Rumah tangga petani yang pernah mengikuti penyuluhan pertanian 9 Rumah tangga petani yang pernah mengikuti penyuluhan pertanian Mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam setiap kegiatan dan pelatihan yang berkaitan dengan usahatani Meningkatkan partisipasi petani dalam kegiatan penyuluhan 10 Ketersediaan lembaga keuangan mikto Menciptakan sistem lembaga keuangan yang sehat dan sesuai dengan karakteristik lokal Memberikan kemudahan bagi lembaga penyedia modal usahatani untuk berinvestasi di kawasan rawa lebak Menjamin kepastian berusaha bagi lembaga penyedia modal usahatani 11 Ketersediaan modal UT Mendorong terbentuknya lembaga-lembaga penyedia modal usahatani Memberikan kemudahan bagi petani dalam memanfaatkan kredit modal usahatani 12 Perbaikan kandungan bahan organik tanah Menyelenggarakan pelatihan tentang pembuatan pupuk organik Meningkatkan pengetahuan petani tentang arti pentingnya bahan organik dan pemupukan bagi tanaman 13 Intensitas penyuluh pertanian Meningkatkan kemampuan SDM yang terlibat dalam bidang pertanian Menyusun jadual kunjungan dan materi kunjungan bagi petugas lapangan Menerapkan sistem monitoring dan evaluasi bagi tenaga punyuluh pertanian Peningkatan kapasitas kelembagaan dan organisasi penyuluh pertanian 14 Pemberantasan jasad pengganggu Fasilitasi pengembangan dan penggunaan teknologi dalam pemberantasan jasad pengganggu Meningkatkan pengetahuan petani tentang organisme pengendalian OPT 15 Dukungan lembaga riset dan PT Mendorong partisipasi lembaga penelitian dan perguruan tinggi untuk memberikan inovasi teknologi usahatani di rawa lebak Memberikan stimulus pembiayaan dan peraturan yang jelas kepada lembaga peneliti dan PT yang terlibat dalam usahatani di rawa lebak 16 Waktu tanam dan IP Memfasilitasi penyediaan informasi tentang waktu dan pola tanam di rawa lebak Memberikan pelayanan yang prima terkait informasi waktu dan pola tanam di rawa lebak 17 Penggunaan jenis unggul lokal Meningkatkan pengetahuan petani tentang arti pentingnya penggunaan bibit unggul dalam usahatani Menfasilitasi kelancaran penyediaan, distribusi, dan jamnan mutu dari jenis unggul
KESIMPULAN Istilah rawa lebak untuk kedua lokasi penelitian perlu menjadi pertimbangan; Jenis tanaman utama yang diusahakan terdiri dari, tanaman padi yang diusahakan sekali dalam setahun, tanaman karet yang saat ini telah berumur 26 tahun, dan tanaman kelapa sawit yang baru beruumur kurang lebih 2.5 tahun. Kelas kesesuaian lahan untuk masing-masing tanaman yang diusahakan adalah pada kelas sesuai marginal (S3nr), dengan faktor pembatas adalah pH tanah, baik di desa Sungai Ambangah maupun desa Pasak Piang. Analisis usahatani masing-masing tanaman yang diusahakan diperoleh hasil sebagai berikut: [1] tanaman padi nilai R/C ratio 3.30 untuk desa Sungai Ambangah dan 4.8 untuk desa Pasak Piang; [2] tanaman karet nilai B/C ratio dan NPV masing-masing desa adalah 1.03 dan Rp 18 276 218.10, dan 22.49 dan Rp 29.505.242,42; dan [3] tanaman kelapa sawit diperoleh nilai B/C ratio, NPV, IRR masing-masing desa berturut-turut 0.31, Rp 17 664 067,22 dan 30.10%, dan 0.31, Rp 17 664 067,22 dan 30.10%. Apabila dihubungkan dengan nilai KHL dan Lm yang harus dipenuhi, maka petani di desa Sungai Ambangah hanya dapat memenuhi sebesar 29.92 persen KHL dan memerlukan luas lahan minimal (Lm) sekitar 7.15 hektar. Sedangkan untuk petani di desa Pasak Piang dapat memenuhi sebesar 35.70 persen KHL dan memerlukan luas lahan minimal (Lm) sekitar 6.58 hektar. Model pengembangan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani lebih besar dari 20 persen untuk desa Sungai Ambangah yang paling memungkinkan Direkomendasikan meng- gunakan skenario III, walaupun pada skenario ini masih terdapat kekurangan sebesar Rp 428 687,56 atau 13,49 persen dari KHL petani desa Sungai Ambangah. Sedangkan untuk desa Pasak Piang direkomendasikan menggunakan skenario II, karena pada skenario ini telah memenuhi bahkan telah melebihi sebesar Rp 451 831,05 atau 13,22 persen tingkat KHL petani desa Pasak Piang.
Peningkatan pendapatan untuk: DAMPAK HASIL KEGIATAN Perbaikan pengelolaan dengan skala prioritas yang disusun berdasarkan faktor penting dan potensi sumberdaya yang terdiri dari sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan sumberdaya teknologi yang ada di rawa lebak, upaya-upaya kongkrit yang dapat dilakukan adalah: [1) penyusunan jadual tanam dan indeks pertanaman; [2] penggunaan jenis unggul lokal; [3] perbaikan tingkat kesuburan tanah melalui pemupukan dan pemberian bahan organik; [4] perbaikan dan pengadaan sarana prasarana serta bantuan modal usahatani; [5] intensitas kunjungan petugas penyuluh lapangan; dan [6] dukungan lembaga riset, peguruan tinggi dan pemerintah daerah. Peningkatan pendapatan untuk: - Desa Sui mencapai 86,51% dari kondisi saat ini (skenario III) - Desa Pasak Piang mencapai 113,22% dari kondisi saat ini (skenario II)
Sekian dan terima kasih