Organizational Assesment and Feedback KELOMPOK : 2 ADJIE WICAKSONO AULIA RIZKI M. P RISKA A. P RISTY UTAMI P. YUSUF
Penilaian Organisasi merupakan kegiatan mendiagnosa, check up, survei budaya, survei karyawan dan lain sebagainya. Penilaian organisasi tidak hanya berfokus pada mencari masalah saja, akan tetapi juga mengetahui kekuatan dan kelemahan dari suatu budaya organisasi. Organisasi hampir selalu ingin menggunakan lebih dari satu pendekatan untuk penilaian (triangulasi). Perlu diingat, bahwa sebuah organisasi bergantung pada apa yang telah disepakati di dalam tahap Entry.
Risiko Melakukan Organizational Assesment (OA) Karyawan merasa bahwa diri mereka seolah- olah dimanipulasi, sehingga mereka tidak secara penuh berpartisipasi dalam proses Assesment tersebut. Hal tersebut dikarenakan pihak manajemen yang tidak terlihat serius dalam meminta masukan pada karyawan, terlihat dari tidak adanya niat untuk mendapatkan feedback dari karyawan.
Ketidakseriusan dalam proses Assesment dan karyawan tidak sepenuhnya ikut berpartisipasi, maka dengan perilaku tersebut dapat memprediksikan seperti apa masa depan organisasi. Adanya tindaklanjut penilaian menunjukkan bahwa kurang positifnya proses penilaian tersebut, dikarenakan harapan karyawan mungkin lebih tinggi dari apa yang telah dilakukan organisasi.
Jika manajemen tidak berkomitmen untuk terus menerus melakukan perbaikan (TQM), maka organisasi tersebut akan mendapatkan skor yang lebih rendah daripada organisasi lain (benchmarking) yang terus memperbaiki faktor-faktor yang dinilai. Individu atau karyawan dalam organisasi akan menjadi kambinghitamkan. Manajemen akan menggunakan hasil Assesment untuk keperluan sendiri, bukan untuk kebaikan oraganisasi.
Manfaat Organizational Assesment (OA) Adanya Assesment dapat mengkonfirmasi ataupun menolak masalah-masalah yang diajukan. Penekanan pada prioritas yang tepat, dapat menjadikan efisiensi dan efektivitas yang lebih besar. Sinergi yang lebih besar untuk terus melakukan perbaikan. Pengukuran perbaikan akan memotivasi manajemen dan para karyawan. Data akan membantu manajemen dalam memahami sistem organisasi. Moral karyawan akan meningkat melaui pemberdayaan rasa.
PENDEKATAN PENILAIAN 1. Pengamatan Bagaimana kesibukan karyawan? Apakah mereka terlihat stres? Bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain? dll 2. Data Sekunder Laporan tahunan, situs Web, pertemuan singkat, data statistik (kehadiran, keluhan, catatan keselamatan, gaji dll).
3. Wawancara Individu dan Kelompok Inti pertanyaan wawancara : Departemen, unit atau tim mana yang memiliki kekuatan tertentu? Mengapa Anda melihat itu sebagai kekuatan? Departemen, unit atau tim mana yang memiliki kebutuhan khusus untuk perubahan, pertumbuhan dan perbaikan? Mengapa Anda melihat itu sebagai daerah yang perlu dikembangkan? Apa rekomendasi khusus untuk perubahan, pertumbuhan dan perbaikan organisasi?
4. Kuesioner / Survey Beberapa kriteria survey yang baik : Reliabilitas Validitas Semua item harus jelas dan dapat dimengerti Kosakata sederhana dll
ANALISIS DAN PELAPORAN KEBUTUHAN PENILAIAN Saran Umum : Tentukan tingkat pengalaman mereka yang membaca hasil Lindungi anonimitas (disusun berdasarkan kelompok-kelompok demografis, seperti departemen, gender dll) Cek dua kali untuk hasil yang akurat
FEEDBACK Hasil penilaian yang telah ada, kemudian dikembalikan pada organisasi untuk mendapatkan umban balik. Pentingnya Feedback : Untuk memastikan validitas penafsiran Meningkatkan kepemilikan diantara anggota organisasi
Pertanyaan di dalam proses pengembalian hasil penilaian pada organisasi (untuk umpan balik) : Siapa yang harus menerima masukan tersebut? Siapa yang harus memberikan umpan balik tersebut? Dalam format apa feedback harus diberikan? Apa yang harus termasuk dalam feedback itu?
TERIMAKASIH