MODUL 11. Analisa & Perancangan Kerja 1. Tujuan Instruksional Khusus

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
METODE STATISTIKA Pertemuan III DISTRIBUSI SAMPLING.
Advertisements

Handout Analisis & Pengukuran Kerja
PENGUKURAN WAKTU : untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan
BAB VII TEKNIK EVALUASI DAN REVIEW PROYEK.
Analisa Data Statistik Chap 9a: Estimasi Statistik (Interval Kepercayaan Sampel Tunggal) Agoes Soehianie, Ph.D.
MODUL 1 Analisis & Informasi Proses Bisnis (CSA221)
PENGUKURAN SISTEM KERJA - I
Perancangan Sistem Produksi
PENGERTIAN DASAR Prof.Dr. Kusriningrum
SELAMAT SIANG.
Bab1.Teori Penarikan Sampel
Ukuran Variasi atau Dispersi
BAB VI UKURAN VARIASI ATAU DISPERSI (Pengukuran Dispersi) (Pertemuan ke-8) Oleh: Andri Wijaya, S.Pd., S.Psi., M.T.I. Program Studi Sistem Informasi Sekolah.
Ukuran Penyimpangan (Dispersi)
PENAKSIRAN (ESTIMASI)
PENARIKAN SAMPEL & PENDUGAAN PARAMETER
Dosen Pembimbing Gisoesilo Abudi
Pengujian Hipotesis Satu Rata-rata Sampel besar (n > 30)
Bab 5 Distribusi Sampling
MODUL 9. PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI
Statistika Inferensi : Estimasi Titik & Estimasi Interval
DISTRIBUSI SAMPLING Inne Novita Sari.
Work sampling.
PENDAHULUAN Penelitian kerja dan analisa metode kerja memusatkan perhatian pada bagaimana suatu pekerjaan akan diselesaikan Aplikasi prinsip dan teknik.
MODUL 14. Analisa & Perancangan Kerja
TEORI PENDUGAAN (TEORI ESTIMASI)
PENGENDALIAN KUALITAS - pertemuan 05 -
METODE & PENGUKURAN KERJA
MODUL 10. Analisa & Perancangan Kerja
PENGUKURAN WAKTU BAKU TAK LANGSUNG
“Penyimpangan Ukuran yang diizinkan pada pengerjaan dengan mesin tanpa
MODUL 10. PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI
UJI HIPOTESIS.
UJI HIPOTESIS.
MODUL 13. Analisa & Perancangan Kerja
pengendalian kualitas dalam proses.
Pengukuran Kualitas Secara Statistik
UKURAN VARIASI ATAU DISPERSI (Pengukuran Dispersi)
ERGONOMI.
DESAIN PORTFOLIO DSI 332.
Probabilitas dan Statistika
MODUL 12. Analisa & Perancangan Kerja
DISTRIBUSI SAMPLING Inne Novita Sari.
ESTIMASI dan HIPOTESIS
MODUL 13. Analisa & Perancangan Kerja II
SAMPLING DAN DISTRIBUSI SAMPLING
ILMU DASAR DISIPLIN TEKNIK INDUSTRI
BAB 3 PENARIKAN SAMPEL DAN PENDUGAAN
Bab 5. Teori Pendugaan PENDUGAAN TUNGGAL
DASAR-DASAR PERANCANGAN PABRIK (PLANT DESIGN)
Aplikasi Komputer & Pengolahan Data UKURAN TENDENSI SENTRAL
satu kegiatan terpisah sama sekali dari lainnya, dan
TUGAS MANDIRI DIKUMPULKAN RABU, 6 APRIL 2011
DISTRIBUSI PELUANG Nugroho.
UKURAN VARIASI ATAU DISPERSI (Pengukuran Varians)
11 Uji Hipotesis Sampel Kecil dan Besar
PENGUKURAN WAKTU : waktu baku penyelesaian pekerjaan
Penaksiran Parameter Bambang S. Soedibjo.
Bab 5 Distribusi Sampling
WORK SAMPLING.
Teori Penarikan Sampel
C. Ukuran Penyebaran Data
Peta Konsep. Peta Konsep C. Ukuran Penyebaran Data.
PENDUGAAN PARAMETER STATISTIK
STATISTIKA 2 3. Pendugaan Parameter I OLEH: RISKAYANTO
PENGENDALIAN : BIAYA OVERHEAD PABRIK (Factory Overhead Control)
TEORI PENDUGAAN (TEORI ESTIMASI)
Bila ada 2 populasi masing-masing dengan rata- rata μ 1 dan μ 2, varians σ 1 2 dan σ 2 2, maka estimasi dari selisih μ 1 dan μ 2 adalah Sehingga,
Distribusi Sampling Menik Dwi Kurniatie, S.Si., M.Biotech.
PENDUGAAN STATISTIK Tita Talitha, MT. PENDAHULUAN Konsep pendugaan statistik diperlukan untuk membuat dugaan dari gambaran populasi. Konsep pendugaan.
Transcript presentasi:

MODUL 11. Analisa & Perancangan Kerja 1. Tujuan Instruksional Khusus Diharapkan mahasiswa dapat memahami untuk melakukan pengukuran waktu kerja dengan jam henti dan melakukan pengujian data. 2. Daftar Materi Pembahasan 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. Melakukan Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti Rumus Pengujian Data Melakukan Pengujian Data Cara Perhitungan Waktu Siklus, Normal dan Baku 3. Pembahasan 2.1. Melakukan Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti Sesuai dengan namanya, maka pengukuran waktu ini menggunakan jam henti (stop watch) sebagai alat utamanya. Cara ini tampaknya merupakan cara yang paling banyak dikenal, dan karenanya paling banyak dipakai. Salah satu yang menyebabkan adalah kesederhanaan aturan-aturan yang dipakai. Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati pekerja dan mencatat waktu waktu kerjanya baik setiap elemen ataupun sikus dengan menggunakan alat alat yang telah disiapkan diatas. Bila operator telah siap didepan mesin atau ditempat kerja lain yang waktu kerjannya akan diukur, maka pengukur memilih posisi tempat dia berdiri mengamati dan mencatat. Posisi ini hendaknya sedemikian rupa sehingga operator tidak terganggu gerakan gerakannya ataupun merasa canggung karena terlampau merasa diamati, misalnya juga pengukur berdiri dekat didepan operator. Posisi ini pun hendaknya memudahkan pengukur mengamati jalannya pekerjaan sehingga dapat mengikuti dengan baik saat suatu siklus/elemen bermula dan berakhir. Umumnya posisi agak menyamping dibelakang operator sejauh 1,5 meter merupakan tempat yang baik. Berikut ini adalah hal hal yang dikerjakan selama pengukuran berlangsung. Hal pertama yang dilakukan adalah pengukuran pendahuluan. Tujuan melakukan pengukuran pendahuluan adalah untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan untuk tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan. http://www.mercubuana.ac.id

Jumlah k 4 n  ( Xj X ) N 1 122 15 8,133 = 2,85 x = 2,85 4 * Hitung harga rata-rata dan harga rata-rata subgurp dengan : 56,00  X Xi = k  Dimana: X adalah harga rata-rata dari subgrup ke -1 k adalah banyaknya subgrup yang terbentuk sehingga :  56 X = = 14 4 * Hitung standar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian dengan :  ( Xj X )  2  = N 1 dimana : N adalah jumlah pengamtan pendahuluan yang telah diselesaikan Xj adalah waktu penyelesaian yang teramati selama pengukuran pendahuluan yang telah dilakukan. sehingga :  = (14 -14)2 + (10 - 14)2 + ........(15 - 14)2 16 - 1 122 15  = = 8,133 = 2,85 * Hitung standard deviasi dan distribusi harga rata-rata sub grups dengan :   x =  n Dimana : n adalah besarnya sub grup sehingga  2,85 4  x = = 1.425 http://www.mercubuana.ac.id

Sebagai contoh, katakanlah rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan adalah 100 detik. Harga ini tidak pernah diketahui kecuali jika dilakukan tak terhingga kali pengukuran. Paling jauh yang didapat dilakukan adalah memperkirakannya dengan melakukan sejumlah pengukuran. Dengan pengukuran yang tidak sebanyak itu maka rata-rata yang diperoleh, mungkin tidak 100 detik, tetapi suatu harga yang lain, misalnya 88, 96, atau 105 detik. katakalah rata-rata pengukuran yang didapat 96 detik. Walaupun rata rata sebenarnya (=100 detik) tidak diketahui, jika jumlah pengukuran yang dilakukan memenuhi untuk ketelitian 10% dan tingkat keyakinan 95%, maka pengukuran mempunyai keyakinan 95% bahwa 96 detik itu terletak pada interval harga rata rata sebenarnya dikurangi 10% dari rata rata ini, dan harga rata rata sebenarnya ditambah 10% dari rata rata ini. Mengenai pengaruh tingkat tingkat ketelitian dan keyakinan terhadap jumlah pengukuran yang diperlukan dapat dipelajari secara statistik. Tetapi secara intuitif hal ini dapat diduga yaitu bahwa semakin tinggi tingkat ketelitian dan semakin besar tingkat keyakian, maka semakin banyak pengukuran yang diperlukan. B. Pengujian Keseragaman Data Sekarang akan kita lihat beberapa hal yang berhubungan dengan pengujian keserangan Data. Secara teoritis apa yang dilakukan dalam pengujian ini adalah berdasarkan teori statistik tentang peta-peta kontrol yang biasanya digunakan dalam melakukan pengendalian kualitas dipabrik pabrik atau tempat tempat kerja lain. Telah dikemukakan bahwa satu langkah yang dilakukan sebelum melakukan pengukuran adalah merancang suatu sistem kerja yang baik, yaitu yang terdiri dari kondisi kerja dan cara kerja yang baik. Jika yang dihadapi adalah suatu sistem kerja yang sudah ada, maka sistem ini dipelajari untuk kemudian diperbaiki. Jika sistemnya belum ada maka yang dilakukan adalah merancang sesuatu yang baru dan baik. Terhadap sistem kerja yang baik inilah pengukuran waktu dilakukan, dan dari sistem inilah waktu penyelesaian pekerjaan dicari. Walupun senjutnya pembakuan sistem yang dipandang baik ini dilakukan, seringkali pengukur, sebagaimana halnya juga operator, tidak mengetahui terjadinya perubahan perubahan pada sistem kerja. Memang perubahan adalah sesuatu yang wajar karena bagaimanapun juga suatu sistem tidak dapat tetap dipertahankan terus menerus pada keadaan yang tepat sama. Keadaan sistem yang selalu berubah dapat diterima, asalkan perubahannya adalah yang memang sepantasnya terjadi. http://www.mercubuana.ac.id