ARIS MUNANDAR KOMODITAS & PENANGANAN HASIL PERAIRAN KODOK ARIS MUNANDAR KOMODITAS & PENANGANAN HASIL PERAIRAN
Referensi Adnyane IKM, Ilham ST, Agil M. 2011. Profil Gonad Kodok Lembu Betina yang Diberi Human Chorionic Gonadotropin dan Ekstrak Hipofisis Kodok Lokal. Jurnal Veteriner 12 (3): 208-213. Badan Standarisasi Nasional [BSN]. 2006. Paha Kodok (Rana spp.) Beku. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. Hamdani R, Tjong DH, Herwina H. 2013. Potensi Herpetofauna dalam Pengobatan Tradisional di Sumatera Barat. J. Bio. U. A 2 (2): 110-117. Hartanto R. 2003. Biologi Kodok Lembu atau Bullfrog (Rana catesbeiana). Semarang: Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro. Iskandar DT. 1998. Amfibi Jawa dan Bali. Jakarta: Puslitbang Biologi, LIPI. Kurniati H. 2008. Jenis-jenis Kodok Berukuran Besar yang dapat Dikonsumsi dan Mampu Beradaptasi dengan Habitat Persawahan di Sumatra. Fauna Indonesia 8 (1): 6-9. Kursini MD. 2007. Konservasi Amfibi di Indonesia: Masalah Global dan Tantangan. Media Konservasi XII (2): 89-95. Nurjanah, Abdullah A, Tarman K. 2011. Pengetahuan dan Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan. Bogor: IPB Press
Rasanya??????? Cara Menangkapnya !!!!!!!!!!!!!!!
Negara tujuan: Prancis, Belanda , Belgia, Jepang KOMODITAS KODOK Komoditas unggulan Ekspor (2008) Paha Kodok 3.844.566 Kg = US $ 16.928.010 Daging Kodok 164.803 Kg = US $ 240.249 Rana Negara tujuan: Prancis, Belanda , Belgia, Jepang
KARAKTERISTIK Kaki belakang lebih panjang dibandingkan kaki depan Kulitnya bervariasi dari halus hingga kasar Umumnya, betina memiliki ukuran lebih besar daripada jantan Ukuran bervariasi 10 – 280 mm Habitat: air dan darat (tergenang, hutan, pohon) Bersifat karnivora Pertahanan diri: gigitan, kamuflase, pewarnaan aposematik (racun kulit) Reproduksi seksual (Oreophryne dan Philautus) Siklus hidup terjadi melalui proses metamorfosis
METAMORFOSIS
SISTEMATIKA Caudata atau salamander Seselia atau Gymnophiona Anura Bangsa Klasifikasi Caudata atau salamander Seselia atau Gymnophiona Anura Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Kelas : Amfibia Bangsa : Anura Suku : Ranidae Marga : Fajervarya Limnonectes
Indonesia pengekspor kodok POTENSI KODOK Jenis Kodok 2500 spesies Indonesia pengekspor kodok Pemanfaatannya harus bersifat sustainable Kelestariannya harus terjaga!!!
