitung, 5) Kemampuan berfikir tentag kosakata secara cepat, 6)Ingatan Asosiatif, 7) Kemampuan dlm menentukan bentuk benda dlm posisi yg berbeda.

Teori Howard Gardner (1983) Menurutnya bahwa Inteligensi tidak hanya di tentukan oleh satu faktor (g) saja akan tetapi bisa terdiri dari banyak faktor. Sehingga muncul teorinya mengenai Multiple Intelligence. Teori yg dikembangkannya lebih cenderung kepada basis kemampuan (life skill). Beliau membagi kecerdasan menjadi 8 bagian : 1. Kecerdasan Visual-Spasial 2. Kecerdasan Verbal linguistik 3. Kecerdasan koordinasi gerak tubuh (kinestetik) 4. Kecerdasan Matematika- Logis 5. Kecerdasan Musikal 6. Kecerdasan Intrapersonal 7. Kecerdasan Interpersonal 8. Kecerdasan Naturalistik

(Teori bercabang tiga) Componential Sub Theory Experiental Sub Theory Teori Inteligensi Stenberg (1985) “Individu yang sedang melakukan kegiatan dalam pemecahan masalah memerlukan informasi yg telah di perolehnya untuk memecahkan masalah yg sedang di hadapinya” Triarchic Theory (Teori bercabang tiga) (Kemampuan menganalisa masalah) Componential Sub Theory (Kemampuan pemecahan masalah dgn kreatif) Experiental Sub Theory (Kemampuan adaptasi thdp setiap masalah ) Contextual Sub Theory

Multiple Cognitive Abilities Teori J.P Guilford (1887-1955) Multiple Cognitive Abilities 1. Operasi Inteligensi  Kognitif  Memori  Berfikir divergen  Berfikir konvergen  Evaluasi 2. Isi Inteligensi  Figural  Simbol  Semantik  Perilaku 3. Produk Inteligensi  Unit  Kelas  Relasi  Sistem  Transformasi  Implikasi

TEORI CATTEL DAN HORN (1965) Fluid Intelligence (Gf) Kemampuan dlm teknik penyelesaian masalah yg baru Crystallized Intelligence (Gc) Kemampuan dlm mengemukakan pengalaman2 untuk penyelesaian masalah Inteligensi Papalia & Olds (1986:230)

Pengukuran Potensi Inteligensi Alfred Binet (1905) Ia dan T. Simon adalah perintis tes IQ (mental age) pertama kali di Prancis. Tujuan tes ini adalah untuk memprediksi performa di sekolah. Jadi mereka ingin menentukan mana anak yg berkebutuhan khusus atau tidak agar anak2 tsb dapat berkembang optimal. Untuk mengukur kecerdasan anak-anak ia lebih menekankan kepada keterampilan verbal yg memiliki tingkat kesulitan yg teratur. Tes IQ-nya dinamakan Binet-Simon Intelligence Scale. Rumus pengukuran IQ Binet & Simon adalah :

Pengukuran Potensi Inteligensi Lewis Terman (1877-1956) Ia adalah perintis tes IQ di Benua Amerika. Ia jg merevisi teori Binet-Simon yang hanya mengunakan tes IQ untuk anak yang kurang cerdas atau terbelakang. Ia lebih tertarik untuk men-tes anak-anak yg berbakat. Untuk mengukur kecerdasan anak-anak ia menggunakan pertanyaan dengan menggunakan analogi, sinonim dan antonim serta teka-teki logika. Ia menyebut tes IQ nya ini dengan Stanford- Binet Intelligence Scale. Materi yang terdapat dalam skala Stanford-binet berupa sebuah kotak berisi bermacam-macam benda mainan tertentu yang akan disajikan pada anak-anak. Dua buku kecil yang memuat cetakan kartu-kartu. Sebuah buku catatan untuk mencatat jawaban dan skornya, dan sebuah pedoman pelaksanaan pemberian tes. Materi tes dikelompokan menurut level usia masing-masing.

