Rinitis Alergi.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Dr. Rr. Retnaningtyas Sugma Y.
Advertisements

REAKSI HIPERSENSITIVITAS
DIABETES MELLITUS.
Matrissya Hermita Biopsikologi UG
IMMUNOLOGI Antibodi.
URTIKARIA dr. RINA GUSTIA, Sp.KK.
Tiga dari hal2 yg ada dibawah ini terdapat pd klien
Reaksi Alergi Hipersensitivitas Aldo Candra ( )
KELOMPOK 33 : SYANTO REZKY DUWILA
Epidemiologi Asma Bronkiale
Eksim: Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan
Dermatitis Atopi Haryson Tondy Winoto, dr.,Msi.Med.,Sp.A IKA UWKS.
Suatu respon imun yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan bahkan dapat menyebabkan kematian Alergen: antigen yg dpt memprovokasi respon hipersensitif.
AUTAKOID DAN ANTAGONISNYA
OLEH: Rina Yuniarti, S.Farm, Apt.
RINITIS ALERGI Nina Irawati
PILEK PENGERTIAN: Pilek, biasa juga dikenal sebagai nasofaringitis, rinofaringitis, koriza akut, atau selesma, merupakan penyakit menular pada sistem pernapasan,
ANAFILAKSIS Haryson Tondy Winoto, dr. Msi.Med. Sp.A Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
ASKEP URTICARIA Luky dwiantoro.
TUGAS AA “ PENYAKIT JANTUNG KORONER ( PJK ) “
Asuhan keperawatan pada klien dengan infeksi hiv – aids
Penyakit Asma Akibat Kerja
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
Imunologi DISUSUN OLEH: MILA ASTASIA TINGKAT: 1A.
ASMA BRONKHIALE Suharno, S.Kep.,Ners.,M.Kes.
“(SISTEM PERTAHANAN TUBUH)”
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
Kehamilan dengan infeksi (rubella dan hepatitis)
Dermatitis Atopik Peradangan kulit yang melibatkan perangsangan berlebihan (alergi) Melibatkan limfosit dan sel mast Histamin dari sel mast menyebabkan.
Fransiska Ayuningtyas.W Akfar Theresiana Semarang
Polip Polip hidung adalah pertumbuhan jaringan pada saluran pernapasan hidung atau pada sinus. Polip adalah jaringan yang lembut, tidak terasa sakit.
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Lisa Andina, S.Farm, Apt. RESPON IMUN SPESIFIK.
Syok anafilaktik Nasman Puar Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
KONSEP DASAR IMUNOLOGI
HIPERSENSITIFITAS Lisa Andina, S.farm, Apt..
Imunologi Oleh: Irene Katrin 1A AKBID ALIFAH PADANG.
Polip Hidung Adalah : massa lunak bertangkai. putih atau keabuan, bening licin dlm rongga hidung. Asal : Pembengkakan mukosa hidung atau sinus yg berisi.
Immunosupresan Stephanie D.A.
Senjata Cerdas Manusia : “ANTIBODY”
IMUNOLOGI DASAR dr. Ali Sodikin, SpPD dr. Bangun Oktavian, SpJP
Hidung & Sinus Para Nasal
KONJUNGTIVITIS by. Christianto Nugroho S.Kep.Ns.
by Dr. Sari Handayani Pusadan, Sp.KK, M.Kes
RINITIS VASOMOTOR Etiologi: Belum diketahui dgn pasti
RINITIS Dr. Khairiyadi, Sp.A, M.Kes.
RINITIS MEDIKAMENTOSA = RINITIS HIPEREMIKA
CASE REPORT RHINITIS ALERGI
SELAMAT DATANG KEPADA PARA PESERTA PENYULUHAN TB DOTS PAROKI HATI KUDUS YESUS TELUK DALAM, 21 OKTOBER 2014.
S 1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMSurabaya
KELOMPOK 4 : NADILA RIANA PUTRI .S K PUTRI YANTI K TRIA HARYUNI .D K
Sistem Kekebalan Pada Manusia.
Polip Hidung Adalah : massa lunak bertangkai. putih atau keabuan, bening licin dlm rongga hidung. Adalah : massa lunak bertangkai. putih atau keabuan,
LEBIH BAIK MENCEGAH DARIPADA MENGOBATI dr. Puspa Rosfadilla, M.Ked (Paru), Sp.P.
ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Akut. ISPA  ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut yang terjadi secara tiba-tiba, mulai dari hidung sampai gelembung.
 Imunologi: Ilmu yang mempelajari sistim imunitas tubuh  Sistim imunitas : mekanisme pertahanan tubuh terhadap foreign antigen.
DR. FARAH m. RIDWAN, SP.PD (promosi kesehatan 24 mei 2017)
Anemia pada Remaja Puteri Puskesmas Cipedes dr Rinny Oktafiani 2017.
Syok anafilaktik PKM ANREAPI. Syok Suatu sindrom klinik yang mempunyai cici-ciri berupa : Hipotensi Takikardi Hipoperfusi (urine
Anemia pada Remaja Puteri dr. Aris Rahmanda UPTD Puskesmas Bojong Rawalumbu – Peserta Dokter Intership Indonesia 2016.
ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Akut. ISPA  ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut yang terjadi secara tiba-tiba, mulai dari hidung sampai gelembung.
IMUNOTERAPI Maret 2012.
RHINITIS ALERGI.
ANAFILAKSIS IMTIHANAH AMRI.
TES CUKIT ( SKIN PRICK TEST )
Alergi Susu Sapi Dr. Rahma, M.Kes, Sp.A.
AlERGI Pertama kali diperkenalkan oleh von Pirquet tahun 1906
Syara Marsa Pembimbing dr. Cut Putri Yohana, M.sc, Sp.KK.
Asma Bronkiale & PPOK dr. Ketut Aditya R. Puskesmas Lindi.
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
Transcript presentasi:

Rinitis Alergi

PENDAHULUAN Definisi Rinitis alergi = RA : Mrpkan reaksi hipersensitivitas tipe I Gell & Coomb yg diperantarai oleh Ig E dgn mukosa hidung sebagai organ sasaran utama. Gx khas hidung gatal, bersin, rinore, hidung buntu. RA : - Banyak dijumpai di praktek dr umum/THT - Tdk fatal shg blm mendpt perhatian serius - Pada semua usia ( usia produktif ) - Sifat kumat-kumaten --- dampak kualitas hidup - Dampak kinerja dan produktivitas sekolah/ tempat kerja

Patofisiologi : - Beban ekonomi yg ditimbulkan - Hub dgn asma, sinusitis, otitis media, konjungtivitis Patofisiologi : - Rinitis alergi didasari oleh Reaksi Inflamasi alergi (Reaksi Hipersensitivitas tipe I) - Reaksi inflamasi merupakan respons imun yang melibatkan Th2, limfosit B, eosinofil, netrofil, sel mastosit, makrofag dan mediator yang dikeluarkannya.

Mediator yang dilepaskan dibagi : Respon alergi fase cepat (RAFC) Respon alergi fase lambat (RAFL) RAFC Terjadi segera dlm bbrp menit – bbrp jam, puncak reaksi 1 – 20 mnt pasca paparan. Rinitis : bersin, hidung gatal, hipersekresi. Asma : sesak nafas, hipersekresi mukos, bronkospasme

RAFL Terjadi dlm waktu 1 – 48 jam dgn puncak 5 – 8 jam pasca paparan alergen. Rinitis : Hidung tersumbat, gangguan penciuman dan hiper reaktifitas hidung. Asma : Udim mukosa, hiper reaktifitas bronkus

Patofisiologi dari rinitis alergik dan konjungtivitis Gejala konjungtivitis Y Sel mast Y Histamin Lekotrin Prostaglandin Bradikinin, PAF Mata gatal Kemerahan Keluar air mata Y Y Y Y IgE Gejala rinitis segera Alergen Limfosit B Hidung gatal Bersin, berair, Hidung tersumbat ICAM IL-4 MBP EPO Gejala rinitis kronik Limfosit T Hidung tersumbat kronik Penciuman berkurang Hidung hipereaktif IL-3, IL-5 GM-CSF ECP eosinofil Patofisiologi dari rinitis alergik dan konjungtivitis

MACAM ALERGEN Berdasar cara masuknya : 1. Alergen Inhalan : debu rumah, tungau, jamur, bulu binatang dll. 2. Alergen Ingestan : susu sapi, telur, coklat, ikan laut dll. 3. Alergen injektan : penisilin, gigitan serangga 4. Alergen kontaktan : kosmetik, perhiasan. Berdasar tempat : 1. Indoor : debu rumah, tungau 2. Outdoor : pollen ( serbuk sari bunga )

Diagnosis Rinitis Alergi Anamnesis 1. Gejala RA : Bersin > 5 kali (tiap serangan) Rinoroe (ingus, bening, encer) Gatal hidung, tenggorok, langit-langit, telinga Hidung tersumbat (menetap/berganti) Hiposmia/anosmia

2. Manifestasi Peny Alergi lain 3. Riwayat Atopi Keluarga Post nasal drip atau batuk kronis Variasi diurnal Frekuensi serangan, berat penyakit Lama sakit, intermiten, persisten Pengaruh kualitas hidup. 2. Manifestasi Peny Alergi lain 3. Riwayat Atopi Keluarga 4. Faktor Pemicu 5. Riwayat Tx dan hasilnya

Pemeriksaan Fisik Udim, sekret encer bening Mukosa konka inferior/ media pucat / kebiruan Udim, sekret encer bening Mata kemerahan dengan hiperlakrimasi Pada anak : allergic skiners, allergic salute, nasal crease/linea nasales Faring post kasar,penebalan Lateral Pharyngeal Bands ok sekret mengalir ke tenggorok

