Nunik Kusumawardani; Rofingatul M, Prisca Arfines

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TEHNIK PENARIKAN CONTOH (SAMPLING)
Advertisements

POPULASI DAN SAMPEL Oleh Nugroho Susanto.
Agustin Kusumayati, dr., MSc., PhD.
CARA PENGAMBILAN SAMPEL
STUDI EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
Langkah-Langkah Dalam Proses Penelitian
Persentase anak tahun menurut provinsi dan kepemilikan akte kelahiran
ESTIMASI.
1 UKURAN SAMPEL 2 (dalam probability sampling) Dengan mempertimbangkan: Akurasi, Praktis, dan Efisiensi Penentuan besaran sample (n):
DAMPAK TAPS TERHADAP ANAK-ANAK SAMPAI DENGAN USIA10 TAHUN.
NELLY FARIDA RODIANA N NIM :
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (Sdki) 2012
EKSPOSE HASIL SURVEI NASIONAL
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3rd ICTOH Mustakim Kesehatan Masyarakat, FKK UMJ
PENGEMBANGAN MODEL PERBAIKAN
BAHAYA ROKOK Oleh : Muchsin Maulana, S.KM., M.PH
KEBIJAKAN PROGRAM KECACINGAN
CARA PENGAMBILAN SAMPEL
POPULASI DAN SAMPEL.
HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK DAN FAKTOR LAINNYA TERHADAP PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 17 CIPUTAT Fajri Azhari Univesitas.
Regulasi KTR: Antara Kebutuhan dan Implementasinya di DIY
Epidemi Rokok Elektrik
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Monitoring Kepatuhan Kebijakan KTR “Testimoni Smoke Free Monitoring di
Pola Stunting dan Wasting: Faktor Potensi Penjelasan ¹−³
Penyajian data berdasarakan Daftar Statistik dan Diagram
KONSUMSI ENERGI PROTEIN
Septa, Yogi, Devi, Ta’aruffi
PERMASALAHAN ROKOK DI INDONESIA DAN SOLUSINYA
KESEHATAN REPRODUKSI Analisis & Hasil RISKESDAS 2010.
DATA KEBUTUHAN GURU (NASIONAL) TAHUN
Metodologi Riset Kesehatan Dasar 2010
CARA PENGAMBILAN SAMPEL
Estimasi Pengaruh Ketidakseimbangan Energi Terhadap Perubahan Berat Badan Pada Anak-Anak Ahmad Abdullah
11/02/2018 STATISTIKA PENGERTIAN STATISTIK.
Oleh : Rusman Efendi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Perhitungan Besar Sampel
CARA PENGAMBILAN SAMPEL
Makro Mineral Kalsium.
Perubahan Asupan Kafein dan Perubahan Berat Badan Jangka Panjang pada Pria dan Wanita Esther Lopez-Garcia, Rob M van Dam, Swapnil Rajpathak, Walter C.
Pertemuan Nasional Akselerasi Pencapaian MDG’s
PENYAJIAN DATA.
ROKOK SEBAGAI PINTU GERBANG PENYALAHGUNAAN NARKOBA
METODE STATISTIKA Lukman Harun.
DATA KEBUTUHAN GURU SD NEGERI (NASIONAL) TAHUN
TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS ATAS TERHADAP BAHAYA MEROKOK DALAM PEMBELAJARAN PENJAS DI SEKOLAH DASAR NEGERI BANTARSARI 08 KABUPATEN CILACAP Oleh: Asep.
Meta analysis MIA AUDINA
Tugas Teknologi Informasi dan Komunikasi Microsoft Power Point
DATA KEBUTUHAN GURU SMK NEGERI (NASIONAL) TAHUN
POPULASI DAN SAMPEL Oleh: Nurul Hidayah.
Kementerian Kesehatan RI
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN MENURUT ANDREW GOLISZEK (2005), PERSEPSI KERJA, KONDISI KERJA DENGAN STRESS KERJA PERAWAT DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD ULIN BANJARMASIN.
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa
Penilitian Retrospektif study
Week 11-Statistika dan Probabilitas
Besar Sampel Uji Hipotesis dua proporsi
Departemen Biostatistika dan Kependudukan
Sebaran Penarikan Contoh
CARA PENGAMBILAN SAMPEL
GAMBARAN PERILAKU MENGKONSUMSI SAYUR DAN BUAH SERTA STATUS GIZI REMAJA SMPN 1 WONGGEDUKU KABUPATEN KONAWE NOVITA ARYANTI P
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN SARAF RSUD AMBARAWA 2018
Low Back Pain Prevalence and Related Workplace Psycosocial Risk Factor: A Study Using Data From the 2010 National Health Interview Survey Haiou Yang et.
Devi Latifah Pembimbing I : Frecillia Regina, dr.,SpA.IBCLC.
ESTIMASI DAN KEPUTUSAN STATISTIK (HIPOTESIS)
Sesi 2: Dasar Teori Rancangan Sampel
Studi Rokok Ilegal di Indonesia
SUPARJON POPULASI Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik.
Pendugaan Parameter. Populasi : Parameter Sampel : Statistik Statistik merupakan PENDUGA bagi parameter populasi PENDUGA TAK BIAS DAN MEMPUNYAI RAGAM.
Transcript presentasi:

