Klasifikasi , Kodifikasi Penyakit dan Masalah Terkait II

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Peserta mengerti tahap-tahap pada ADC
Advertisements

KIMIA UNSUR-UNSUR TRANSISI
PERTEMUAN 3 Algoritma & Pemrograman
Penyelidikan Operasi 1. Konsep Optimisasi.
KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
Penyusunan Data Baseline dan Perhitungan Capaian Kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DIREKTORAT.
BALTHAZAR KREUTA, SE, M.SI
PENGEMBANGAN KARIR DOSEN Disarikan dari berbagai sumber oleh:
Identitas, persamaan dan pertidaksamaan trigonometri
ANGGOTA KELOMPOK WISNU WIDHU ( ) WILDAN ANUGERAH ( )
METODE PENDUGAAN ALTERNATIF
Dosen Pengampu: Muhammad Zidny Naf’an, M.Kom
GERAK SUGIYO, SPd.M.Kom.
Uji Hipotesis Luthfina Ariyani.
SOSIALISASI PEKAN IMUNISASI NASIONAL (PIN) POLIO 2016
PENGEMBANGAN BUTIR SOAL
Uji mana yang terbaik?.
Analisis Regresi linear berganda
PEERSIAPAN DAN PENERAPAN ISO/IEC 17025:2005 OLEH: YAYAN SETIAWAN
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
b. Kematian (mortalitas)
Ilmu Komputasi BAGUS ADHI KUSUMA
Uji Hipotesis dengan SPSS
OVERVIEW PERUBAHAN PSAK EFFEKTIF 2015
Pengolahan Citra Berwarna
Teori Produksi & Teori Biaya Produksi
Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi
PERSIAPAN UN MATEMATIKA
Kriptografi.
1 Bab Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi.
Ekonomi untuk SMA/MA kelas XI Oleh: Alam S..
ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL DALAM PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR
Dosen: Atina Ahdika, S.Si., M.Si.
Anggaran biaya konversi
Junaidi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
Pemodelan dan Analisis
Bab 4 Multivibrator By : M. Ramdhani.
Analisis Regresi – (Lanjutan)
Perkembangan teknologi masa kini dalam kaitannya dengan logika fazi
DISTRIBUSI PELUANG KONTINU
FETAL PHASE Embryolgy II
Yusuf Enril Fathurrohman
3D Viewing & Projection.
Sampling Pekerjaan.
Gerbang Logika Dwi Indra Oktoviandy (A )
SUGIYO Fisika II UDINUS 2014
D10K-6C01 Pengolahan Citra PCD-04 Algoritma Pengolahan Citra 1
Perpajakan di Indonesia
Bab 2 Kinerja Perusahaan dan Analisis Laporan Keuangan
Penyusunan Anggaran Bahan Baku
MOMENTUM, IMPULS, HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM DAN TUMBUKAN
Theory of Computation 3. Math Fundamental 2: Graph, String, Logic
Strategi Tata Letak.
Theory of Computation 2. Math Fundamental 1: Set, Sequence, Function
METODE PENELITIAN.
(Skewness dan kurtosis)
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dasar-dasar piranti photonik
Klasifikasi Dokumen Teks Berbahasa Indonesia
Mekflu_1 Rangkaian Pipa.
Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1
SEKSI NERACA WILAYAH DAN ANALISIS BPS KABUPATEN TEMANGGUNG
ASPEK KEPEGAWAIAN DALAM PENILAIAN ANGKA KREDIT
RANGKAIAN DIODA TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2015/2016
Ruang Euclides dan Ruang Vektor 1.
Bab Anuitas Aritmetrik dan Geometrik
Penyelidikan Operasi Pemrograman Dinamik Deterministik.
Kesetimbangan Fase dalam sistem sederhana (Aturan fase)
ANALISIS STRUKTUR MODAL
Transcript presentasi:

Klasifikasi , Kodifikasi Penyakit dan Masalah Terkait II D III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN Klasifikasi , Kodifikasi Penyakit dan Masalah Terkait II RMIK 242 2 SKS Dr.Noor Yulia

PATOFISIOLOGI SISTIM PENDENGARAN Penyakit Telinga luar Penyakit telinga tengah dan mastoid Penyakit telinga dalam

Penyakit Telinga luar Otiti eksterna Perichondritis Impacted cerumen Abses telinga luar Celulitis Malignant otitis eksterna Cholesteatoma telinga luar Acut otitis eksterna non infective Perichondritis Impacted cerumen

Serumen Terjadi penumpukan serumen /kotoran telinga berlebihan . Gejala : gatal, rasa nyeri serta tuli / pendengaran menurun yang bersifat sementara kadang dapat mengakibatkan hilangnya keseimbangan Produksi kotoran telinga yang berlebihan dapat menyumbat satu atau kedua saluran telinga Terapi membuang serumen dengan cara menyemburnya secara perlahan dengan menggunakan air hangat (irigasi). Kontraindikasi irigasi : jika dari telinga keluar nanah, perforasi gendang telinga atau terdapat infeksi telinga yang berulang Jika terdapat perforasi gendang telinga, air bisa masuk ke telinga tengah dan kemungkinan akan memperburuk infeksi. Pada keadaan kontra indikasi , serumen dibuang dengan menggunakan alat tumpul atau alat penghisap.

Perikondritis Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar. Perikondritis bisa terjadi akibat: cedera , gigitan serangga, peradangan disertai infeksi Nanah akan terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya (perikondrium). Kadang nanah menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago, menyebabkan kerusakan pada kartilago dan pada akhirnya menyebabkan kelainan bentuk telinga. Bersifat destruktif / merusak dan menahun, tapi cenderung menyebabkan gejala yang ringan. Terapi : insisi : buang nanah, diberikan antibiotik

Kemasukan benda asing Anak kadang memasukkan benda kecil kedalam lubang telinga Benda asing bisa juga serangga , semut , lalat

Tuli ( deafness ) Adalah kehilangan rasa dengar Beberapa penyakit telinga dapat menyebabkan ketulian sebagian  total. Kebanyakan penyakit pada telinga bagian dalam dapat mengakibatkan gangguan pada keseimbangan. Ada 2 macam tuli : Tuli konduktif : karena gangguan transmisi suara kedalam koklea Tuli saraf : karena kerusakan pada koklea , organ korti atau saraf VII

Otitis eksterna Adalah suatu infeksi pada saluran telinga Dapat menyerang seluruh saluran ( otitis eksterna generalisata ) atau hanya pada daerah tertentu ( furunkulosis ) Otitis eksterna kadang disebut sebagai telinga perenang + swimmers ear Penyebab : Bakteri misal Stafilokokkus Jamur -. Jarang Alergi , psoriasis , dermatitis pada kulit kepala Cedera sewaktu membersihkan telinga atau masuknya bahan iritan / air kedalam telinga Dapat menimbulkan komplikasi meningitis , abses ekstra dural, abses otak , infeksi atau trombosis sinus lateralis karena telinga tengah terletak dekat dengan selaput otak

Infeksi pada telinga luar Meatus akustikus eksternus adalah daerah yang dapat terserang furunkulosis Sebuah furunkulosis atau multipel dapat membawa rasa sakit yang hebat sekali Dapat menimbulkan abses , dan sellulitis Terapi : Kompres hangat bagian yang sakit Antibiotik

