PAKAN, NUTRIEN DAN SISTEM ANALISIS KIMIA NUTRISI TERNAK : Berbagai aktivitas kimiawi dan faali yang mengubah nutrien penyusun pakan menjadi nutrien penyusun tubuh ternak BAHAN PAKAN : segala sesuatu yang dapat dimakan, disenangi, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorpsi dan bermanfaat bagi ternak.
NUTRIEN : SETIAP UNSUR ATAUPUN SENYAWA KIMIA YANG MEMPUNYAI FUNGSI SPESIFIK YANG DAPAT MENUNJANG PROSES KEHIDUPAN SEL ATAUPUN ORGANISME BERDASARKAN KOMPONEN PENYUSUNNYA PAKAN TERNAK DIURAIKAN SBB: - _KARBOHIDRAT - AIR _ LIPIDA PAKAN – _ BAHAN ORGANIK _ _ PROTEIN - BAHAN _ _ ASAM NUKLEAT KERING _ VITAMIN _ BAHAN ANORGANIK/ABU/MINERAL
SISTEM ANALISIS KIMIA ADA DUA SISTEM YAITU : SISTEM ANALISIS PROKSIMAT DAN SISTEM ANALISIS SERAT DETERJEN TUJUAN UNTUK MENGETAHUI MACAM FRAKSI ATAU SENYAWA YANG MERUPAKAN PENYUSUN PAKAN
SISTEM ANALISIS PROKSIMAT DIKEMBANGKAN OLEH HENNERBERG DAN STOHMANN PADA TAHUN 1856-1863 DI WEENDE EXPERIMENT STATION (JERMAN) –DISEBUT PULA DENGAN NAMA SISTEM ANALISIS WEENDE SEKARANG LEBIH DIKENAL DENGAN SISTEM ANALISIS PROKSIMAT KARENA NILAI YANG DIPEROLEH HANYA MENDEKATI NILAI KOMPONEN YANG SEBENARNYA
DGN ANALISIS PROKSIMAT DAPAT DIKETAHUI 6 MACAM FRAKSI YAITU : 1. AIR ; 2. ABU; 3. PROTEIN KASAR; 4. LEMAK KASAR (EKSTRAK ETHER); 5. SERAT KASAR DAN 6. EKSTRAK TANPA NITROGEN (ETN). *Khusus untuk no. 6 nilainya dicari hanya berdasarkan perhitungan yaitu 100% - jumlah % dari kelima fraksi yang lain
KOMPONEN MASING-MASING FRAKSI DAN SKEMA SISTEM ANALISI PROKSIMAT DAPAT DILIHAT PADA TABEL 1 DAN 2. AIR : SEMUA CAIRAN YANG MENGUAP PADA PEMANASAN SELAMA BEBERAPA WAKTU PADA SUHU 100-105 o C SAMPAI SISANYA YANG TIDAK MENGUAP MEMPUNYAI BOBOT TETAP. Perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesuadah dipanaskan adalah kadar air. TUJUAN UTAMANYA SEBENARNYA UNTUK MENENTUKAN KADAR BAHAN KERING DARI SUATU BAHAN
Tabel 1. Komponen masing-masing fraksi dari analisis proksimat AIR ABU PROT KASAR Lemak kasar SERAT KASAR Ekstrak tanpa nitrogen AIR, MUNGKIN TERDAPAT ASAM VOLATIL DAN BASA -MAKRO : Ca, K, Mg, Na, S, P, Cl MINERAL ESENSIAL- - MIKRO :Fe, Mn, Cu, Co, I, Zn, Si, Mo, Se, Cr, F, V, Sn, As, Ni. MINERAL NONESENSIAL : Ti, Al, B, Pb. Protein, asam amino, asam nukleat, amin, nitrat, glikosida bernitrogen, vitamin B Lemak, minyak, lilin, asam organik, pigmen, sterol dan vit A,D,E,K Selulosa, hemiselulosa dan lignin Selulosa, hemiselulosa, gula, fruktan, pati, pektin, asam organik, tannin, pigmen dan vit larut air
TABEL 2. SKEMA SISTEM ANALISIS PROKSIMAT CUPLIKAN PAKAN (KERING UDARA) KERING OVEN (100 – 105 c) BAHAN KERING BAKAR EE KJELDAHL REBUS ASAM Abu lemak kasar destruksi ampas filtrat destilasi rebus basa tampung tampung filtrat ampas H2SO4 H3BO3 titrasi titrasi titrasi titrasi bakar tanur blanko sampel sampel blanko abu NaOH HCl NITROGEN (pk) NITROGEN )pk) SERAT KASAR
HAL TERSEBUT PENTING KARENA BOBOT BAHAN KERING AKAN DIGUNAKAN SBG STANDAR BOBOT UNTUK PENENTUAN KADAR FRAKSI LAINNYA. BILA BERDASAR BHN SEGAR MAKA AKAN DIPEROLEH NILAI KADAR FRAKSI YANG BERLAINAN DARI SETIAP HASIL ANALISIS YANG BERBEDA WAKTU MESKIPUN CUPLIKANNYA SAMA.