Hubungan antara Konsumsi Rokok dan Narkoba Pada Pelajar SMP dan SMA di Indonesia Nunik Kusumawardani; Rofingatul M, Prisca Arfines Badan Litbang Kesehatan Indonesia Conference on Tobacco or Health Yogyakarta, 27 November 2016 ICTOH 2016

Latar Belakang Merokok pada remaja masih menjadi masalah kesehatan Kelompok remaja berisiko terhadap masalah kesehatan, sosial dan kualitas sumber daya manusia Merokok sebagai pintu narkoba ICTOH 2016

Proporsi (%) konsumsi obat terlarang pada remaja usia 15 – 24 tahun yang belum menikah menurut karakteristik remaja, SDKI 2012 ICTOH 2016

Proporsi (%) pelajar usia 13 – 15 tahun berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi tembakau dan rokok, GYTS 2014 (1) Smoked tobacco anytime during the past 30 days; (2) Smoked cigarettes anytime during the past 30 days; (3) Used smokeless tobacco anytime during the past 30 days; (4) Smoked tobacco and/or used smokeless tobacco anytime during the past 30 days; (5) Ever smoked any tobacco even one or two puffs, ICTOH 2016

Metodologi Survey kesehatan berbasis sekolah  melihat besaran masalah kesehatan spesifik pada anak SMP dan SMA (usia 12 – 18 th) Self reported Anonymous Instrumen dari GSHS (WHO dan US CDC) Jumlah data terkumpul; 11,163 siswa & terbobot: 11,110 siswa Total laki-laki: 5.090 siswa Total perempuan: 6.020 siswa 75 sekolah di 26 provinsi di 68 Kabupaten/Kota: Provinsi Bali, Maluku, Malut, Kalimantan Utara, Kalteng, Sulbar, Gorontalo, DIY tidak terpilih dalam proses pemilihan sampel secara acak Analsis data  uji statistik dengan melihat OR dan 95% CI dengan mempertimbangkan pembobatan. Menggunakan complex sample analysis. ICTOH 2016

Hasil 1. Proporsi (%) pelajar SMP dan SMA pernah merokok dan konsumsi narkoba Laki-laki Perempuan % 95% CI pernah merokok* 39.7 35.8 43.8 4.0 3.3 4.9 pernah konsumsi narkoba ** 4.4 5.9 1.0 0.6 1.7 *Pernah merokok jika dapat menyebutkan usia pertama kali merokok atau dalam 30 hari terakhir minimal satu hari merokok ** Pernah mengkonsumsi narkoba jika dapat menyebutkan umur pertama mengkonsumsi narkoba dan frekwensi konsumsi selama hidup dan dalam 30 hari terakhir ICTOH 2016