Dermatitis Dermatitis pada telinga merupakan peradangan kulit pada telinga luar dan salurannya Gejala : gatal – gatal , kemerahan , pengelupasan kulit, keluar cairan dari telinga Terapi : Oleskan dengan larutan Burowi ( mengandung aluminium asetat Beri krim corticosteroid untuk mengatasi gatal dan peradangan Beri antibiotik salep atau tetes untuk mengatasi infeksi

Othematoma Telinga bunga kol Suatu kelainan genetik Terjadi gangguan pada tulang rawan telinga yang dibarengi dengan pendarahan internal dan pertumbuhan jaringan telinga yang berlebihan (sehingga telinga tampak berumbai laksana bunga kol). Kelainan ini diakibatkan oleh hilangnya aurikel dan kanal auditori sejak lahir. (encharta ensiklopedi)

Malignant otitis eksterna Tumor pada telinga dapat bersifat jinak atau ganas ( kanker) Menyebabkan penyumbatan atau penimbunan kotoran telingan serta ketulian Serumimoma : kanker pada sel – sel yang menghasilkan serumen , bisa tumbuh pada sepertiga saluran telinga luar dan bisa menyebar Tumor jinak pada telinga : Kista sebacea Osteoma : tumor tulang Keloid : pertumbuhan jaringan ikat berlebihan setelah terjadinya cedera Kanker sel basal dan sel squamosa setelah terpapar sinar matahari yang lama dan berulang Kanker sel basal atau squamosa dapat tumbuh kedalam atau menyebar kesaluran telinga

Telinga tengah adalah daerah yang dibatasi dengan dunia luar oleh gendang telinga. Daerah ini menghubungkan suara dengan alat pendengaran pada telinga dalam. daerah ini terdapat saluran Eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga hidung belakang dan tenggorokan bagian atas. Fungsi saluran ini adalah : Menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam telinga dan menyesuaikannya dengan tekanan udara di dunia luar. Mengalirkan lendir yang dihasilkan sel-sel yang melapisi telinga ke bagian belakang hidung. Sebagai sawar kuman yang akan masuk ke dalam telinga tengah.

Penyakit telinga tengah dan mastoid Non supurative otitis media Acute serous otitis media suppurative otitis media Eustachian salpingitis Scarlet fever tuberkulosis Purulent otitis media Mastoiditis Petrositis akibat inflamasi Cholesteatoma Perforasi membran tymphany Acut myringitis – chronic myringitis tymphanosclerosis

Otitis Media Otitis media adalah infeksi atau inflamasi / peradangan pada telinga tengah yang disebabkan oleh penjalaran infeksi dari tenggorok (faringitis) Penyebab otitis media akut (OMA) : virus atau bakteri. Pada 25% pasien, tidak ditemukan mikroorganisme penyebabnya. Bakteri penyebab otitis media tersering adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae dan Moraxella cattarhalis. Keluhan : sakit telinga , gangguan dengar (tuli) konduktif akut / kronis .disertai demam Diawali dengan infeksi pada saluran nafas seperti faringitis, influenza, campak dan sinusitis yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. ,tersumbatnya saluran dan datangnya sel-sel sarah putih untuk melawan bakteri -> membentuk nanah dalam telinga tengah. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus) - 45 desibel (kisaran pembicaraan normal).

Cairan yang terlalu banyak dapat merobek gendang telinga karena tekanannya. pembengkakan jaringan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel pada telinga tengah berkumpul di belakang gendang telinga. Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Nanah yang banyak berada didalam telinga tengah dapat memecahkan gendang telinga dan nanah akan keluar dari lubang telinga keluar -> sering pada anak-anak. Terapi : beri antibiotika dan kompres hangat pada daerah nyeri

Otitis Media Supuratif Akut (OMSA) adalah otitis media yang berlangsung selama 3 minggu atau kurang karena infeksi bakteri piogenik. Telinga tengah biasanya steril, meskipun terdapat mikroba di nasofaring dan faring. Sumbatan tuba eustachius merupakan faktor utama dari otitis media. Karena fungsi tuba eustachius terganggu, pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah juga terganggu, sehingga kuman masuk ke dalam telinga tengah dan terjadi peradangan. Pada bayi, terjadinya OMSA dipermudah oleh karena tuba eustachiusnya pendek, lebar, dan letaknya agak horisntal. Kuman penyebab utama ialah bakteri piogenik, seperti Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus aureus, Pneumokokkus. Kadang hemofilus influenza, Escheria coli, Streptokokus anhemolitikus.  

Stadium OMSA Stadium Oklusi Tuba Eustachius retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah, Akibatnya mukosa tuba edema dan menyempitkan lumen tuba Keluhan telinga terasa penuh (seperti kemasukan air), pendengaran terganggu, nyeri pada telinga (otalgia), tinnitus. Pemeriksaan otoskopi didapat gambaran membran timpani berubah menjadi retraksi / tertarik ke medial ,refleks cahaya hilang atau berubah (memendek). Terapi : bertujuan untuk membuka kembali tuba eustachius, tekanan negatif di telinga tengah hilang. obat tetes hidung. HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik (anak <12 tahun) atau HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik (>12 tahun).

2. Stadium Hiperemis (Pre Supurasi) Tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani. Seluruh mukosa membran timpani tampak hiperemis dan edem. Sekret yang terbentuk bersifat eksudat serosa sehingga sukar terlihat. Terapi : antibiotik (golongan penisilin atau ampisilin), obat tetes hidung, analgetika Dilakukan miringotomi bila membran timpani terlihat hiperemis difus 3. Stadium Supurasi (Bombans) Edem hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial, terbentuk eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan membran timpani menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar. pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, rasa nyeri di telinga bertambah berat.

3. Stadium Supurasi (Bombans) bila tekanan di kavum timpani tidak berkurang,terjadi iskemia akibat tekanan pada kapiler , timbul tromboflebitis pada vena-vena kecil , nekrosis mukosa dan submukosa.terjadi ruptur. Bila tidak dilakukan insisi membran timpani (miringotomi) pada stadium ini, maka kemungkinan besar membran timpani akan ruptur dan nanah keluar ke liang telinga luar. Dengan miringotomi, luka insisi akan menutup kembali, bila terjadi ruptur, maka lubang tempat ruptur (perforasi) tidak mudah menutup kembali. Terapi : Pemberian antibiotik dan miringotomi (bila membran timpani masih utuh) gejala klinis lebih cepat hilang dan ruptur dapat dihindari.

4. Stadium Perforasi Tekanan yang tinggi pada cavum timpani akibat kumpulan mucous dapat menimbilkan perforasi pada membran timpani. Terlambatnya pemberian antibiotik atau virulensi kuman yang tinggi mengakibatkan terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke telinga luar. Keluhan yang dirasakan sudah banyak berkurang (karena tekanan di kavum timpani berkurang), keluar cairan di telinga, penurunan pendengaran. Pemeriksaan otoskopi meatus eksternus : banyak mukopus dan membran timpani hiperemis dan perforasi paling sering terletak di sentral. Terapi : cuci telinga H2O2 3% selama 3 – 5 hari , antibiotik yang adekuat. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7 – 10 hari.

