SISTEM KOORDINAT VEKTOR

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
1. Sistem koordinat Silinder pada Integral Lipat Tiga
Advertisements

KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK
BAB 1 ANALISIS VEKTOR 1.1 SKALAR DAN VEKTOR Skalar Vektor Medan skalar
Bentuk Koordinat Koordinat Kartesius, Koordinat Polar, Koordinat Tabung, Koordinat Bola Desember 2011.
Bab 1 Analisa Vektor.
Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola
Analisis Vektor.
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA
Elektromagnetika 1 Pertemuan ke-5
FISIKA LISTRIK DAN MEKANIKA
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA
18. Hukum Gauss.
Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola
BAB 2 VEKTOR 2.1.
Koordinat Kartesius, Koordinat Bola, dan Koordinat Tabung
Vektor By : Meiriyama Program Studi Teknik Komputer
Matakuliah : D0684 – FISIKA I
BESARAN FISIKA DAN SISTEM SATUAN
Dasar-Dasar Kalkulus Vektor untuk Medan dan Gelombang EM
INTEGRAL PERMUKAAN.
17. Medan Listrik (lanjutan 1).
1 Matakuliah: K0272/Fisika Dasar III Tahun: 2007 Versi: 0/2 Pertemuan 04 (OFC) FLUX LISTRIK HUKUM GAUSS DAN DIVERGENSI.
FLUKS LISTRIK HUKUM GAUSS DAN DIVERGENSI
1 Matakuliah: K0272/Fisika Dasar III Tahun: 2007 Versi: 0/2 Materi yang dibahas : 1. Analisa vektor 2.Hukum Coulomb dan Definisi medan listrik 3. Intensitas.
Dasar-Dasar Kalkulus Vektor untuk Medan dan Gelombang EM
Bab 1 Elektrostatis.
1. Sistem koordinat Silinder pada Integral Lipat Tiga
Tri Rahajoeningroem, MT T. Elektro - UNIKOM
INTEGRAL GARIS SKALAR DAN INTEGRAL PERMUKAAN
VEKTOR 2.1.
BAB 1 Vektor.
Tri Rahajoeningroem,MT T. Elektro - UNIKOM
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN
FLUKS LISTRIK DAN HUKUM GAUSS
※ KOORDINAT KARTESIUS & KOORDINAT KUTUB
MEDAN LISTRIK Fandi Susanto S.Si.
Analisa Vektor sistem koordinat
Fisika Dasar 2 Pertemuan 3
FLUKS LISTRIK DAN HUKUM GAUSS
GGL IMBAS 1/5/2018 Stttelkom.
OPERASI VEKTOR Pertemuan 3
PERKALIAN VEKTOR Di sini ditanyakan apa yang dimaksud dengan fisika.
BAB 2 VEKTOR Pertemuan
MEDAN LISTRIK OLEH DISTRIBUSI MUATAN
INTENSITAS MEDAN LISTRIK
SOAL-SOAL UN 2001 Bagian ke-3.
VEKTOr Fisika I 4/30/2018.
Fisika Dasar 2 Pertemuan 4
BAB 4 : ENERGI DAN POTENSIAL
FLUX LISTRIK HUKUM GAUSS DAN DIVERGENSI
MEDAN ELEKTROMAGNETIK TF 2204
KERAPATAN FLUKS LISTRIK, HUKUM GAUSS DAN DIVERGENSI
SISTEM KOORDINAT SILINDER
BAB 3 VEKTOR 2.1.
Oleh : Farihul Amris A, S.Pd.
FLUX LISTRIK HUKUM GAUSS DAN DIVERGENSI
Pertemuan 1 Pengenalan Konsep Aljabar Linear
Pertemuan 2 Aritmatika Vektor.
BAB 1 SISTEM KOORDINAT Disadur dari Magdy Iskander, Electromagnetic fields and waves.
BAB I ANALISIS VEKTOR 1.1 SKALAR DAN VEKTOR Skalar Vektor Medan skalar
PENJUMLAHAN BESARAN VEKTOR
※ KOORDINAT KARTESIUS & KOORDINAT KUTUB
Pengantar Teknologi dan Aplikasi Elektromagnetik
Hukum Gauss Muslimin, ST. Fakultas Teknik UNMUL.
BAB 2 VEKTOR 2.1.
VEKTOR.
※ KOORDINAT KARTESIUS & KOORDINAT KUTUB
PENGGUNAAN DIFERENSIAL
Vektor Proyeksi dari
Komponen vektor merupakan proyeksi vektor pada sumbu sistem koordinat
Transcript presentasi:

