MODUL 8 MODAL ASING DAN PENGARUHNYA DALAM PEMBANGUNAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERTEMUAN KE Pengertian Tabel I-O 2. Jenis Transaksi Tabel I-O.
Advertisements

Kerangka Dasar dan Manfaat Tabel I-O, asumsi dan Keterbatasannya
STUDI KELAYAKAN PROYEK
Konsep dan Indikator Pembagunan
PENDAPATAN NASIONAL Pertemuan ke
NERACA ARUS DANA.
PENDAPATAN NASIONAL Mengukur tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai dan perubahan serta pertumbuhannya dari tahun ke tahun $ DR. NURITA ANDRIANI.
PENGENALAN MODEL INPUT-OUTPUT
AGNES MONICA SIHOMBING
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Ruang Lingkup Makro Ekonomi
PERTUMBUHAN EKONOMI ,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI , DAN KRISIS EKONOMI
GROSS DOMESTIC PRODUCT
Produk Domestik Regional Bruto
MODUL 9 Penghitungan Dan Penyusunan Pendapatan Nasional PENDAHULUAN
Pendahuluan: Pengertian dan ruang lingkup ekonomi makro
NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL (BOP)
Peranan Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Menengah (UMKM)
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
MODUL STUDI KELAYAKAN BISNIS
AKUNTANSI INTERNASIONAL
Perekonomian Indonesia
ARUS PERPUTARAN EKONOMI
MODUL 7 PENINGKATAN DAYA SAING DAN KEWIRAUSAHAAN
MAKROEKONOMI, edisi ke-6
MODUL 3 Elastisitas Permintaan ELASTISITAS (SENSITIVITAS)
Ruang Lingkup Analisis Ekonomi Makro
Modul / Tatap Muka 11 LEMBAGA KEUANGAN MIKRO Pendahuluan
DOSEN PENGAMPU: BAGIAN II PENGANTAR EKONOMI MAKRO
PERTEMUAN KE-2 PENDAPATAN NASIONAL
Gambaran Umum Ekonomi Internasional
DETERMINAN GNP PENGANTAR TEORI EKONOMI
PEREKONOMIAN INDONESIA
INVESTASI DI INDONESIA
Beberapa istilah pendapatan nasional
(Aspek Makro) EKONOMIKA UNIVERSITAS MERCU BUANA 2012 MODUL 9
MAKROEKONOMI, edisi ke-6
KONTROVERSI PENANAMAN MODAL ASING (PMA) & UTANG LUAR NEGERI (ULN)
KEBIJAKAN PEMBELIAN & PENGADAAN MESIN
MODUL 9 Penghitungan Dan Penyusunan Pendapatan Nasional PENDAHULUAN
Teori Perdagangan Internasional
Modul / Tatap Muka 10 MENENGAH & KEBIJAKAN PEMBIAYAAN UKM
Peranan Sektor Bisnis Dalam Perkembangan Ekonomi
Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya
pembentukan suatu model ekonomi makro.
Aniesa Samira Bafadhal, SAB, MAB
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
MODUL 10 PEREKONOMIAN DUA SEKTOR Pengertian
pembentukan suatu model ekonomi makro.
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
KONSEP DASAR ILMU EKONOMI MAKRO
BAB XIII. ANALISIS EKONOMI
MAKROEKONOMI, edisi ke-6
Macam penggunaan hasil produksi (expend)
Kinerja Kebijakan Ekonomi & Perekonomian
Model Pertumbuhan Feldman-mahalanobis
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
GROSS DOMESTIC PRODUCT
Chapter 21: Perhitungan Pendapatan Nasional
NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
BAB XIII. ANALISIS EKONOMI
PENDAHULUAN.
Ruang Lingkup Analisis Makroekonomi Dosen Pengampu: Aulia Dawam, S. E,
NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL
MAKROEKONOMI, edisi ke-6
03 PEREKONOMIAN INDONESIA PENDAPATAN NASIONAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
STUDI KELAYAKAN PROYEK
Judul : Perkembangan industri di Era globalisasi Terhadap pendapatan nasional indonesia Nama : Agustinus Jono Npm :
Transcript presentasi:

MODUL 8 MODAL ASING DAN PENGARUHNYA DALAM PEMBANGUNAN Penanaman modal asing merupakan langkah awal kegiatan produksi. Dengan posisi semacam itu, investasi pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi, mencerminkan marak lesunya pembangunan. Dalam upaya menumbuhkan perekonomian, setiap negara senantiasa berusaha menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi. Sasaran yang dituju bukan hanya masyarakat.kalangan swasta dalam negeri, tetapi juga investor asing. Demikian pula halnya Indonesia. Penggairahan iklim investasi di Indonesia dimulai dengan diundangkan UU No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) dan UU No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Pemberlakuan kedua UU ini menyusul tampilnya rejim Orde Baru memegang tampuk pemerintahan. Sebelumnya, dalam pemerintahan Orde Lama, Indonesia sempat menentang kehadiran investasi dari luar negeri. Ketika itu tertanam keyakinan bahwa modal asing hanya akan menggerogoti kedaulatan negara. Kedua UU tadi kemudian dilengkapi dan disempurnakan pada tahun 1970. UU No. 1 Tahun 1967 tentang PMA disempurnakan dengan UU No. 11 Tahun 1968 tentang PMDN disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 1970. Perbaikan iklim penanaman modal tak henti-hentinya dilakukan pemerintah, terutama sejak awal Pelita IV atau tepatnya tahun 1984. Melalui berbagai paket kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi dilakukan penyederhanaan mekanisme perjanjian, penyederhanaan tata cara impor barang modal, pelunakan syarat-syarat investasi, serta perangsangan investasi untuk sektor-sektor dan di daerah-daerah tertentu. Dewasa ini kesempatan berinvestasi di Indonesia semakin terbuka, terutama bagi PMA. Disamping dalam rangka menarik investasi langsung, keterbukaan ini sejalan pula dengan era perdagangan bebas yang akan dihadapi mulai tahun 2020 kelak. ‘12 Perekonomian Indonesia Drs. Hasanuddin Pasiama, MS. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id 1