5.     Stadium Resolusi membran timpani tetap utuh, keadaan membran timpani perlahan-lahan akan kembali normal. Bila sudah terjadi perforasi, sekret akan berkurang dan kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walau tanpa pengobatan. Komplikasi Bila setelah 3 minggu pengobatan sekret masih tetap banyak, kemungkinan telah terjadi mastoiditis. gejala sisa (sekuele) berupa otitis media serosa bila sekret menetap di kavum timpani tanpa terjadinya perforasi. Bila OMSA berlanjut dengan keluarnya sekret dari telinga tengah lebih dari 3 minggu -> otitis media supuratif sub akut. perforasi menetap dan sekret tetap keluar sampai 2 bulan-> otitis media supuratif kronik (OMSK).

Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari liang telinga tengah terus-menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin kental, bening, atau berupa nanah. Beberapa faktor yang menyebabkan OMSA menjadi OMSK antara lain : terapi yang terlambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang) atau higiene buruk. OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba eustachius.

Berdasarkan letak perforasi di membran timpani, OMSK terbagi atas : Perforasi sentral : perforasi terdapat di pars tensa (tengah) membran timpani. Bisa antero-inferior, postero-inferior, postero-superior, sub total.  di seluruh tepi perforasi masih ada membran timpani. Perforasi marginal: sebagian dari tepi perforasi langsung berhubungan dengan anulus atau sulkus timpanikum. perforasi pada pinggir membran timpani dengan adanya erosi dari anulus fibrosus. Perforasi atik : perforasi yang terletak di pars flasida. Berdasarkan aktivitas sekret, OMSK terbagi atas : OMSK aktif : OMSK dengan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif. OMSK tenang : OMSK dengan keadaan kavum timpani yang terlihat basah atau kering.

Berdasarkan jenis serangan, OMSK terbagi atas: OMSK tipe benigna (= tipe mukosa = tipe jinak = tipe aman) Proses peradangan terbatas pada mukosa, biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral (pars tensa), Umumnya jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya, Tidak terdapat kolesteatom OMSK tipe maligna ( = tipe tulang = tipe ganas = tipe bahaya) , disertai kolesteatom , Perforasi terletak di marginal atau atik , OMSK tipe maligna biasanya didapatkan tuli konduktif berat. Otalgia (nyeri telinga) dapat karena terbendungnya drainase pus. Namun bila OMSK telah berlangsung lama, biasanya penderita sudah tidak merasakan nyeri telinga lagi. Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti petrositis, abses subperiosteal, atau trombosis sinus lateralis. Penatalaksanaan tergantung dari jenis OMSK dan luasnya infeksi, dimana penatalaksanaan terbagi atas pengobatan konservatif dan operasi.

a. Mastoidektomi sederhana (simple mastoidectomy) Beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang dapat dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna maupun maligna, antara lain: a. Mastoidektomi sederhana (simple mastoidectomy) dilakukan pada OMSK tipe benigna yang dengan pengobatan konservatif tidak sembuh. dilakukan pembersihan ruang mastoid dari jaringan patologik. Tujuannya ialah supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi. Pada operasi ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki. b. Mastoidektomi radikal dilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau kolesteatom yang sudah meluas. rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari semua jaringan patologik. Dinding batas antara liang telinga luar , telinga tengah dan rongga mastoid diruntuhkan, sehingga ke3 daerah anatomi tersebut menjadi 1 ruangan. Tujuan operasi ini adalah membuang semua jaringan patologik dan mencegah komplikasi ke intrakranial. Fungsi pendengaran tidak diperbaiki.

c.     Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (operasi Bondy) dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi belum merusak kavum timpani. Seluruh rongga mastoid dibersihkan dan dinding posterior liang telinga direndahkan. Tujuan operasi ini adalah untuk membuang semua jaringan patologik dari rongga mastoid, dan mempertahankan pendengaran yang masih ada. d. Miringoplasti = timpanoplasti tipe I. merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan, Rekonstruksi hanya dilakukan pada membran timpani. Tujuan operasi ialah untuk mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada OMSK tipe benigna dengan perforasi yang menetap. dilakukan pada OMSK tipe benigna yang sudah tenang dengan ketulian ringan yang hanya disebabkan oleh perforasi membran timpani.

   Timpanoplasti Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe benigna dengan kerusakan yang lebih berat atau OMSK tipe benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan medikamentosa. Tujuan operasi ialah untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran. Pada operasi ini selain rekonstruksi membran timpani sering kali harus dilakukan juga rekonstruksi tulang pendengaran.     Timpanoplasti dengan pendekatan ganda (Combined Approach Tympanoplasty) merupakan teknik operasi timpanoplasti yang dikerjakan pada kasus OMSK tipe maligna atau OMSK tipe benigna dengan jaringan granulasi yang luas. Tujuan operasi untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran tanpa melakukan teknik mastoidektomi radikal (tanpa meruntuhkan dinding posterior dari telinga).

Miringotomi adalah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani, agar terjadi drainase sekret dari telinga tengah ke telinga luar. merupakan tindakan pembedahan kecil. Lokasi miringotomi di kuadran posteroinferior. Parasintesis merupakan punksi pada membran timpani untuk mendapatkan sekret guna pemeriksaan mikrobiologik (dengan semprit dan jarum khusus).

Otitis Media Non Supuratif (Otitis Media Serosa) Otitis media serosa, otitis media musinosa, otitis media efusi, otitis media sekretoria, otitis media mukoid (glue ear) adalah keadaan terdapatnya sekret nonpurulen di telinga tengah, sedangkan membran timpani utuh. Adanya cairan di telinga tengah dengan membran timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi disebut juga otitis media dengan efusi. Apabila efusi tersebut encer disebut otitis media serosa dan apabila efusi tersebut kental seperti lem disebut otitis media mukoid (glue ear). Otitis media serosa terjadi terutama akibat adanya transudat atau plasma yang mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah yang sebagian besar terjadi akibat adanya perbedaan tekanan hidrostatik.

Pada Otitis media mukoid, cairan yang ada di telinga tengah timbul akibat sekresi aktif dari kelenjar dan kista yang terdapat di dalam mukosa telinga tengah, tuba eustachius, dan rongga mastoid. Otitis media serosa / otitis media sekretoria / otitis media mukoid / otitis media efusi terbatas pada keadaan dimana terdapat efusi dalam kavum timpani dengan membran timpani utuh tanpa tanda-tanda radang. Bila efusi tersebut berbentuk pus, disertai tanda-tanda radang maka disebut otitis media akut (OMA). Otitis media serosa dibagi 2 jenis : otitis media serosa akut dan otitis media serosa kronik (glue ear)

Otitis Media Serosa Akut adalah keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba. Disebabkan antara lain: Sumbatan tuba, dimana terbentuk cairan di telinga tengah disebabkan oleh tersumbatnya tuba secara tiba-tiba seperti pada barotrauma. Virus, terbentuknya cairan di telinga tengah berhubungan dengan infeksi virus pada jalan napas atas. Alergi, dan idiopatik . Gejala Klinis Gejala yang menonjol pada otitis media serosa akut biasanya pendengaran berkurang.Rasa tersumbat pada telinga atau suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda pada telinga yang sakit (diplacusis binauralis). Kadang terasa seperti ada cairan yang bergerak dalam telinga pada saat posisi kepala berubah. Rasa sedikit nyeri dalam telinga dapat terjadi pada saat awal tuba terganggu, yang menyebabkan timbul tekanan negatif pada telinga tengah (misalnya pada barotrauma), tetapi setelah sekret terbentuk tekanan negatif ini pelan-pelan hilang.

