(Basic Control System)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Peserta mengerti tahap-tahap pada ADC
Advertisements

KIMIA UNSUR-UNSUR TRANSISI
PERTEMUAN 3 Algoritma & Pemrograman
Penyelidikan Operasi 1. Konsep Optimisasi.
KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
Penyusunan Data Baseline dan Perhitungan Capaian Kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DIREKTORAT.
BALTHAZAR KREUTA, SE, M.SI
PENGEMBANGAN KARIR DOSEN Disarikan dari berbagai sumber oleh:
Identitas, persamaan dan pertidaksamaan trigonometri
ANGGOTA KELOMPOK WISNU WIDHU ( ) WILDAN ANUGERAH ( )
METODE PENDUGAAN ALTERNATIF
Dosen Pengampu: Muhammad Zidny Naf’an, M.Kom
GERAK SUGIYO, SPd.M.Kom.
Uji Hipotesis Luthfina Ariyani.
SOSIALISASI PEKAN IMUNISASI NASIONAL (PIN) POLIO 2016
PENGEMBANGAN BUTIR SOAL
Uji mana yang terbaik?.
Analisis Regresi linear berganda
PEERSIAPAN DAN PENERAPAN ISO/IEC 17025:2005 OLEH: YAYAN SETIAWAN
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
b. Kematian (mortalitas)
Ilmu Komputasi BAGUS ADHI KUSUMA
Uji Hipotesis dengan SPSS
OVERVIEW PERUBAHAN PSAK EFFEKTIF 2015
Pengolahan Citra Berwarna
Teori Produksi & Teori Biaya Produksi
Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi
PERSIAPAN UN MATEMATIKA
Kriptografi.
1 Bab Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi.
Ekonomi untuk SMA/MA kelas XI Oleh: Alam S..
ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL DALAM PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR
Dosen: Atina Ahdika, S.Si., M.Si.
Anggaran biaya konversi
Junaidi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
Pemodelan dan Analisis
Bab 4 Multivibrator By : M. Ramdhani.
Analisis Regresi – (Lanjutan)
Perkembangan teknologi masa kini dalam kaitannya dengan logika fazi
DISTRIBUSI PELUANG KONTINU
FETAL PHASE Embryolgy II
Yusuf Enril Fathurrohman
3D Viewing & Projection.
Sampling Pekerjaan.
Gerbang Logika Dwi Indra Oktoviandy (A )
SUGIYO Fisika II UDINUS 2014
D10K-6C01 Pengolahan Citra PCD-04 Algoritma Pengolahan Citra 1
Perpajakan di Indonesia
Bab 2 Kinerja Perusahaan dan Analisis Laporan Keuangan
Penyusunan Anggaran Bahan Baku
MOMENTUM, IMPULS, HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM DAN TUMBUKAN
Theory of Computation 3. Math Fundamental 2: Graph, String, Logic
Strategi Tata Letak.
Theory of Computation 2. Math Fundamental 1: Set, Sequence, Function
METODE PENELITIAN.
(Skewness dan kurtosis)
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dasar-dasar piranti photonik
Klasifikasi Dokumen Teks Berbahasa Indonesia
Mekflu_1 Rangkaian Pipa.
Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1
SEKSI NERACA WILAYAH DAN ANALISIS BPS KABUPATEN TEMANGGUNG
ASPEK KEPEGAWAIAN DALAM PENILAIAN ANGKA KREDIT
RANGKAIAN DIODA TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2015/2016
Ruang Euclides dan Ruang Vektor 1.
Bab Anuitas Aritmetrik dan Geometrik
Penyelidikan Operasi Pemrograman Dinamik Deterministik.
Kesetimbangan Fase dalam sistem sederhana (Aturan fase)
ANALISIS STRUKTUR MODAL
Transcript presentasi:

(Basic Control System) DASAR SISTEM KONTROL (Basic Control System) Tim Penyusun: Ir. Porman Pangaribuan, M.T. Ig. Prasetya Dwi Wibawa, M.T. Agung Surya Wibowo, M.T. Cahyantari Ekaputri, M.T. Program Studi S1 Teknik Elektro

TANGGAPAN FREKUENSI: BODE DIAGRAM Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3 Learning Outcomes Mahasiswa mampu membandingkan respon frekuensi. Mahasiswa mampu melakukan analisis respon/tanggapan frekuensi dari plot bode diagram. Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3 Tanggapan Frekuensi Yaitu tanggapan keadaan tunak terhadap masukan berbentuk sinusoidal. Metode konvensional dilakukan dengan cara mengubah frekuensi masukan lalu diamati respon/tanggapannya terhadap perubahan frekuensi tsb. Beberapa Analisis Tanggapan Frekuensi: Diagram Bode Kompensasi performansi sistem mudah dilakukan dgn diagram Bode. Penentuan fungsi alih secara eksperimen dapat dilakukan dgn mudah. Diagram Polar/Nyquist Kestabilan (mutlak & relatif) sistem lup tertutup dengan mudah dicari dari tanggapan frekuensi lup terbuka. Menggambarkan tanggapan frekuensi untuk semua rentang frekuensi (πœ”=0 s.d. πœ”β†’βˆž). Log Magnitude vs Phase Plot/Diagram Nichols (tidak dipelajari di perkuliahan ini) Perubahan konstanta penguatan 𝐺 π‘—πœ” tidak mengubah bentuk, hanya menggeser ke atas & bawah. Kestabilan relatif lup tertutup mudah dicari. Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

Seputar Tanggapan Frekuensi Kestabilan sistem dapat ditentukan dgn tanpa mencari akar-akar persamaan karakteristiknya terlebih dulu (kriteria kestabilan Nyquist). Pengujian/eksperimen tanggapan frekuensi relatif mudah dan dapat dibuat akurat dgn menggunakan alat generator fungsi sinus sbg masukan. Fungsi alih komponen-komponen yang rumit dapat ditentukan secara eksperimen melalui pengujian tanggapan frekuensi. Metoda tanggapan frekuensi dapat diterapkan pada sistem-sistem yang memiliki fungsi rasional, misal sistem dgn transport lags (delay). Plant yang tak dapat dikarakterisasi dengan tepat dapat ditangani melalui metoda tanggapan frekuensi. Suatu sistem dapat dirancang melalui pendekatan tanggapan frekuensi shg derau yang tak diinginkan pd frekuensi tertentu dapat dihilangkan. Analisis tanggapan frekuensi dapat diterapkan pada sistem kendali non linier tertentu. Tanggapan waktu alih dapat diketahui secara tak langsung melalui tanggapan frekuensinya. Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

Tanggapan terhadap Masukan Sinusoidal Karakteristik tanggapan frekuensi suatu sistem dapat diperoleh langsung dari fungsi alih terhadap masukan sinusoidal. 𝐺 𝑠 →𝐺 π‘—πœ” Diberikan sistem linier invarian-waktu sbb: Tanggapan sistem: π‘Œ 𝑠 =𝐺 𝑠 𝑋 𝑠 = 𝑝 𝑠 π‘ž 𝑠 𝑋(𝑠) Misal masukan sistem: π‘₯ 𝑑 =𝐴 sin πœ”π‘‘ β„’ 𝑋 𝑠 = π΄πœ” 𝑠 2 + πœ” 2 Sehingga tanggapan sistem: π‘Œ 𝑠 = 𝑝 𝑠 π‘ž 𝑠 π΄πœ” 𝑠 2 + πœ” 2 = π‘Ž 𝑠+π‘—πœ” + π‘Ž π‘ βˆ’π‘—πœ” π‘šπ‘Žπ‘ π‘’π‘˜π‘Žπ‘› π‘ π‘–π‘›π‘’π‘ π‘œπ‘–π‘‘π‘Žπ‘™ + 𝑏 1 𝑠+ 𝑠 1 + 𝑏 2 𝑠+ 𝑠 2 +…+ 𝑏 𝑛 𝑠+ 𝑠 𝑛 Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

