PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR 2 SKS

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TUGAS PERKEMBANGAN KEHIDUPAN PRIBADI, PENDIDIKAN DAN KARIER, DAN KEHIDUPAN BERKELUARGA PTIK.
Advertisements

TUGAS PERKEMBANGAN KEHIDUPAN PRIBADI, PENDIDIKAN DAN KARIER, DAN KEHIDUPAN BERKELUARGA PTIK.
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PROSES, TUGAS, DAN HUKUM PERKEMBANGAN
Perkembangan dan pertumbuhan dan sifat atau karakteristik perkembangan
PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH DASAR
Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Pada Masa ini anak sangat aktif
Perkembangan Fisik & Motorik wien/pgsd_perk.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PESERTA DIDIK DAN KEBUTUHANNYA
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR 2 SKS
PENGANTAR BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Pertumbuhan dan Perkembangan
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PRA SEKOLAH, SD DAN SMP
MASA ANAK SEKOLAH Materi Pertemuan 2. Masa anak sekolah (6 – 12 tahun) Keterampilan yang diperlukan pada masa anak sekolah (Hurlock dalam Munandar, 1999):
MASALAH PADA ANAK-ANAK DAN PENYELESAIANNYA
Pemecahan masalah pemecahan masalah adalah bagian dari proses berpikir. Sering dianggap merupakan proses paling kompleks di antara semua fungsi kecerdasan,
PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PADA USIA SEKOLAH MENENGAH
Masa Kanak-Kanak Akhir/ Masa Sekolah
Om swastyastu.
Adriyanto, J. G. Adriy.weebly.com. Konsep Belajar a. Kognitif (kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran) : pengetahuan, pemahaman,
(2)KARAKTERISTIK IPS SD
Perkembangan Peserta Didik “Fase Remaja(Adolescence)”
Faktor- Faktor Internal Eksternal
Keberhasilan belajar dan mengajar
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PRINSIP–PRINSIP Perkembangan
Pertemuan II Psikologi Perkembangan Anak
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
PEMAHAMAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Landasan Pengembangan Kurikulum
MASA ANAK SEKOLAH Materi Pertemuan 2.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK PSIKOLOGIK PADA ANAK DENGAN KELAINAN ENDOKRIN
ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB
ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB.
Karateristik dan Perbedaan Individu
Faktor- Faktor Internal Eksternal
Faktor- Faktor Internal Eksternal
Pengertian ppd Proses PBM
Belajar dan Pembelajaran SD
Perkembangan Fisik & Motorik wien/pgsd_perk.
Apa? Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta.
PENDAHULUAN.
Perkembangan Peserta Didik (Pertemuan 2)
KELOMPOK 3 NURLI JUMIATIN RISMAWATI DWIKA NOR RINA YULIA MAWADDAH
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Apa? Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta.
Tugas Perkembangan Manusia Sepanjang Rentang Kehidupan
HAKIKAT BELAJAR & PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu: Hanit Nugraini Kumalasari, M. Pd
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini
Pengasuhan Anak Usia Sekolah Dasar PERTEMUAN 8
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah Secara Kreatif Dan Konsep Belajar Kelompok 6 : Amelia Agustina Derra Farhan F Dicky Moch Zaelani.
MATA KULIAH TINDAK PIDANA KHUSUS
teori belajar Teori Psikologi Klasik Teori Mental State
Perkembangan anak Usia SD
Kata remaja disebutkan sebagai masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa, ada juga istilah asing yang menunjukan masa remaja, antara lain: puberty.
ANAK – REMAJA
ANAK – REMAJA
KEPRIBADIAN, KONSEP & CITRA DIRI
“P ERKEMBANGAN S OSIAL -E MOSIONAL MASA KANAK - KANAK AKHIR ” ( USIA 6-12 TAHUN ) N AMA : M AWAR S IMANJUNTAK NIM :
Faktor- Faktor Internal Eksternal
Sexual Behaviour Bayi dan Anak. Perkembangan seksualitas bukan hanya perilaku pemuasan seks semata, tapi juga mencakup pembentukan nilai, sikap, perasaan,
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN: APA DAN BAGAIMANA. Perkembangan peserta didik.
PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 5 Anggota :1.Roni Hermawan ( ) 2. Joko Sutrisno( ) 3. Ilvan Triyudha Pangestu( ) 4. Resti Nurmaya( )
Transcript presentasi:

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR 2 SKS BADARUDIN

Pertumbuhan dan Perkembangan Individu Part 1

Apa perkembangan individu itu? Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya. baik mengenai fisik (jasmaniah) maupun (rohaniah)-nya.