Otitis Media Serosa Kronik (Glue Ear) Batasan antara kondisi otitis media serosa akut dengan otitis media serosa kronik hanya pada cara terbentuknya sekret. Pada otitis media serosa akut, sekret terbentuk secara tiba-tiba di telinga tengah dengan disertai rasa nyeri pada telinga. Pada otitis media serosa kronis, sekret terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeri dengan gejala-gejala pada telinga yang berlangsung lama. Otitis media serosa kronik lebih sering terjadi pada anak-anak, sedangkan otitis media serosa akut lebih sering terjadi pada orang dewasa. Sekret pada otitis media serosa kronik kental seperti lem, disebut glue ear.

Otitis media serosa kronik dapat juga terjadi sebagai gejala sisa dari otitis media akut (OMA) yang tidak sembuh sempurna. Penyebab lain diperkirakan adanya hubungan infeksi virus, alergi, atau gangguan mekanis pada tuba. Gejala klinik: Perasaan tuli pada otitis media serosa kronik lebih menonjol (40-50 dB), oleh karena sekret kental atau glue ear. Pada otoskopi terlihat membran timpani utuh, retraksi, suram, kuning kemerahan, atau keabu-abuan. Pengobatan yang dilakukan adalah mengeluarkan sekret dengan miringotomi dan pemasangan pipa ventilasi (Grommet-tube). Pada kasus yang masih baru pemberian dekongestan tetes hidung serta kombinasi antihistamin-dekongestan peroral kadang-kadang bisa berhasil. Obati faktor-faktor penyebab seperti alergi, pembesaran adenoid atau tonsil, infeksi hidung dan sinus.

Mastoiditis Mastoiditis akuta : Dapat terjadi setelah otitis media Processus mastoideus menjadi lembek , bengkak disertai rasa nyeri Suhu badan meningkat , denyut nadi bertambah cepat Merupakan kondisi parah karena dengan pemberian pengobatan antibiotika saja penyakit bisa tidak berkurang ,perlu dilaksanakan pembedahan mastoiditis kronik : Otitis supuratif kronik Dapat menimbulkan komplikasi meningitis , abses ekstra dural, abses otak , infeksi atau trombosis sinus lateralis karena telinga tengah terletak dekat dengan selaput otak

Penyakit telinga dalam Otosclerosis Meniere`s disease Benign paroxysmal vertigo Vestibulas neuronitis Vertigo Labyrinthitis Ototoxic hering loss Presbyacusis Hearing loss Otalgia Otorrhagia Tinnitus Acoustic neuritis

Labirinthitis Gangguan dari labirinth Dengan gejala utama tinitus ( mendenging ) tuli, dan vertigo ( terasa berputar ), mual dan muntah - muntah , Biasanya disebabkan menjalarnya infeksi dari telinga tengah, geger otak, alergi , gangguan peredaran darah misal aterosklerosis pada telinga dalam , endolimfe yang berlebih dan usia tua

Tinitus Adalah penyakit telinga ringan yang cukup mengganggu Tinitus berupa bunyi berdengung / berdesir Bunyi akan terdengar jelas jika berada ditempat sunyi Dapat menghilang tanpa disadari Bila tidak diterapi dapat memicu tumor pada telinga