SISTEM KOORDINAT VEKTOR Tri Rahajoeningroem, MT T. Elektro - UNIKOM

Tujuan Pembelajaran Mahasiswa dapat memahami koordinat vektor Mahasiswa dapat menggunakan sistem koordinat vektor untuk menyelesaikan permasalahan dalam bidang medan elektromagnetik Mahasiswa dapat mentransformasikan sistem koordinat satu dengan koordinat yang lain

Pokok Bahasan Pokok bahasan Pengenalan sistem koordinat Kartesian, Silindris dan Bola Penggunaan sistem koordinat Kartesian, Silindris dan Bola serta contoh-contoh soal-soal. Meninjau aplikasi dari analisa vektor ini dimana terdapat dalam bidang listrik dan gelombang, mekanika, mekanika teknik, mekanika zat alir dan lain-lain.

Kegunaan Sistem koordinat Untuk dapat menjabarkan sebuah vektor secara akurat, kita harus memberikan vektor yang bersangkutan suatu panjang, arah, sudut dan proyeksi-proyeksi yang spesifik Untuk itu diperlukan sistem koordinat dalam analisis vektor Ada 3 sistem koordinat yang akan kita gunakan : 1. Koordinat cartesian (persegi) 2. Koordinat Silindris 3. Koordinat Bola

Sistem koordinat Koordinat cartesian tidak cukup !!! Terdapat beberapa kasus yang akan lebih mudah penyelesaiannya dengan menggunakan koordinat tabung dan bola Sebagai contoh, persoalan kabel yang menggunakan koordinat silindris dan persoalan antena yang memiliki penyelesaian menggunakan koordinat bola. Ilustrasi : Titik A digambarkan dalam 3 buah koordinat Koordinat cartesian = (x, y, z) koordinat silindris = (r, , z ) koordinat bola = (r,,)

Pendefinisian Variabel-Variabel Koordinat dalam Tiga Buah Sistem Koordinat Z Z Z A (r, φ, z) A (r, , z) A (r,,θ,Φ) A (x, y, z) z z z r r Y Y Y y x X X X Bentuk komponen dari sebuah vektor dalam ketiga sistem koordinat : A = Axax + Ayay + Azaz (Cartesian) A = Arar + Aa + Azaz (Silindris) A = Arar + Aa + Aa(Bola)

Bidang-bidang Permukaan Nilai Konstan untuk Tiga sistem Koordinat . Bidang-bidang Permukaan Nilai Konstan untuk Tiga sistem Koordinat

Bidang-bidang Permukaan Nilai Konstan untuk Tiga sistem Koordinat . Bidang-bidang Permukaan Nilai Konstan untuk Tiga sistem Koordinat

Bidang-bidang Permukaan Nilai Konstan untuk Tiga sistem Koordinat . Bidang-bidang Permukaan Nilai Konstan untuk Tiga sistem Koordinat

Arah vektor satuan untuk tiga sistem koordinat Masing-masing vektor satuan adalah normal terhadap bidang permukaan koordinatnya dan memiliki arah di mana koordinatnya bertambah. Semua sistem merupakan sistem tangan kanan: ax x ay = az ar x a = az ar x a = a

Transformasi skalar antar sistem koordinat Koordinat cartesian – koordinat silinder vektor dalam Cartesian : A = Axax + Ayay + Azaz Dengan masing-masing komponen merupakan fungsi dari x, y dan z; vektor dalam Silinder : Dengan masing-masing komponen merupakan fungsi dari r, Φ dan z;