ABU : ADALAH SISA PEMBAKARAN SEMPURNA DARI SUATU BAHAN ABU : ADALAH SISA PEMBAKARAN SEMPURNA DARI SUATU BAHAN. Bahan apabila dibakar sempurna pada suhu 500-600o C selama beberapa waktu maka semua senyawa organiknya akan terbakar menjadi CO2 H2O dan gas lain yg menguap, senyawa lain yang tidak menguap disebut abu atau campuran dr berbagai oksida mineral sesuai dg macam mineral yang terkandung di dlm bhnnya. Mineral pada abu dpt berasal dr seny. Organik ex. Fosfor dr protein Selama pembakaran ada mineral yang menguap ex. Na, Cl, K, P, dan S. Shgg abu tidak dpt utk menunjukkan adanya zat anorganik didalam pakan secara tepat baik kualitatif /kuantitatif. Berguna untuk penentuan kdr ekstrak tanpa nitrogen.
Protein kasar : adalah nilai hasil bagi dari total nitrogen ammonia dengan faktor 16% (16/100) atau hasil kali dari total nitrogen ammonia dengan faktor 6.25 (100/16). Nitrogen dalam pakan tidak hanya berasal dari protein saja tetapi ada juga nitrogen yang berasal dari senyawa bukan protein atau nitrogen nonprotein (nonprotein nitrogen / NPN) shgg nilai yang didapat merupakan nilai yang disebut dgn protein kasar.
Prinsip penentuan protein kasar : Asam sulfat (H2SO4) pekat dengan katalisator CuSO4 dan K2SO4 dapat memecah seny. nitrogen shgg berubah menjadi (NH4)2SO4 kecuali nitrat dan nitrit Dlm suasana alkalis (NH4)2SO4 akan melepaskan ammonia (NH3) yang ditampung dalam asam sulfat standar (H2SO4 0,1 N) atau asam borat standar (H3BO3 0,1N). Penampung dan blanko dititrasi dengan NaOh 0,1 N atau HCl 0,1 N shgg diketahui jumlah ammonianya yang berarti juga dpt diketahui jmlh nitrogennya akhirnya dpt dihitung jumlah protein kasar nya.
Lemak kasar : campuran bebrapa senyawa yang larut dalam pelarut lemak (ether, petroleum ether, prteoleum benzeen ) shhg lebih tepat disebut sebagai Ekstrak ether. Disebut lemak kasar karena merupakan campuran dari bebrapa senyawa yang larut di dalam pelarut lemak Penentuan dikerjakan dgn ekstraksi menggunakan zat pelarut lemak menurut Soxhlet. Bila sudah larut dan kemudian pelarutnya diuapkan maka yang tertinggal adalah lemak kasarnya.