2. Proporsi (%) frekuensi merokok pada pelajar SMP dan SMA Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan % n 0 hr 77,97 3.924 98,44 5.868 88,48 9.792 (74,6-81,0) (97,8-98,9) (86,7-90,0) 1 atau 2 hr 11,15 563 0,96 60 5,92 623 (9,7-12,8) (0,7-1,4) (5,1-6,8) 3 - 5 hr 3,08 148 0,26 15 1,63 163 (2,4-3,8) (0,1-0,6) (1,3-2,0) 6 - 9 hr 1,64 77 0,15 6 0,87 83 (1,2-2,1) (0,06-0,4) (0,7-1,1) 10 -19 hr 1,61 79 0,09 7 0,83 86 (0,04-0,2) (0,6-1,1) 20 - 29 hr 0,75 34 0,05 2 0,39 36 (0,5-1,1) (0,01-0,2) (0,2-0,6) seluruh 30 hr 3,81 169 3 1,88 172 (2,5-5,9) (1,2-2,9) 100 4.994 5.961 10.955  ICTOH 2016 Catatan: dalam 30 hari terakhir

3. Proporsi (%) pelajar SMP dan SMA berdasarkan umur pertama kali merokok Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan % n <=7 th 5,02 243 0,92 69 2,89 312 (4,0-6,3) (0,7-1,3) (2,3-3,5) 8 atau 9 th 5,74 273 0,59 39 3,06 (4,8-6,8) (0,4-0,8) (2,6-3,6) 10 atau 11 th 9,76 443 0,64 44 487 (8,6-11,0) (0,4-1,0) (4,4-5,7) 12 atau 13 th 12,30 572 0,88 60 6,35 632 (10,5-14,3) (0,6-1,2) (5,4-7,4) 14 atau 15 th 7,20 342 0,85 50 3,90 392 (5,5-9,3) (0,5-1,4) (3,0-5,0) 16 atau 17 th 1,66 76 0,18 11 0,89 87 (0,9-3,0) (0,1-0,5) (0,5-1,6) >=18 th 0,09 4 0,00 0,04 (0,02-0,4) (0,0-0,0) (0,01-0,2) 100 1.953 2.226 ICTOH 2016

4. Proporsi (%) umur ketika pertama kali menggunakan narkoba pada pelajar SMP dan SMA Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan % N tidak pernah 95,56 4.640 99,02 5.832 97,35 10.472 (94,0 – 96,7) (98,37 – 99,41) (96,4 – 98,03) <=7 th 1,69 79 0,46 28 1,06 107 (1,04 – 2,7) (0,28 – 0,78) (0,7 – 1,6) 8 atau 9 th 0,98 46 0,24 11 0,60 57 (0,6 – 1,6) (0,08 – 0,71) (0,4 – 0,9) 10 atau 11 th 0,70 32 0,13 7 0,41 39 (0,3 – 0,8) (0,03 – 0,23) (0,2 – 0,4) 12 atau 13 th 0,49 25 0,08 4 0,28 29 14 atau 15 th 0,35 18 0,04 2 0,19 20 (0,2 – 0,6) (0,01 – 0,20) (0,1 – 0,3) 16 atau 17 th 0,20 9 0,03 1 0,11 10 (0,09 – 0,4) (0,00 – 0,21) (0,05 – 0,2) >= 18 th 0,00 0,02 (0,01 – 0,2) (0,00 – 0,00) (0,0 – 0,09) 100 4.851 5.885 10.736 Cukup mengejutkan bahwa umur pertamali menggunakan narkoba lebih tinggi pada usia 7 tahun atau lebih muda, mungkin perlu dipertimbangkan adanya kemungkinan bias dalam pemahaman murid tentang narkoba. ICTOH 2016

5. Proporsi (%) frekuensi mengkonsumsi narkoba selama hidup pada pelajar SMP dan SMA Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan % N 0 kali 97,43 4.847 99,21 5.899 98,34 10.746 (96,2 – 98,3) (98,7 – 99,5) (97,6 – 98,8) 1 atau 2X 0,92 49 0,35 17 0,63 66 (0,6 – 1,5) (0,2 – 0,8) (0,4 – 1,0) 3 - 9 X 0,86 39 0,21 12 0,52 51 (0,5 – 1,5) (0,1 – 0,4) (0,3 – 0,8) 10 -19X 0,44 22 0,10 5 0,27 27 (0,2 – 0,6) (0,06 – 0,3) >= 20X 15 0,13 8 0,24 23 100 4.972 5.941 10.913 ICTOH 2016

