Patogenesis Mikroba dan Immunologi

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Manipulasi Respon Imun Vaksin Polio
Advertisements

Imunitas Humoral.
REAKSI IMUNITAS TERHADAP Infeksi Bakteri
FASE LITIK 1. Fase Adsorpsi (menempel)
OLEH SUDRAJAT FMIPA UNMUL 2009
Faktor Virulensi Patogen
BAB 1 Sel.
REPRODUKSI VIRUS.
PATOGENISITAS MIKROORGANISME
BAB 1 Sel.
ERNAWATI-SITH DEBBIE S. RETNONINGRUM- SF INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
INFLUENZA VIRUS AND ITS VACCINE Ratna Nindyarani Fida Farhana Andriani Oktadianti Desy Suryani Arkasha Waode Nurzara
Respon Imun Nonspesifik
Fisiologi dan mekanisme respon imun adaptif
BAB 11 Sistem Imun.
PERAN TOLL LIKE RECEPTOR DALAM IMUNITAS ALAMI
General Immunity of Infectious diseases Yoes Prijatna Dachlan Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya YPD 2014.
Public Health Department Universitas Padjadjaran
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Sistem Imun.
Interaksi dalam kehidupan mikroorganisme dengan manusia
Major Histocompatibility Complex (MHC)
Memahami sel sebagai unit dasar kehidupan
ORGANEL SEL 8 OKTOBER 2015.
Sistem Komplemen Kelompok 2 Ali Budhi Kusuma
STRUKTUR DAN MORFOLOGI BAKTERI
Bdellovibrio bacteriovorus
REKAYASA GENETIKA.
HOST-PARASITE RELATIONSHIP
BAB 1 Sel.
Patogenesis Virus DENGUE VIRUS
RESPON IMUN ALAMI (NON SPESIFIK)
“(SISTEM PERTAHANAN TUBUH)”
Sistem Imun.
PATOGENESIS DAN RESPON IMUN TERHADAP INFEKSI VIRUS
Dr. Eko Budi Koendhori, dr.,M.Kes
MANAJEMEN KESEHATAN IKAN
VIROLOGY.
Oleh: Eleanor Louana Urfa ( )
Lisa Andina, S.Farm, Apt. RESPON IMUN SPESIFIK.
KONSEP DASAR IMUNOLOGI
Imunologi Oleh: Irene Katrin 1A AKBID ALIFAH PADANG.
TRICHOMONIASIS VAGINALIS
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
KOMPLEMEN.
Dr. Henny Saraswati, M.Biomed
BACTERIOPHAGE.
Probiotics : Role of bacterial adherence
BAB 1 SEL.
Senjata Cerdas Manusia : “ANTIBODY”
BAB 2 VIRUS. Standar Kompetensi 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup.
Sistem Kekebalan Tubuh
BAB 11 Sistem Imun.
BAB 11 SISTEM IMUN.
IMUNOLOGI DASAR dr. Ali Sodikin, SpPD dr. Bangun Oktavian, SpJP
Sitokin Dr.Henny Saraswati, S.Si, M,Biomed.
BIOLOGI SEL.
Pertahanan Humoral.
IMUNOPROFILAKTIK (Tujuan Imunisasi, Imunisasi Aktif)
Respon Imun Non Spesifik (Respon Imun Innate)
BAB 10 SISTEM PERTAHANAN TUBUH
HOST-PARASITE RELATIONSHIP
 Imunologi: Ilmu yang mempelajari sistim imunitas tubuh  Sistim imunitas : mekanisme pertahanan tubuh terhadap foreign antigen.
VIROLOGY.
IMMUNOLOGY ALLERGIC AND AUTOIMMUNE RESPONSES OF FISH Nn. K. D. Rahalus, S.Pd, M.Si.
__.
GENETIKA MIKROBA.
Powerpoint Templates LISOSOM Pengertian lisosom Pembentukan lisosom Enzim lisosom Fungsi dan peran lisosom Jenis lisosom.
BAB III VIRUS. Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat:  Medeskripsikan ciri-ciri dan cara replikasi virus.  Menjelaskan.
Pengamatan Seluler dan Aseluler Mikroorganisme “Virus” Munawir Umakaapa.
Transcript presentasi:

Patogenesis Mikroba dan Immunologi 10407005 Siti Trisagita Utari 10407012 Meillya Fitriaty 10407018 Muhammad Ferdyansyah S 10407027 Hawa Firdausi Kurniadi 10407028 Galih Mara Santika 10407031 Yunitazari Laksmi P 10407038 Oktira Roka Aji

Chlamydia trachomatis

Deskripsi Umum Bakteri penyebab penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual (sexually transmitted disease) WHO melaporkan infeksi oleh C. trachomatis diperkirakan 89 juta orang Terdapat 15 serovar (antara lain A, B, C, D, K) sehingga menyebabkan penyakit berbeda-beda

Morfologi Obligat intraseluler (hanya hidup di sel eukariot hidup) Membentuk koloni yang disebut badan inklusi (badan elementer dan badan retikulat) Inklusi berbentuk bulat dan terdapat glikogen Peka terhadap sulfonilamid Mempunyai plasmid

Penyakit yang ditimbulkan Pria Wanita Uretritis (infeksi uretra) Proktitis (infeksi rektum) Epididimistis Prostatitis Sindroma reiter (artritis, uretritis, konjungtivitis) Servisistis (infeksi serviks) Endometritis (infeksi endometrium) Salfingitis (infeksi tuba) Perihepatitis (infeksi hati) Infeksi pada bayi yang baru lahir dapat menyerang mata menyebabkan kebutaan dan radang paru-paru

Pertanyaan 1 Berdasarkan informasi dari pathogen lain, faktor virulensi apa saja yang dapat dipunyai oleh C. trachomatis?

Neisseria gonorrhoeae Patogen intraseluler Transmisi seksual Chlamydia pneumonia Faktor virulensi Siklus infeksi sama Neisseria gonorrhoeae Adhesi Menyerang sel endotelial Jalur transmisi sama Patogen ekstrasel Faktor virulensi Patogen lain Neisseria gonorrhoeae, Salmonella Menginfeksi saluran pernapasan dan saluran urogenital. Patogen obligat intraseluler dengan cara hidup mirip virus Kolonisasi permukaan mukosa Menyerang fagosit, PMNs Adhesin pili type 4 dengan reseptornya CD46. rpotein Opa dll.

Karakteristik Istimewa Bakteri Dinding sel Hidup di sel eukariot Hanya dapat dikultur di sel hidup LPS present Peptidoglycan absent Bisa ditreatment dengan penicillin Membran protein EB stabil Resisten lisis Lack gen untuk biosintesis asam amino Terdapat gen untuk jalur metabolisme (glikolisis, phospate pentose, TCA)

Faktor virulensi Badan retikulat Badan elementer Memiliki siklus hidup  - badan retikulat - badan elementer Faktor virulensi : Struktur dinding sel/ EB (LPS, MOMP, POMP, CRP) Penempelan (Pmps)dan invasi EB melalui endositosis  masuk ke endosom Memiliki gen virulensi cytotoxin, jalur sekresi tipe III Badan retikulat Badan elementer EB internalisasi di endosom diferensiasi jadi RB replikasi membran endoplasmik (ME) mengembang RB dikonversi jadi EB ME pecah  EB keluar secara eksositosis

Bentuk siklus hidup Badan elementer (EB) Badan retikulat (RB) RB EB Diameter 0,3-0,6 µm Infectious stage Non replicating Analog dengan spora Peran  pertahanan ekstrasel dan infeksi intrasel inang lain. Diameter sekitar 1 µm Non infectious Replicating Waktu generasi 2-3 jam Periode inkubasi 7-21 hari RB EB

Inhibisi fusi phagolysosome di fagosit. Struktur membran EB Inhibisi fusi phagolysosome di fagosit. Membran EB mengandung protein dengan ikatan disulfida silang ganda Protein: MOMP, POMP, CRP. Terdapat cysteine-rich proteins (CRP)  ekivalen fungsional dengan peptidoglikan.

