Penyakit Tuberkulosis ( TBC )
Disusun oleh Kelompok 1 Kelas 1C Alfita Desiani P Bary Neil N H Alimah Purnama S Bayu Tri W Anggie Ayuningtyas Candra Ariani Ani Amanatun Danik Badra K Arlita Khoirruramadhani Desi Fitria S Ayu Kristin Desi Wulandari
Apa itu TBC TBC atau Tuberkulosis merupakan infeksi bekterikronik yang disebabkan oleh Micobacterium tubercolosis dan ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi dan oleh pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi dan oleh hipersensitivitas yang perantarai sel (cell-mediated hypersensitivity). Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh “Mycobacterium tuberculosis”. Kuman ini dapat menyerang semua bagian tubuh manusia, dan yang paling sering terkena adalah organ paru (90%).
Penyebab Penyakit TBC TBC ditularkan melalui udara yang terkontaminasi oleh bakteri mico bacterium tubercolocis karena penderita TBC aktif melepaskan bakteri tersebut melalui batuk dan bakteri bisa bertahan dalam udara selama beberapa jam. Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik . Kuman ini tahan hidup pada udara kering dan dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari siat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberkulosis aktif kembali. Sifat lain kuman adalah aerob. Siat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan bagian apikal paru-paru lebih tinggi daripada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis.
Tanda dan Gejala penyakit TBC pada usia Dewasa Batuk dan sputum Batuk dan sputum berhubungan dengan infeksi saluran napas akut yang dapat sembuh dalam satu atau dua minggu. Batuk yang terjadi selama lebih dari 3 minggu untuk memastikan individu menderita Tuberkulosis harus dilakukan pengujian sputum untuk mencari kuman tuberkulosis. Sputum mungkin nampak mukoid, purulen atau mengandung darah. Nyeri Dada Nyeri dada merupakan keluhan yang dijumpai pada penderita tuberkulosis. Rasa nyeri juga berkaitan dengan tegangnya otot pada saat penderita batuk.Sistem respirasi akan mengalami gangguan jika terjadi infeksi atau gangguan yang ditandai dengan : Batuk, Terdapat sputum, batuk darah, nyeri dinding dada, sesak nafas, wheezing lokal, sering Influenza.
Lanjutan... Sesak Nafas Pada tuberkulosis berkaitan dengan penyakit yang luas didalam paru, atau telah terjadi komplikasi berupa efusi pleura. Penderita yang mengalami sesak nafas akan tampak sakit serta mengalami penurunan berat badan. Wheezing setempat Wheezing setempat yang disebabkan bronkitis tuberkulosis lokal atau tekanan kelenjar getah bening pada salah satu bronkus. Pneumonia Pneumonia pada tuberkulosis tidak dapat membaik dengan terapi antibiotik rutin.
Perbedaan Tanda dan Gejala penyakit TBC pada usia Anak-anak dengan usia Dewasa
Gejala dan tanda pada anak, pada pemeriksaan fisik : 1. Perut nyeri, bengkak, pembesaran limfa atau hati. adanya konsolidasi atau cairan. 2. Tungkai pembengkakan sendi, nyeri pada saat berjalan, kaku. 3. Tulang belakang kaku atau bongkok. 4. Kulit ulkus atau luka ; pembengkakan kelenjar getah bening, leher, selangkangan,atau ketiak. Pada anak-anak, kelenjar getah bening menjadi besar dan menekan tabung bronkial dan menyebabkan batuk atau bahkan mungkin menyebabkan penciutan paru-paru. Kadang-kadang bakteri naik ke saluran getah bening dan membentuk sekelompok kelenjar getah bening di leher. Infeksi pada kelenjar getah bening ini bisa menembus kulit dan menghasilkan nanah. 5. Dada batuk, mengi atau nyeri. Perkusi pekak yang menandakan
Perbedaan TB Anak dan Dewasa: TB anak lokasinya pada setiap bagian paru, sedangkan pada dewasa didaerah apeks dan infra klavikuler. Pada Anak terjadi pembesaran kelenjar limfe regional sedangkan pada dewasa tanpa pembesaran kelenjar limfe regional. Pada Anak penyembuhan dengan perkapuran sedangkan pada dewasa dengan fibrosis. Pada anak lebih banyak terjadi penyebaran rculosis tidak menjadi sakit selama masa anak-anak, satu-satunya bukti infeksi hanyalah tes hematogen, pada dewasa jarang. Pada anak jarang terjadi penularan terutama pada bayi.
