Prepared by M. Anwar Kadir

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERSEDIAAN.
Advertisements

P E R S E D I A A N.
PSAK 14 – PERSEDIAAN IAS 2 - INVENTORIES
Analisis Persediaan – (Inventory Analysis / Valuation)
P E R S E D I A A N.
ASSET LANCAR KAS DAN SETARA KAS.
PRAKTIKUM PENGANTAR AKUNTANSI
HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG
PERTEMUAN KEEMPAT PERSEDIAAN BARANG (1).
PERSEDIAAN BARANG DAGANG (PENETAPAN HARGA POKOK)
Akuntansi Persediaan & Harga Pokok Penjualan
Siklus Penjualan /Piutang & Kas
Pengakuan Pendapatan.
P E R S E D I A A N.
Budi Prijanto, SE., MMSI Fakultas Ekonomi Univ. Gunadarma, Jakarta
PERSEDIAAN Suranto, S.Pd, M.Pd.
PENGENDALIAN INTERN DAN AKUNTANSI UNTUK KAS
PENGAKUAN PENDAPATAN Caecilia Widi Pratiwi.
Pengantar akuntansi 2 Jenjang D-III
Penilaian Sediaan: Pendekatan Kos
Akuntansi untuk Bisnis Perdagangan
Persediaan Chapter 9.
Persediaan Barang Dagangan Materi 6
PERSEDIAAN Persediaan berpengaruh terhadap neraca maupun laba rugi.
METODE PENCATATAN PERSEDIAAN
AKUNTANSI UNTUK PENJUALAN ANGSURAN
Akuntansi Persediaan BAB 6 Rita Tri Yusnita, SE., MM.
Emilia Gustini, SE. M.Si. Ak. CA
AKUNTANSI PERSEDIAANAK AKUNTANSI AKUNTANSI PERSEDIAAN
PERTEMUAN XII BAB IV MERCHANDISE INVENTORY
PERSEDIAAN (MERCHANDISE INVENTORY)
PSAK 14 PERSEDIAAN.
PSAK 14 PERSEDIAAN.
ASSET LANCAR PERSEDIAAN.
Definisi Persediaan: Adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam siklus.
DEPARTEMEN KEUANGAN RI 2007
Bab 5. Pengakuan Pendapatan
Pengakuan Pendapatan.
Oleh Moh. Amin Fe Unisma/Akuntansi
PERTEMUAN KELIMA PERSEDIAAN (2).
PERSEDIAAN / INVENTORY
Prepared by Tim Dosen FE UEU
PERSEDIAAN PSAK
PERSEDIAAN PSAK
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
Piutang.
BAB 8 BIAYA BAHAN BAKU.
PERSEDIAAN BARANG DAGANG
Budi Prijanto, SE., MMSI Fakultas Ekonomi Univ. Gunadarma, Jakarta
PERSEDIAAN BARANG DAGANG
Bab 5. Pengakuan Pendapatan
AKUNTANSI PAJAK ATAS ASET LANCAR (Current Asset)
PERSEDIAAN (INVENTORY)
PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA
By: Hajar Cherry Puspalillah
Akuntansi untuk Bisnis Perdagangan
AKUNTANSI PERSEDIAAN.
Kelompok 2 Atma S Asep Badru Salam Badriah Cyntia Rossa Rahmela
PERSEDIAAN. Dasar-Dasar Persediaan Persediaan Barang Dagang Perusahaan Dagang Barang Jadi Barang Dalam Proses Bahan Baku Perusahaan Manufaktur Klasifikasi.
BIAYA BAHAN BAKU Akuntansi Biaya Surisman,SE, M.Ak.
AKUNTANSI KEUANGAN MADYA 1
AKUNTANSI KEUANGAN MADYA 1
PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES)
Persediaan Chapter 9.
PERSEDIAAN PSAK
AKUNTANSI 2 Persediaan Oleh : Herlambang Pudjo Santosa.
8 KELOMPOK Risca Rio Aditya Nugroho
AUDIT PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
Inventory. PERSEDIAAN Aset dalam bentuk barang atau perlengkapan(supplies) yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional atau barang-barang.
Penentuan Biaya Bahan Baku
Transcript presentasi:

Prepared by M. Anwar Kadir P E R S E D I A A N Prepared by M. Anwar Kadir

PERSEDIAAN PSAK 14 (Revisi 2008) mendefinisikan persediaan sbb.: Persediaan adalah aktiva : Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan Atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan / supplies untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa Jadi asset diklasifikasikan sebagai persediaan tergantung pada nature business suatu entitas. Persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih mana yang lebih rendah (the lower of the cost and net realizable value)

PERSEDIAAN Klasifikasi Persediaan Klasifikasi persediaan berbeda antara satu entitas dgn entitas lainnya. Perusahaan dagang mencatat persediaan sebagai persediaan barang dagang (merchandise inventory). Persediaan ini merupakan barang yg dibeli oleh perusahaan dagang untuk dijual kembali dalam usaha normalnya. Perusahaan manufaktur, klasifikasi persediaan lebih beraneka ragam. Misal perusahaan yg memproduksi suku cadang otomotif dgn membeli material produk, melakukan proses produksi, dan menjual suku cadang tsb. Kedealer Bagi perusahaan spt ini, persediaan mencakup persediaan barang jadi (finished goods) yg merupakan barang yg sdh siap dijual, persediaan barang dalam penyelesaian (work in process inventory) yg merupakan brg setengah jadi, dan persediaan bahan baku (raw material inventory) yg merupakan bahan ataupun perlengkapan yg akan digunakan dalam proses produksi. Bagi perusahaan jasa, biaya jasa yg belum diakui pendapatannya diklasifikasikan sebagai persediaan. Paragraf 18 PSAK 14 (Revisi 2008), biaya persediaan pemberi jasa meliputi biaya tenaga kerja dan biaya personalia lainnya yg secara langsung menangani pemberian jasa, termasuk personalia penyelia, dan overhead yg dpt diatribusikan.

PERSEDIAAN Cakupan Barang Dalam Persediaan Salah satu masalah yg sering dihadapi oleh perusahaan adalah terkait dgn pengakuan kepemilikan atas persediaan. Secara tehnis, seharusnya perusahaan mencatat pembelian atau penjualan atas persediaan ketika tlh mendapatkan atau melepaskan hak kepemilikan atas barang tsb. Namun seringkali penentuan atas perpindahan hak kepemilikan tsb. relatif sulit dilakukan. Klasifikasi dr barang dlm persediaan mencakup: 1. Brg yg ada pd suatu entitas dan merupakan miliknya; 2. Brg yg ada pd suatu entitas ttp bukan miliknya; dan 3. Brg milik suatu entitas ttp tdk ada pd entitas tsb. Pada klasifikasi no.2 dan no.3 seringkali suatu entitas mengalami kesulitan dlm menentukan perpindahan hak kepemilikan atas barang. Kesulitan penentuan tsb. terjadi pd barang dalam transit dan barang konsinyasi. Barang Dalam Transit Dalam proses pembelian barang, bisa terjadi dimana barang masih berada pd posisi transit – belum diterima oleh pembeli ttp sdh dikirim oleh penjual – pd akhir periode fiskal. Pada dasarnya suatu barang diakui sebagai persediaanoleh suatu entitas yg memiliki tanggung jawab finansial thdp biaya transportasi. Tanggung jawab finansial ini dpt diindikasikan dari istilah pengiriman (shipping term) yg biasanya diistilahkan sebagai FOB.

PERSEDIAAN Penjualan Konsinyasi Pada kerja sama penjualan konsinyasi, pemilik barang(consignor) mengirimkan barang kepada penjual (consignee), dimana penjual setuju utk menerima barang tanpa ada kewajiban apapun, kecuali perawatan dan penjagaan terhadap kehilangan dan kerusakan, hingga barang tsb terjual kpd pihak lain. Barang atas Penjualan dengan Perjanjian Khusus Dalam perjanjian penjualan, perusahaan seringkali hrs melihat substansi atas penjualan tsb. Ketika transaksi dilakukan dan hak kepemilikan tlh beralih maka resiko dan manfaat kepemilikan itu seharusnya juga beralih dr penjual kpd pembeli. Namun bisa terjadi dimana penjual msh memegang resiko dan manfaat atas kepemilikan atas barang tsb. Dalam kondisi itu mka penjual masih hrs mengakui kepemilikannya dan tdk terjadi pengurangan atas persediaan penjual. Beberapa perjanjian khusus semacam itu adalah : Penjualan dgn perjanjian pembelian kembali. Disini pembeli tdk dpt meng- akui perjanjian tsb. sebagai penjualan dan tdk mengurangi barang tsb. dari persediaannya. Penjualan dgn tingkat pengembalian tinggi. Disini penjual memiliki dua pilihan, pertama adalah mencatat penjualan pd nilai penuh dan membentuk

