ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DASAR DIETETIK untuk pasieN
Advertisements

By: Lisna Annisa Fitriana, S.Kep., Ners, M.Kes
Paskalis Lukimon (Ners)
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HIDROSEFALUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIABETES MELLITUS
Kesehatan Masyarakat disekitar Sungai Siak
KELOMPOK 33 : SYANTO REZKY DUWILA
KESEHATAN TENTANG DIARE.
Eksim: Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan
OLEH Ns. I GEDE SATRIA ASTAWA, S.Kep
ASUHAN KEPERAWATAN PERSALINAN
DIARE KELOMPOK I.
OLEH: Ns. Titik Anggraeni, S.Kp.,M.Kes.
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
Askep Lansia dengan Gangguan sistem pencernaan
ASUHAN BAYI BARU LAHIR dan NEONATUS di komunitas
RESIKO HIGIENE TERKAIT KERACUNAN MAKANAN. Bahan makanan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin.
KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE by: Richa Noprianty
Asuhan keperawatan pada klien dengan infeksi hiv – aids
ASKEP GASTRITIS IRMA NUR AMALIA, m.kEP.
ASUHAN KEPERAWATAN HIPOSPADIA
Mengenal Berbagai Rupa dan Warna Feses Bayi ASI
TYPOID PADA ANAK.
PROSES KEPERAWATAN MENU UTAMA
Pendahuluan Lewat makanan dan Tifus-usus halus Airborne Minuman (faeco-oral Transmission route) Airborne Disease Tifus-usus halus Polio-saraf.
PROGRAM PENANGGULANGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
Asuhan Keperawatan pada Pasien Konstipasi
Prinsip perawatan pasien medik
PENATALAKSANAAN GIZI PADA PASIEN ANAK DENGAN GASTRO ENTERITIS di RUMAH SAKIT PERSAHABATAN ONLY IVONILA RIWU ( ) 
Demam Tifoid Eggi Arguni.
DIET PASIEN GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN
MARASMUS MATERI KULIAH.
PRISKILA APRILIA HAMBER
Yophi Nugraha S.Kep.,Ners.,M.Kes
EPIDEMIOLOGI DIARE by WIDYA HC.
GIZI PADA LANSIA Oleh : SILVIA MELINI
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN Riana Aini, Amd.Keb.
TYPOID PADA ANAK.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI (MASTITIS)
By: Lisna Annisa Fitriana, S.Kep., Ners, M.Kes
Portofolio Rawat Inap: Gastroenteritis Disusun oleh: dr. Rouven Sylviano Pendamping: dr. Epriana.
FOOD POISONING Keracunan makanan oleh bakteri terjadi karena bakteri dalam makanan tersebut mengeluarkan enterotoksin, atau racun, sebagai produk sampingan.
ASUHAN KEPERAWATAN PERSALINAN Meta Nurbaiti, S.kep.,Ns.,M.Kes
PROGRAM PENANGGULANGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TUBERCULOSIS MILLER
PATOFISIOLOGI INFEKSI OPORTUNISTIK
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN.
DEMAM.
ANATOMI FISIOLOGI KANKER PAYUDARA DISUSUN OLEH : ANGGI LESTARI
ASKEP COLITIS ULSERATIF
Swamedikasi pada Diare
Penatalaksanaan Diare Berdasarkan MTBS
PENANGANAN ANAK DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN DAN MANAJEMEN ASUHAN PADA KASUS DIARE
‘’DIARE PADA ANAK DAN DEWASA’’
Diare Kelompok 1.
Diare Pada Anak.
Oleh : Tini Fajarwati (12.116)
INTOLERANSI MAKANAN JUWITA CINDI A DEFINISI Keadaan dimana saat seseorang mengkonsumsi suatu makanan tertentu dapat timbul gejala yang tidak.
CONCEPT MAPPING ABOUT DIARE DI SUSUN OLEH : AWINDA SARI AHMAD REDHO HILDA NUR AFNI RAMADHAN SUPRIADIN Y. KALVEIN M.M.
FAJAR Lasamadi  Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Rumah Sakit Daerah Luwuk, 3 tahun terakahir dari tahun jumlah penderita.
TRAUMA ABDOMEN.
Penyakit Typus By:Riccy Lee Girsang.
FARMAKOTERAPI DIARE AKUT Rustamaji
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
HIPEREMISIS GRAVIDARUM
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
MUHAMMAD RISAL, S.Kep.,Ns.,M.Kes.  A.Riwayat Kesehatan ◦ Fokus pada gejala umum disfungsi gastrointestinal  nyeri, kembung, gas usus, mual muntah, hematemesis,
Transcript presentasi:

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL Oleh: Rita Yuliani, S.Kp, M.Si

Kasus yang Sering terjadi 1.Gastroenteritis (diare akut): inflamasi lambung & usus yg disebabkan oleh bakteri, virus. 2. Konstipasi: keluarnya feses keras atau padat atau defekasi yang jarang dgn gejala seperti kesulitan mengeluarkan feses, feses bercak darah dan ketidaknyamanan abdomen. 3. GER (gastroesophageal refluk): transfer pasif isi lambung ke esophagus.

5.Hepatitis: inflamasi kronis atau akut pd hati. 6. Cirosis terjadi tahap akhir peny kronik liver termasuk atresia bilier dan hepatitis kronis.

Gastro Enteritis/Diare Suatu penyakit yang ditandai dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja, lembek sampai cair dan bertambahnya frekuensi BAB lebih dari biasanya (3 kali atau lebih dalam 1 hari).