6. Proporsi (%) pelajar SMP dan SMA dalam 30 hari terakhir mengkonsumsi ganja (mariyuana) Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan % N 0 kali 98,08 4.905 99,49 5.923 98,81 10.828 (97,1 – 98,7) (99,1 – 99,7) (98,3 – 99,2) 1 atau 2X 0,89 44 0,25 14 0,56 58 (0,5 – 1,43) (0,1 – 0,5) (0,4 – 0,9) 3 - 9 X 0,58 29 0,11 6 0,34 35 (0,3 – 1,0) (0,05 – 0,3) (0,2 – 0,6) 10 -19X 0,20 12 0,02 2 (0,1 – 0,4) (0,1 – 0,3) >= 20X 0,24 0,12 7 0,18 19 100 5.002 5.952 10.954 ICTOH 2016

Pernah konsumsi narkoba 7. Hasil uji statistik (Bivariat) JK Pernah merokok Pernah konsumsi narkoba Laki-laki Merokok 8,1% Tidak Merokok 2,0% Perempuan 13,9% 0,5% JK OR 95% Confidence Interval Upper Lower Laki-laki 4,38 3,3 5,7 Perempuan 32,27 13,8 75,5 pada pelajar laki-laki yang pernah mengkonsumsi narkoba secara signifikan lebih banyak yang merokok (8.1% vs. 2%) dengan OR 4.38 Sementara itu, pada pelajar perempuan yang pernah mengkonsumsi narkoba secara siginifikan juga lebih banyak yang merokok (13.9% vs. 0.5%) dengan OR 32.27 Hal ini berarti cukup kuat hubungan antara narkoba dan merokok, dan terutama pada perempuan tampak kecenderungan hubungan yang lebih kuat. Keterbatasan penelitian ini, belum bisa menggambarkan hubungan sebab akibat karena disain penelitian menggunakan survei pontong lintang. Meskipun demikian hasil ini sudah dapat menggambarkan pentingnya untuk penguatan pencegahan merokok pada usia remaja serta integrasi muatan intervensi berbasis sekolah tekait rokok dan narkoba. ICTOH 2016

Diskusi Pada pelajar laki-laki yang pernah mengkonsumsi narkoba secara signifikan lebih banyak yang merokok (8,1% vs. 2%) dengan OR 4,38 Sementara itu, pada pelajar perempuan yang pernah mengkonsumsi narkoba secara siginifikan juga lebih banyak yang merokok (13,9% vs. 0,5%) dengan OR 32,27 Hasil ini sejalan dengan berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa perokok memiliki kecenderungan untuk menggunakan narkoba serta sebaliknya, pengguna narkoba memiliki kecenderungan merokok (Burton and Tiffany, 1997; Chait and Grifiths, 1984; Roll et al., 1997; Schmitz et al., 1994; J.Krejci et al. 2003; Humfleet& Haas 2004) Keterbatasan penelitian ini, belum bisa menggambarkan hubungan sebab akibat karena disain penelitian menggunakan survei pontong lintang. ICTOH 2016

Kesimpulan Usia pertama kali mencoba merokok (12/13 th) maupun konsumsi narkoba (<=7 th) relatif sangat muda Terdapa hubungan yang cukup kuat antara merokok dan konsumsi narkoba. Pelajar yang pernah mencoba narkoba lebih cenderung merokok. Hubungan yang lebih kuat antara rokok dan narkoba terjadi pada populasi pelajar perempuan (OR= 32,27) ICTOH 2016

Saran Intervensi kesehatan berbasis sekolah perlu ditingkatkan dengan fokus pada usia dini, mulai tingkat sekolah dasar, menengah pertama dan menengah atas Integrasi muatan intervensi kesehatan yang mencakup rokok, narkoba, dan faktor risiko lain seperti alkohol. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait hubungan antara rokok, narkoba dan alkohol serta kaitannya dengan proses belajar mengajar. ICTOH 2016