Meniere`s disease Timbulnya serangan pusing mendadak disertai tuli dan tinitus Penyakit Meniere adalah gangguan yang menyerang telinga bagian dalam dan spontan menyebabkan vertigo, dibarengi dengan gangguan pendengaran yang fluktuatif, telinga berdenging (tinnitus), dan rasa tekanan di telinga. Pada kebanyakan kasus, penyakit Meniere hanya mempengaruhi satu telinga saja. Orang-orang pada usia 40-an dan 50-an lebih berisiko memiliki penyakit ini dibandingkan kelompok usia lainnya, tetapi penyakit ini bisa juga terjadi pada siapa saja, bahkan anak-anak. Gejala Tanda-tanda dan gejala utama dari penyakit Meniere adalah: 1. Vertigo yang berulang. Vertigo adalah sensasi yang mirip dengan pengalaman ketika tubuh berputar cepat beberapa kali dan tiba-tiba berhenti. Tubuh akan merasa seolah-olah ruangan berputar dan kehilangan keseimbangan. Episode vertigo terjadi tanpa peringatan dan biasanya berlangsung selama 20 menit sampai dua jam atau lebih, bahkan hingga 24 jam. Vertigo yang berat dapat menyebabkan mual dan muntah. 2. Gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran pada penyakit Meniere dapat berfluktuasi, terutama pada permulaan penyakit. Kebanyakan penderita Meniere mengalami gangguan pendengaran permanen akhirnya. 3. Tinnitus. Tinnitus adalah suara dering, mendengung, meraung, bersiul atau mendesis di telinga. Pada penyakit Meniere, tinnitus sering terdengar pada nada rendah. 4. Kepenuhan aural . Kepenuhan aural adalah perasaan penuh atau tekanan dalam telinga. Gejala penyakit Meniere dimulai dengan perasaan penuh di telinga, kemudian terjadi tinnitus dan penurunan fungsi pendengaran diikuti dengan vertigo yang berat disertai mual dan muntah. Gejala ini bisa berlangsung dua sampai tiga jam. Tingkat keparahan, frekuensi, dan durasi gangguan bervariasi, terutama pada awal penyakit. Sebagai contoh, bisa saja hanya muncul gejala vertigo berat yang sering, sedangkan gejala lainnya hanya ringan. Atau bisa saja vertigo dan kehilangan pendengaran yang dialami hanya ringan dan jarang, namun tinnitus yang lebih sering mengganggu. Penyebab Penyebab dari penyakit Meniere masih belum diketahui dengan jelas. Tampaknya penyakit ini merupakan akibat volume atau komposisi cairan di telinga bagian dalam yang tidak normal. Telinga bagian dalam dihubungkan oleh rongga yang disebut labirin. Bagian luar telinga bagian dalam terbuat dari tulang yang disebut tulang labirin. Sedangkan di bagian dalam adalah struktur membran lembut (labirin membranosa) yang bentuknya seperti labirin tulang, namun sedikit lebih kecil. Labirin membranosa berisi cairan (endolymph) dan dilapisi dengan rambut yang merespon gerakan cairan. Agar semua sensor di telinga bagian dalam berfungsi dengan baik, cairan perlu mempertahankan volume, tekanan dan komposisi kimia tertentu. Faktor-faktor yang mengubah cairan telinga bagian dalam dapat menyebabkan penyakit Meniere. Para ilmuwan telah mengusulkan sejumlah penyebab atau pemicu yang potensial, antara lain: 1. Jumlah cairan yang tidak tepat, mungkin karena penyumbatan atau kelainan anatomi 2. Respon imun yang abnormal 3. Alergi 4. Infeksi virus 5. Genetik 6. Cedera trauma pada kepala Karena tidak ada penyebab tunggal yang dapat diidentifikasi, kemungkinan penyakit Meniere disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor tersebut. Perawatan dan obat-obatan Tidak ada obat untuk penyakit Meniere, tetapi sejumlah cara dapat membantu mengelola gejala-gejalanya. Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan penderita penyakit Meniere merespon terhadap pengobatan, meskipun gangguan pendengaran jangka panjang sulit dicegah. Obat untuk vertigo Dokter mungkin meresepkan obat yang harus diambil selama vertigo untuk mengurangi parahnya gejala: 1. Obat penyakit gerakan seperti meclizine (Antivert) atau diazepam (Valium) dapat mengurangi sensasi berputar yang diakibatkan vertigo dan membantu mengontrol mual dan muntah.  2. Obat anti mual seperti prometazin dapat mengontrol mual dan muntah selama mengalami vertigo. Pengobatan jangka panjang Dokter akan meresepkan obat untuk memperlancar buang air kecil (diuretik) seperti kombinasi obat triamterene dan hidroklorotiazid. Mengurangi jumlah cairan tubuh dapat membantu mengatur volume cairan dan tekanan di telinga bagian dalam. Bagi sebagian orang, diuretik membantu mengendalikan tingkat keparahan dan frekuensi gejala penyakit Meniere. Karena obat diuretik menyebabkan lebih sering buang air kecil, tubuh bisa kehabisan mineral tertentu. Jika meminum obat diuretik, pastikan setiap minggu memakan tiga atau empat porsi ekstra makanan kaya kalium seperti pisang, melon, jeruk, bayam dan ubi jalar. Terapi dan prosedur noninvasif Beberapa penderita Meniere dapat menjalani terapi dan prosedur noninvasif seperti: 1. Rehabilitasi. Jika mengalami masalah dengan keseimbangan tubuh selama mengalami ertigo, rehabilitasi vestibular akan sangat membantu. Tujuan dari terapi ini adalah untuk membantu tubuh dan otak mengembalikan kemampuan untuk memproses informasi dengan benar. 2. Alat bantu pendengaran. Dokter bisa merujuk ke audiolog untuk mendiskusikan apakah alat bantu pendengaran dapat menjadi pilihan terbaik. 3. Perangkat Meniett. Perangkat yang disebut generator pulsa Meniett memberikan tekanan ke saluran telinga melalui tabung ventilasi. Pengobatan ini dilakukan di rumah tiga kali sehari selama lima menit. Suntikan obat ke telinga bagian tengah Obat disuntikkan ke dalam telinga tengah dan kemudian diserap ke dalam telinga bagian dalam untuk memperbaiki gejala vertigo: 1. Gentamisin, antibiotik yang meracuni ke telinga dalam, mengurangi keseimbangan telinga. Metode ini sering berhasil mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan vertigo. Risikonya, terjadi gangguan pendengaran lebih lanjut. 2. Steroid juga dapat membantu mengendalikan serangan vertigo pada beberapa orang. Meskipun deksametason sedikit kurang efektif dibanding gentamisin, deksametason lebih kurang berisiko. Operasi Jika serangan vertigo yang berhubungan dengan penyakit Meniere sangat parah dan perawatan lainnya tidak dapat membantu, operasi nampaknya menjadi pilihan. Prosedurnya meliputi: 1. Prosedur kantung Endolimfatik. Kantung endolimfatik berperan dalam mengatur kadar cairan telinga dalam. Prosedur-prosedur bedah dapat mengurangi vertigo dengan mengurangi produksi cairan atau meningkatkan penyerapan cairan. 2. Dalam dekompresi endolimfatik kantung, sebagian kecil tulang akan dihapus dari kantung endolimfatik. Dalam beberapa kasus, prosedur ini ditambah dengan penempatan shunt, yaitu tabung yang mengalirkan cairan yang berlebihan dari telinga bagian dalam. 3. Bagian vestibular saraf. Prosedur ini melibatkan pemotongan saraf yang menghubungkan sensor keseimbangan dan gerakan dalam telinga bagian dalam ke otak (saraf vestibular). Prosedur ini biasanya mampu memperbaiki gangguan vertigo. 4. Labyrinthectomy. Ahli bedah menghapus sebagian atau seluruh telinga bagian dalam, sehingga membebaskan alat keseimbangan dan fungsi pendengaran dari telinga yang terkena. Prosedur ini dilakukan hanya jika sudah terjadi gangguan pendengaran dekat atau total.

Gangguan Pendengaran Sensorineural Disebabkan adanya kerusakan pada telinga bagian dalam atau jalur syaraf pendengaran ke otak biasanya bersifat menetap/permanen. Beberapa penyebab gangguan pendengaran sensorineural : Faktor Usia : presbiakusis.-> terjadi secara berangsur-angsur, sehingga kadang-kadang tidak disadari. Paparan Terhadap Kebisingan : Suara mesin di pabrik, suara musik yang keras menyebabkan gangguan pendengaran. Penyakit atau Trauma : meniere syndrome (vertigo, mual, dan tinitus), tumor, cedera kepala waktu lahir, infeksi virus seperti TORCHS (toksoplasma, rubella, citomegalovirus, herpes, dan syphilis), dan diabetes melitus. Obat-obatan (ototoxic) : pemakaian aspirin dosis tinggi, beberapa antibiotika, diuretika, kemoterapi. Merokok dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah ke telinga dalam.Faktor genetika/keturunan.Akibat dari penyakit sistemik lainnya.

Gangguan Pendengaran Konduktif Adanya gangguan atau kerusakan jalannya gelombang suara melalui telinga luar dan atau telinga tengah. Beberapa penyebab : Infeksi Telinga Tengah (otitis media) kista di liang telinga tumor di telinga tengah Sumbatan Cerumen atau Benda Asing Pengapuran atau kekakuan pada gendang telinga (timpanosklerosis) dan tulang-tulang pendengaran (otosklerosis)

Vertigo penyakit yang ditandai dengan gangguan ilusi gerakan. Jika yang terasa berputar adalah diri sendiri, disebut vertigo subyektif. Kalau yang berputar adalah lingkungan sekitarnya, disebut vertigo obyektif. Vertigo disebabkan karena gangguan keseimbangan di telinga bagian dalam (alat keseimbangan, atau bagian vestibular) atau mungkin di otak. Bentuk paling sering dari vertigo adalah Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV), yaitu adanya ilusi gerakan yang disebabkan oleh gerakan kepala secara mendadak atau gerakan kepala ke arah tertentu . Penyebab lain dari vertigo adalah peradangan pada telinga bagian dalam (labirinitis), ditandai dengan kejadian vertigo yang tiba-tiba dan kadang diikuti dengan kehilangan pendengaran.