Etiologi Bakteri (E. Coli, Salmonella nontifoid/tifoid), virus (rotavirus), parasit, jamur Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri Intoleransi laktosa Alergi makanan

Turunnya absorpsi aktif Na+ PATOFISIOLOGI Faktor penyebab Mengeluarkan toksin Turunnya absorpsi aktif Na+ Tekanan osmotik meningkat Cairan berpindah dari jaringan ke dalam usus melalui proses difusi Cairan dan elektrolit tertahan di lumen usus Dikeluarkan dari tubuh Diare

Pemeriksaan fisik Kaji berat badan, tinggi badan, tanda-tanda vital Mual, Muntah atau regurgitasi Kaji keluaran fekal jumlah, volume, karakteristik Bising usus, adakah distensi abdomen Nyeri abdomen Perdarahan gastrointestinal, hematemisis, melena. Ikterik. Kaji status dehidrasi

Riwayat Penyakit Kemungkinan memakan makanan atau air yang terkontaminasi. Kontak dengan individu yang diketahui menderita hepatitis. Transfusi darah terakhir Mengkonsumsi obat hepatotoksik Kebiasaan defekasi

Diagnosa Keperawatan Kurangnya volume cairan b.d kehilangan cairan melalui feses atau muntah Data Obyektif (DO): Muntah, diare, Turgor kulit menurun, ubun-ubun cekung, sunken eyes, mukosa bibir kering, terlihat haus. Tujuan : klien menunjukan tanda-tanda rehidrasi dan mempertahankan hidrasi yang adekuat.

Intervensi: Beri larutan rehidrasi oral. Berikan dan pantau cairan IV sesuai ketentuan. Kaji tanda-tanda vital, tugor kulit, membran mukosa. Timbang berat badan. Catat intake dan output. Beri diet reguler pada anak

Kriteria hasil: Anak menunjukkan hidrasi yang cukup Mukosa lembab, ubun-ubun tidak cekung, mata tidak cekung, turgor kulit elastis,

DO: BB menurun, anoreksia Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat dan muntah. DO: BB menurun, anoreksia Tujuan : klien mengkonsumsi nutrisi yang adekuat untuk mempertahankan berat badan sesuai usia. Intervensi : Observasi dan catat respon terhadap pemberian makan.

Kriteria hasil: kebutuhan nutrisi tercukupi Mulai dengan pemberian makan tapi sering. Hindari produk susu yang mengandung laktosa jika anak mengalami intoleransi laktosa. Pantau berat badan. Kriteria hasil: kebutuhan nutrisi tercukupi

Tujuan: kulit terlihat utuh Intervensi: Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena frekuensi BAB yang sering DO: Kemerahan daerah perinal, anak rewel Tujuan: kulit terlihat utuh Intervensi: Setiap saat mengganti popok, gunakan popok yang kering dan bersih. Pelihara kelembaban daerah perianal, hindari penggunaan bedak.

Kriteria hasil: Observasi tanda-tanda perluasan iritasi. Lakukan perawatan luka daerah perianal Kolaborasi: pemberian anti inflamasi/anti jamur/pelembab kulit. Kriteria hasil: Anak menunjukkan tidak memiliki tanda-tanda kerusakan kulit

Risiko penyebarluasan infeksi berhubungan invasi mikroorganisme pada saluran GI Tujuan: klien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi gastrointestinal Intervensi: Implementasikan substansi tubuh atau praktik pengendalian infeksi rumah sakit, termasuk pembuangan feses dan pencucian yang tepat, serta penanganan spesimen yang tepat. Pertahankan cuci tangan yang benar Gunakan popok yang memiliki daya serap baik.

Hasil yang diharapkan: Pakaikan popok dengan tepat Ajarkan anak/keluarga untuk melakukan tindakan pencegahan setelah toileting. Instruksikan kepada anggota keluarga/pengunjung untuk melakukan kewaspadaan isolasi (cuci tangan) Hasil yang diharapkan: Infeksi tidak menyebar kepada orang lain.

Konstipasi b.d imobilitas, kerusakan neuromuskuler, obat-obatan Tujuan : klien mengalami eliminasi usus yang adekuat. Intervensi : Berikan diet yang tepat untuk mencegah konstipasi. Tingkatkan masukan cairan.

Kriteria hasil: Tetapkan waktu eliminasi yang teratur. Berikan privasi toileting yg sesuai dengan usia dan perkembangan anak. Berikan pelunak feses sesuai ketentuanan. Berikan enema dan atau supositoria sesuai ketentuan. Kriteria hasil: Anak menunjukkan tanda-tanda eliminsasi yang adekuat.

Resiko tinggi infeksi b.d adanya virus hepatitis Tujuan : Klien dan orang lain tidak kontak dengan infeksi Intervensi : Lakukan tindakan kewaspadaan umum. Gunakan teknik mencuci tangan yang tepat. Popok sekali pakai.

. Popok sekali pakai 4. Jelaskan pada keluarga dan anak cara- cara umum penyebaran hepatitis a (rute fekal-oral) dan hepatitis b (rute parenteral). 5. Ajarkan pada anak dan keluarga pengendalian infeksi. 6. Beri penjelasan pada orang tua tentang imunisasi hepatitis.

Popok sekali pakai Jelaskan pada keluarga dan anak cara-cara umum penyebaran hepatitis A (rute fekal-oral) dan hepatitis B (rute parenteral). Ajarkan pada anak dan keluarga pengendalian infeksi. Beri penjelasan pada orang tua tentang imunisasi hepatitis.

Tugas Kelompok Terapi Cairan

TERIMAKASIH