Pertanyaan 2 Berdasarkan informasi yang diberikan di atas, jelaskan bagaimana regulasi faktor virulensi C. trachomatis?

Single Cell Cycle Virulensi

Faktor Virulensi dan Penentunya Phagocytosis Adhesi dan Masuknya EB Receptor-mediated endocytosis (Clathrin-coated) Pinocytosis (Non-Clathrin-coated) pH Endosom Retention of the endosomal Na1/K1 ATPase triggers tyrosine phosphorylation of epithelial proteins (Birkelund et al., 1994; Fawaz et al., 1997) Rearrangement of host’s cytoskeleton immediate local accumulation of F-actin and clathrin (Majeed and Kihlstrom, 1991) redistribution of EB endosomes to perinuclear region

annexins III, IV and V berikatan dengan membran endosom spesifik Diferensiasi EB  RB Memacu penempelan dua endosom yang mengandung EB Pertukaran genetik  diferensiasi Menggunakan semacam “projeksi” Asosiasi RB dengan membran Serupa flagella, namun “berlubang”  mengambil nutrisi dari inang

Asosiasi RB dengan membran Membentuk membran inklusi  unknown Menghentikan transportasi vesikel dari Golgi ke membran sel Akumulasi spingomyelin dalam membran inklusi

Sinyal belum diketahui Exit Strategy Sinyal belum diketahui Berkurangnya nutrisi sel inang Lepasnya sel dari membran inklusi Aktivasi protein histon regulate stage-specific gene expression and DNA condensation (Tao et al., 1991; Barry et al., 1992)

Siklus hidup C. trachomatis

Masuk kedalam sel melalui receptor-mediated endocytosis ataupun fagositosis normal EB C.trachomatis me-remodel membran endosom (reseptor protein seperti LAMP-1 dan capthesin D dihilangkan) sehingga fusi dengan lisosom tidak terjadi. Sel yang terinfeksi tidak akan memunculkan antigen, Sehingga T-sel sitotoksik tidak akan bekerja

Memiliki protein seperti flagela tidak utuh yang memproyeksi menembus endosom untuk mengakses sitoplasma sel inang. Endosom terus berkembang seiring pertumbuhan RB C. trachomatis

Pertanyaan 3 Jelaskan pendekatan saudara untuk pengembangan vaksin terhadap C. trachomatis.

ideal vaccine against C ideal vaccine against C. trachomatis genital infection would need to induce both a systemic CMI response, to deal with C. trachomatis as an intracellular pathogen, plus a local mucosal IgA response to reduce bacterial shedding and the resulting spread of infection.

Whole-organism vaccines re-infection exacerbated disease in some individuals, suggesting that much of the pathological damage that occurs during chronic infections is caused by the host response.

DNA vaccine more successful in eliciting protective Th1 responses in the mouse model for human respiratory infections rather than for genital tract infections In general, DNA vaccination has been shown to be more effective in mice than in humans or large animals

Subunit vaccine MOMP (Major Outer Membran Protein) digunakan sebagai vaksin yang akan menginduksi respons imun humoral (antibody) Namun terdapat kekurangan: Kesulitan mendapatkan struktur 3-D native protein Bagaimana me-maintain jumlah antibody pada permukaan sel mukosa dimana bakteri C. trachomatis menginfeksi Kekurangan vaksin subunit  imunogenitasnya rendah dan hanya memberikan imunitas parsial

Solusi multicomponent recombinant subunit vaccine develop safe delivery vehicles and adjuvants for optimal antigen presentation