Motion sickness Mabuk perjalanan Adalah gangguan pada fungsi keseimbangan ( vestibular ) karena perangsangan yang terus menerus oleh gerakan atau getaran yang terjadi selama perjalanan . Impuls dilabirin akan dijalarkan ke pusat muntah , korteks dan pusat lainnya sehingga menimbulkan gejala utama mual , muntah , pucat , keringat dingin dan pusing

PATOFISIOLOGI SISTIM PERASA Infeksi kulit dan jaringan subkutan Gangguan Bullous Dermatitis dan eksim Gangguan papulosquamous Urtikaria dan eritema Gangguan terkait radiasi pada kulit dan jaringan subkutan Gangguan organ tambahan pada kulit

LESI KULIT Lesi primer : makula, papula, noktah/ patch, wheal/ bintul, plak, nodul, tumor, vesikel, bula, pustula, petekhiae,purpura, ekimosis Lesi sekunder : sisik/ skuama, keropeng, ekskoriasi, fisura,ulkus, jaringan parut, keloid, likenifikasi Lesi khusus : komedo, milia, teleangiektasia, liang / burrow, nevi A. Gangguan kulit familial Akne vulgaris : pilosebasea Psoriasis : papuloskuamosa Dermatitis atopik : pruritik bersisik

B. Gangguan kulit penyakit menular Rocky montain spotted fever Demam reumatik akut : lesi noktah eritem marginatum Pioderma ganggerosum : lesi nekrotik ulseratif Campak Herpes simpleks, herpes zoster Virus Coxsakie, virus Hepatitis B C. Gangguan traumatik Luka bakar termal , Luka bakar sengatan matahari Derajat I : berupa kemerahan , Derajat II ; melepuh , Derajat III : meluas sampai ke subdermis D. Gangguan toksik / metabolik Liken simpleks kronikus , Liken planus ,Psoriasis, Pitiriasis rosea , Dermatitis atopik, dermatitis seboroika, Dermatitis kontak , Pruritus ; pruritus ani, pruritus vulvae

E. Gangguan Pembuluh darah Spaider teleangiektasia, nevi vaskuler , petekiae, ekimotik , Sistemik lupus eritematosus, poliarteritis nodosa, skleroderma, penyakit Raynaud (dermato miositis). F. Gangguan imunologik Pemfigus vulgaris , pemfigoid bulosa , gigitan serangga . Urtikaria, bintul ( hives), wheal( bintil 2), Urtikaria kronik G. Tumor Keratosis seboroika , Kondiloma akuminata, Kista epidermal, Fibroma, Neurofibroma, keloid, lipoma, granuloma , Nevi berpigmen / tahi lalat( moles) Keratosis aktinik / solaris , Leukoplakia, Karsinoma sel basal ,karsinoma sel skuamosa, Melanoma maligna ,Keganasan limfositik : mikosis fungoides, leukemia kutis

Infeksi kulit dan jaringan subkutan Pemphigus neonatorum Ritters disese Impetigo Abses cutaneus Celulitis Acut limphadenitis Pilonidal cyst Pyoderma Erythrasma Pemphigus Keratosis follicularis pemphigoid

INFEKSI KULIT Banyak penyakit infeksi kulit merupakan komplikasi yang umum didapat pada banyak gangguan kulit primer . Kadang – kadang menular. Jenis penyakit infeksi, di antaranya Infeksi bakteri : Impetigo , bisul, karbunkel, kusta , sifilis, Foliculitis, Furunkel , Cellulitis (etiologi biasanya streptococ , stafilococ dsb) Infeksi Virus (Herpes Zoster, Warts *verrucae, kutil, moluskum kontagiosum, dermatitis herpetiformis) Dermatophytoses (fungal infection): tinea cruris, Athelete’ foot (tinea pedis), Ringworm (tinea corporis/ kurap), tinea capitis , Infeksi parasite lain-lain : Scabies ( tungau sarkoptes)pedikulosis kapitis( tuma kepala)

Environmental Factors that Induce Skin Disease Mechanical factors: Friction, Pressure,Vibration, Cuts Physical factors: Heat, Cold, Humidity, Water,Sunlight,Ultraviolet light,Ionizing radiation. Chemical agents: Primary irritants, Sensitizers, Photoirritants, Photosensitixers Biological agents: Insect and animal parasites ,Bacteria, Rickettsiae, Fungi, Viruses , Irritants and sensitizing plants & woods (From, Brooks SM, Gochfeld M, Herzatein J, et al Environmental Medicines, St. Louis, Mosby – Year Bokk, 1999)

GANGGUAN KULIT KONGENITAL Tanda lahir (Birthmark) merupakan satu tipe nevus(pigmented skin blemish). (Nevus = tahi lalat) Termasuk kelompok nevi: moles,freckles,Mongolian spots dan hemangioma (port-wine strains & strawberry marks).

TUMOR Tumor kulit benign (non-cancerous) sangat umum, termasuk : - seborrheic keratoses, dan berbagai tipe nevi. - Bowen diseases bisa jadi ganas. Ada Tiga tipe kanker ganas kulit: - Basal carcinoma, - Squamous cell carcinoma - Malignant melanoma Yang kurang umum adalah: - Paget’s didease putting susu - Mycosis fungoides, dan - Kaposi’s sarcoma

Dermatitis dan eksim Atopic dermatitis Seboroic dermatitis Alergic contact dermatitis Irritant cobtact dermatitis Exfoliative dermatitis Lichen simplex cronicus Pruritus

INFLAMASI KULIT (DERMATITIS) Atopic dermatitis (AD) Merupakan gangguan kulit yang bersifat kronik, kumat-kumat, mirip eksim dan pruritik( pruritik bersisik) kata atopik meliput 3 gangguan: asthma alergik, rhinitis alergik dan atopik dermatitis. Terdapat hubungan familial yang kuat dengan keadaan hipersensitif yang lain : kadang ada faktor pribadi, riwayat gangguan alergik di keluarga. merah berair, berkerak, ruam termasuk dermatitis akut (> pada kanak-2). Pada dewasa: kulit terlihat kering, tebal, coklat-abu-2 dan bersisik , disertai ekskoriasi, eksudasi dan infeksi sekunder di permukaan fleksor anggota gerak , lutut, siku, leher, samping muka, kelopak mata dan punggung tangan dan kaki Xerosis dan pruritis adalah gejala terumum  lesi ekskoriasif, mudah terinfeksi  timbul cicatrix. Umumnya dimulai sejak masa bayi , berlanjut dengan eksaserbasi dan remisi dan akhirnya sebagian besar menghilang sebelum usia 30 tahun

Dermatitis kontak: Berwarna merah, bersisik, gatal , mengeluarkan cairan ( eksudasi). Racun ivy mengakibatka lesi berbentuk vesikulobulosa Bisa akut bisa kronik, akibat kontak dengan : zat kimia, mekanis, fisis atau biologis. Pada lansia akibat ada delayed-cell-mediated hypersensitivity terhadap substansi yang menempel pada kulit, sering timbul ini (Nikel, kromat (tas kulit), wool , krim lanolin, karet, topical antibiotics)

Eczema dermatitis: Tanda khas: inflamasi superfisial akibat terkena; iritan, sensitisasi alergik, idiopati genetik, ada berbagai jenis: alergik dermatitis, irritant dermatitis, seborrheic dermatitis, nummular eczema, atopic dermatitis, stasis dermatitis. Ada 3 stadium primer (bisa muncul satu demi satu atau bersamaan) Acute dermatitis: disertai eksudasi serous, erosi luas, sangat gatal, erythe m atous papules dan vesicles. 2. Subacute dermatitis: seperti di atas disertai pengelupasan bersisik tersebar atau bergerombol, kadang sisik sangat halus dan difuse menutup kulit nampak mengkilap. Chronic dermatitis: kulit menebal dan ada lichentifikasi, sekonder akibat sering tergaruk-garuk  prurigo nodularis dan postinflammatory hiper atau hipopigmentosa

PSORIASIS Gangguan Kulit terkait Disfungsi Imune Merupakan lesi yang bersifat papuloskuamosa , Chronic, recurrent inflammatory dermatosis tanda: erythematous plagues tertutup kerak yang nampak silvery. Etiologi belum diketahui, ada perkiraan herediter (pada yang HLAs meninggi) maka diduga adanya gangguan imunitas. Faktor pencetus: trauma, infeksi (> B-hemolitikus streptokokus) kehamilan, perubahan endokrin,. Udara dingin, anxietas berat, stres emotional dapat memperparah gejala. Faktor lingkungan kadang di luar dugaan. Keluhan subjektif: gatal, kadang sakit akibat kering, pecah-pecah, lesi berkerak. 30% meluas ke kuku jari tangan, bercak kuning sampai coklat, pada kasus berat terjadi akumu lasi serpihan kerak tebal di bawah kuku  lepas. (distrofi kuku).