Apa yang dimaksud dengan sistematis ? Sistematis adalah bahwa perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian lainnya, baik fisik maupun psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh : kemampuan berbicara seseorang akan sejalan dengan kematangan dalam perkembangan intelektual atau kognitifnya. Kemampuan berjalan seseorang akan seiring dengan kesiapan otot-otot kaki. Begitu juga ketertarikan seorang remaja terhadap jenis kelamin lain akan seiring dengan kematangan organ-organ seksualnya.

Apa yang dimaksud dengan progresif ? Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif (fisik) mapun kualitatif (psikis). Contoh : perubahan proporsi dan ukuran fisik (dari pendek menjadi tinggi dan dari kecil menjadi besar); perubahan pengetahuan dan keterampilan dari sederhana sampai kepada yang kompleks (mulai dari mengenal huruf sampai dengan kemampuan membaca buku).

Apa yang dimaksud dengan berkesinambungan ? Berkesinambungan artinya bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan. Contoh : untuk dapat berdiri, seorang anak terlebih dahulu harus menguasai tahapan perkembangan sebelumnya yaitu kemampuan duduk dan merangkak.

Apa ciri-ciri perkembangan individu? Perkembangan individu mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut : 1. Terjadinya perubahan dalam aspek : Fisik; seperti : berat dan tinggi badan. Psikis; seperti : berbicara dan berfikir. 2. Terjadinya perubahan dalam proporsi. Fisik; seperti : proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya. Psikis; seperti : perubahan imajinasi dari fantasi ke realistis. 3. Lenyapnya tanda-tanda yang lama. Fisik; seperti: rambut-rambut halus dan gigi susu, kelenjar thymus dan kelenjar pineal. Psikis; seperti : lenyapnya masa mengoceh, perilaku impulsif. 4. Diperolehnya tanda-tanda baru. Fisik; seperti : pergantian gigi dan karakteristik sex pada usia remaja, seperti kumis dan jakun pada laki dan tumbuh payudara dan menstruasi pada wanita, tumbuh uban pada masa tua. Psikis; seperti berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama.

Pengertian Pertumbuhan Perubahan secara fisuiologis sebagai hasil dari proses kematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat dalam peredaran waktu tertentu. Proses perubahan progresif yang bersifat kuantitatif dan yang terjadi pada aspek fisik. Perubahan struktural dan fisiologis yang terjadi dalam konstitusi fisik (susunan keseluhan tubuh). Contoh pertumbuhan : munculnya gigi-gigi baru, bertambahnya tinggi badan, bertambahnya panjang rambut, dst.

Perkembangan merupakan perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atu organisme menuju tingkat kedewasaaanya (maturity) yang berlangsung secara sistematik, progresif, dan berkesinambungan, baik mengenai fisik (jasmaniah) maupun (rohaniah)-nya. Pertumbuhan atau Growth merupakan suatu perubahan yang dialami oleh individu yang berbentuk fisik dan biasanya dikatagorikan dalam kuantitas. Perubahan ini menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum tampak) dari individu

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Persamaan pertumbuhan dan perkembangan : keduanya merupakan proses perubahan progresif. Perbedaannya : Sifat perubahan : pada pertumbuhan perubahan bersifat kuantitatif sedangkan pada perkembangan perubahan bersifat kualitatif fungsional. Aspek yang berubah : pada pertumbuhan yang berubah adalah aspek fisik saja, sedangkan pada perkembangan aspek yang berubah adalah aspek fisik dan psikis. Proses : Perkembangan berjalan terus menerus sampai akhir hayat, pertumbuhan berhenti setelah mencapai maturasi (kedewasaan). Perubahan : Perkembangan, perubahan terletak pada penyempurnaan fungsi, pertumbuhan lebih menekankan kepada struktur organ tubuh.

