Analisis Break Even Point Kurniawati Purnama A 1041411087 Lutfatul Amalia 1041411091 Mardiana Nur Astuti 1041411093 M Ali Shodiqin 1041411101 M Syamsul Arifin 1041411103 Nila Ainun Isyana D 1041411109 Nilam Cahya Kiki W 1041411110
DEFINISI BEP Break even dapat diartikan suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan = total biaya). (Munawir, 1986) Break Even Point adalah titik produksi, dimana hasil penjualan sama persis dengan total biaya produksi. (Alwi, 1993)
ANALISIS BEP Analisa break even adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa break even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan. (Munawir, 1986) Dari segi produksi, BEPA adalah titik yang menunjukkan tingkat produksi barang/jasa yang dijual tetapi tidak memberikan keuntungan maupun kerugian. Atau tingkat produksi barang/jasa dijual, di mana total penghasilan dan biaya dalam keadaan impas atau sama besarnya. (Alwi, 1993)
Break Even Point Analysis (BEPA) digunakan untuk menentukan hal-hal sebagai berikut: Menentukan jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan. Mengukur dan menjaga agar penjualan tidak lebih kecil dari BEP. Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi.
Analisa BEP memberikan hasil yang baik jika asumsi berikut terpenuhi: Perilaku penerimaan dan pengeluaran dilukiskan dengan akurat dan bersifat linier sepanjang jangkauan bisnis yang relevan Biaya dapat dipisahkan antara biaya tetap dan biaya variable Efisiensi dan produktivitas tidak berubah Harga jual tidak mengalami perubahan Biaya biaya tidak berubah Bauran penjualan akan konstan Tidak ada perbedaan yang signifikan antara persediaan awal dan persediaan akhir
MENGHITUNG BEP Pendekatan grafik Pendekatan margin kontribusi Pendekatan persamaan a. Atas dasar unit b. Atas dasar sales dalam rupiah
1. Pendekatan Grafik Besarnya volume produksi/penjualan dalam unit nampak pada sumbu horizontal (sumbu X) dan besarnya biaya dan penghasilan penjualan akan nampak pada sumbu ventikal (sumbu Y) break-even point dapat ditentukan, yaitu pada titik di mana terjadi persilangan antara garis penghasilan penjualan dengan garis biaya total. Apabila titik tersebut kita tarik garis lurus vertikal ke bawah sampai sumbu X akan nampak besarnya break-even dalam unit. Kalau titik itu ditarik garus lurus horizontal ke samping sampai sumbu Y, akan nampak besarnya break-even dalam rupiah.
2. Pendekatan Margin Kontribusi Margin Kontribusi ( MK ) dapat dihitung dengan 2 cara : Total Revenue dikurang Total Variable Cost Mengurangkan Harga Jual per unit dengan Biaya Variabel per unit BEP (unit) = Biaya Tetap / Margin Kontribusi BEP (rupiah) = Biaya Tetap / Ratio MK
3. Pendekatan Persamaan Perhitungan break-even point dengan menggunakan rumus aijabar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: atas dasar unit π΅πΈπ π = πΉπΆ π βπ P = hargajual per unit V = biaya variabel per unit FC = biaya tetap Q = jumlah unit/kuantitas produk yang dihasilkan dan dijual.
Atas dasar sales dalam rupiah π΅πΈπ π = πΉπΆ 1β ππΆ π FC = biaya tetap VC = biaya variabel S = volume penjualan
Soal 1 Suatu perusahaan bekerja dengan biaya tetap sebesar Rp300.000,00. Biaya variabel per unit Rp40,00. Harga jual per unit Rpl00,00. Kapasitas produksi maksimal 10.000 unit.
1. Pendekatan Grafik
Dari gambar tersebut di atas nampak bahwa break-even point tecapai pada volume penjualan sebesar Rp500.000,00 atau dinyatakan dalam unit sebanyak 5.000 unit.
2. Pendekatan Margin Kontribusi
Dalam gambar tersebut break-even point tercapai pada volume kegiatan di mana contribution margin (yaitu penghasilan penjualan minus biaya variabel) tepat sama besarnya dengan biaya tetap, yaitu pada volume penjualan Rp500.000,00 atau dalam unit sebanyak 5.000 unit.
3. Pendekatan Persamaan Atas dasar unit π΅πΈπ= π π 300.000,00 π π 100,00 βπ π 40,00 =5000 π’πππ‘ Atas dasar sales dalam rupiah π΅πΈπ= π π 300.000,00 1β π π 400.000,00 π π 1.000.000,00 =π π500.000,00
Soal 2 Penjualan 8000 unit @ Rp 5000 Rp 40.000.000 HARGA POKOK PENJUALAN : Biaya Tetap Biaya Variabel Bahan Langsung - Rp 7.200.000 Tenaga Langsung - Rp 6.800.000 BOP Rp 2.500.000 Rp 4.000.000 Jumlah Rp 2.500.000 Rp 18.000.000 Rp 20.500.000 Biaya Usaha : Biaya Penjualan Rp 2.400.000 Rp 3.600.000 Biaya Adm Rp 2.600.000 Rp 2.400.000 Jumlah Rp 5.000.000 Rp 6.000.000 Rp 11.000.000 Total Biaya Rp 7.500.000 Rp 24.000.000 Rp 31.500.000 LABA USAHA β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦. Rp 8.500.000
Y Rupiah SALES TC 40.000.000 BEP 18.750.000 FC 7.500.000 3.750 8.000 X UNIT
2. Pendekatan Margin Kontribusi Margin Kontribusi per unit = Rp 5000 β Rp 3000 = Rp 2000 BEP (unit) = 7.500.000 / 2000 = 3.750 unit Ratio MK = Rp 2000 / Rp 5000 = 0,40 BEP (rupiah) = 7.500.000 / 0,40 = Rp 18.750.000
3. Pendekatan Pesamaan BEP dalam unit : BEP dalam rupiah penjualan : 7.500.000 / 1- (24.000.000/40.000.000) = Rp 18.750.000
TERIMA KASIH