Tanggapan terhadap Masukan Sinusoidal Tanggapan waktu sistem: 𝑦 𝑑 =π‘Ž 𝑒 βˆ’π‘—πœ”π‘‘ + π‘Ž 𝑒 π‘—πœ”π‘‘ + 𝑏 1 𝑒 βˆ’ 𝑠 1 𝑑 + 𝑏 2 𝑒 βˆ’ 𝑠 2 𝑑 +…+ 𝑏 𝑛 𝑒 βˆ’ 𝑠 𝑛 𝑑 , 𝑑β‰₯0 Untuk sistem stabil asimtotik, akar-akar riilnya bernilai negatif, untuk π‘‘β†’βˆž, nilai 𝑒 βˆ’ 𝑠 1 𝑑 , 𝑒 βˆ’ 𝑠 2 𝑑 ,…, 𝑒 βˆ’ 𝑠 𝑛 𝑑 akan mendekati nol. Sehingga pada kondisi tunak (steady state), tanggapan sistem yaitu: 𝑦 𝑠𝑠 𝑑 =π‘Ž 𝑒 βˆ’π‘—πœ”π‘‘ + π‘Ž 𝑒 π‘—πœ”π‘‘ dimana: Terlihat bahwa untuk masukan sinusoidal: 𝐺 𝑠 →𝐺 π‘—πœ” = G jπœ” 𝑒 π‘—πœ™ = G jπœ” ∠𝐺 π‘—πœ” dimana G jπœ” menyatakan magnitudo, dan πœ™ menyatakan sudut fasa. Sudut fasa bisa kita cari: πœ™= tan βˆ’1 Im 𝐺 π‘”πœ” Re 𝐺 π‘—πœ” A Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

Tanggapan terhadap Masukan Sinusoidal Kesimpulan: untuk sistem linier invarian-waktu, jika diberikan masukan berbentuk sinusoidal, pada keadaan tunak akan menghasilkan tanggapan sistem berbentuk sinusoidal pula dengan frekuensi keluaran sama dengan frekuensi masukan, hanya saja magnitudo & sudut fasanya bervariasi untuk setiap perubahan frekuensi. Respon magnitudo 𝐺 π‘—πœ” & sudut fasa ∠𝐺(π‘—πœ”) tersebut yang akan kita gunakan sebagai acuan untuk menggambar diagram bode. A B Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

Menggambar Diagram Bode/Bode Plot Bode diagram disebut juga dengan Plot Logaritmik. Bode diagram terdiri dari 2 buah grafik: Grafik logaritmik dari magnitudo fungsi alih, 20 log 𝐺(π‘—πœ”) , Grafik sudut fasa, ∠𝐺(π‘—πœ”). Standar untuk skala dari logaritmik magnitudo, 𝐺(π‘—πœ”), adalah 20 log 𝐺(π‘—πœ”) dalam satuan desibel (dB), dengan basis logaritma 10. Sementara untuk sudut fasa yaitu dalam derajat sudut (ο‚°). Untuk menggambar bode diagram secara manual, digunakan kertas semilog. Dimana untuk absis yaitu frekuensi dalam skala logaritmik, sementara untuk ordinat magnitudo/sudut fasa dalam skala linier. Adapun secara simulasi, menggambar diagram Bode dapat dilakukan dengan bantuan MATLAB. Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

Bentuk-bentuk Dasar Fungsi: 𝐺 π‘—πœ” 𝐻(π‘—πœ”) Penguatan Proporsional, 𝑲. Faktor-faktor Integral dan Turunan, π’‹πŽ βˆ“πŸ Faktor-faktor Orde-1, 𝟏+π’‹πŽ/ 𝝎 𝒄 βˆ“πŸ Faktor-faktor Orde-2/Kuadratik, 𝟏+πŸπƒ (π’‹πŽ/ 𝝎 𝒄 + π’‹πŽ/ 𝝎 𝒄 𝟐 ) βˆ“πŸ Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