Perkembangan sebagai Proses Holistik di Sekolah Dasar Aspek Perkembangan Biologis Aspek Perkembangan Psikologis Aspek Perkembangan Sosial

Aspek Perkembangan Biologis A Aspek Perkembangan Biologis A. Perkembangan Motorik Pada usia SD perkembangan motorik tampak pada kegiatan bermain yaitu permainan yang sifatnya fantasi berkembang kepada permainan yang sifatnya realistik dan melibatkan gerakan-gerakan yang lebih kompleks disertai aturan-aturan yang ketat. B. Perkembangan Seks 1. Mulai menyadari akan peranan seksnya sebagai laki-laki atau perempuan 2. Melakukan aktivitas sesuai dengan peranan seksnya 3. Menciptakan kesan akan kesesuaian dengan peranan seksnya 4. Mulai sadar akan penampilan yang dianggap sesuai dengan peran seksnya

Aspek Perkembangan Psikologis A Aspek Perkembangan Psikologis A. Perkembangan Kognitif bahwa pengetahuan di pelajari dan menyebabkan prilaku yang melibatkan pikiran, perasaan dan bahasa. Teori Perkembangan Kognitif menurut PIAGET yaitu : 1. Periode Sensori Motor (Usia 0 – 2 tahun) Berfikir mula-mula terjadi melalui perbuatan-perbuatan , mulai mengenal dan membedakan benda, orang, termasuk dirinya dengan orang lain. 2. Pertiode Preoperasional (2 – 7 tahun) Peningkatan kemampuan berfikir dan penggunaan bahasa, dapat berfikir sesuatu hal tetapi tidak dapat jika dibalik, jadi hanya satu arah, dapat mengamati objek yang hampir sama , nama-nama dihubungkan dengan benda atau klasifikasi benda. 3. Periode Concrete Operasional (7 – 11 tahun) Berfikir logis terhadap obyek yang konkrit, berkurang rasa egonya dan mulai bersikap sosial. Mengerti perubahan-perubahan dan proses dari kejadian-kejadian yang loebih kompleks serta hubungannya, mengelompokan benda-benda yang sama ke dalam atau lebih kelompok yang berbeda. 4. Periode Formal Operasional (11tahun – dewasa) Terbentunya ide-ide menghubungkan diantara simbol-simbol untuk membentuk konsep yang tidak dialami secara langsung dan mengerti. Berfikir secara abstrak.

B. Perkembangan Emosi Ketidakisenangan berdifresiensi di dalam rasa malu, cemas, kecewa, sedangkan kesenangan diperlihatkan ke dalam harapan dan kasih sayang. C. Perkembangan Persepsi Persepsi adalah proses yang sifatnya kompleks dalam menerima dan menginterpretasikan informasi yang datangnya dari berbagai indera penerima seperti rasa, raba/sakit, pembauan, pendengaran, penglihatan. D. Perkembangan Kepribadian 1. Sosialisasi mulai pesat, sudah mulai berhubungan dengan kawan-kawan baru di lingkungannya. 2. Mulai banyak berhubungan dengan teman sebayanya. 3. Mudah terpengaruh alih sikapnya. 4. Memandang teman sebayanya sama dengan dirinya.

Aspek Perkembangan Sosial A. Perkembangan Keagamaan 1 Aspek Perkembangan Sosial A. Perkembangan Keagamaan 1. Bersifat reseptif tetapi disertai pengertian-pengertian 2. Pandangan dan paham ke Tuhanan diterangkan secara nasional 3. penghayatan secara rohaniah makin mendalam, melangsungkan kegaitan ritual diterimanya sebagai keharusan moral. B. Perkembangan Moral Anak Usia SD 1. Mempertimbangkan tingkah laku baik buruk dipandang dari akibat yang ditimbulkan oleh tingkah laku itu bukan niat atau maksud sipelaku. 2. Kesalahan tingkah laku dilihat dari maksud orang bertingkah laku bukan dari akibat yang ditimbulkan oleh tingkah laku.