Penunjang In Vivo : membuktikan Ig E spesifik pd sel mast Prick tes (Uji Cukit Kulit ) - Sarana Dx Primer dan utama Scratch tes ( tes gores ) Patch tes ( tes tempel ) Intradermal / intrakutan tes In Vitro : Ig E serum spesifik Ig E serum total Tes Provokasi Hidung Eosinofil darah & sekret hidung

Konsep ARIA > > Dari berbagai data yang ada menunjukkan bahwa: Penderita rinitis alergi umumnya usia produktif yang perlu belajar disekolah atau bekerja. Dan Rinitis Alergi menyebabkan tingginya angka absensi serta penurunan performa pekerja/pelajar. Kira-kira 1 hingga 2 juta hari sekolah dan 3.4 juta hari kerja hilang setiap tahunnya akibat alergi. Bukankah semuanya ini menggambarkan bahwa dampak alergi sangatlah besar bagi kualitas hidup

PENATALAKSANAAN RA : Avoidance / penghindaran alergen Kebugaran jasmani Farmakoterapi Pembedahan Imunoterapi Edukasi

ELIMINASI ALERGEN / AVOIDANCE Alergen utama adalah house dust mite - Lantai tdk boleh disapu, langs di pel/ vakum cleaner - Perabot rumah polos, secukupnya. Di lap basah - Cukup sinar matahari - Kasur, bantal busa atau dibungkus bahan khusus - Tidak memakai karpet - Mencuci sprei, sarung bantal, selimut 1x/mgg - Gorden, boneka bulu yang dapat dicuci Tidak memelihara binatang piaraan

FARMAKOTERAPI ANTIHISTAMIN Tujuan pengobatan rinitis alergi : 1. Mengurangi gejala akibat paparan alergen 2. Perbaikan kualitas hidup 3. Mengurangi efek samping Tx 4. Edukasi ANTIHISTAMIN Mrpk pilihan pertama Bekerja dgn cara kompetitif inhibitor Efektif unt mengurangi Gx : pilek, bersin, gatal ttp kurang unt buntu hidung.

AH dibagi 2 gol : 1. AH klasik : AH generasi I - Bersifat sedatif - Efek antikolinergik - Dpt menyebabkan ggn pd jantung - Contoh : chlorpheniramine, diphenhydramin, tripolidin, prometazin dll. 2. AH generasi baru - Long acting - tdk menembus sawar darah otak ----- non sedasi - Contoh : loratadin, cetirizine, terfenadin dll.

Pengaruh Anti histamin pada Inflamasi Histamin merupakan mediator utama yg dikeluarkan pada reaksi alergi. Mediator lainnya seperti : Leukotrin, Prostaglandin, Bradikinin Molekul adhesi intra seluler (ICAM-1) Eosinophil cationic protein (ECP)

Anti histamin bekerja sebagai antagonis reseptor H1 dan pada penelitian akhir-akhir ini mendapatkan bahwa anti histamin dapat berfungsi sebagai anti Inflamasi. Anti histamin akan menurunkan expresi pertanda ICAM-1  infiltrasi sel radang ketempat terjadinya reaksi alergi akan terhambat  inflamasi  . Efek anti inflamasi lebih didapat pada anti histamin generasi ke II keatas .

DEKONGESTAN Dekongestan hidung bersifat vasokonstriksi, efek pada reseptor alfa adrenergik. Pemakaian oral maupun topikal Contoh : Agonis alfa 1 adrenergik ( phenyleprin ) Agonis alfa 2 adrenergik ( efedrin, pseudoefedrin ). Pemakaian topikal : sgt efektif menghilangkan sumbatan hidung, terbatas < 10 hr. Hati2 pd anak < 1 thn.

KORTIKOSTEROID Pemberian sistemik tdk direkomendasi Kortikosteroid topikal : efek anti inflamasi kuat afinitas tinggi pd reseptor mukosa hidung di de-aktifasi di hati dgn cepat efek sistemik minimal Beberapa sediaan : Triamcinolone acetinide Budesonide, mometasone fourate dll.

IMUNOTERAPI Imunoterapi spesifik adl : memberikan alergen yang sesuai dgn hasil tes kulit. Dosis bertahap smp dosis optimal Injeksi sub kutan, pernasal, sub lingual, oral Cara kerja terbentuk blocking antibodi Ig G4 Rekomendasi : Jelas disebabkan Ig E Jelas ada hub klinis hasil tes kulit dan Gx klinis RA sedang – berat Respon farmakoterapi kurang memuaskan Alergen terstandarisasi, dokter yg berpengalaman

EDUKASI Mrpk komunikasi dua arah antara dokter dgn penderita yang bersifat aktif, terbuka. Mrpk proses belajar disertai pendekatan persuasif TUJUAN : Merubah perilaku sakit menjadi perilaku sehat Meningkatkan kualitas hidup dan mencegah komplikasi Meningkatkan pengetahuan RA Menjelaskan cara penanganan RA

Penderita aktif menangani penyakitnya Motivasi penderita unt patuh pada rencana Tx Umpan balik positif perubahan perilaku Penderita aktif menangani penyakitnya (self management )  tercapai keadaan normal life