Pengukuran Potensi Inteligensi David Wechsler (1896) Tes Wechsler ini mencakup 3 jenis alat tes : Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised (WAIS-R), dipublikasikan tahun 1939. Item tes WAIS-R mencakup pengetahuan umum, atirmarik, kosa-kata, melengkapi gambar yang belum lengkap, menyusun balok dan gambar, serta menyusun objek. Wechsler Intelligence Scale for children-Revised (WISC-R), Fungsi tes ini ialah untuk mengetahui perkembangan kecerdasan kognitif anak. Menurut serangkaian penelitian WISC hanya cocok digunakan untuk mengevaluasi inteligensi, bukan untuk mendiagnosa anak berkebutuhan khusus. WISC sangat cocok untuk mengukur ketimpangan skor inteligensi dengan pencapaian hasil belajar anak di sekolah. Wechsler preschool and primary scale of intelligence (WPPSI). Materi tes ini dibuat dengan beraneka warna untuk menarik perhatian anak.

Pengukuran Potensi Inteligensi J.V. Raven (1943) Ia adalah perancang skala tes Inteligensi yg diberi nama “The Standart Progressive Matrices (SPM)”. Alat tes ini adalah salah satu bentuk skala inteligensi yang dapat diberikan secara individual maupun secara kelompok. SPM merupakan alat tes yang bersifat non-verbal, artinya materi soalnya diberikan tidak dalam bentuk tulisan ataupun bacaan melainkan dalam bentuk gambar-gambar. Karena instruksi pengerjaannya diberikan secara lisan, maka alat tes ini dapat digunakan untuk subjek yang buta huruf sekali pun. Diciptakan pertama kali di tahun 1936, diterbitkan pertama kali di tahun 1983, SPM ini telah mengalami berbagai revisi sampai revisi terakhir yang dijumpai di Indonesia yaitu revisi tahun 1960 (dalam Azwar 1996 :119).

Emotioal Intelligence Kecerdasan Emosi Pada awalnya di teliti oleh Howard Gardner (dosen Harvard), Peter Salover (dosen Yale), dan John Mayer (dosen New Hampshire) pada tahun 1970 - 1980 Pada tahun 1995, Daniel Goleman mempopulerkan teori ini lewat bukunya yg fenomenal “Emotional Intelligence: Why it can matter more than IQ” Menurut Goleman (1996) kecerdasan intelektual (IQ) bila tidak disertai dengan pengolahan emosi yang baik tidak akan menghasilkan seseorang sukses dalam hidupnya. Peranan IQ hanyalah sekitar 20% untuk menopang kesuksesan hidup seseorang, sedangkan 80% lainnya ditentukan oleh faktor yang lain. Selanjutnya ia mengatakan bahwa pentingnya pengelolaan emosi bagi manusia dalam pengambilan keputusan bertindak adalah sama pentingnya, bahkan seringkali lebih penting daripada nalar, karena menurutnya, kecerdasan intelektual tidak berarti apa-apa bila emosi yang berkuasa.

Spiritual Intelligence Kecerdasan Spiritual (Agama) Dipopulerkan oleh pasangan suami-istri, Danah Zohar dan Ian Marsal pada tahun 1997, di Amerika Serikat. Menurut pendapat mereka, “kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai dalam kehidupan”. Kecerdasan ini terletak dalam suatu titik yang disebut dengan God Spot (titik tuhan) Sedangkan menurut Ary Ginanjar (dalam ESQ), bahwa SQ adalah kemampuan untuk mendengar suara hati kita.

Bila SQ tanpa IQ dan EQ, maka ia bagaikan “Pertapa” Kecerdasan spiritual merupakan penyeimbang dari 2 kecerdasan sebelumnya yaitu IQ dan EQ. Orang yang memiliki IQ tinggi tetapi tidak dibarengi dengan EQ, jauh dari kesuksesan. Tetapi bila IQ dan EQ tanpa disertai SQ, maka ia akan menjadi perusak bangsa. Contohnya : Hitler Bila SQ tanpa IQ dan EQ, maka ia bagaikan “Pertapa” IQ EQ SQ Kesempurnaan Hidup

(Al-Quran surah Al-A’raf ayat 22) PENUTUP إنَّ شَرَّ الدَّوَابِ عِنْدَ اللهِ الصُّمُّ البُكْمُ الَّذِيْنَ لاَيَعْقِلُوْنَ “Sesungguhnya seburuk-buruk makhluk melata disisi Allah mereka adalah (manusia) yang tuli dan bisu, yang tidak mau menggunakan akalnya” (Al-Quran surah Al-A’raf ayat 22)

SEKIAN DAN TERIMA KASIH