Faktor Kematangan, Kontinuitas dan Diskontinuitas A Faktor Kematangan, Kontinuitas dan Diskontinuitas A. Faktor Kematangan Proses kematangan ditandai oleh kematangan potensi-potensi dari organisme, baik yang fisik maupun yang psikis, untuk terus maju menuju perkembangan secara maksimal. Kematangan merupakan kesiapan fungsi-fungsi organ pada individu untuk melakukan potensinya. B. Kontinuitas Perkembangan berlangsung terus menerus sejak masa konsepsi sampai akhir hayat C. Diskontinuitas Pertumbuhan tidak terus menerus dan pertumbuhan akan berakhir atau berhenti setelah individu itu mencapai kedewasaan (maturasi).

Faktor Hereditas dan Lingkungan Perkembangan Anak Teori Empirisme Teori Nativisme Teori Konvergensi

1) Menurut Teori Empirisme Tokoh Teori Empirisme : John Locke Teori Empirisme disebut juga Teori Tabula rasa perkembangan individu ditentukan oleh pengalamannya. Pada saat dilahirkan jiwa manusia dalam keadaan kosong, ibarat tabularasa yang belum tertulisi, dan akan berkembang bagaimana, pengalamanlah yang menentukan

2) Menurut Teori Nativisme Tokoh Teori Nativisme : Arthur Schopenhauer Perkembangan individu ditentukan oleh pembawaannya. Bila individu dilahirkan dengan pembawaan yang baik, maka otomatis dia berkembang menjadi baik, dan sebaliknya. Lingkungan tidak dapat merubah apa yang sudah dimiliki oleh individu sebagai pembawaan.

3) Menurut Teori Konvergensi Tokoh Teori Konvergensi : William Stern Teori Konvergensi disebut juga Teori Interaksionisme. Perkembangan individu merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dengan faktor pengalaman

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan dan Pertumbuhan 1. Faktor Pembawaan (heredity) Pembawaan adalah seluruh kemungkinan-kemungkinan ataukesanggupan-kesanggupan (potensi) yang terdapat pada suatu individu yang dapat diwujudkan atau direalisasikan. aspek yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik,diantaranya: a. Kecerdasan b. Temperamen

2. Faktor Lingkungan (environment) Lingkungan tersebut dibagi kedalam 3 bagian, sebagai berikut: Lingkungan alam atau luar (external or phsycal environment) yaitu segala sesuatu yang ada didunia diluar diri manusia. Lingkungan dalam (internal environment) yaitu diri manusia. Lingkungan social masyarakat (social environment) 3. Faktor waktu (time) Saat-saat tibanya masa peka atau kematangan (maturation), yang dipadukan dengan kemungkinan- kemungkinan dan pengaruh lingkungan yang tepat akan mewujudkan kemampuan (actual ability).

Pengaruh status sosial ekonomi Kecenderungan sekular 4. Faktor-Faktor Lainnya Gizi Pengaruh status sosial ekonomi Aktivitas Pengaruh Himpitan Psikososial Pengaruh Urbanisasi Kecenderungan sekular Suku Kesehatan

Lingkungan Perkembangan Peserta Didik

LINGKUNGAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DEFINISI LINGKUNGAN Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar kita, yang mampu kita rasakan dan berpengaruh terhadap tingkah laku atau perilaku manusia. Lingkungan menurut Sartain (seorang psikolog dari America) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan (environment ) meliputi semua kondisi dan dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen. Bahkan, gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan (to provide environment) bagi gen yang lain.