PERSEDIAAN akun penyisihan atas estimasi pengembalian penjualan, kedua adalah tidak mencatat adanya penjualan hingga dpt diperkirakan tingkat pengembalian oleh pembeli. Ketika tingkat pengembalian tdk dpt diperkirakan maka penjual tdk dpt mengakui penjualan dan tdk mengeluarkan barang tsb. dari persediaannya. Penjualan dgn cicilan. Penjual akan mengakui adanya penjualan dan mengeluarkan penjualan dari persediaannya apabila dapat diestimasikan secara baik nilai persentase kemungkinan penjualannya tdk tertagih. PENGUKURAN PERSEDIAAN Salah satu masalah utama persediaan adalah mengukur nilai persediaan tsb. PSAK 14 (Revisi 2008) menyatakan bhw persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto, mana yg lebih rendah.

PERSEDIAAN PENGUKURAN PERSEDIAAN Salah satu masalah utama persediaan adalah mengukur nilai persediaan tsb. PSAK 14 (Revisi 2008) menyatakan bhw persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto, mana yg lebih rendah. Biaya persediaan meliputi : Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai (present location and condition) Biaya pembelian meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya kecuali yang dapat ditagih kembali kepada kantor pajak, biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yg secara langsung dpt diatribusikan pd perolehan brg jadi, bahan dan jasa. Biaya konversi meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan variable yang dialokasikan secara sistematis dlm mengkonversi bahan menjadi brg jadi.

PERSEDIAAN Biaya lainnya. Biaya lain yg dpt dibebankan sebagai biaya persediaan adalah biaya yg timbul agar persediaan tersebut berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. Yang termasuk biaya lainnya misalnya biaya desain dan biaya praproduksi yg ditujukan utk konsumen yg spesifik. Sedangkan biaya-biaya seperti penelitian dan pengembangan, biaya administrasi dan penjualan, biaya pemborosan, biaya penyimpanan tidak dapat dibebankan sebagai biaya persediaan.

PERSEDIAAN Penilaian Persediaan Ada dua metode penilaian fisik persediaan : 1. Metode Periodeik (physical method) 2. Metode Kartu (Perpetual Method). Ad.1. Metode Periodik Dalam metode ini unit fisik persediaan diketahui dr perhitungan akhir periode, sedangkan rupiah per unit diketahui berdasarkan asumsi aliran persediaan.Jadi nilai persediaan bisa diketahui dengan perhitungan : Unit Fisik x Rupiah per unit Dari perhitungan fisik akhir periode Berdasarkan asumsi aliran harga persediaan - FIFO - LIFO - Rata – Rata Contoh : Dari PT. ABC pd Desember 2008 diperoleh informasi persediaan sbb.:

PERSEDIAAN 1 Desember Persediaan awal 1.000 unit @ Rp.500 10 Desember Pembelian 800 unit @ Rp.550 20 Desember Pembelian 700 unit @ Rp.600 18 Desember Penjualan 900 unit 27 Desember Penjualan 500 unit 31 Desember Persediaan akhir 1.100 unit Metode Periodik FIFO (First In First Out) Dengan anggapan aliran harga persediaan adalah FIFO, maka nilai persediaan sebesar 1.100 unit dihitung sbb.: Urutan Aliran Unit per Aliran Harga Per Unit Jumlah Harga Keterangan I II II III 1.000 400 700 1.100 Rp.500 Rp.550 Rp.600 Rp.500.000 Rp.220.000 Rp.420.000 Rp.640.000 Dijual pada Bln Desember Persediaan

