Chapter 8 Leadership in Sport: A Matter of Style

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ORGANIZATION 4 PILAR PEMBANGUN : ORGANIZATIONAL DESIGN
Advertisements

LEADERSHIP.
Teori X Pada tahun 1960, Douglas McGregor mengidentifikasi dua sudut pandang tentang manajemen, yang dianut dalam tingkatan yang bervariasi oleh sebagian.
Team Management Ir. Henrikus, S.Psi, CHt.
PERUBAHAN BUDAYA ORGANISASI
General Management Kepemimpinan M-10.
General Management Leading M-8.
KEPEMIMPINAN ( LEADING).
KEPEMIMPINAN.
KECAKAPAN INTERPERSONAL
Pertemuan 13 Team dan group.
Positive Parenting Merawat Jiwa Anak Dr Jalaluddin Rachmat.
PERILAKU-ORGANISASI / AN / FISIP / herwanparwiyanto
EFFECTIVE COACHING Hasnerita, S.Si.T.M.Kes.
Kepemimpinan (Leadership) :
By Johanes Catur Wahyu Putranto Hp:
Robertus Agung Prasetya SE., MM
S. BEKTI ISTIYANTO, S.SOS, M.SI
MOTIVASI meraih PRESTASI
MOTIVASI, PRESTASI DAN KEPUASAN
Leadership II By: Erry Yudhya Mulyani, M.Sc. Leader The leader: the person responsible for the productivity of the employee and the work group. A Leader:
LEADERSHIP  Kelompok 8 1. Dyah Ayudya P Dyah Ayu P.N Amalia Ilmi P Angga Prasetyo Halimatus.
BAB 2 PENAWARAN TENAGA KERJA. Alasan terbentuknya supply Masing-masing orang dapat memutuskan dia mau bekerja atau tidak Memilih bagaimana jam kerjanya.
KOMPETENSI.
Oleh Dhinda Putri Fhany Aprilia Natalia Onggo
Pertemuan ke-12 KEPEMIMPINAN
Oleh Dhindayanti Putri Fhany Aprilia Jehan Jessyca
KEPEMIMPINAN Ahmad Nizar Yogatama, S.E., M.M.
Managing The Processes of Organizational Behavior
KEPEMIMPINAN Pertemuan kesebelas.
KEPEMIMPINAN Program Studi Sistem Informasi
Foundations of Group Behavior
PEMIMPIN SEBAGAI GURU (PEOPLE DEVELOPER)
PERILAKU-ORGANISASI / AN / FISIP / herwanparwiyanto
PERILAKU-ORGANISASI / AN / FISIP / herwanparwiyanto
Kepemimpinan Proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok. Ada tiga implikasi penting dari defenisi.
Athletes Speak For Themselves
FOUNDATIONS OF GROUP BEHAVIOR
Kepribadian dan Gaya Hidup
Communication and Self Disclosure
Athletes Speak For Themselves
MANAGEMENT RICHARD L. DAFT.
KEPEMIMPINAN Pertemuan kesebelas.
KEPEMIMPINAN Program Studi Manajemen Informatika
Interpersonal Skill.
IK104 Pengantar Manajemen & Organisasi Pertemuan #14
L E A D I N G. L E A D I N G “Leading is when managers instill enthusiasm by communicating with others, motivating them to work hard, and maintaining.
Actuating /Penggerakan /Kepemimpinan
LANDASAN AGAMA, FILOSOFI, PSIKOLOGI DAN SOSIOLOGi DARI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN S3 PPS UNINUS.
Komunikasi Efektif dan Kecakapan Interpersonal
KEPEMIMPINAN Pertemuan kesebelas.
KEPEMIMPINAN By : Wiwik Istyarini.
BAB 2 PENAWARAN TENAGA KERJA
SELF THEORY Neka Erlyani.
PEMBERDAYAAN.
PERILAKU ORGANISASI.
ACTUATING / LEADING Management Functions.
Oleh Dhindayanti Putri Fhany Aprilia Rezky Okabe
PERILAKU-ORGANISASI / AN / FISIP / herwanparwiyanto
Team Dynamics Anggota Kelompok: Intan Amalia (Psikologi)
PERILAKU-ORGANISASI / AN / FISIP / herwanparwiyanto
Group Behavior, Teams, and Conflict
BAB 2 PENAWARAN TENAGA KERJA
L E A D I N G. L E A D I N G “Leading is when managers instill enthusiasm by communicating with others, motivating them to work hard, and maintaining.
Conflict.
Dhifaf Syafiqah rianto Dwi Putri Hidayati
Irma Prilisiana Viola Calista Ahmad R
BAB 2 PENAWARAN TENAGA KERJA
The science of sport psychology
Leadership in Sport: A Matter of Style
Transcript presentasi:

Chapter 8 Leadership in Sport: A Matter of Style Enrico Agustian (ARS) Fachry Azhari (KOM) Lystra Elizabeth Theofilus (KOM)

Roles Of The Coach The coach can make a difference in the athlete’s sport performance and team success: leadership skills count. Athlete memiliki banyak perbedaan yang semuanya harus diperlakukan secara sama oleh Coach Coach harus melakukan pelatihan penguasaan personal dan technical skills.

Roles of The Coach Leader Limit Setter Follower Teacher Role Model Counselor Friend And Mentor Parent Substitute Family Member

Theories of Leadership in Sport Fiedler’s Contingency Model Keefektifan leadership tergantung pada situasi dan lingkungan sekitar, sekaligus skill level, umur, dan maturity dari member grup tersebut Komponen penting: 1. Personal Relations with group member; hubungan antara anggota group dengan leader baik atau buruknya. 2. Task Structure; keterjelasan tugas yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya hingga tujuan dan solusinya. Dibagi ke setiap member. 3. Position Power; Seberapa besar pengaruh leader dan seberapa besar kekuatan leader dalam memberikan keuntungan bagi anggota membernya.

Theories of Leadership in Sport The Life Cycle Theory Keefektifan leader harus mampu memperlihatkan bagaimana; 1. mencapai goals 2. memberikan interaksi positif ke sesama anggota. Perilaku Leader sebagian tergantung kepada seberapa besar maturity anggota member (job maturity dan psychology maturity) Job maturity: kapasitas dalam menetapkan dan meraih tujuan, keinginan dan kemampuan group bertanggung jawab, tingkat pendidikan dan pengalaman group. Psychology maturity: level of self respect, self confidence, dan self esteem setiap member kepada grup.

Theories of Leadership in Sport The Multidimensional Model Model yang sistem kepemimpinannya berbeda-beda tergantung dari usia dan kemampuan atlet Leader Behavior Level Task Oriented Relationship Oriented Professional High Low College Moderate to High Moderate to Low High School Elementary- youth sports

Theories of Leadership in Sport Mediational Model Keefektifan dan kepemimpiinan yang berdasarkan bagaimana coaches dan atletnya berpikir (cognition) dan merasa (affect) dan pengaruhnya kepada behavior serta lingkungan sekitar. Pelatih jg harus mengenal perbedaan individu

Theories of Leadership in Sport Theory X and Theory Y Theory X 1. Tidak menyukai pekerjaannya dan menghindar dari pekerjaan 2. Memaksa dan mengkontrol bawahan 3. Pengikut lebih ingin diarahkan ketimbang bertanggung jawab memiliki ambisi untuk selangkah didepan Theory Y Melihat effort fisik dan mental sebagai hal yang natural dan penting Mampu mengatur self direction dan self control ketika bertemu dengan group Belajar untuk melakukan pekerjaan dengan sesuai Menerima tanggung jawab

Theories of Leadership in Sport Tannenbaum and Schmidt’s Model 3 Areas of Effective Leadership Forces In the manager; merubah leader centered menjadi group centered dalam decision making Forces in the Work Group: ekspetasi atlet ke leader, kemampuan atlet untuk bertanggung jawab, kedewasaan tim, jumlah pembelajaran yg dilakukan untuk sukses, toleransi sesama, level kepuasan Forces in the Situation; Melihat dengan pandangan luas tentang situasi yg terjadi di grup