Macam- macam Lingkungan Perkembangan Peserta Didik 1. Lingkungan Keluarga 2. Lingkungan Sekolah 3. Lingkungan Masyarakat

1. Lingkungan Keluarga (Lingkungan Pertama) Merupakan lingkungan dimana anak dididik untuk pertama kalinya. Dimana orang tua sangat berperan dalam mendidik anaknya agar mempunyai bekal untuk hidup yaitu taqwa kepada Tuhan dan berperilaku baik sesuai nilai dan norma yang berlaku. Kesatuan kekeluargaan yang besar disebut FAMILI. Menurut Comenius (seorang ahli didaktik) beliau mengemukakan bahwa tingkat permulaan pendidikan anak-anak dilakukan di dalam keluarga yang disebut scola-materna (sekolah ibu). Jadi, orang tua sangat berperan penting untuk selalu menekankan pada aspek moral dan kepribadian. Contohnya, dalam hal sopan santun atau tata krama.

2. Lingkungan Sekolah (Lingkungan Kedua) Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dibuat oleh pemerintah, dimana terdapat Kepala Sekolah sebagai orang yang mempunyai kekuasaan tertinggi dan Guru sebagai pendidik. Sekolah dapat membantu orang tua yang merasa sudah tidak mampu lagi dalam memberikan bekal kepada anak untuk hidup. Lingkungan Sekolah mempunyai peranan sebagai media untuk mempengaruhi kehidupan Intelektual, sosial, dan moral anak/siswa. Suasana dilingkungan sekolah baik sosial maupun psikologis menentukan proses dan pola penyesuaian diri yangg dapat dijadikan sbg bekal bagi proses penyesuaian diri di masyarakat.

3. Lingkungan Masyarakat ( Lingkungan Ketiga) Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Oleh karena itu, anak/siswa dari awal sudah harus mengenal apa itu lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan sosial yang manusianya saling berinteraksi sehingga terjalin sebuah komunikasi. Keadaan lingkungaan masyarakat dimana siswa berada merupakan kondisi yang menentukan proses dan pola- pola penyesuaian diri. Pergaulan anak yang slah akan mempengaruhi pola-pola penyesuaian dirinya. Misalnya, anak yang masih polos berteman dengan anak yang suka merokok atau suka mecuri. Anak polos tersebut akan mudah dipengaruhi, dan akhirnya terjadi tindakan yang menyimpang dari nilai dan norma yang ada di masyarakat.

Tugas-tugas Perkembangan

PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN a. Bahwa tahap-tahap perkembangan awal merupakan dasar untuk tahap-tahap perkembangan selanjutnya. b. Bahwa perkembangan membutuhkan stimuli. c. Bahwa tempo perkembangan bersifat individual. d. Bahwa perkembangan berlangsung dengan mengikuti pola tertentu. e. Bahwa perkembangan berlangsung secara bertahap.

Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada periode tertentu dalam hidup. Jika kita berhasil menyelesaikannya maka akan membawa kebahagiaan dan membantu penyelesaian tugas perkembangan selanjutnya. Sedangkan jika gagal diselesaikan akan mengakibatkan ketidakbahagiaan, penolakan dari lingkungan, dan kesulitan dalam menghadapi tugas perkembangan selanjutnya

Tugas perkembangan terdiri dari tiga jenis tugas: Pertama adalah tugas yang berasal dari pertumbuhan fisik. Kedua, ada tugas-tugas yang berasal dari kematangan kepribadian. Yang ini terkait dengan pertumbuhan sistem nilai dan aspirasi. ketiga adalah tugas yang berasal dari tuntutan masyarakat.

Hukum-Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan Hukum Cephalocoudal Hukum Proximodistal Perkembangan Terjadi dari Umum ke Khusus Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-Tahapan Perkembangan Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan

A. Hukum Cephalocoudal Pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki B. Hukum Proximodistal Pertumbuhan fisik berpusat di pusat, seperti jantung , hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi.aan lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi C. Perkembangan Terjadi dari Umum ke Khusus Anak akan mampu lebih dahulu menggerakkan tubuhnya sebelum ia bisa mempergunakan kedua tangkainya untuk menyangga batang tubuhnya, melangkahkan kaki dan berjalan. D. Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-Tahapan Perkembangan Masa pra-lahir, masa jabang bayi (0-2 minggu), masa bayi (2 minggu-1 tahun), masa anak pra sekolah (1 – 5 tahun), masa sekolah (6-12 tahun), masa remaja (13-21 tahun), masa dewasa (21-65 tahun), dan masa tua (65 tahun ke atas).

E. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan 1 E. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan 1. Jika perkembangan kemampuan fisiknya untuk berjalan jauh tertinggal dari patokan umum, tanpa ada sebab khusus pada fungsionalitas fisiknya yang terganggu. 2. Jika perkembangan kemampuan berbicara sangat lambat di bandingkan dengan anak-anak lain pada masa perkembangan yang sama. Seorang anak yang pada umur empat tahun misalnya masih mengalami kesulitan dalam berbicara, mengemukakan sesuatu dan terbatas perbendaharaan kata, mudah diramalkan anak itu akan mengalami kelambatan pada seluruh aspek perkembangannya.

Hukum-hukum Perkembangan Perkembangan manusia tidak terjadi begitu saja, akan tetapi terjadi dengan hukum-hukum tertentu. Adapun hukum-hukum dalam perkembangan antara lain : 1. Perkembangan adalah kualitatif. Perkembangan tidak mengenai materi melainkan fungsi dan perubahan fungsi bersifat kualitatif. 2. Perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses dan hasil belajar. Dengan belajar, seseorang akan memperoleh pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan sikap yang menentukan tingkat kedewasaan seseorang. Tingkat-tingkat kedewasaan seseorang merupakan indicator perkembangan orang itu. 3. Usia ikut mempengaruhi perkembangan. Bertambahnya usia, membuat seseorang tumbuh menuju kematangan-kematangan tertentu pada fungsi-fungsi jasmaniahnya. Kematangan fungsi jasmaniah dapat mempercepat proses perkembangan. 4. Masing-masing individu mempunyai tempo perkembangan yang berbeda-beda. Tempo perkembangan pada setiap individu cenderung menunjukkan kelangsungan perkembangan secara tetap dari bayi sampai dewasa, demikian pula pada orang lain.

5. Dalam keseluruhan periode perkembangan, setiap spesies perkembangan individu mengikuti pola umum yang sama. Setiap individu berkembang dengan mengikuti pola umum yang sama, karena masing-masing individu memiliki materiil serta fungsi-fungsi yang sama untuk bertumbuh. Secara umum, masing-masing anak yang sebaya mempunyai minat dan kebutuhan yang bersamaan. 6. Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan. Hereditas menumbuhkan fungsi-fungsi dan kapasitas, sedangkan pendidikan dan lingkungan mengembangkan fungsi-fungsi dan kapasitas itu. 7. Perkembangan yang lambat dapat dipercepat. Perkembangan seseorang dikatan terlambat apabila pribadinya tidak berkembang sesuai dengan pola perkembangannya sendiri yang normal. 8. Perkembangan meliputi proses individuasi dan integrasi. Perkembangan pribadi seseorang terjadi dari sederhana menuju kompleks. Kecakapan-kecakapan yang bersifat kompleks berkembang melalui koordinasi dan integrasi dari fungsi-fungsi yang sederhana dan kecil-kecil.

Tahap-tahap Tugas Perkembangan

Periodisasi Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia Masa Tua : 60 – meninggal dunia Masa Setengah Baya : 40 – 60 tahun Masa Dewasa Awal : 21 – 40 Tahun Masa Remaja Akhir : 17 – 21 tahun Masa Remaja Awal : 13/14 – 17 tahun Pubertas : 10/12 sampai 13/14 tahun Masa kanak-kanak akhir : 6 sampai 10/11 tahun Masa kanak-kanak awal : 2 tahun sampai 6 tahun Masa Bayi : Akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua Masa Neonatus : lahir sampai akhir minggu kedua setelah lahir Prenatal : Saat konsepsi sampai lahir

