PEMBENTUKAN TELUR DAN PENANGANAN TELUR SETELAH DITELURKAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TELUR ASIN HERBAL Oleh: Iwan Setiyatmoko, S. Pt THL/TBPP Kec
Advertisements

Nany Suryani, SGz. Telur Nany Suryani, SGz.
Adi Magna Patriadi N. Produksi Ternak FP-UNS
TELUR & MANFAATNYA manik eirry sawitri.
Kegiatan Hatchery Penampungan telur - seleksi telur
Adi Magna Patriadi N. Peternakan FP-UNS
Kualitas Ikan Segar Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Ciri-ciri Daging Oleh : Ristiawati.
PENGASAPAN METODE PENGASAPAN TRADISIONAL
TRANSFER PANAS PADA PEMASAKAN (modul 4)
Pembuatan Preparat Utuh (whole mounts) Embrio Ayam
Embriogenesis Perbandingan 2
PENGENDALIAN PROSES UNTUK MENGATASI BAHAYA
Anatomi Fungsional ORGAN REPRODUKSI TERNAK BETINA
Penggaraman dan Pengeringan
BAB 2 TIK Agar mahasiswa dapat mengetahu, memahami dan mengaplikasikan pengawetan dan pengolahan dengan mengontrol suhu PUSTAKA Buckle, K.A. et al., 1987.
PENGOLAHAN DENGAN GARAM, ASAM, GULA DAN BAHAN KIMIA
PENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH
STRERILISASI MIKROORGANISME
Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri
SIFAT FISIK KIMIA TELUR
DEKOMPOSISI BAHAN ORGANIK By
BAB 2 KONTROL SUHU TIK Agar mahasiswa dapat mengetahu, memahami dan mengaplikasikan pengawetan dan pengolahan dengan mengontrol suhu PUSTAKA Buckle, K.A.
MATA DIKLAT PEMBEKALAN PRAKTEK KOMPETENSI
Pengolahan dan pengawetan susu
SISTEM REPRODUKSI DAN SISTEM RESPIRASI
ILMU DAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING
PENANGANAN PASCA-PANEN, PENGOLAHAN DAN MUTU PANGAN
Sistem Reproduksi Unggas
SISTEM REPRODUKSI BETINA DAN JANTAN
“SUSU” KOMPOSISI MIKROBIOLOGI SUSU
limbah udang menjadi beberapa produk
KUALITAS SUSU Susu bahan makanan yang sangat penting untuk kebutuhan manusia, karena mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Susu.
MANAJEMEN TELUR TETAS Keberhasilan penetasan, sangat ditentukan oleh kualitas dan manajemen telur tetas sejak dimulai dari sarang bertelur. Telur tetas.
PENGENDALIAN PROSES UNTUK MENGATASI BAHAYA
MENERAPKAN PENGETAHUAN TERHADAP PRODUK KOSMETIKA (KOSMETIKA MODERN)
KOMPOSISI DAN MIKROBA TELUR
Embriogenesis Perbandingan 2
ANATOMI FISIOLOGI REPRODUKSI UNGGAS
PENGAWETAN DAGING DENGAN METODE PENGERINGAN
ILMU DAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN TELUR
KOMPOSISI DAN STRUKTUR TELUR
TEPUNG TELUR.
FISIOLOGI REPRODUKSI.
SISTEM REPRODUKSI UNGGAS
MANIPULASI PRODUKSI TELUR
Embriogenesis Perbandingan 2
Dr. Ir. Kartini Zaelanie, MS
PENDINGINAN DAN PEMBEKUAN BAHAN PANGAN
PROSES PEMBENTUKAN TELUR.
Pendahuluan.
FISIOLOGI DAN REPRODUKSI
Hidangan dari sayuran, telur, dan pasta
TEKNOLOGI HASIL TERNAK KULIT DAN SISA GELATIN
Disusun Oleh : Adliyah Safrudin Ika Merdekawati
PENYEBAB KERUSAKAN KAYU
Sesi II Explorasi Biologi.
PENGAWETAN PANGAN AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari
Sistem Reproduksi Ayam
PENDINGINAN.
BUMI DAN ALAM SEMESTA Bagian 01..
PENERAPAN ANATOMI DAN PHYSIOLOGI ALAT REPRODUKSI UNGGAS BETINA
PEMBENTUKAN TELUR DAN PENANGANAN TELUR SETELAH DITELURKAN
TRANSFER PANAS PADA PEMASAKAN (modul 4)
PASCA PANEN Luh Putu Suciati.
PENANGANAN PASCA PANEN
Pengolahan Buah Nangka Menjadi Keripik dengan Teknik Pengeringan
Pengelolaan dan pengolahan telur
Daging yang baik Manusia butuh makan Makanan yang bergizi lengkap
Anatomi Fungsional ORGAN REPRODUKSI TERNAK BETINA
Transcript presentasi:

PEMBENTUKAN TELUR DAN PENANGANAN TELUR SETELAH DITELURKAN

Pembentukan Telur 2 bagian utama sstem reproduksi ayam : 1. Ovarium Suatu ikatan sekelompok kuning telur yang berkembang. Mengandung 3600 – 4000 ovum masing-masing didalam kantong yang disebut folikel Ovum akan berkembang menjadi yolk   2. Oviduct suatu saluran panjang terletak sejajar dengan tulang punggung, diantara ovarium dan cloaca panjang + 25 – 27 inchi terbagi dalam 5 bagian yaitu : 1. infundibulum 2. magnum 3. isthmus 4. uterus 5. vagina

Pembentukan Yolk : Yolk berkembang dari satu sel tunggal (sel reproduksi betina = germ) Yolk dikelilingi dengan “membrana vitellina” sejak masih terbentuk germ. Yolk diovulasikan melalui stigma keluar dari follikel. Kalau tempat ovulasi tidak didaerah stigma maka ada kemungkinan terjadi blood spot (ada bintik darah dalam yolk atau putih telur). Kadang dalam telur terjadi meat spot (bintik coklat kemerahan sebagai akibat dari reruntuhan jaringan ovarium yang ikut serta menempel pada yolk mengikuti perjalanan yolk dalam oviduct).

Pembentukan Albumen : Infundibulum panjang : 3 – 4 inchi, berbentuk corong, menangkap yolk, sebagai tempat pembuahan, dan mulainya pertumbuhan embrional, waktu + 15 menit. Perjalanan yolk ke magnum karena aksi peristaltic. Magnum : panjang +15 inchi, tempat sekresi lapisan tebal dan kenyal dari albumen (55% albumin), waktu 3 jam Istmus : panjang +4 inchi, waktu +1jam, disekresikan air dan garam-garam mineral, dibentuk 2 lapisan selaput kerabang Uterus : bagian oviduct yang berdinding tebal, panjang +4 inchi, disekresikan mineral dan bahan-bahan akhir dari putih telur (yang memasuki selaput kerabang oleh daya tekanan osmotik), kerabang dibentuk dengan pigmen kerabang, dan ditambahkan kutikula, waktu +21 jam Vagina : panjang 2 inchi. Telur yang sudah sempurna terbentuk masuk dalam kloaka. Waktu yang dibutuhkan dari ovulasi sampai bertelur lebih lama dari 24 jam. Setelah ½ jam bertelur terjadi ovulasi lagi dan nasibnya sama seperti diatas.

Saluran Reproduksi Ayam Betina

Pembentukan Selaput Kerabang Ditambahkan sewaktu ada di dalam istmus. Selaput seperti rajutan renda senyawa nitrogenous yang sama dengan substansi yang ada pada kuku jari kaki anak ayam.   Pembentukan Kerabang Kerabang dibentuk dalam uterus dan terdiri dari 3 lapisan : Mammilallary atau lapisan sebelah dalam terdiri dari crystal calcite, diatas permukaan selaput kerabang sebelah luar dalam bentuk seperti tombol, tegak lurus dengan permukaan kerabang. Spongy layer/lapisan seperti bunga karang terdiri dari sedikit crystal calcite yang tersusun disebelah luar lapisan, membentuk sudut siku-siku dengan permukaan kerabang. Kutikula, komposisi kimianya seperti selaput kerabang.