PERSEDIAAN b. Metode Periodik LIFO (Last In First Out) Dengan anggapan aliran harga persediaan adalah LIFO, maka persediaan yg terakhir masuk dijual pertasma, sehingga nilai persediaan yg ada berurutan dr harga pertama, ke dua, dst. Dengan demikian nilai persediaan LIFO sebesar 1.100 unit dihitung sbb.: Metode Periodik Rata – Rata Ada dua metode rata-rata 1. Rata-rata Sederhana 2. Rata-rata Tertimbang Urutan Aliran Unit per Aliran Harga Per Unit Jumlah Harga Keterangan III II II I 700 100 1.000 1.100 Rp.600 Rp.550 Rp.500 Rp.420.000 Rp.385.000 Rp. 55.000 Rp.500.000 Rp.555.000 Dijual pada Bln Desember Persediaan

PERSEDIAAN c.1. Rata-rata Sederhana Dalam metode ini, harga per unit persediaan dihitung dgn cara membagi antara penjumlahan harga per unit setiap kali pembelian dgn jumlah waktu pembelian. Harga I + Harga II + Harga III = Harga per unit Persediaan 3 Jumlah Unit Persediaan = x (x) Nilai Persediaan = Rp. xxx Jadi dari contoh di muka bila dinilai berdasarkan metode rata-rata sederhana sbb.: Rp. 600.000 + Rp. 550.000 + Rp. 500 = Rp. 550 Jumlah unit Persediaan = 1.100 unit (x) Nilai persediaan Rp. 605.000 c.2. Rata-rata Tertimbang Apabila persediaan dinilai dengan rata-rata tertimbang maka harga per

PERSEDIAAN unit persediaan dihitung sbb.: Jumlah Harga beli = Harga per unit Unit yang Dibeli Jumlah Unit Persediaan = x (x) Nilai Persediaan = Rp. xxx Jadi dari contoh di muka bila dinilai berdasarkan metode rata-rata Tertimbang sbb.: Harga per Unit = Rp. 500.000 + Rp. 440.000 + Rp. 420.000 = Rp. 544 1000 + 800 + 700 Jumlah unit Persediaan = 1.100 unit (x) Nilai persediaan Rp. 598.400 Ad.2 Metode Kartu (Perpetual Method)

PERSEDIAAN Biaya yang dikeluarkan dari persediaan : Jumlah pemborosan yang tidak normal Biaya penyimpanan kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi sebelum tahap produksi berikutnya Biaya administrasi dan umum Biaya penjualan Teknik pengukuran biaya persediaan Metode biaya standar, Metode eceran (retail) dapat digunakan bila hasilnya mendekati biaya historis Persediaan yang dibeli dengan pembayaran ditunda tidak boleh memasukkan unsur bunga.

RUMUS BIAYA Untuk barang yang tidak dapat diganti dengan barang lain (not interchangeable) serta jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek khusus  identifikasi khusus terhadap biaya masing-masing. Untuk barang lain dihitung dengan menggunakan rumus biaya : Masuk pertama keluar pertama / FIFO Rata-rata / Weighted Average Entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama. Untuk persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda, rumusan biaya yang berbeda diperkenankan.

NILAI REALISASI NETO Konsisten dengan pendapat: aktiva seharusnya tidak dinyatakan melebihi jumlah yang mungkin dapat direalisasi Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.

NILAI REALISASI NETO Estimasi nilai realisasi bersih : Berdasarkan bukti yang paling andal yang tersedia Mempertimbangkan fluktuasi harga atau biaya yang langsung terkait Mempertimbangkan tujuan persediaan Nilai realisasi bersih : Biaya ganti / replacement cost Harga jual dikurangi dengan biaya untuk melakukan penjualan

TEKNIK PENGUKURAN BIAYA Teknik pengukuran biaya  standar, eceran, laba kotor Dapat digunakan jika hasilnya mendekati biaya. Biaya standar  harus direview Metode eceran  industri eceran  jumlah besar item yang berubah dengan cepat, dan memiliki marjin yang sama di mana tidak praktis untuk menggunakan metode lainnya.

PENURUNAN KE NILAI REALISASI BERSIH Penurunan dapat dilakukan item per item atau group. Penurunan yang terjadi langsung dibebankan ke beban periode berjalan/menambah beban persedian. Pemulihan nilai akan diakui sebagai pengurang jumlah beban persediaan Nilai realisasi bersih yang telah ditentukan harus ditinjau kembali pada setiap periode berikutnya.

PENGAKUAN SEBAGAI BEBAN Jika persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan. Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.