1. Penguatan Proporsional: 𝐾 Diberikan sistem kontrol lup terbuka sbg berikut: 𝐺 π‘—πœ” 𝐻 π‘—πœ” =𝐾 Tentukan magnitudo dan sudut fasa: Magnitudo: 20log 𝐺 π‘—πœ” 𝐻 π‘—πœ” =20 log 𝐾 Sudut Fasa: ∠𝐺 π‘—πœ” 𝐻 π‘—πœ” =0Β° Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3 Gambar Bode Diagram: d (𝑑𝐡) 20 log 𝐾 πœ” πœ™ 0Β° 1. Magnitudo 2. Sudut Fasa Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

Bentuk-bentuk Dasar Fungsi: 𝐺 π‘—πœ” 𝐻(π‘—πœ”) Penguatan Proporsional, 𝑲. Faktor-faktor Integral dan Turunan, π’‹πŽ βˆ“πŸ Faktor-faktor Orde-1, 𝟏+π’‹πŽ/ 𝝎 𝒄 βˆ“πŸ Faktor-faktor Orde-2/Kuadratik, 𝟏+πŸπƒ (π’‹πŽ/ 𝝎 𝒄 + π’‹πŽ/ 𝝎 𝒄 𝟐 ) βˆ“πŸ Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

2. Faktor-faktor Integral dan Turunan: π’‹πŽ βˆ“πŸ Bentuk integral: 𝐺 𝑠 = 1 𝑠 →𝐺 π‘—πœ” = 1 π‘—πœ” =βˆ’j 1 πœ” Tentukan Magnitudo & Sudut Fasa: Magnitudo: 20log 𝐺 π‘—πœ” =20 log 1 π‘—πœ” =20 log 1 πœ” = βˆ’20 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘–π‘’π‘›=βˆ’20𝑑𝐡/π‘‘π‘’π‘˜π‘Žπ‘‘π‘’ log πœ” Sudut Fasa: ∠𝐺 π‘—πœ” =βˆ’90Β° (arah sb. Imajiner negatif bidang-𝑠) Bentuk diferensial: 𝐺 𝑠 =sβ†’G jπœ” =π‘—πœ” 20log 𝐺 π‘—πœ” =20 log π‘—πœ” = 20 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘–π‘’π‘›=20𝑑𝐡/π‘‘π‘’π‘˜π‘Žπ‘‘π‘’ log πœ” Sudut Fasa: ∠𝐺 π‘—πœ” =90Β° (arah sb. Imajiner positif bidang-𝑠) Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3 Gambar Bode Diagram: d (𝑑𝐡) πœ” πœ™ -90Β° 90Β° 180Β° 0Β° -180Β° v 0.1 100 10 1 βˆ’40 40 20 βˆ’20 Gradien = -20 dB/dekade Gradien = 20 dB/dekade 𝐺 π‘—πœ” = 1 π‘—πœ” 𝐺 π‘—πœ” =π‘—πœ” Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

Bentuk-bentuk Fungsi Dasar : 𝐺 π‘—πœ” 𝐻(π‘—πœ”) Penguatan Proporsional, 𝑲. Faktor-faktor Integral dan Turunan, π’‹πŽ βˆ“πŸ Faktor-faktor Orde-1, 𝟏+π’‹πŽ/ 𝝎 𝒄 βˆ“πŸ Faktor-faktor Orde-2/Kuadratik, 𝟏+πŸπƒ (π’‹πŽ/ 𝝎 𝒄 + π’‹πŽ/ 𝝎 𝒄 𝟐 ) βˆ“πŸ Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

