Teori Institusi dalam Organisasi
Teori institutional dalam organisasi: Menjelaskan hubungan antara organisasi dengan lingkungannya. Memperkaya cara pandang terhadap organisasi
Organisasi Organisasi formal dipahami sebagai suatu sistem yang mengkoordinasi dan mengkontrol kegiatan ketika suatu pekerjaan terjadi dalam suatu jaringan yang kompleks. Dalam kehidupan modern, struktur organisasi memiliki tingkat institusionalisasi yang sangat tinggi. Organisasi dibentuk dengan tujuan untuk untuk bisa mendukung penerapan prosedur dan praktek2 yang didasarkan pada pertimbangan rasionalitas. Organisasi yang dapat menjalankan prinsip ini kemudian akan dapat meningkatkan legitimasinya.
Dalam teori ini organisasi dipengaruhi oleh tekanan2 normatif yang muncul dari luar organisasi maupun dari dalam organisasi itu sendiri. Dalam berbagai kondisi, tekanan2 ini menyebabkan organisasi memiliki elemen2 yang legitimate sebagai guidance bekerjanya organisasi mulai dari pembuatan SO sampai sertifikasi profesional. Kemampuan organisasi untuk mengadopsi elemen2 yang legitimate tadi akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk dapat survive.
Persoalan Adopsi tekanan dari lingkungan eksternal akan menimbulkan apa yang disebut sebagai isomorphism yang membantu organisasi untuk survive Disisi yang lain adopsi yang berlebihan akan membelokan perhatian organisasi dari upayanya untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebagai tugas pokoknya.
Model Institusional Dalam Organisasi Mechanisms influencing organisation situation Dimensions of the rationalised environment Origins of Environmental rationalisation Institutionalised organisation structure
Model…2 The prevalence of rationalised institutional elements The presence and elaboration of formal organisation structure Societal modernisation The complexity of networks of social organisation and exchange
Model…(3) Elaboration of rationalised institutional myths Organisational conformity with institutional myths Legitimacy and resources survival Organisational efficiency
Institusi dan Institusionalisasi (a) semacam aturan sebagai realitas sosial yang merupakan pola-pola tindakan yang terorganisir (b) yang tertanam didalam struktur formal yang tidak mengikat aktor tertentu atau situasi tertentu (non personal/objective).
Pendekatan Kontemporer Definisi yang pertama dipandang tautologis atau redundant sehingga mendorong munculnya teori-teori baru yang berusaha menjelaskan apa itu institusi Pendekatan dua proses (DiMaggio dan Powell, 1983) (a) imitative, dengan mengadopsi elemen-elemen yang baik milik orang lain, (b) transmisi norma-norma dari luar organisasi, (c) Coercive, di mana norma-norma dipaksakan berlakunya oleh negara terhadap organisasi (de-institutionalisation approach).
Pendekatan…(lanjut) Pendekatan 4 prinsip: motif, sumber, lokus, dan keluaran untuk institusionalisasi Lingkungan sebagai institusi (proses dasarnya bersifat reproduktif) Organisasi sebagai institusi (proses dasarnya bersifat generatif)
Theoretical approach Environment as institution Organisation as institution Motif Reproductive Generative Source Growth of state Small groups & imitation of other organisation Locus Outside organisation Internal process Outcomes decoupling from technical core Inefficiency Stability Efficiency contigent on alternatives
Prinsip-prinsip Organisasi Sebagai Institusi Karena mengadopsi norma-norma yang ada di lingkungannya organisasi menjadi terinstitusionalisasi Elemen-elemen institusi tersebut adalah (struktur, tindakan dan peran) yang tertulis sehingga memiliki tingkat legitimasi yang tinggi. Elemen-elemen yang sudah terlegitimasi tersebut dapat mempengaruhi elemen yang lain yang membuat mereka menjadi terlegitimasi.
Elemen-elemen yang terlegitimasi Diadopsi dan dipelihara dalam waktu yang panjang tanpa justifikasi dan elaborasi lagi Pendatang baru Menjadi sulit untuk dirubah Menurunkan produktivitas dan pencapaian tujuan organisasi Meningkatkan produktivitas Perubahan institusi
Indikator Institusionalisasi Lingkungan Elemen-eleman di luar organisasi yang membelokan tujuan Disahkannya suatu hukum Profesionalisme Regulasi
Indikator…lanjut Tingkat institusionalisasi Kepatuhan terhadap aturan Kepastian atau akurasi tindakan organisasi Rasionalitas
Indikator…lanjut Konsekuensi institusionalisasi Berkurangnya frekuensi kegagalan (stabilitas tinggi). Resistensi terhadap perubahan Isomorphism (kemiripan) Sentralisasi Decoupling (pemutusan hubungan dengan aspek teknis organisasi) Peran kewenangan (struktur menjadi penting)
Penjelasan Teoritis Proses Institusionalisasi Dalam Organisasi Proses institusionalisasi dalam organisasi sebagaimana didiskusikan di depan secara teoritis dijelaskan oleh berbagai pakar sosiologi sebagai berikut:
Philip Selznick(1948) Ada dua bentuk organisasi (a) sebagai “the structural expression of rational action”…as mechanistic instrument designed to achieve specific goals. (b) organization viewed as an adaptive organic system, affected by the social characteristics of its participation as well as by varied pressures imposed by its environment. “Organizations” to variable extent and over time are transformed into “institutions”.
Selznick…lanjut Institutionalization is a process. It is something that happens to an organization over time, reflecting the organization’s own distinctive history, the people who have been in it, the groups it embodies and the vested interests they have created, and the way it has adapted to its environment…in what perhaps it most significant meaning, “to institutionalize” is to infuse with value beyond the technical requirements of the task at hand.
Talcot Parson (1956) Parson menggunakan pendekatan general cultural-institutional arguments untuk menjelaskan proses institusionalisasi organisasi, terutama dengan menjelaskan hubungan antara organisasi dengan lingkungannya. Menurutnya sistem nilai yang ada di dalam organisasi akan dilegitimasi oleh hubungan organisasi tersebut dengan pola2 utama institusi didalam konteks fungsional yang berbeda.
Contoh Sekolah akan terus memperoleh legitimasi dari masyarakat sejauh tujuan yang dikembangkan oleh sekolah tersebut sesuai dengan nilai-nilai kultural yang ada di dalam masyarakat dan sejauh mereka menyesuaikan struktur dan prosedur yang mereka miliki dengan dengan pola operasional yang sepesific bagi organisasi pendidikan.
Carnegie school Simon (1945) Struktur organisasi berfungsi untuk menyederhanakan dan mendukung proses pengambilan keputusan yg dilakukan oleh individu. Ketika menjadi anggota suatu organisasi maka seseorang diharapkan dapat menerima nilai2 yang dikembangkan oleh organisasi.