Patogenesis Psoriasis : Siklus hidup sel kulit normal adalah 28 hari (14 bergerak dari lapisan basal ke stratum corneum, 14 hari untuk wear & tear sebelum sel terbuang lepas , Pada psoriasis waktu turn-over menjadi 3-4 hari. tebal menumpuk dan mengelupas, berupa: erythema tous papula & plagues dengan kerak silvery( sisik halus keperakan yang kalau dikerok akan timbul titik – titik perdarahan ( auspitz sign) pada kepala, dada, kuku, siku, lutut dan bokong. Papula bisa soliter atau gerombol lebar membentuk plaque umumnya simetris, lesi pada cedera site sebelumnya = Koebner’ phenomena.

SISTEM LUPUS ERYHREMATOSIS: Kronik, sistemik, gangguan inflamasi jaringan ikat yang menyerang multiple organ: Kulit : berupa bulae, ekimosis, petekhia, purpura, urtikaria, alopesia, Sendi : terutama inter falangeal proksimal, lutut, pergelangan tangan, metakarpo falangeal, siku dan pergelangan kaki, Ginjal : proteinuria, hematuria, nefritis lupus difuse, nefritis lupus membrano sa , pyelonefritis kronik, tuberkulosa ginjal Jantung : perikarditis, efusi perikard, iskemia miokard ,endokarditis verukosa organ pembentuk darah, .saraf dan membrane serosa , Paru : efusi pleura unilateral Saluran pencernaan : nyeri abdomen, mual, diare Hati & limpa : hepato splenomegali Kelenjar getah bening : limfadenopati difus Kelenjar parotis membesar SST: neuropati perifer SSP : psikosis organik, kejang – kejang,delusi/halusinasi, disorien tasi , sukar menghitung, tidak sanggup mengingat kembali gambar yang pernah dilihat, Mata : konjungtivitis, edema periorbital, perdarahan subkonjungtival, uveitis

Penyakit SISTEM LUPUS ERYHREMATOSIS: dapat timbul mendadak disertai tanda – tanda terkenanya berbagai sistim didalam tubuh, dapat juga menahun dengan gejala satu sistim yang lambat laun diikuti gejala terkena sistim yang lain. Onset penyakit dapat spontan atau didahului faktor presipitasi seperti kontak dengan sinar matahari, infeksi virus/bakteri obat golongan sulfa, penghentian kehamilan dan trauma fisik / psikis. Gejala : Pasien merasa lelah, malaise, gejala muskuloskeletal : arthralgia,demam, arthritis skinrash, fotosensitif, anemia,rambut rontok, Raynaud’s phenomenon. gejala mukokutan : kelainan kulit berupa ruam kulit berbentuk kupu-kupu classic butterfly rash over the norse &cheeks ( pipi) photo hypersensitivity ( hipersensitif pada daerah yang terkena sinar matahari)

SYSTEMIC SCLEROSIS Systemic sclerosis (SSc) progresive systemic sclerosis (PSS, Scleroderma) penyakit jaringan ikat difuse yang menimbulkan fibrosis dan perubahan degeneratif pada kulit, sendi, pembuluh darah arteri dan pada parenkim organ dalam ( esofagus, usus, paru, jantung, ginjal dan kelenjar gondok). Kelainan berupa penegangan, pengerasan dan berkurangnya elastisitas kulit . Systemic Sclerosis ada 2 bentuk: Sistemic scleroderma: diffuse (dSSc) 15-20% limited (lSSc) 75-60% =CREST syndrome (calcinosis, Raynoud’s phenomenon, esopha geal dysmotility, sclerodactyly & telangiectasiqa ) Overlap form Localized scleroderma umumnya gangguan hanya pada kulit

Kriteria diagnosis skleroderma : Kriteria mayor : Skleroderma proksimal : penebalan, penegangan dan pengerasan simetris pada kulit jari-jari dan kulit yang proksimal terhadap sendi metakarpophalangeal/ metatarsofalangeal , perubahan dapat mengenai seluruh ekstremitas ,muka,leher dan batang tubuh( thoraks, abdomen). Kriteria minor Sklerodaktili : perubahan kulit terbatas pada jari-jari , Pencekungan jari-jari atau hilangnya substansi jari dengan cekungan pada ujung jari atau jaringan jari akibat iskemia Fibrosis basal dikedua paru, pada rontgen dada terlihat gambaran linier atau lineonoduler yang retikuler pada bagian basal paru , bercak – bercak difus seperti sarang lebah bukan karena penyakit paru primer Diagnosis Skleroderma dapat ditegakkan jika ditemukan 1 kriteria mayor atau 2 / lebih kriteria minor

Pada fase antara sindrom Raynaud dan skleroderma tampak kulit mengkilat, lipatan kulit, kelenjar keringat dan folikel rambut menghilang. kadang kaki bengkak. Kelainan organ sasaran pada : kulit, saluran pencernaan, paru, jantung, ginjal, muskuloskeletal Incidens: wanita 2-3x > laki-2, ratio 15:1, usia masa subur. Manifestasi penyakit nampak pada usia 30 – 50 tahun. Manifestasi klinik berupa : Raynaud phenomenon, plaque sklerotik berbatas tegas dengan bagian tengah berwarna kuning gading dikelilingi halo keunguan , pada kulit, sendi dan tendon, otot skelet, dan viscera.

Gangguan papulosquamous Psoriasis Pityriasis rosea Lichen planus

Urtikaria dan eritema Urticaria : Alergic Idiopathic Erythema multiforme Erythema nodosum Toxic erythema

PRURITIS & PRURIGO PRURITIS (Itching) = rasa gatal yang menyebabkan orang menggaruk kulit. Satu manifestasi gangguan kulit yang paling umum,khususnya pada gangguan kronik dan manula. Garukan menimbulkan luka yang  inflamasi, infeksi dan pembentukkan jaringan parut. PRURIGO Ruam kulit rasa gatal yang non-spesifik SYSTEMIC CAUSES of PRURITIS Diabetes mellitus - Drug hypersensitivity Hyperthyroidism - Intestinal parasites - Iron deficiency anemia - Kidney (renal) disease - Leukemia - Liver disease - Lymphoma - Polycythemia rubra vera - Solid tumor malignancies

Gangguan terkait radiasi pada kulit dan jaringan subkutan Sunburn Drug phototoxic response Solar urticaria Actinic granuloma Radiodermatitis

BURNS (LUKA BAKAR) Cedera akibat: thermal, kimia, listrik atau radiasi. Luka bakar terjadi bila energi dari sumber panas ditransfer ke dalam jaringan tubuh. Berat luka bergantung kepada sumber / penyebab dan fungsi energi panas serta lamanya pajanan/ lamanya kontak . Berat cedera bisa menimbulkan mortalitas, gangguan dan disabilitas fungsi tubuh. Umumnya tingkat luka dibagi: (ICD, WHO) First degree : erythema Second degree: blister, epidermal loss Thrid degree: deep necrosis of underlying tissue, full-thickness skin loss Faktor risiko: - 75% adalah akibat: aksi pribadi, > di rumah. Manula > 70 th. Perawatannya sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan luka biasa , bahkan pada mulanya luka bakar ini merupakan luka steril .