3. Faktor-faktor Orde-1: 1+π’‹πŽ/ πœ” 𝑐 βˆ“πŸ Bentuk: 𝐺 π‘—πœ” = 1 1+π‘—πœ”/ πœ” 𝑐 Magnitudo, 20log 𝐺 π‘—πœ” : 20log 𝐺 π‘—πœ” =20 log 1 1+π‘—πœ”/ πœ” 𝑐 =20 log 1 1+ πœ”/ πœ” 𝑐 2 =βˆ’20 log 1+ πœ”/ πœ” 𝑐 2 Untuk daerah πœ”β‰ͺ πœ” 𝑐 (asimtot pertama): 20log 𝐺 π‘—πœ” β‰…βˆ’20 log 1+0 =0 𝑑𝐡 Untuk daerah πœ”β‰« πœ” 𝑐 (asimtot kedua): 20log 𝐺 π‘—πœ” β‰…βˆ’20 log log πœ”/ πœ” 𝑐 2 = βˆ’20 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘–π‘’π‘› log πœ”/ πœ” 𝑐 Sudut Fasa, ∠𝐺 π‘—πœ” : Untuk daerah πœ”β‰ͺ πœ” 𝑐 : πœ™β‰…0Β° Untuk daerah πœ”β‰« πœ” 𝑐 : πœ™β‰…βˆ’90Β° Untuk daerah πœ”= πœ” 𝑐 : πœ™= βˆ’tan βˆ’1 πœ”/ πœ” 𝑐 = βˆ’tan βˆ’1 1 =βˆ’45Β° NB: 𝝎 𝒄 disebut dengan frekuensi sudut (corner frequency) Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

Gambar Bode Diagram: 𝐺(π‘—πœ”)= 1 1+π‘—πœ”/ πœ” 𝑐 Asimtot 1 Asimtot 2 Frekuensi sudut Kurva sebenarnya πœ” 𝑐 10πœ” 𝑐 2 πœ” 𝑐 20πœ” 𝑐 πœ” 𝑐 2 5πœ” 𝑐 πœ” 𝑐 10 πœ” 𝑐 5 πœ” 𝑐 20 Gradien = 20 dB/dekade Galat Besar galat pd frekuensi sudut, πœ”= πœ” 𝑐 =βˆ’20 log 1+ 1 2 βˆ’0 =βˆ’20 log 2 β‰ˆβˆ’3𝑑𝐡 Besar galat pd frekuensi πœ”= 2πœ” 𝑐 =βˆ’20 log 1+ 2 2 βˆ’ βˆ’20 log 2 =βˆ’20 log 5 +20 log 2 β‰ˆβˆ’0.97𝑑𝐡 Besar galat pd frekuensi πœ”= 0.5πœ” 𝑐 =βˆ’20 log 1+ 0.5 2 βˆ’0 =βˆ’20 log 1.25 β‰ˆβˆ’0.97𝑑𝐡 Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

3. Faktor-faktor Orde-1: 1+π’‹πŽ/ πœ” 𝑐 βˆ“πŸ Bentuk: 𝐺 π‘—πœ” =1+π‘—πœ”/ πœ” 𝑐 Magnitudo, 20log 𝐺 π‘—πœ” : 20log 𝐺 π‘—πœ” =20 log 1+π‘—πœ”/ πœ” 𝑐 =20 log 1+ πœ”/ πœ” 𝑐 2 Untuk daerah πœ”β‰ͺ πœ” 𝑐 (asimtot pertama): 20log 𝐺 π‘—πœ” β‰…20 log 1+0 =0 𝑑𝐡 Untuk daerah πœ”β‰« πœ” 𝑐 (asimtot kedua): 20log 𝐺 π‘—πœ” β‰…20 log log πœ”/ πœ” 𝑐 2 = 20 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘–π‘’π‘› log πœ”/ πœ” 𝑐 Sudut Fasa, ∠𝐺 π‘—πœ” : Untuk daerah πœ”β‰ͺ πœ” 𝑐 : πœ™β‰…0Β° Untuk daerah πœ”β‰« πœ” 𝑐 : πœ™β‰…90Β° Untuk daerah πœ”= πœ” 𝑐 : πœ™= tan βˆ’1 πœ”/ πœ” 𝑐 = tan βˆ’1 1 =45Β° NB: 𝝎 𝒄 disebut dengan frekuensi sudut (corner frequency) Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