Serat kasar : Serat kasar dalam arti umum adalah semua seny organik yg terdapat di dalam pakan yang kecernaannya rendah. Dalam analisis proksimat SK adalah semua seny organik yang tidak larut di dlm perebusan dgn larutan H2SO4 1,25% dan pada perebusan dgn larutan NaOH 1,25% yang berurutan selama 30 menit Dlm perebusan semua seny organik akan larut kecuali serat kasar dan bebrapa mcm mineral. Ampas hasil saringan bila dibakar sempurna maka serat kasarnya akan menjadi gas CO2 dan H2O yang menguap sdng mineralnya akan menjadi abu/campuran oksida mineral
Ekstrak tanpa nitrogen : umum ; sekelompok kh yang kecernaannya tinggi Analisis proksimat ETN adalah sekelompok KH yg mudah larut pada perebusan dgn H2SO4 1,25% dan pada perebusan dgn larutan NaOH 1,25% yang berurutan selama 30 menit. Walaupun demikian perhitungan hanya dgn rumus : 100% - (%air+%abu+%protein ksr+%lemak ksr+% serat ksr)
SISTEN ANALISIS SERAT DETERGEN BAHAN PAKAN ASAL TANMAN TERDIRI 2 FRAKSI YAITU FRAKSI PENYUSUN ISI SEL DAN FRAKSI PENYUSUN DINDING SEL FRAKSI PENYUSUN ISI SEL TERDIRI DARI GULA, PATI, KH YANG LARUT, PEKTIN, NPN, PROTEIN, LIPIDA DAN ZAT LAIN YANG LARUT DI DALAM AIR TERMASUK VIT DAN MINERAL. FRAKSI INI LARUT DLM AIR SHGGA DISEBUT PULA DGN NEUTRAL DETERGENT SOLUBLE (NDS), JUGA MEMPUNYAI KECERNAAN YANG TINGGI (98%) SHGG MERUPAKAN NUTRIEN YANG TERSEDIA YANG UTAMA
FRAKSI PENYUSUN DINDING SEL TERDIRI DARI SELULOSA, HEMISELULOSA, LIGNIN DAN SILIKA. FRAKSI INI TIDAK LARUT DALAM AIR SEHINGGA SUKAR DICERNA DISEBUT PULA DENGAN NEUTRAL DETERGENT INSOLUBLE FIBER (NDF) YG NUTRIEN TERSEDIANYA RENDAH. BERDASARKAN SIFAT DARI KEDUA KELOMPOK DIATAS MAKA UNTUK MENGANALISISNYA DAPAT DIKERJAKAN DGN SISTEM ANALISIS SERAT DETERGEN MENURUT VAN SOEST. VAN SOEST DAN MOORE MENYATAKAN BAHWA TERDAPAT KORELASI YANG BAIK ANTARA KECERNAAN IN-VIVO DAN ISI SEL (NDS), DINDING SEL (NDF) DAN LIGNIN DENGAN DATA KECERNAAN IN-VITRO
PENENTUAN KECERNAAN MURNI (TRUE DIGESTIBILITY/TD) IN-VITRO DR BHN KERING HIJAUAN PKN TERNAK DGN MENGGUNAKAN RUMUS : TD = 0.98 NDS + 147.3 NDF – 78.9 LOG LIGNIN (RUMUS 1) DGN KETENTUAN NDS DAN NDF DINYATAKAN DALAM PERSENTASE DARI BAHAN KERING PAKAN, LIGNIN DINYATAKAN DLAM PERSENTASE DARI LIGNIN TIDAK LARUT ASAM (ACID INSOLUBLE LIGNIN) DI DALAM FRAKSI ADF.
PENETUAN KECERNAAN SEMU (APPARENT DIGESTIBILITY/AD) IN-VIVO : AD= 0.98 NDS + NDF (147.3 – 78.9 LOG LIGNIN) + 12,9% … (RUMUS 2) DGN KETENTUAN ANGKA 12,9% ADALAH PERSENTASE KONSTAN BOBOT BAHAN KERING HIJAUAN PAKAN KARENA PENGARUH BAHAN KERING METABOLIK FESES DAN FAKTOR LAIN ADALAH SAMA DENGAN KETENTUAN RUMUS 1.
SKEMA SISTEM ANALAIIS SERAT DETERGEN CUPLIKAN BAHAN CERNA DETERGEN NETRAL LARUT DETERGEN NETRAL TAK LARUT DETERGEN NETRAL (NDS/ISI SEL) (NDF/ DINDING SEL) CERNA DETERGEN ASAM TAK LARUT DETERGEN ASAM LARUT DETEREGEN ASAM (ADF SELULOSA, LIGNIN, SILIKA,) (ADS HEMISELULOSA DAN NITROGEN DINDING SEL) CERNA H2SO4 CERNA KMnO4 Selulosa Residu lignin Residu (larut) (larut) TANUR TANUR LIGNIN SILIKA SELULOSA SILIKA (GAS) (ABU) (GAS) (ABU)
Contoh soal 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan nutrisi ternak, nutrien dan pakan? 2. Jelaskan pengelompokan bahan pakan berdasar komposisi kimianya? 3. Mengapa analisis proksimat disebut dengan analisis Wendee? 4. Apa tujuan dari analisis Vant Soest? 5. Sebutkan keunggulan analisis proksimat dibanding analisis Vant Soest?