Untuk mendapatkan gambaran mengenai perkembangan investasi Tabel 1. Perkiraan Kebutuhan Investasi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan Dalam Repelita VI (Angka-angka dalam Rp Trililun, Angka dalam kurung menunjukkan Proporsi terhadap PMDB) Keterangan 1994/95 1995/9 6 1996/9 7 1997/98 1998/9 9 Jumlah Sasaran Investasi a. Masyarakat b. Pemerintah 74,7 (73,2%) 27,4 (26,8%) 83,1 (73,2% 30,4 (26,8% ) 94,3 34,5 (26,5% 108,6 (73,5%) 39,1 (26,5%) 123,5 (73,5% 44,5 (25,5% 484,2 (73,3%) 175,9 Pembentukan Modal Domestik 102,1 113,5 128,8 147,7 168,0 660,0 Sumber Pembiayaan 1. Tabungan D.N (Bruto) 2. Dana L.N (Netto) 95,3 (93,3%) 67,4 27,9 67,7 (6,7%) 106,4 (93,7% 7,1 (6,3%) 120,8 (93,8% 8,0 (6,2%) 140,1 (94,8%) 7,6 (5,2%) 160,9 (95,8% (4,2%) 623,5 (94,5%) 36,6 (5,5%) Sumber : Repelita VI, Buku I. 2. Pembentukan Modal Domestik Bruto Untuk mendapatkan gambaran mengenai perkembangan investasi dari waktu ke waktu ada 3 macam cara (berdasarkan 3 gugus data) yang bisa dilakukan, yaitu : Pertama, dengan menyoroti kontribusi pembentukan modal domestik bruto dalam konteks permintaan agregat, yakni melihat sumbangan dan perkembangan variabel I dalam identitas pendapatan nasional : Y = C + I + G + (X-M). Data I merupakan data keseluruhan investasi domestik bruto, meliputi baik investasi oleh swasta (PMDN dan PMA) maupun oleh pemerintah. Cara kedua ialah dengan mengamati data-data PMDN dan PMA. Dengan cara ini berarti kita hanya mengamati investasi oleh kalangan dunia usaha swasta saja. 3 http://www.mercubuana.ac.id

Data pembentukan modal domestik bruto (I) dalam konteks identitas pendapatan nasional : (Y = C + I + G + X – M) Indonesia dihitung dan disajikan oleh BPS. BPS menyajikannya secara kwartalan dan tahunan, diterbitkan melalui seri publikasi mereka berjudul “Pendapatan Nasional Indonesia”. Data pembentukan modal domestik bruto dan ditambah dengan perubahan stok. Pembentukan modal tetap domestik bruto mencakup pengadaan, pembuatan atau pembelian barang modal baru dari dalam negeri dan barang modal ataupun bekas dari luar negeri. Barang modal yang dibeli atau dibuat sendiri adalah barang tahan lama yang digunakan untuk berproduksi dan biasanya berusia pakai 1 tahun atau lebih. Pembentukan modal tetap domestik bruto dibedakan atas : 1. pembentukan modal tetap berupa bangunan/konstruksi, dan 2. pembentukan modal tetap berupa mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan, baik yang berasal dari impor maupun hasil produksi dalam negeri. Data dasar yang digunakan oleh BPS dalam menghitung pembentukan modal tetap domestik bruto adalah data penyediaan bahan atau barang yang digunakan untuk perkiraan nilai produksi sektor bangunan, data penyediaan barang modal berupa mesin-mesin dan alat perlengkapan untuk perkiraan pembentukan modal tetap yang berasal dari impor dan produksi dalam negeri, serta indeks tersebut diatas. Metode yang dipakai oleh BPS dalam perhitungannya adalah pendekatan arus barang (coomodity flow approach). Untuk pembentukan modal tetap bruto berupa bangunan/konstruksi, nilainya dihitung dengan menjumlahkan nilai seluruh keluaran (output) sektor konstruksi, yaitu nilai bahan bangunan/konstruksi ditambah ongkos angkut/dan margin perdagangan serta biaya lain berupa jasa serta biaya primer. Nilai keluaran sektor bangunan yang berasal dari perbaikan- perbaikan ringan/kecil tidak dihitung sebagai pembentukan modal. Sedangkan untuk pembentukan modal tetap bruto berupa mesin-mesin dan alat perlengkapan, nilainya dihitung dengan menjumlahkan nilai mesin/alat yang bersangkutan ditambah ongkos angkut dan margin perdagangan serta biaya-biaya lainnya. Adapun data untuk perubahan stok merupakan suatu 5 http://www.mercubuana.ac.id