PENGUNGKAPAN kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang digunakan; total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi entitas; jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual; jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan;

PENGUNGKAPAN jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan; jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan; dan nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban.

PERSEDIAAN BARANG DAGANG (MERCHANDISE INVENTORY) BARANG YANG DIBELI UNTUK DIJUAL KEMBALI SISTEM PENCATATAN : - INVENTARISASI PERIODIK / METODE FISIK - PERPETUAL / BALANCE PERMANEN METODE FISIK : PEMBELIAN : DICATAT PADA PERKIRAAN “PEMBELIAN” SEBESAR HARGA POKOKNYA PENJUALAN : DICATAT PADA PERKIRAAN “PENJUALAN” SEBESAR HARGA JUAL

- HARGA POKOK PENJUALAN : PERSEDIAAN AWAL Rp. XXX PEMBELIAN BERSIH Rp. XXX + PERSED.BRG U/ DIJUAL Rp. XXX PERSEDIAAN AKHIR Rp XX – HARGA POKOK PENJUALAN Rp. …… PERK.”PERSEDIAAN BRG.DAG” DIGUNAKAN UNTUK MENCATAT JUMLAH PERSEDIAAN PADA AWAL / AKHIR PERIODE SESUAI HASIL INVENTARISASI PERLU ADJUSTMENT PADA AKHIR PERIODE AKUNTANSI AJE : MENIADAKAN PERSEDIAAN AWAL : IKHTISAR L/R PERSEDIAAN BRG. DAG (AWAL MENAMPAKKAN PERSEDIAAN AKHIR : PERSEDIAAN BRG. DAG (AKHIR)

PENETAPAN HARGA POKOK PENJUALAN : METODE PERPETUAL PERK. “PERSEDIAAN BRG.DAG.” DIGUNAKAN UNTUK MENCATAT SETIAP TERJADI MUTASI PERSEDIAAN TRANSAKSI PENJUALAN – 2 AYAT JURNAL : 1. MENCATAT HASIL PENJUALAN 2. MENGKREDIT PERSEDIAAN SBESAR HARGA POKOKNYA - TIDAK PERLU ADJUSMENT PADA AKHIR PERIODE AKUNTANSI PENETAPAN HARGA POKOK PENJUALAN : METODE RATA-RATA METODE FIFO METODE LIFO NILAI AKHIR PERSEDIAAN : LOWER COST OR MARKET HARGA TAKSIRAN : - METODE LABA KOTOR - METODE ECERAN

PENCATATAN Transaksi Prepetual Periodik Pembelian Persediaan xx Kas/Hut xx Pembelian xx Kas/Hut xx Retur pembelian & pot harga Hutang xx Retur Pemb xx Biaya Angkut Kas xx Bi. Angkut xx kas xx

Pembayaran Hutang xx Kas xx Persed xx Pot pemb xx Penjualan Kas/Piut xx Penjualan xx HPPenj xx Persed xx Kas/Piut xx Penjualan xx Retur penj & pot harga Retur penj xx Piutang xx Persediaan xx HPPenj xx Piutang xx

Pelunasan/ Penerimaan kas Kas xx Pot Penj xx Piutang xx

PENETAPAN HARGA POKOK SISTEM PERIODIK RATA-RATA Misal: Unit HP/Unit H.Pokok 1/1 Persd aw 100 Rp.10 Rp. 1000 12/4 Pembel 200 Rp.11 Rp. 2200 20/9 Pembel 300 Rp.12 Rp. 3600 29/11Pembel 400 Rp.13 Rp. 5200 1000 Rp.12.000 Harga pokok rata2 Rp.12.000 = Rp.12 1000 Persed akhir diket = 450 unit Nilai Persediaan akhir = 450 x Rp.12 = Rp. 5400

Harga pokok Penjualan: Persediaan awal Rp. 1.000 Pembelian Rp. 11.000 Persed siap dijual Rp. 12.000 Persed akhir Rp. 5.400 Harga Pokok Penj Rp. 6.600

FIFO (First In First Out) Harga Pokok Persed akhir: Unit HP/U H.Pokok 29/11 400 Rp.13 Rp.5.200 20/9 50 Rp.12 Rp. 600 450 Rp.5.800 H.Pokok Penjualan Persediaan tersedia dijual Rp.12.000 Persediaan akhir Rp. 5.800 H.Pokok Penjualan Rp. 6.200

