Komunikasi Bisnis Internasional
Edward T. Hall Terkait budaya Tidak boleh meremehkan budaya asing Meningkatkan pemahaman hubungan budaya masing-masing dengan budaya dominan Ketika memahami budaya asing bukan berarti kehilangan budaya sendiri.
Komunitas dibatasi secara geografis Komunitas penghasil suatu produk membutuhkan alat transportasi untuk berbagai aktivitas Terkadang melewati batas negara Demikian pula alat komunikasi.
Dalam konteks globalisasi, perbedaan kelompok etnik, orientasi budaya, sistem nilai, mekanisme ekonomi, dan ideologi politik membawa tantangan kolaborasi lintas budaya (Ishii, 1993).
Kayan dkk (2006) menemukan adanya perbedaan preferensi sehubungan dengan fungsi Instant Messaging (IM) seperti multy party chat, audio video chat dan emoticon antara pengguna di Asia dan Amerika.
Jiang Yang dkk (2011) melakukan envestigasi perbedaan kultural pada komunitas yang melakukan komunikasi menggunakan komputer pada perusahaan global.
Pembagian Budaya oleh Jian Yang dkk (2011) Berdasarkan proses informasi dan pola sosial, dibagi dalam : High context cultures : komunikasi verbal yang rendah, situasional, rasional dan pengetahuan berbasis konteks, lebih mengutamakan pemahaman internal (Ting-Toomey 1988). Mengembangkan hubungan yang dekat, jangka panjang, dan dengan banyak orang. Memiliki high context information.
Low context cultures : komunikasi eksternal, pengetahuan yang mudah ditransfer, gaya komunikasi eksplisit, sehingga mudah berkomunikasi dengan orang dengan latar budaya yang berbeda. Cenderung short term relationship (Hall 1976; Hall and Hall 1990).
Preferensi Penggunaan Computer Mediated Communication (CMC) Tool High context cultures : China dan India lebih suka menggunakan IM dalam berkomunikasi, dan kurang suka mengadakan rapat yang diagendakan. Jepang paling sedikit menggunakan IM di Asia, baik secara individual maupun secara organisasional. Dan lebih menyukai menggunakan email. Low context cultures lebih suka agenda rapat, sedikit menggunakan IM.
Karakteristik Jejaring Sosial High Context Cultures : China, India, Jepang Memelihara jejaring sosial yang lebih kecil Lebih fokus, ikatan yang kuat. Jepang memelihara frekuensi komunikasi yang lebih tinggi, cenderung intra country contact.
Low Context Cultures : Amerika, Kanada, Inggris, Jerman Social network yang lebih luas, kecuali Jerman. Jerman cenderung konservatif dalam mengembangkan jejaring sosial, baik dari segi ukuran maupun intensitas.
Ekspresi sentimen pada saluran komunikasi Amerika, Kanada dan Inggris lebih ekspresif menggunakan IM daripada email. Jerman menunjukkan sentimen negatif yang kuat, lebih suka menggunakan email daripada IM. China, India dan Jepang menunjukkan sedikit perbedaan dalam mengekspresikan sentimen baik di IM maupun email.
Sentimen pada Komunikasi antar Negara Budaya mempengaruhi ekspresi sentimen ketika berkomunikasi China, India, Jepang dan Jerman mempunyai tingkat sentimen yang lebih tinggi ketika berkomunikasi dengan orang dari negara lain. Amerika, Kanada, Inggris mempunyai tingkat sentimen yang lebih tinggi ketika berkomunikasi dengan orang dari negaranya sendiri.
Alasan potensial Batas in group dan out group Ekspresi sentimen dalam memelihara hubungan Sentimen implisit dalam komunikasi verbal Kemauan yang lebih tinggi untuk berkomunikasi dengan orang asing pada low context cultures . Orang Jerman lebih rendah kemauan berkomunikasinya dengan sesama orang Jerman.
Kesimpulan Budaya mempengaruhi preferensi penggunaan alat komunikasi berbasis komputer. Budaya mempengaruhi ekspresi sentimen dalam berkomunikasi menggunakan alat komunikasi berbasis komputer. Budaya mempengaruhi luas dan intensifitas komunikasi. Budaya mempengaruhi social network.
Tugas Tontonlah sebuah film asing berthema petualangan. Jelaskan bagaimana seseorang bisa bertahan hidup dalam menghadapi berbagai rintangan. Sebutkan beberapa karakteristik budaya pada film yang Anda tonton. Presentasikan pada pertemuan yang akan datang.
Selamat belajar, semoga sukses !