Ar = (Axax + Ayay + Azaz) • ar AΦ = (Axax + Ayay + Azaz)• aΦ Untuk mendapatkan komponen sebuah vektor, kita ingat pada pembahasan perkalian titik yang menyatakan bahwa komponennya dapat dicari dengan mengambil perkalian titik ar aΦ az ax. cos -sin ay. sin az. 1 Ar = (Axax + Ayay + Azaz) • ar AΦ = (Axax + Ayay + Azaz)• aΦ Az = (Axax + Ayay + Azaz) • az

x=r cos Φ y=r sin Φ z=z r=√(x2+y2) Φ=tan-1(y/x) z=z Variabel-variabel dalam koordinat cartesian dapat dihubungkan dengan variable-variabel dari koord silindris secara relatif lebih mudah x=r cos Φ y=r sin Φ z=z r=√(x2+y2) Φ=tan-1(y/x) z=z

Transformasi skalar antar sistem koordinat Koordinat cartesian – koordinat bola vektor dalam Cartesian : A = Axax + Ayay + Azaz Dengan masing-masing komponen merupakan fungsi dari x, y dan z; vektor dalam Bola : Dengan masing-masing komponen merupakan fungsi dari r, θ dan Φ

Ar = (Axax + Ayay + Azaz) • ar Dengan cara yang sama … ar aθ aΦ ax. Sin θ Cos Cos θ Cos -Sin ay. Cos θ Sin Cos az. Cos θ -Sin θ Sin θ sin Ar = (Axax + Ayay + Azaz) • ar Aθ = (Axax + Ayay + Azaz) • aθ AΦ = (Axax + Ayay + Azaz)• aΦ

Variabel-variabel dalam koordinat cartesian dapat dihubungkan dengan variable-variabel dari koord bola secara relatif lebih mudah x=r sin θ cos Φ y=r sin θ sin Φ z=r cos θ r=√(x2+y2+z2) Θ = cos-1 (z/ √(x2+y2+z2) Φ =tan-1 (y/x)

Diferensial volume pada tiga sistem koordinat Sebagai contoh, dalam koordinat bola, elemen diferensial permukaan yang tegak terhadap ar adalah, dS = (r d)(r sin d) = r2 sin d Elemen diferensial garis, dl, adalah diagonal melalui P. Jadi, dl2 = dx2 + dy2 + dz2 (Cartesian) dl2 = dr2 + r2d2 + dz2 (Silindris) dl2 = dr2 + r2d2 + r2 sin2  d2 (Bola)

Soal-soal dan Penyelesaiannya Carilah vektor C yang memiliki arah dari M(x1, y1, z1) ke N(x2, y2, z2)! Berapakah magnituda dari vektor ini dan vektor satuan arahnya? Penyelesaian : Koordinat-koordinat titik M dan N digunakan untuk menuliskan posisi dari kedua vektor A dan B pada Gambar 1-6. Selanjutnya. C = B – A = (x2 – x1)ax + (y2 – y1)ay + (z2 – z1)az Magnituda C adalah Vektor satuannya adalah

Soal 2 Hitunglah jarak antara (5,3/2,0) dan (5,/2,10) dalam koordinat silindris! Penyelesaian : Pertama carilah posisi Cartesian dari vektor A dan b Panda gambar diperoleh : A = -5ay, B = 5ay + 10az Selanjutnya, B – A = 10ay + 10az, dan jarak ekuivalen antara kedua titik

Soal 3 Proyeksi A pada B = Jadi pada (2,2,1) Proyeksi A pada B = Diberikan A = (y – 1 )ax+2xay, carilah vektor pada (2,2,1) dan proyeksinya pada vektor B = 5ax – ay + 2az! Penyelesaian : A = (2 – 1)ax + 2(2)ay = ax + 4ay. Seperti ditunjukkan pada Gambar, proyeksi sebuah vektor pada vektor kedua dapat diperoleh dengan menyatakan vektor satuan yang searah dengan vektor kedua serta mengambil perkalian titiknya. Proyeksi A pada B = A B aB Proyeksi A pada B Jadi pada (2,2,1) Proyeksi A pada B =

Soal 4 Gunakanlah sistem koordinat bola untuk memperoleh luas area dari sebuah lembaran tipis    pada selubung bola dengan jari-jari r = a ( Gambar 1-9). Berapakah luas area yang diperoleh jika  = 0 dan  = ? Penyelesaian : Diferensial elemen permukaan adalah [ lihat Gambar diferensial volume pada tiga sistem koordinat Bola ] dS = r2 sin  d d Selanjutnya, sehingga saat  = 0 dan  = , A = 4r02, yang merupakan luas permukaan bola.