LIFO (Last In First Out) Harga Pokok Persediaan akhir Unit HP/U H. Pokok 1/1 100 Rp.10 Rp.1.000 12/4 200 Rp.11 Rp.2.200 20/9 150 Rp.12 Rp.1.800 450 Rp.5.000 H.P.Penjualan: Persediaan tersedia dijual Rp.12.000 Persediaan akhir Rp. 5.000 H.P.Penjualan Rp. 7.000

Perpetual Inventory Costs Inventory cost data to demonstrate FIFO and LIFO Perpetual Systems Item 127B Units Cost Price Jan. 1 Inventory 10 $20 4 Sale 7 $30 10 Purchase 8 21 22 Sale 4 31 28 Sale 2 32 30 Purchase 10 22 Cost of Mdse. Sold

METODE RATA-RATA BERGERAK

METODE FIFO

METODE LIFO

Valuation of Inventory at Lower-of-Cost-or-Market Unit Unit Inventory Cost Market Total Total Lower Item Quantity Price Price Cost Market C or M $ 3,800 2,700 4,650 3,920 Total $15,520 $15,472 $15,070 A 400 $10.25 $ 9.50 $ 4,100 $ 3,800 B 120 22.50 24.10 2,700 2,892 C 600 8.00 7.75 4,800 4,650 D 280 14.00 14.75 3,920 4,130 The market decline based on individual items ($15,520 – $15,070) = $450

Estimating Inventory Cost

Retail Method of Estimating Inventory Cost Metode hrg eceran berdasarkan hubungan antara hrg pokok brg tersedia dijual dgn hrg eceran dari barang yg sama. Harga eceran semua brg dag harus ditetapkan dan dijumlah keseluruhan. Persediaan eceran = HP Brg tersedia dijual (hrg eceran) – penjualan bersih satu periode. Rasio biaya = HP brg tersedia dijual HP brg tersedia dijual (eceran). Estimasi Hrg pokok Persediaan = persediaan eceran x rasio biaya terhadap harga eceran brg tersedia dijual.

Retail Inventory Method Cost Retail Merchandise inventory, Jan. 1 $19,400 $ 36,000 Purchases in January (net) 42,600 64,000 Merchandise available for sale $62,000 $100,000 $62,000 $100,000 Rasio biaya thd hrg eceran = = 62% Step 1: Menentukan rasio biaya thd harga eceran.

Retail Inventory Method Cost Retail Merchandise inventory, Jan. 1 $19,400 $ 36,000 Purchases in January (net) 42,600 64,000 Merchandise available for sale $62,000 $100,000 Sales for January (net) 70,000 Merchandise inventory, January 31, at retail $ 30,000 Step 2: Menentukan persediaan akhir menurut hrg eceran.

Retail Inventory Method Sales for January (net) 70,000 Merchandise inventory, January 31, at retail $ 30,000 Cost Retail Merchandise inventory, Jan. 1 $19,400 $ 36,000 Purchases in January (net) 42,600 64,000 Merchandise available for sale $62,000 $100,000 Merchandise inventory, January 31, at cost ($30,000 x 62%) $18,600 Step 3: Menghitung estimasi persediaan akhir.

Gross Profit Method of Estimating Inventory Cost 1. Prosentase Laba kotor diestimasikan dari tk aktual tahun sebelumnya yg disesuaikan dgn setiap perubahan dlm hrg pokok & hrg jual selama periode berjalan. 2. Estimasi laba kotor = tk estimasi laba kotor x aktual penjualan bersih. 3. Estimasi HP Penjualan = aktual penjualan bersih – estimasi laba kotor. 4. Estimasi Persediaan akhir = HP Brg tersedia dijual – HPPenjualan.

Gross Profit Method Merchandise inventory, January 1 $ 57,000 Purchases in January (net) 180,000 Merchandise available for sale Sales in January (net) $250,000 Less: Estimated gross profit Estimated cost of merchandise sold Estimated merchandise inventory, January 31 $237,000 ($250,000 x 30%) 75,000 175,000 $ 62,000 Metode Laba kotor berguna untuk estimasi persediaan pada lap keuangan bulanan atau triwulanan dalam sistem persediaan periodik.