Faktor penentu yang mempengaruhi berat ringannya luka bakar adalah: Berat dan dalamnya cedera, luas / lokal lesi (% area tubuh terkena : TBSA: Total Body Surface Area), lokasi bagian terkena, usia penderita, kesehatan umum, mekanisme cedera.ada tidaknya trauma lain selain luka bakar Etiologi: Thermal: api, cairan panas, uap panas, cairan semicair (tar) atau objek panas lain-2. Kimiawi: bisa kontak ,tertelan, inhalasi, injeksi dengan asam keras, alkalis, atau senyawa kimia lain. Bisa juga kontak dengan zat-zat rumah tangga (pembersih), pabrik, pertanian atau militer. Listrik: energi listrik, arus kuat, petir. Radiasi: sumber zat radiasi industri atau terapi dan perang. Sunburn: akibat ekposure UV (ini juga termasuk tipe radiasi).

Dalamnya luka bakar : Derajat luka bakar tingkat I ( FIRST DEGREE ) : kemerahan,timbul gelembung kecil-kecil ( minute blister ), kulit yang terkena sangat sensitif, contoh ; terbakar sinar matahari Derajat luka bakar tingkat II ( SECOND DEGREE) : kemerahan lebih jelas , gelembung lebih terlihat, jika gelembung pecah maka akan keluar cairan , permukaan kulit menjadi basah , kulit masih sensitif karena tidak semua elemen kulit rusak Derajat luka bakar tingkat III ( THIRD DEGREE) : kulit sudah hangus / kering seperti arang, semua elemen kulit rusak sehingga kulit sudah tidak sensitif lagi,subcutan terkena sehingga sering terlihat thrombosis dari pembuluh darah Cara mengukur luas luka bakar : Dengan telapak tangan : lebar telapak tangan kira – kira 1 % Dengan Rule of nine : Kepala & leher : 9% , 1 lengan 9%( lengan muka 4,5%, lengan belakang 4,5 % ), punggung & bokong 19%, badan depan 18%, genital 15 , paha & tungkai bawah 18% Dengan Lund & Browder Charts : karena adanya ketidak cocokan pada bayi dimana kepala bayi biasanya lebih besar , ( bayi baru lahir kepala 19%, paha 5% , pada dewasa kepala 7%, paha 7%)

CEDERA THERMAL Cold injuries (cedera suhu dingin) akibat terkena udara atau air dingin bisa: 1) lokal terbatas (frosbite) 2) sistemik (Hypothermia) -> ini tergolong emergensi medis Klasifikasi derajat kerusakan : Tingkat I: timbul eritema,odem, rasa sakit sekali Tingkat II : kerusakan tingkat I + gelembung, Parestesia/ anestesi( tidak terasa) Tingkat III: odem sedikit, sudah ada nekrosis kulit tetapi bagian dalam masih baik Tingkat IV: pucat, tidak ada odem, kulit sudah mati, sebagian dalam kulit sudah mati

FROSBITE cedera suhu dingin pada area lokal terbatas akibat terkena udara atau air dingin bila tidak teratasi dengan baik bisa menimbulkan gangrene -> amputasi -> rehabilitasi Etiologi: frostbite terjadi akibat terkena suhu kering di bawah titik beku ( tempe ratur dingin ), gangguan akan lebih berat bila disertai lemak tubuh yang kurang, baju basah atau baju tipis, manula, para gelandangan tak punya rumah tinggal, penyakit jantung dan perokok. Gejala tidak langsung terlihat tetapi perlu waktu sampai derajat kerusakan umumnya menyerang tangan atau kaki ,

Frostbite yang superfisial: menyerang kulit muka, telinga, ekstrimitas dan semua bagian tubuh yang tak tertutup pakaian. Pada saat terkena udara panas akan menimbulkan rasa panas terbakar , sakit dan baal -> kesemutan, bengkak dan kulit jadi biru-coklat Frostbite yang dalam: Bisa meluas s/d jaringan subkutan, Rasa sakit berat, melepuh, necrosis -> gangrene. TERAPI : lokal : Pemanasan tanpa menggosok atau massage -> Perawatan diutamakan jangan sampai membuat luka, atau kulit mengelupas., Perlu vasodilatator dan obat bius pemblokir saraf. Pada compartment syndrome: Fasciotomy untuk meningkatkan sirkulasi dengan mengurangi tekanan jaringan yang edem.

DECUBITUS Pressure ulcers, bed sore, decubitus ullcers Lesi timbul akibat tekanan terus menerus pada jaringan dan menimbulkan kerusakan. Banyak terjadi di daerah yang bertulang dengan kulit tipis dan mengalami tekanan terus menerus. (Sakrum, tumit, tuberositas ischium, trochanter major). Faktor predisposisi pada Pasien: Bedrest / kursi roda dan yang tak bebas gerak sendiri Kurang mobilitas / imobilitas, kontraktur, tonus otot meninggi, obesitas, kesadaran terganggu. dll

Gangguan organ tambahan pada kulit Onycholysis Nail dystrophy Alopecia areata Androgenic alopecia Cicatrical alopecia : scarring hair loss Hypertrichosis Hirsuism Acne Rosacea Miliaria rubra Vitilogo Seboroic keratosis Xerosis cutis Pyoderma gangrenosum Keloid scar Lupus erythematosus

Kelainan dan Penyakit Kuku Onychia : radang pada kuku dan matriks ,disertai pembentuk an nanah. Kuku menjadi buram dan permukaan tidak rata. Cantengan (Paronychia) : radang pada jaringan sekitar kuku, biasanya oleh kuman dan bakteri pembentuk nanah. Kurap (Onychomycosis) :  kulit di bawah ujung kuku lepas pada hyponichium disebabkan oleh jamur, merah melingkar dan gatal. Kelainan kuku Brite nail: Lempeng kuku rapuh dan mudah patah , disebabkan oleh detergent atau kekurangan zat besi. Onycholysis : Lempeng kuku lepas dari palung kuku (nail bed) disebabkan penyakit atau tumbuhan di bawah lempeng kuku yang mendesak lempeng kuku ke atas, misalnya jamur . Hang nail : pelepasan sebagian kulit pada sisi kuku, akibat adanya luka pada akar kuku, dan kebiasaan menggigit kuku

GANGGUAN KULIT LAIN-LAIN GANGGUAN HORMONAL , hormon androgen atas kelenjar sebaceous (pada masa akil balig) -> Acne GANGGUAN NUTRISI Deficiency vitamin B dan C  skin rash. GANGGUAN ALIRAN DARAH Ulcer kaki (> pada manula) akibat: Artherosklerosis, varicose veins atau akibat edem gangguan jantung. OBAT-OBAT : misal Antibiotika, barbiturat, sulfonamide skin rash, urticaria,, eczema atau ruam mirip morbili, menimbulkan fotosensitif.

LANJUT KULIAH BERIKUTNYA Patofisiologi Panca Indra Hidung Lidah