Tahap-Tahap Tugas Perkembangan Balita (0-5 Tahun) Belajar merangkak Belajar berjalan Belajar makan makanan halus dan padat Belajar bicara Belajar mengontrol buang air Belajar tentang perbedaan jenis kelamin Belajar menjalin hubungan dengan orang tua, saudara kandung, dan orang lain Membentuk konsep sederhana mengenai dunia sekitar Menyiapkan diri untuk membaca

b. Masa Kanak-Kanak (6-12 Tahun) Bisa bermain dengan teman sebaya Membentuk sikap positif terhadap diri sendiri Mempelajari peran gender yang sesuai Mengembangkan kemampuan dasar dalam membaca, menghitung, dan menulis Mengembangkan hati nurani, moralitas, dan sistem nilai Memiliki kemandirian dasar dalam kegiatan sehari-hari

c. Remaja(13-18 Tahun) Memiliki hubungan yang lebih dewasa dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin Memiliki peran maskulin atau feminin Menerima keadaan fisik yang dimiliki dan menggunakannya secara efektif Memiliki kemandirian emosi dari orang tua dan orang dewasa lain Mengembangkan pemahaman tentang pernikahan dan kehidupan berkeluarga Mulai berusaha mandiri secara ekonomik dan memiliki aktivitas menghasilkan Memiliki sistem nilai dan etika sebagai panduan berperilaku

d. Dewasa Muda (19-29 Tahun) Mencari dan memilih pasangan hidup Belajar hidup bersama pasangan Memulai sebuah keluarga Merawat anak Mengatur rumah tangga Memulai jenjang karier Mengambil tanggung jawab sipil

e. Paruh Baya (30-60 Tahun) Membantu anak yang sudah remaja untuk menjadi bertanggung jawab dan bahagia Menjadi warga negara dan masyarakat sosial yang bertanggung jawab Mencapai dan mempertahankan performa karier yang memuaskan Mengembangkan aktivitas waktu luang Menjalin hubungan yang lebih intim dengan pasangan hidup Menerima dan beradaptasi dengan perubahan fisik yang terjadi

f. Lanjut Usia (61 Tahun Keatas) Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik Menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi karena pensiun dan berkurangnya penghasilan Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup Menerima fakta bahwa dirinya termasuk golongan lanjut usia dan mencari kelompok seusia Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara fleksibel Merasa puas terhadap lingkungan hidup yang mungkin diatur orang lain

Hakikat Belajar

Moh. Surya (1997) : “suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.

Witherington (1952) : “perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Crow & Crow (1958) : “ belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”.

Hilgard (1962) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi” Di Vesta dan Thompson (1970) : “ belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”. Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul karena pengalaman”

Belajar sebagai Perubahan Perilaku

Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu : 1. Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional). Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar.

2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu) 2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu). Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya.

3. Perubahan yang fungsional 3. Perubahan yang fungsional. Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang.

4. Perubahan yang bersifat positif 4. Perubahan yang bersifat positif. Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan. 5. Perubahan yang bersifat aktif. Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan.

6. Perubahan yang bersifat pemanen. Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya. 7. Perubahan yang bertujuan dan terarah. Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.

8. Perubahan perilaku secara keseluruhan. Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya.

Hasil Belajar

Menurut Gagne perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk : Informasi verbal; penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi Kecakapan intelektual; keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan (discrimination), memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.

Strategi kognitif; kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Misal; kemampuan mengendalikan ingatan dan cara – cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada pada proses pemikiran.

Sikap; berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.

Kecakapan motorik; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.

Pengetahuan (knowledge) Pemahaman (comprehension) Bloom, perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan psikomotor Kawasan Kognitif, kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar terdiri dari : Pengetahuan (knowledge) Pemahaman (comprehension) Penerapan (application) Penguraian (analysis) Memadukan (synthesis) Penilaian (evaluation)

B. Kawasan Afektif, kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, terdiri dari : Penerimaan (receiving/attending) Sambutan (responding) Penilaian (valuing) Pengorganisasian (organization) Karakterisasi (characterization)

C. Kawasan Psikomotor, Kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari : kesiapan; peniruan (imitation); membiasakan (habitual); menyesuaikan (adaptation) dan menciptakan (origination).

