Peranan Sektor Bisnis Dalam Perkembangan Ekonomi MODUL 4 Peranan Sektor Bisnis Dalam Perkembangan Ekonomi I. PENDAHULUAN Semangat baru dunia yang menggeluti usaha kecil dan menengah (SME) telah berketetapan hati untuk mengjadikan UKM sebagai motor pertumbuhan ekonomi di masa depan. Pernyataan ini paling tidak telah menjadi kesadaran baru bagi kalangan pelaku UKM di kawasan Asia pacific sebagai mana telah dikemukakan di depan para Menteri yang membidangi UKM. Pengalaman, keyakinan dan harapan inilah yang kemudian menggelora menjadi semangat yang terus didengungkan hingga saat ini. Di Indonesia harapan serupa juga sering kita dengarkan karena pengalaman ketika krisis multidimensi tahun 1997-1998 usaha kecil telah terbukti mampu mempertahankan kelangsungan usahanya, bahkan memainkan fungsi penyelamatan di beberapa sub- sektor kegiatan. Bukti tersebut paling tidak telah menumbuhkan optimisme baru bagi sebagian besar orang yang menguasai sebagaian kecil sumber daya akan kemampuannya untuk menjadi motor pertumbuhan bagi pemulihan ekonomi. Perjalanan ekonomi Indonesia selama 4 tahun dilanda krisis 1997-2001 memberikan perkembangan yang menarik mengenai posisi usaha kecil yang secara relative semakin besar sumbangannya terhadap pembentukan PDB. Kompleksitas ini akan semakin terlihat lagi dengan konteks dukungan yang semakin kuat terhadap perlunya mempertahankan UKM (Usaha Kecil dan Usaha Menengah). Dengan demikian, UKM memang handal dan oleh karena itu sangat penting dan strategis bagi perekonomian nasional serta sebagai wahana yang ampuh untuk mengatasi pengangguran. ‘12 Perekonomian Indonesia Drs. Hasanuddin Pasiama, MS. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id 1
memberikan sumbangan pada pembentukan PDB adalah sektor pertambangan mengisi kemunduran dan paling terpukul pada saat krisis memuncak pada tahun 1998- 1999. Penyumbang terbesar kedua adalah kelompok usaha kecil sektor pertanian yang menyumbang sekitar 13-17% selama periode 1997-2001. Salah satu alasan yang dapat diterima adalah rendahnya harga output produk primer pertanian yang bersamaan dengan naiknya harga input, terutama yang bersumber dari impor. Jika pada tahun 1997 Usaha Kecil sekotr pertanian menyumbang sebesar 13,30% pada tahun 1998 dan 1999 meningkat 17%, maka pada tahun 2001 diperkirakan menjadi 13,93%. Keadaan ini akan berlanjut sejalan dengan menurunnya peran sektor pertanian dalam pembentukan PDB. Sektor perdagangan hotel dan restoran kelompok usaha kecil menunjukan ranking ke 3 (tiga) dalam sumbangan pada pembentukan PDB. Di ranting ke 4 (empat) yang memberikan sumbangan pada pembentukan PDB adalah sektor pertambangan kelompok usaha besar. Sektor jasa-jasa menempati urutan kelima dengan sumbangan sekitar 4-5% dan didominasi oleh usaha besar. Dengan demikian merosotnya peran usaha kecil di sektor pertanian dan perdagangan, maka du penyumbang besar terhadap nilai tambah dari kelompok usaha kecil ini dominasinya juga semakin mengecil dalam pembentukan PDB. Sementara itu usaha menengah yang mengalami kemerosotan di berbagai sektor, maka posisi usaha menengah semakin tidak menguntungkan. ‘12 Perekonomian Indonesia Drs. Hasanuddin Pasiama, MS. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id 3
IV. PERSYARATAN BAGI MEMAJUKAN UKM Posisi UKM, terutama usaha kecil di dominasi oleh dua sektor yakni sektor pertanian dan perdagangan hotel dan restoran, sehingga focus lebih besar juga harus ditujukan kepada kedua kelompok ini. Untuk sektor pertanian untuk mendobrak kungkungan produktivitas/TK yang rendah harus disertai dengan perubahan mendasar paradigma pengembangan pertanian. Sub sektor pertanian tanaman pangan harus didorong untuk menghasilkan produk- produk yang bernilai tambah tinggi dan kadang-kadang melalui program komoditas perlu dilonggarkan. Jika dilihat struktur usaha kecil, maka dapat dipisahkan menjadi dua kelompok besar yaitu usaha mikro dan usaha kecil. Berdasarkan perkiraan BPS (2001) terdapat lebih dari 40 juta unit usaha dan hanya 57,473 usaha menengah serta 2095 usaha bayar. Untuk membangun UKM di Indonsia agar dapat menjadi mesin pertumbuhan diperlukan reformasi kebijakan yang mendasar. Salah satu yang membantu merumuskan kebijakan UKM dalam rangka pemulihan ekonomi Indonesia pada tahun 1999-2000. UKM viable yang dimaksud mereka adalah dengan sentuhan sedikit saja akan mampu berkembang sebagaimana lazimnya usaha yang mampu bersaing Secara legal setiap usaha yang ada di berbagai sektor ekonomi menurut pengertian UU No.9/1995 dapat dikategorikan sebagai usaha kecil sepanjang omsetnya berada di bawah Rp. 1 miliar, memiliki asset kurang dari Rp. 200 juta di luar tanah dan bangunandan bukan merupakan dari usaha besar. 5 ‘12 Perekonomian Indonesia Drs. Hasanuddin Pasiama, MS. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id 5