Abnormalitas Telur Telur kadang-kadang terdapat keadaan abnormal baik dalam berat, bentuk, keadaan kerabang maupun isi telurnya. Ini disebabkan karena adanya gangguan fisiologis selama proses pembentukan telur. Abnormalitas telur yang sering terjadi : 1. Telur dengan kerabang lunak 2. Telur dengan kerabang tipis 3. Telur dengan kerabang keras 4. Telur dengan yolk ganda 5. Telur tanpa yolk 6. Telur ada didalam telur 7. Telur dengan bercak darah (bloodspot) 8. Telur dengan bercak daging (meatspot) 9. Telur dengan yolk tidak berwarna 10.Telur dengan yolk tanpa flavor

Penanganan Telur 1. Pengambilan Telur Frekuensi pengambilan 2 – 4 X menghindari pecahnya telur menghindari telur kotor dapat lebih cepat didinginkan 2. Pendinginan temperatur 10oC < 10oC  Sweating  terdapat titik-titik air pada lapisan luar kerabang  

3. Kelembaban Kontrol kelembaban  60 – 65 %  tidak tumbuh jamur, evaporasi cukup 4. Pengepakan Dengan kertas karton, bagian tumpul diatas. 5. Pencucian dengan air hangat temperature 20 – 90 oF dengan deterjent khusus untuk sanitasi dengan membilas menggunakan cara penyemprotan air hangat

Kontaminasi Telur 1. Sebelum ditelurkan Antimikrobial yang ada di oviduct memberikan barrier yang efektif melawan migrasi organisme-organisme yang ada di kloaka. Kadang-kadang mengalami antiperistaltik yang kuat  batu, bulu dan mikroorganisme terikut dalam telur normal. Kontaminasi juga dapat terjadi karena organisme dalam darah terikut dalam perkembangan telur.

2. Setelah ditelurkan Pertama kali saat oviposition : dari kloaka dari material sarang    oviposition  kutikula dan sel dalam pori-pori lembab  invasi mikroorganisme mudah terjadi. Micrococcus adalah jumlah terbesar mikroorganisme yang mencemari telur.

Kerusakan Telur Kerusakan telur yang tak dapat dikonsumsi : Rotten Eggs Black Rots White Rots Sour Eggs Musty Eggs Mouldy Eggs Telur berembryo

Pertahanan anti microbial : phisik : kerabang dan selaput kerabang kimiawi : selaput kerabang dan albumen   Kerabang  pori-pori dan kutikula kalau hilang mudah busuk Selaput kerabang  semua selaput mengandung lapisan anyaman serabut-serabut keratin yang fungsinya sebagai filter bakteri. Lysozym : senyawa yang ada pada selaput kerabang fungsinya melisiskan organisme yang sensitive yang masuk kerabang. Albumen  Lysozym : melisiskan dinding bakteri Conalbumin : menurunkan kemampuan organisme untuk phosphorylasi oxidative sehingga menurunkan multiplikasi mikroorganisme.

PENGAWETAN TELUR Metode pengawetan telur utuh : Pengepakan kering menggunakan bahan a.l. dedak padi, garam, pasir, jerami. Telur asin menggunakan adonan dari campuran garam dengan tanah liat basah, atau abu. Pencelupan dalam larutan dengan merendam dalam larutan kapur jenuh. Pengawetan dalam suhu rendah dengan menyimpan telur pada suhu 4⁰C - 10⁰C. Pelapisan kerabang dengan minyak kelapa, agar-agar, gelatin, parafin. Pemanasan sekilas dengan memanaskan telur dalam air mendidih selama 5 detik.

Metode pengawetan telur terbuka : Telur beku  pembekuan (- 18oC) – (- 21oC) selama 72 jam Bubuk telur utuh  telur diaduk dan dipanaskan 70oC  semprotkan dengan alat tekanan 3000 psi temperatur 160oC  telur bubuk Bubuk kuning telur  kuning telur diaduk dan dipanaskan 70oC  semprotkan dengan alat tekanan 3000 psi temperatur 160oC  kuning telur bubuk Bubuk putih telur  diperam dengan bakteri : Acrobacter, Escherichia, temperature 20oC  36 – 60 jam  dikeringkan temperature 50 - 60oC  bubuk