Lanjutan.. Anak dapat terinfeksi mycobacterium bovis dari susu yang tidak dipasteurisasi infeksi M.bovis ini umumnya bermanifestasi sebagai kelenjar getah bening atau TB usus. Pengobatan tb anak terdiri dari 2 fase yaitu, fase intensif dengan paduan 3-5OAT (INH, Rifampizin dan Pirazinamid) selama 2 bulan awal, dan fase lanjutan dengan paduan 2 OAT (INH-Rifamipizin). Diagnosa penyakit TB anak sulit karena gejala umumnya yang tidak khas dan sulit untuk mendapatkan spesimen diagnostik. Sebagian besar anak yang terinfeksi M. Tubetuberkulin kulit yang positif. Kemudian paling besar anak menjadi sakit da infeksi M. Tuberculosis adalah segera setelah infeksi dan menurun seiring waktu. Jika anak yang terinfeksi menjadi sakit, sebagian besar akan menunjukan gejala dalam jangka waktu satu tahun setelah infeksi. Namun untuk bayi, jangka waktu tersebut mungkin hanya 6-8 minggu.
Pemeriksaan TB pada anak dilakukan dengan dua cara, yaitu uji tuberkulin dan rontgen dada. Uji tuberkulin merupakan pemeriksaan utama yaitu dengan menyuntikkan protein bakteri TB di bawah kulit untuk menilai adanya respon tubuh terhadap bakteri. Apabila positif, artinya tubuh pernah terpapar bakteri TB sebelumnya sehingga menimbulkan reaksi. Sedangkan rontgen dada dilakukan untuk menilai adanya kelainan pada paru. Pemeriksaan rontgen dada dapat membantu diagnosa tetapi tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya alat diagnosa. Bila hasil pemeriksaan dianggap kurang lengkap, pemeriksaan dahak juga dapat dilakukan.
Patofisiologi terjadinya penyakit TBC pada usia Dewasa Organisme Mycobacterium tuberculosis masuk melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit disebabkan karena inhalasi basil tuberkel, dimana partikel yang menimbulkan infeksi berasal dari penderita TB yang disebarkan ke individu lain. Tempat implantasi basil tuberkel yang paling sering adalah pada permukaan alveolar dari parenkim paru-paru pada bagian lobus atas atau bagian atas lobus bawah menimbulkan peradangan. Setelah beberapa hari, Leukosit diganti Makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia tersebut dapat sembuh sendiri hingga tidak terdapat sisanya, atau prosesnya dapat berkelanjut hingga bakteri terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel
Lanjutan.. Basil dapat menyebar melalui getah bening menuju ke getah bening regional kemudian terjadi reaksi eksudasi. Kelenjar getah bening tersebut akan membesar membentuk kompleks primer. Kompleks primer terjadi enam sampai delapan minggu setelah infeksi. Bersamaan dengan terbentuknya kompleks primer terjadi hipersensivitas terhadap tuberkuloprotein yang dapat diketahui dengan uji tuberkulin. Waktu terjadinya infeksi sampai terbentuknya kompleks primer disebut masa inkubasi. Selain itu basil Basil tuberkel dapat masuk langsung melalui aliran darah. Dalam aliran darah basil dapat mati ataupun dapat tetap berkembang terus, hal ini dapat terjadi tergantung pada keadaan pasien serta virulensi kuman. Basil yang terdapat pada aliran darah dapat mencapai alat tubuh lain seperti paru-paru, selaput otak, tulang, hati ginjal dan sebagainya. Saat di dalam alat tubuh tersebut basil dapat langsung menimbulkan penyakit, tetapi juga dapat tenang terlebih dahulu kemudian setelah beberapa waktu akan menimbulkan penyakit atau juga tidak pernah menimbulkan penyakit apapun.
DAFTAR PUSTAKA Crafton, John, dkk. 2002. Tuberkulosis Klinis. Jakarta : Widya Medika Manurung, Santa.dkk. 2009. Gangguan Sistem Pernafasan Akibat Infeksi. Jakarta : CV. Trans Info Media Ngastiyah. 2005 .Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC Pudiastuti, Ratna Dewi. 2011.Waspadai Penyakit Pada Anak. Jakarta : PT Indeks S.Trastotenojo, Moeljono. 1998. Tuberkulosis Klinik. Jakarta : Widya Medika Wahid, Abd. Ns. dkk. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Respirasi. Jakarta: CV. Trans Info Media