“FRAKTUR COSTA” LUKY DWIANTORO
1. Definisi Costa merupakan salah satu komponen pembentuk rongga dada yang memiliki fungsi untuk memberikan perlindungan terhadap organ didalamnya dan yang lebih penting adalah mempertahankan fungsi ventilasi paru. Fraktur Costa adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang / tulang rawan yang disebabkan oleh rudapaksa pada spesifikasi lokasi pada tulang costa.
Fraktur costa akan menimbulkan rasa nyeri, yang mengganggu proses respirasi, disamping itu adanya komplikasi dan gangguan lain yang menyertai memerlukan perhatian khusus dalam penanganan terhadap fraktur ini. Pada anak fraktur costa sangat jarang dijumpai oleh karena costa pada anak masih sangat lentur.
2. Klasifikasi Menurut jumlah costa yang mengalami fraktur dapat dibedakan 1) Fraktur simple 2) Fraktur multiple Menurut jumlah fraktur pada setiap costa dapat 1) Fraktur segmental 2) Fraktur simple 3) Fraktur communitif
Menurut letak fraktur dibedakan : 1) Superior (costa 1-3 ) 2) Median (costa 4-9) 3) Inferior (costa 10-12 ). Menurut posisi : 1) Anterior, 2) Lateral 3) Posterior. Ada beberapa kasus timbul fraktur campuran, seperti pada kasus Flail chest, dimana pada keadaan ini terdapat fraktur segmental ,2 costa atau lebih yang letaknya berurutan.
3. Etiologi Costa merupakan tulang pipih dan memiliki sifat yang lentur. Oleh karena tulang ini sangat dekat dengan kulit dan tidak banyak memiliki pelindung, maka setiap ada trauma dada akan memberikan trauma juga kepada costa. Fraktur costa dapat terjadi dimana saja disepanjang costa tersebut. Dari keduabelas pasang costa yang ada, tiga costa pertama paling jarang mengalami fraktur hal ini disebabkan karena costa tersebut sangat terlindung.
Costa ke 4-9 paling banyak mengalami fraktur, karena posisinya sangat terbuka dan memiliki pelindung yang sangat sedikit, sedangkan tiga costa terbawah yakni costa ke 10-12 juga jarang mengalami fraktur oleh karena sangat mobil .Pada olahragawan biasanya lebih banyak dijumpai fraktur costa yang “undisplaced” , oleh karena pada olahragawan otot intercostalnya sangat kuat sehingga dapat mempertahankan fragmen costa yang ada pada tempatnya.
Secara garis besar penyebab fraktur costa dapat dibagi dalam 2 kelompok : 1. Disebabkan trauma a. Trauma tumpul Penyebab trauma tumpul yang sering mengakibatkan adanya fraktur costa antara lain : Kecelakaan lalulintas,kecelakaan pada pejalan kaki, jatuh dari ketinggian, atau jatuh pada dasar yang keras atau akibat perkelahian. b. Trauma Tembus Penyebab trauma tembus yang sering menimbulkan fraktur costa :Luka tusuk dan luka tembak
2. Disebabkan bukan trauma Yang dapat mengakibatkan fraktur costa, terutama akibat gerakan yang menimbulkan putaran rongga dada secara berlebihan atau oleh karena adanya gerakan yang berlebihan dan stress fraktur,seperti pada gerakan olahraga : Lempar martil, soft ball, tennis, golf.
4. Patofisiologi Fraktur costa dapat terjadi akibat trauma yang datangnya dari arah depan,samping ataupun dari arah belakang. Trauma yang mengenai dada biasanya akan menimbulkan trauma costa,tetapi dengan adanya otot yang melindungi costa pada dinding dada,maka tidak semua trauma dada akan terjadi fraktur costa. Pada trauma langsung dengan energi yang hebat dapat terjadi fraktur costa pada tempat traumanya .
Pada trauma tidak langsung, fraktur costa dapat terjadi apabila energi yang diterimanya melebihi batas toleransi dari kelenturan costa tersebut. Seperti pada kasus kecelakaan dimana dada terhimpit dari depan dan belakang,maka akan terjadi fraktur pada sebelah depan dari angulus costa,dimana pada tempat tersebut merupakan bagian yang paling lemah. Fraktur costa yang “displace” akan dapat mencederai jaringan sekitarnya atau bahkan organ dibawahnya. Fraktur pada costa ke 4-9 dapat mencederai a.intercostalis ,pleura visceralis,paru maupun jantung, sehingga dapat mengakibatkan timbulnya hematotoraks, pneumotoraks ataupun laserasi jantung.
5. Diagnosis Sebanyak 25% dari kasus fraktur costa tidak terdiagnosis, dan baru terdiagnosis setelah timbul komplikasi, seperti hematotoraks dan pneumotoraks. Hal ini dapat terjadi pada olahragawan yang memiliki otot dada yang kuat dan dapat mempertahankan posisi fragmen tulangnya
6. Diagnosis Banding 1) Fraktur Sternum 2) Fraktur Vertebrae 3) Stress Fraktur 4) Osteoarthritis 5) Pneumotoraks 6) Cedera trakea dan bronkus
7. Penatalaksanaan a. Penanganan umum dengan memperhatikan A (airway), B (breathing), C (circulation). 1) Anamnesis yang lengkap dan cepat. Yang perlu ditanyakan adalah waktu kejadian, tempat kejadian, jenis trauma (tertembak, tertusuk, terpukul,dll.), arah masuk keluar perlukaan, bagaimana keadaan penderita selama dalam perjalanan.
2) Pemeriksaan fisik. Adapun pada pemeriksaan fisik perlu diperhatikan adanya : Nyeri tekan, krepitasi dan deformitas dinding dada. Adanya gerakan paradoksal Tanda-tanda insuffisiensi pernapasan : sianosis, tachypnea. Kadang akan tampak ketakutan dan kecemasan karena saat bernapas bertambah nyeri
e. Periksa paru-paru dan jantung, dengan memperhatikan adanya tanda-tanda pergeseran trakea, pemeriksaan ECG, siturasi oksigen. f. Periksa abdomen terutama pada fraktur costa bagian inferior : diafragma, hati, limpa, ginjal, dan usus. g. Periksa tulang rangka : vertebrae, sternum, clavikula, fungsi anggota gerak
h. Nilai status neurologis : plexus brachialis, intercostalis, subclavia. Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan melakukan foto roentgen. Pemeriksaan roentgen toraks harus dilakukan untuk menyingkirkan cedera toraks lain. Setelah dibuktikan dengan foto roentgen bahwa terjadi fraktur pada costa, maka pada daerah cedera harus dipasang strapping/ balut tekan yang kuat selama 2-3 minggu. Pada cedera yang lebih hebat, perawatan rumahsakit diperlukan untuk menghilangkan nyeri, penganganan batuk dan penghisapan endotrakeal
8. Prognosis Fraktur costa pada anak dengan tanpa komplikasi memiliki prognosis yang baik, sedangkan pada penderita dewasa umumnya memiliki prognosis yang kurang baik oleh karena selain penyambungan tulang relatif lebih lama juga umumnya disertai dengan komplikasi.Keadaan ini disebabkan costa pada orang dewasa lebih rigit sehingga akan mudah menusuk pada jaringan ataupun organ di sekitarnya.