Sistem Numerasi Arab-Hindu

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Penjumlahan dan Pengurangan Dua Bilangan Bulat
Advertisements

BILANGAN ROMAWI Suparwoto-Siak LPMP PEKANBARU.
Penulisan singkatan, akronim, angka dan bilangan
TEKNIK PENULISAN PENELITIAN
Sistem Bilangan.
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA-ARTIKEL ILMIAH (PKM-AI)
Membaca Bilangan Romawi
SISTEM LAMBANG BILANGAN
Pertemuan 1 Sistem Bilangan Departemen Agama Republik Indonesia.
Sifat komutatif pada penjumlahan
Sistem Pengolahan Data Komputer
BAB II PECAHAN II.1. Pecahan Desimal. Pecahan desimal tersusun atas
SISTEM BILANGAN DAN KODE
BAHASA RAKITAN Kenapa harus mempelajari bahasa rakitan :
Representasi data Dan Sistem Bilangan
7. SISTEM BILANGAN  Pada dasarnya, komputer baru bisa bekerja kalau ada aliran listrik yang mengalir didalamnya.  Aliran listrik yang mengalir ternyata.
Renni Angreni, M.Kom. Pertemuan 7. Representasi Data dan Sistem Bilangan Pada dasarnya, komputer baru bisa bekerja kalau ada aliran listrik yang mengalir.
KELOMPOK 1 Standar Kompetensi : Bilangan
MATEMATIKA DASAR.
Chapter 3 Math Essential 3rd week.
Pada bab ini kita akan belajar:
SISTEM BILANGAN Sistem bilangan yang biasa digunakan pada piranti digital adalah sistem-sistem bilangan biner, desimal, dan heksa-desimal. Sistem desimal.
BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data)
TEORI BILANGAN.
TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR
Bilangan Asli Dan Cacah
MK SISTEM DIGITAL SESI II SISTEM BILANGAN
Pengantar Teknologi Informasi
PENULISAN LAPORAN TEKNIK (PLT) Pertemuan 6 & 7
Pertemuan 8 Bilangan Binari
Penjumlahan dan Pengurangan Dua Bilangan Bulat
CARA PENGETIKAN KE-3 Dwiyati Pujimulyani Fakultas Agroindustri
ARITMATIKA PERTEMUAN I SEJARAH ARITMATIKA DAN PERKEMBANGANNYA Oleh
1. Ervin novita 2. Kusrini 3. Athiya Rizqiana 4. Yulianti Widya 5
MENGOPERASIKAN BENTUK PECAHAN, DESIMAL dan PERSEN
CARA PENGETIKAN MI KE-6 Dwiyati Pujimulyani Fakultas Agroindustri
Sistem Numerasi Arab-Hindu
CARA PENGETIKAN Komunikasi Ilmiah KE-4
Sistem bilangan komputer #4
Mengenal nama dan lambang bilangan.
Bilangan Bulat dan Pecahan
Sejarah & Pengertian Bilangan
Bilangan Maya.
Pertemuan 1 Sistem Bilangan Departemen Agama Republik Indonesia.
REPRESENTASI BILANGAN
Matematika Lanjutan Bilangan Bulat Ke Pokok Pembahasan.
Tehnik penulisan Tugas Akhir (2)
Oleh Sukayati Widyaiswara PPPPTK Matematika YOGYAKARTA
Analisis Kesalahan (EYD)
SEJARAH MATEMATIKA MATEMATIKA ARAB
TEKNIK DIGITAL BAB II Sistem Bilangan dan Sistem Kode Oleh : M
Sistem Pengolahan Data Komputer
Maya Nurlastyaningtyas Universitas Muhammadiyah Surakarta
PROBABILITAS DAN STATISTIK
BAB V b SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Representasi Data)
PEMBELAJARAN PECAHAN DI SD
Sistem Bilangan Dwi Sudarno Putra
Mata Kuliah Teknik Digital
SISTEM BILANGAN DAN KODE BILANGAN
Aturan angka penting 1.Semua angka bukan nol adalah angka penting 2.Angka nol yang terletak dia antara dua angka bukan nol termasuk angka penting 3.Semua.
Tertib Menulis Bagian Karya Ilmiah
CARA PENGETIKAN Komunikasi Ilmiah KE-4
BILANGAN ROMAWI 21/09/2018.
Widita Kurniasari, SE, ME
SISTEM BILANGAN.
Sistem bilangan komputer
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN KSDP PROGRAM STUDI PGSD MALANG 2010 MENGENAL PECAHAN SEDERHANA OLEH :H 2008 DIAN CATUR WIBOWO.
Penjumlahan dan Pengurangan Dua Bilangan Bulat
Zaman Mesopotamia 4000 tahun yang silam, Mesopotamia sudah mencapai kemajuan yang sangat pesat dalam bidang kebudayaan dan teknologi. Bangunan dan gedung-gedung.
MATEMATIKA EKONOMI & BISNIS. Konsep Himpunan  Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda.  Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur,
Transcript presentasi:

Sistem Numerasi Arab-Hindu Sistem Numerasi Romawi

SEJARAH NUMERASI ARAB-HINDU MATEMATIKAWAN PERSIA (INDIA) BARAT ARAB EROPA (ABAD PERTENGAHAN) MENGGLOBALISASI

Set simbol dapat dibagi menjadi tiga keluarga utama: India angka yang digunakan di India Angka-angka Arab Timur yang digunakan di Mesir Timur Tengah dan Barat angka Arab yang digunakan dalam Maghreb dan selanjutnya di Eropa

Sistem angka Hindu dirancang untuk notasi posisional dalam desimal sistem. Dalam bentuk yang lebih maju, notasi posisional juga menggunakan penanda desimal (pada awalnya tanda atas yang digit tapi sekarang lebih biasanya titik desimal atau koma desimal yang memisahkan tempat yang dari tempat persepuluh), dan juga simbol untuk " digit ini kambuh adinfinitum“

Tobias Dantzig, ayah dari George Dantzig , mengatakan ini "Ini periode panjang hampir ………………….

Simbol yang digunakan untuk mewakili sistem telah terpecah menjadi berbagai varian tipografis sejak Abad Pertengahan , disusun dalam tiga kelompok utama: Barat meluas " angka Arab "digunakan dengan bahasa Latin, Cyrillic, dan abjad Yunani dalam tabel di bawah label "Eropa", turun dari "angka Arab Barat" yang dikembangkan di Al-Andalus dan Maghreb

yang "Arab-India" atau " Timur Arab angka "digunakan dengan huruf Arab , dikembangkan terutama dalam apa yang sekarang Irak . Sebuah varian dari angka Arab Timur yang digunakan dalam bahasa Persia dan Urdu. yang India angka digunakan dengan skrip dari keluarga Brahmic di India dan Asia Tenggara.

Sistem penomoran Hindu-Arab menggunakan 10 digit atau simbol yang dapat digunakan dalam kombinasi untuk mewakili semua nomor yang memungkin Angka adalah

2. Kelompok oleh puluhan, mungkin. karena kita memiliki 10 digit pada 2. Kelompok oleh puluhan, mungkin karena kita memiliki 10 digit pada dua tangan kita. Menariknya cukup, angka secara harfiah berarti jari atau jari kaki. Dalam sistem penomoran Hindu-Arab, sepuluh yang digantikan oleh satu sepuluh, sepuluh puluhan digantikan oleh seratus, sepuluh ratusan digantikan oleh seribu, seribu 10 diganti dengan 10 ribu, dan sebagainya.

3. Menggunakan nilai tempat, mulai dari kanan ke kiri, Angka pertama mewakili berapa banyak yang ada Angka kedua mewakili berapa banyak puluhan ada Angka ketiga mewakili berapa banyak ada ratusan Angka keempat mewakili berapa ribu ada dan seterusnya ... Misalnya, Dalam angka 4687, ada 7 orang, 8 puluhan, 6 ratusan, dan 4 ribu Dalam angka 72 menyatakan 2 keping/ekor/macam, 7 puluhan

4. Sistem ini aditif dan perkalian 4. Sistem ini aditif dan perkalian. Nilai angka yang ditemukan dengan mengalikan setiap nilai dengan angka yang sesuai tempat dan kemudian menambahkan produk yang dihasilkan. Tempat nilai : seratus ribu 1001 Digit : 4 6 8 7 Angka nilai : 4 × 6 × 1000 + 100 + 8 × 10 + 7 × 1 = 4000 + 600 + 80 + 7 = 4687