PRODUKSI KODOK DI INDONESIA
PERMASALAHAN Penangkapan lebih Hilangnya hutan dan lahan basah Pencemaran Penyakit Spesies introdusir Kecacatan
Jenis Kodok Rana macrodon (kodok hijau) Rana limnocharis (kodok totol) Rana tigrina (kodok sawah) Rana erytracheae (kodok batu)
KODOK SAWAH (Fejervarya cancrivora) Pada punggung, guratan menonjol dan memanjang Habitat: sawah (hutan primer) Panjang 120 mm Mampu beradapdasi pada air payau Cina, India, dan Asia Tenggara
Limnonectes crybectus Karakteristik Cara Hidup Pada punggung, ada tonjolan dan garis terang Habitat: sungai berarus kecil Panjang mencapai 100 mm Sawah (muda dan dewasa) – hutan primer (anakan)
Limnonectes paramacrodon Warna: coklat muda atau tua polos Habitat: rawa atau sawah Siklus hidup seluruhnya di sawah Sumatra, Kalimantan, Singapura, Malaysia Panjang maksimum 80 mm
Limnonectes shompenorum Kulit pada punggung halus dan tidak ada tonjolan Warna punggung coklat muda polos Panjang mencapai 120 mm Habitat: sawah dan sungai Siklus hidup: Sawah (pemijahan) – sungai
KODOK RAKSASA (Rana catesbiana) Habitat di genangan air (waduk dan sungai) Salinitas rendah, pH ± 7, suhu 19-31oC Bersifat karnivora (berudu: omnivora) Peranan penting dalam rantai makanan Perbedaan jantan dan betina Jantan: kantung suara, berukuran kecil, warna kulit (kerongkongan) hijau kekuningan Betina: tidak memiliki kantung suara, berukuran besar, warna kulit (kerongkongan) putih dengan bintik kehitaman
PEMANFAATAN Komoditas non-ikan Bernilai ekonomis tinggi Nilai Tambah Pemanfaatan kodok harus mengarah pada konsep Zero Waste dengan mengoptimalkan seluruh rendemen kodok
Bagaimana pemanfataannya PEMANFAATAN Bagaimana pemanfataannya Tradisional Modern
PEMANFAATAN Hipofisa kodok dikeringkang dengan aseton Penggerusan Ekstrak Hipofisa Hipofisa kodok dikeringkang dengan aseton Penggerusan Larutkan dalam air destilat Hipofisa kering aseton (HKA)
PEMANFAATAN Hylarana erythaea Kodok dikuliti Pembuangan jeroan Kodok Mentah Hylarana erythaea Kodok dikuliti Pembuangan jeroan Campur dengan madu, susu, dan rempah-rempah (jus) Fungsi: stamina dan obat kulit
PENANGANAN KODOK HIDUP Alat tangkap, lampu sorot, wadah Wadah diberi daun pisang yang dibasahi Pencucian (bak) selama 24 jam Kodok mati dibuang
PENANGANAN PAHA KODOK Bahan Alat Air Es Desinfektan Bahan pengemas Keranjang plastik Fiber glass Timbangan Ember Pan pembeku Meja Gunting Pisau
PENANGANAN PAHA KODOK Pemotongan kepala Pelepasan kulit Pembuangan jeroan Pemotongan daging Perendaman larutan garam 5% Pengangkutan Perbandingan kodok : es (1:1) Pembongkaran -. Keranjang plastik -. Penimbangan -. Pencucian dengan desinfektan -. Pencucian dengan es -. Penyimpanan
PENANGANAN PAHA KODOK Pengguntingan -. Bahan yang tidak sesuai standar -. Keranjang + Air es Penyortiran -. Jenis -. Ukuran -. Mutu
SNI 01-2706.1-2006
SNI 01-2706.1-2006 1. Jenis bahan baku Bahan baku yang digunakan adalah kodok dengan jenis Rana spp. 2. Bentuk bahan baku Bahan baku berupa kodok utuh hidup yang belum mengalami penyiangan atau pengolahan lain 3. Asal bahan baku Bahan baku berasal dari alam dan budidaya yang tidak tercemar 4. Mutu bahan baku 4.1 Bahan baku selama dipengumpul harus hidup, tidak cacat, bersih dan bebas dari setiap sifat-sifat alamiah lain yang dapat menurunkan mutu serta tidak membahayakan kesehatan
SNI 01-2706.1-2006 4.2 Secara sensori bahan baku paha kodok mempunyai karakteristik kesegaran: -. Kenampakan: utuh, mata cerah, warna daging dan otot putih kekuningan -. Bau: segar spesifik jenis -. Tekstur: kompak, elastis dan otot kuat 5. Penyimpanan bahan baku Bahan baku yang menunggu proses lebih lanjut, disimpan dalam wadah yang saniter dan tetap dipertahankan suhunya dengan menggunakan es sehingga suhu pusat produk maksimal 5°C
Nggak Belajar, ya Nggak Gaul Aku Cinta Laut Laut Masa Depan Kita