Gambar Bode Diagram: 𝐺(π‘—πœ”)=1+π‘—πœ”/ πœ” 𝑐 gradien = 20db/dekade Besar galat pd frekuensi sudut, πœ”= πœ” 𝑐 =20 log 1+ 1 2 βˆ’0 =20 log 2 β‰ˆ3 𝑑𝐡 Kurva sebenarnya Asimtot 2 Besar galat pd frekuensi πœ”= 10πœ” 𝑐 =20 log 1+ 10 2 βˆ’ 20 log 10 =20 log 101 βˆ’20β‰ˆ0.043 𝑑𝐡 Asimtot 1 0.01 πœ” 𝑐 0.1 πœ” 𝑐 πœ” 𝑐 10 πœ” 𝑐 Besar galat pd frekuensi πœ”= 0.1πœ” 𝑐 =20 log 1+ 0.1 2 βˆ’0 =20 log 1.01 β‰ˆ0.043 𝑑𝐡 0.01 πœ” 𝑐 0.1 πœ” 𝑐 πœ” 𝑐 10 πœ” 𝑐 Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

Bentuk-bentuk Dasar Fungsi: 𝐺 π‘—πœ” 𝐻(π‘—πœ”) Penguatan Proporsional, 𝑲. Faktor-faktor Integral dan Turunan, π’‹πŽ βˆ“πŸ Faktor-faktor Orde-1, 𝟏+π’‹πŽ/ 𝝎 𝒄 βˆ“πŸ Faktor-faktor Orde-2/Kuadratik, 𝟏+πŸπƒ (π’‹πŽ/ 𝝎 𝒄 + π’‹πŽ/ 𝝎 𝒄 𝟐 ) βˆ“πŸ Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

4. Faktor-faktor Orde-2/Kuadratik 𝐺 π‘—πœ” = 1 1+(1+2πœ‰ (π‘—πœ”/ πœ” 𝑐 )+ π‘—πœ”/ πœ” 𝑐 2 Magnitudo: 20log 𝐺 π‘—πœ” =20 log 1 1βˆ’ πœ” πœ” 𝑐 2 2 + 2πœ‰ πœ” πœ” 𝑐 2 =βˆ’20 log 1βˆ’ πœ”/ πœ” 𝑐 2 2 + 2πœ‰ πœ”/ πœ” 𝑐 2 Untuk daerah πœ”β‰ͺ πœ” 𝑐 (asimtot pertama): 20log 𝐺 π‘—πœ” β‰…βˆ’20 log 1βˆ’ 0 2 2 + 0 2 =0 𝑑𝐡 Untuk daerah πœ”β‰« πœ” 𝑐 (asimtot kedua): 20log 𝐺 π‘—πœ” β‰…βˆ’20 log log πœ”/ πœ” 𝑐 4 = βˆ’40 log πœ”/ πœ” 𝑐 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘–π‘’π‘›=βˆ’40𝑑𝐡/π‘‘π‘’π‘˜π‘Žπ‘‘π‘’ Sudut Fasa, ∠𝐺 π‘—πœ” : Untuk daerah πœ”β‰ͺ πœ” 𝑐 : πœ™β‰…0Β° Untuk daerah πœ”β‰« πœ” 𝑐 : πœ™β‰…βˆ’180Β° Untuk daerah πœ”= πœ” 𝑐 : πœ™= βˆ’tan βˆ’1 2πœ‰ πœ”/ πœ” 𝑐 1βˆ’ πœ”/ πœ” 𝑐 2 β‰…βˆ’ tan βˆ’1 2πœ‰ 0 β‰…βˆ’90Β° a). Bentuk: Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3 Frekuensi sudut Gambar Bode Diagram Asimtot Gradien = -40dB/dekade Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3 πœ” 𝑐

Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3 Soal Latihan Gambar diagram Bode dari sistem orde-4 dengan umpan balik satuan dan fungsi alih lup terbuka diberikan sbg berikut: 𝐺 𝑠 = 10(𝑠+3) 𝑠(𝑠+2)( 𝑠 2 +𝑠+2) Penyelesaian: 𝐺 π‘—πœ” = 10(π‘—πœ”+3) π‘—πœ”(π‘—πœ”+2)( π‘—πœ” 2 +π‘—πœ”+2) Langkah 1: Normalisasikan dalam bentuk fungsi dasar 𝐺 π‘—πœ” = 7.5 1+ π‘—πœ” 3 π‘—πœ” 1+ π‘—πœ” 2 1+ π‘—πœ” 2 + π‘—πœ” 2 2 Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3 Soal Latihan Langkah 2: Pisahkan komponen-komponen fungsi dasar 𝐺 π‘—πœ” = 7.5 1+ π‘—πœ” 3 π‘—πœ” 1+ π‘—πœ” 2 1+ π‘—πœ” 2 + π‘—πœ” 2 2 Penguatan proporsional, 𝐾=7.5 Fungsi integral: π‘—πœ” βˆ’1 Fungsi orde-1: 1+ π‘—πœ” 3 β†’ πœ” 𝑐 =3 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ 𝑠 Fungsi orde-1: 1+ π‘—πœ” 2 β†’ πœ” 𝑐 =2 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ 𝑠 Fungsi orde-2: 1+2𝑗 1 2 2 πœ” 2 +𝑗 πœ” 2 2 β†’ πœ” 𝑐 = 2 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ 𝑠 ,dan πœ‰= 1 2 2 c a e b d Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3 Soal Latihan Langkah 3: Tentukan magnitudo dan sudut fasa tiap komponen Penguatan proporsional, 𝐾=7.5 Magnitudo: 20 log 7.5 =17.5 𝑑𝐡 Sudut fasa: 0Β° Fungsi orde-1: 1+ π‘—πœ” 3 β†’ πœ” 𝑐 =3 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ 𝑠 Daerah πœ”β‰ͺ πœ” 𝑐 Magnitudo: 0 𝑑𝐡 Fungsi orde-1: 1+ π‘—πœ” 2 βˆ’1 β†’ πœ” 𝑐 =2 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ 𝑠 Fungsi orde-2: 1+2𝑗 1 2 2 πœ” 2 +𝑗 πœ” 2 2 βˆ’1 β†’ πœ” 𝑐 = 2 =1.41 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ 𝑠 & πœ‰= 1 2 2 =0.354 Fungsi integral: π‘—πœ” βˆ’1 Magnitudo: βˆ’20 log πœ” 𝑑𝐡 Sudut fasa: βˆ’90Β° Daerah πœ”β‰« πœ” 𝑐 Magnitudo: 20log(πœ”) 𝑑𝐡 Sudut fasa: 90Β° Daerah πœ”= πœ” 𝑐 Sudut fasa: 45Β° Daerah πœ”β‰« πœ” 𝑐 Magnitudo: βˆ’20log(πœ”) 𝑑𝐡 Sudut fasa: βˆ’90Β° Daerah πœ”= πœ” 𝑐 Sudut fasa: βˆ’45Β° Daerah πœ”β‰« πœ” 𝑐 Magnitudo: βˆ’40log(πœ”) 𝑑𝐡 Sudut fasa: βˆ’180Β° Daerah πœ”= πœ” 𝑐 Sudut fasa: βˆ’90Β° Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3 Soal Latihan Langkah 4: Gambar diagram bode dari masing-masing komponen lalu jumlahkan nilai semua komponen. Magnitudo Sudut Fasa a b c d e Kurva sebenarnya 20 log 𝐺(π‘—πœ”) ∠𝐺(π‘—πœ”) Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3

Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3 Terima Kasih  Dasar Sistem Kontrol - ELG2C3