Angka, waktu perjalanan dari India ke Eropa

Penyebaran varian Arab Barat MENU

NUMERASI BILANGAN ROMAWI Sistem Romawi ini sudah ada sejak 260 tahun sebelum Masehi. Tetapi sistem numerasi Romawi yang seperti sekarang ini belum lama dikembangkan. Misalnya lambang bilangan untuk empat adalah “VI” yang sebelumnya adalah “IIII”. Lambang untuk 50 = L pernah bentuknya , , dan . Lambang 100 = C pernah , , , dan . Dalam sistem ini beberapa simbol dasarnya ialah I, V, X, L, C, D, M, berturut-turut untuk bilangan-bilangan satu, lima, sepuluh, lima puluh, seratus, lima ratus dan seribu, (V L dan D sebagai simbol dasar tambahan).

Beberapa kekurangan atau kelemahan sistem angka romawi, yakni : 1 Beberapa kekurangan atau kelemahan sistem angka romawi, yakni : 1. Tidak ada angka nol / 0 2. Terlalu panjang untuk menyebut bilangan tertentu 3. Terbatas untuk bilangan-bilangan kecil saja

Bilangan Romawi yang biasa digunakan yaitu : Lambang Bilangan Romawi Nilai Bilangan I 1 V 5 X 10 L 50 C 100 D 500 M 1000

Cara penulisan bilangan romawi : 1 Cara penulisan bilangan romawi : 1. Sistem Pengulangan : Pengulangan dilakukan paling banyak 3 kali. Lambang Bilangan romawi yang dapat diulang adalah : I, X, C dan M. Lambang Bilangan romawi V, L dan D tidak boleh diulang. Contoh : I = 1 C = 100 II = 2 CC = 200 X = 10 M = 1000 XX = 20 MM = 2000

2. Sistem Penjumlahan Penjumlahan dilakukan bila sebuah bilangan ditulis dengan dua angka sedangkan angka yang disebelah kanannya mewakili bilangan yang lebih kecil. Contoh : VI = 6 XI = 11 VII = 7 XV = 15 CL = 150 MD = 1500

3. Sistem Pengurangan:. Pengurangan dilakukan apabila bilangan Romawi 3. Sistem Pengurangan: Pengurangan dilakukan apabila bilangan Romawi yang di sebelah kiri kurang dari yang sebelah kanan. Pengurangan ini hanya dapat dilakukan 1 kali. Pada prinsip pengurangan ini, I hanya dapat dikurangkan dari V dan X; X hanya dapat dikurangkan dari L dan C, dan C hanya dapat dikurangkan dari D dan M. Contoh : IV = 5 – 1 = 4 XC = 100 – 10 = 90 IX = 10 – 1 = 9 CD = 500 – 100 = 400 XL = 50 – 10 = 40 CM = 1000 – 100 = 900

4. Sistem Gabungan Gabungan antara sistim pengurangan dan Penjumlahan, Contoh : XIV = 10 + (5-1) = 14 CXLIV = 100 + ( 50 – 10 ) + ( 5 – 1 ) = 144 CMXCVII = (1000-100) + (100 – 10 ) + 7 = 997

Cara mudah untuk menuliskan angka romawi adalah dengan menuliskan ribuan terlebih dahulu, ratusan, puluhan kemudian satuan. Contoh. Angka 1988. Seribu adalah M, sembilan ratus adalah CM, delapan puluh adalah LXXX, delapan adalah VIII. Digabung menjadi MCMLXXXVIII.

Untuk memberi nama kepada bilangan-bilangan besar digunakan prinsip perkalian. Sebuah strip atau coretan di atas X, C, M, XX atau yang lainya menunjukkan seribu kali nilai biasa. artinya 1000 x 10 atau 10.000 artinya 1000 x 100 atau 100.000 artinya 1000 x 1000 atau 1.000.000. artinya 1000 x 20 atau 20.000 Dua buah coretan di atas V, X, C atau yang lainnya menynjukkan perkalian dengan sejuta artinya 1.000.000 x 5 atau 5.000.000. artinya 1.000.000 x 10 atau 10.000.000

TERIMA KASIH