Pendahuluan dan Kontrak Belajar Patology Kesehatan Masyarakat Burhannudin Ichsan
Kontrak Belajar Materi : patologi Pengajar : dr Burhannudin Ichsan, M.Med.Ed & dr Sahilah Metode : kuliah interaktif Waktu : 50 menit/ pertemuan Jumlah pertemuan : 12-14 pertemuan Ujian : MCQ Penilaian : (1 tugas + 2 mid + 3 uas ) : 6
Sub topik Pendahuluan dan pengertian patologi Beberapa pemeriksaan Patologi anatomi dan patologi klinik Perubahan patologi sel dan jaringan Pembuatan dan pengiriman PA Radang Neoplasma Oedema Hiperemi dan kongesti Pendahuluan PK Perdarahan PK Air dan Elektrolit PK Hati Syok
Perubahan Patologi Sel Dan Jaringan Burhannudin Ichsan
Definisi patologi Ilmu yang mempelajari perjalanan penyakit terutama perubahan struktur dan fungsi sel, jaringan dan organ akibat penyakit Patologi anatomi terbagi menjadi 2: umum dan khusus
Bahan dan teknik pemeriksaan PA Biopsi : Potongan jaringan atau bahan lain yang didapat dari tubuh penderita Sitologi : Cairan tubuh yang abnormal seperti sputum, cairan keputihan, cairan asites, permukaan lesi mulut, dll Hasil operasi
Pemeriksaan yang digunakan dalam PA: Makroskopik (perubahan secara visual atau perabaan) Mikroskopik (perubahan struktur sel atau jaringan) Sitologik (perubahan yang terjadi dalam sel secara individual) Mikroskop elektron (mengetahui perubahan pada organel ultrasruktural dalam sel)untuk penelitian Otopsi (bedah mayat klinis)
Aspek dasar terjadinya penyakit Etiologi (penyebab) Patogenesis Mekanisme perjalanan penyakit sebagai reaksi sel atau jaringan terhadap faktor etiologi, mulai dari stimulus pertama hingga bentuk akhir suatu penyakit Perubahan morfologi (perubahan struktur sel atau jaringan yang khas) Gejala klinis
Tahap gangguan progresif dari fungsi dan struktur normal sel Adaptasi Bila suatu sel mendapat rangsang patologik, secara fisiologi dan morfologi akan mengalami adaptasi, yaitu perubahan akibat rangsang tadi, namun masih dapat hidup dan mengatur fungsinya Jejas Rangsang sel melampaui batas adaptasi, maka terjadi jejas sel atau sel yang sakit (cell injury), sifatnya reversibel Nekrosis Rangsang menetap atau bertambah besar, sel mengalami jejas menetap (irreversibel) yaitu mati atau nekrosis
Adaptasi sel Adaptasi dapat dibagi : adaptasi fisiologik dan adaptasi patologik Adaptasi fisiologik : reaksi sel terhadap rangsangan normal oleh hormon atau bahan kimia endogen, seperti pembesaran kelenjar mammae Adaptasi patologik: adaptasi sel terhadap stimuli abnormal Adaptasi merupakan : tahap antara sel normal dan sel sakit Sel dapat beradaptasi melalui: atrofi, hipertrofi, hiperplasia, metaplasia, dan induksi
Atrofi Perubahan ukuran sel dari normal menjadi lebih kecil akibat berkurangnya substansi sel sehingga jaringan yang disusun oleh sel tersebut menjadi lebih kecil Sel yang mengalami atrofi akan mengalami penurunan fungsi sel tetapi sel tidak mati Atrofi dapat disebabkan oleh Penurunan beban kerja Hilangnya inervasi saraf Berkurangnya vaskularisasi Nutrisi yang tidak adekuat Hilangnya stimulus endokrin Usia lanjut
Hipertrofi Bertambah besar ukuran sel Jaringan atau organ yang disusun juga bertambah besar Secara umum disebabkan oleh permintaan fungsi yang meningkat dan stimulus hormon spesifik Terdiri dari : fisiologik dan patologik Contoh fisiologik: tungkai pengemudi becak Contoh patologik: pembesaran otot jantung pada hipertensi
Hiperplasia Bertambahnya jumlah sel dalam suatu jaringan atau organ Jaringan/organ bertambah besar Pada hiperplasia terjadi pembelahan sel/mitosis Sering terjadi hipertofi dan hiperplasia terjadi secara bersamaan Dikelompokkan: fisiologik dan patologik Hiperplasia fisiologik dibagi 2: hormonal dan kompensasi Contoh hiperplasia fisiologik: epitel kelenjar mammae pada wanita pubertas mengalami hiperplasia sehingga terjadi pembesaran buah dada Contoh hiperplasia patologik: hiperplasia karena rangsang hormonal pada endometrium menyebabkan hiperplasia glandularis kistika endometrium
Metaplasia Perubahan sementara dari sel dewasa menjadi sel dewasa yang lain Metaplasia dapat dikelompokkan menjadi epitelial dan jaringan ikat Misalnya: iritasi kronis pada saluran pernapasan individu perokok, sel epitel kolumnar bersilia di trakea dan bronkus yang berubah menjadi sel epitel skuamosa berlapis
Induksi Merupakan hipertrofi pada retikulum endoplasmik, tempat kemampuan adaptasi sel terjadi pada bagaian subseluler. Misalnya pada individu yg menggunakan obat tidur dalam jangka waktu lama, retikulum endoplasmik sel hepatosit akan melakukan adaptasi hipertrofi terhadap obat tidur ini. Hal ini disebabkan oleh barbiturat akan didetoksifikasi di hepar sehingga untuk dapat tidur memerlukan dosis obat yang semakin besar
Jejas reversibel Dahulu perubahan morfologi sel karena rangsang nonletal yang bersifat reversibel pada sel disebut degenerasi Istilah ini tidak lagi digunakan, tetapi kini digunakan istilah baru yaitu jejas reversibel atau perubahan reversibel
Jejas reversibel dibagi 2 golongan yaitu: Pembengkakan sel Perubahan perlemakan
Pembengkakan sel Pembengkaan sel timbul jika sel tidak dapat mengatur keseimbangan ion dan cairan yang menyebabkan hidrasi sel Pembengkakan sel adalah manifestasi awal sel terhadap semua jejas sel Gambaran mikroskopik menunjukkan sel membengkak menyebabkan desakan pada kapiler-kapiler organ seperti kapiler pada sinusoid hati Bila penimbunan air dalam sel berlanjut karena jejas terhadap sel semakin berat, akan timbul vakuola-vakuola kecil dan nampak cerah dalam sitoplasma
Perubahan perlemakan bermanifestasi sebagai: Vakuola-vakuola lemak di dalam sitoplasma dan terjadi karena hipoksia atau bahan toksik Perubahan perlemakan dijumpai pada sel yang tergantung pada metabolisme lemak seperti sel hepatosit dan sel miokard
Jejas ireversibel (nekrosis) Perubahan morfologi yang terjadi pada kematian sel dalam jaringan hidup Dua proses utama yang terjadi secara bersama yang menyebabkan perubahan pada nekrosis adalah pencernaan oleh enzim yang ada dalam sel dan denaturasi protein