What Leadership Theories Do and Do Not Tell Us Kepemimpinan yang efektif tidak dapat didikte dalam situasi dan kondisi apapun Rekomendasi dari beberapa teori leadership tersebut There is no best way to lead for all situations Effective managers of groups tune in to the needs of member There is a balance between task and relationship-oriented styles Coaches must teach skills There is a difference between a facilitator and a power broker

Succesful VS Effective Leadership Tim yang dipimpin Succesful leader lebih sering menang bahkan atlet respek namun cenderung mengintimidasi atau menyakiti mental atlet-atlet. Effective leader mendapat respek dari anggotnya karena fokus ke semua anggota secara rata, mampu mengajar, mempraktikan pengetahuannya dalam olahraga, berkomunikasi dengan baik.

Leadership Style The Aouthoritarian (Autocrat) Achievement-oriented Impervious to criticism Tough guy” approach

Contingency management Leadership Styles The Behaviorist Perilaku pelatih akan tergantung dari pencapaian dari atlet Contingency management

Memengaruhi penampilan atlet saat pertandingan Leadership Style The Humanist Pelatih memahami kondisi psikologis dan emosi dari atlet Memengaruhi penampilan atlet saat pertandingan

Leadership Style The Democrat Pelatih memberikan kebebasan kepada atlet untuk memilih exercise atau strategi mana yang diinginkan oleh atlet tersebut

Leadership Style Advantages Disadvantages The Authoritarian Atlet akan merasa nyaman agresi dapat dialihkan Kebutuhan pelatih tercapai Efisien dan tegas Atlet akan selalu mendapatkan kritikan dari pelatihnya The Behaviorist Atlet akan mencapai hasil yang diinginkan dari usaha mereka tetap “aware” terhadap penampilan dari anggota team yang lain atlet akan berperilaku objektif atlet akan lebih bertanggung jawab dalam mencapai tujuan perubahan perilaku atlet belum tentu akan memengaruhi perilakunya di masa depan Atlet akan segan untuk melakukan tindakan yang beresiko Pujian dari pelatih tidak akan memberikan dampak positif bagi atlet

Leadership Style Advantages Disadvantages The Humanist peningkatan motivasi atlet secara internal Peningkatan konsentrasi dan perhatian dari atlet Atlet mengalami pertumbuhan secara “personal” Pengembangan loyalitas dari pelatih Leader charisma tidak cocok untuk elite performances hasil tidak menjadi sebuah prioritas no success may lead to dropping out The Democrat it is nonthreatening to athletes individual initiative Promoiton of mature behavior Greater flexibility and risk-taking the shame democracy Wathcing others suffer Slow decision making

Applying Different Coaching Style in Sport The Coach’s Personality The Athletes’ Characteristics Younger athletes need more direction, more emotional support Relationship-oriented older athletes: task-oriented approach The Situation

Workaholism is characterized as the absence of a work/life balance. The Workaholic Coach Workaholism is characterized as the absence of a work/life balance.

The Workaholic Coach Pemicu seseorang menjadi seorang workaholic, adalah: pengalaman masa kecil : parental expectations, kritik dari orang lain, persaingan antara saudara karakteristik personal: self-esteem, rasa percaya diri, perfectionism, kecemasan)

The Workaholic Coach Mental Strategies: Merubah cara pandang mengenai diri sendiri Belajar untuk mengidentifikasi perasaan dan menerima kenyataan frustasi dan emosi yang tidak menyenangkan lainnya mungkin didasarkan pada flaws thinking Belajar untuk menerima bahwa diri sendiri sebagai manusia yang memiliki batas kemampuan tanpa harus merasa flaws. Menyadari dan juga bangga terhadap pencapaian yang telah diraih Recognize that the less is more