MOTIVASI BELAJAR

Motivasi dan Motivasi Belajar Dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku - Suatu energi penggerak, pengarah dan memperkuat tingkah laku (Thomas L. Good dan Jere B. Braphy) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang dapat menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai

Jenis Motivasi Motivasi Intrinsik Motivasi Ekstrinsik

Motivasi Intrinsik Strategi dalam mengajar agar siswa termotivasi : Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa Memberikan kebebasan kepada siswa memperluas materi pelajaran sebatas yang pokok Memberi banyak waktu ekstra bagi siswa untuk mengerjakan tugas dan memanfaatkan sumber belajar di sekolah Sesekali memberikan penghargaan pada siswa atas pekerjaannya Meminta siswa untuk menjelaskan hasil pekerjaannya

Motivasi Ekstrinsik Strategi untuk membimbing siswa agar termotivasi : Memperkenalkan tujuan pengajaran sehingga siswa mengetahui dengan jelas apa yang harus ia capai dalam proses belajar itu Memonitor kemajuan dan memberikan penguatan pada siswa lebih dari pada siswa yang memiliki motivasi intrinsik Menilai setiap tugas siswa dan memberikan komentar secara tertulis atas tugas-tugas yang berbentuk tulisan

Fungsi Motivasi Mendorong timbulnya kelakukan atau suatu perbuatan, seperti timbulnya dorongan untuk belajar, Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan, Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.

Unsur Motivasi Belajar Enam Motif yang menggerakkan anak mau belajar, menurut Atto Wilman antara lain : Motif psikologik Motif praktis Motif pembentukan kepribadian Motif kesusilaan Motif sosial Motif ketuhanan

Ciri-Ciri Motivasi Belajar Menurut  Hidayat R (2005 : 23) ada beberapa ciri motivasi belajar, antara lain : Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang tekah dicapainya). Menunjukan minat terhadap macam-macam masalah untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap tindak kriminal amoral, dan sebagainya). Lebih senang bekerja mandiri. Cepat bosan dengan tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau yakin akan sesuatu). Senang mencari dan memecahkan soal-soal.

Usaha Meningkatkan Motivasi Belajar Sardiman (1986 : 91-94) mengemukakan bahwa ada beberapa bentuk dan cara yang dapat dilakukan guru dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa di sekolah, antara lain : 1. Memberi Angka 2. Hadiah 3. Saingan/Kompetisi 4.  Memberi Ulangan 5. Mengetahui Hasil 6. Pujian 7. Hukuman 8. Hasrat untuk belajar 9. Minat 10.  Tujuan yang Diikuti

Usaha guru untuk membangkitkan perhatian siswa secara sepontan Mengajar yang menarik sesuai dengan tingkat perkembangan anak Mengadakan selingan dalam mengajar yang sehat Menggunakan media yang sesuai dengan bahan ajar Menjauhkan pengaruh yang mengganggu konsentrasi belajar anak

Usaha guru untuk membangkitkan perhatian siswa secara disengaja Memberikan pengertian manfaat bahan pelajaran yang akan diajarkan pada siswa Menghubungkan antara hal-hal yang sudah diketahui siswa dengan hal-hal yang akan diketahui siswa Mengadakan kompetisi dalam belajar Memberikan hukuman dan pujian tetapi yang bijaksana

Berikut Beberapa Faktor Pendorong Mengapa Manusia Memiliki Keinginan Untuk Belajar 1. Adanya dorongan rasa ingin tahu 2. Adanya keinginan untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai tuntutan zaman dan lingkungan sekitarnya. 3. Mengutip dari istilah Abraham Maslow bahwa segala aktivitas manusia didasari atas kebutuhan yang harus dipenuhi dari kebutuhan biologis sampai aktualisasi diri. 4. Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang telah diketahuinya. 5. Agar mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya. 6. Untuk meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi diri. 7. Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan. 8. Untuk mengisi waktu luang.

Sementara Sekian dulu, nanti dilanjutkan setelah UTS. Semoga Bermanfaat dan Terima kasih. www.ayahalby.wordpress.com