Oleh Kelompok 1 (X Unggulan 2) SOSIOLOGI Oleh Kelompok 1 (X Unggulan 2)
NAMA KELOMPOK MUH RISAL RUSMAN (01) ARNOLD APRIANTO R. (07) MUH IRHAM ILYAS (13) AGUNG ARRASIDIN (19) YOLITHA EKASARI S. (25) HARDIYANTI NUR S. (31)
STANDAR KOMPETENSI 2. Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan kepribadian. KOMPETENSI DASAR 2.1 Menjelaskan Sosialisasi sebagai proses dalam pembentukan kepribadian.
Indikator Menjelaskan pengertian sosialisasi dan pengertian kepribadian. Mengidentifikasi bentuk/jenis sosialisasi, tipe sosialisasi dan pola sosialisasi. Menjelaskan fungsi media/agen pelaksana sosialisasi dalam pembentukan kepribadian. Menjelaskan tahap-tahap sosialisasi. Menjelaskan tujuan sosialisasi bagi kehidupan sosial individu dalam masyarakat. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian Menerangkan hubungan sosial dengan kepribadian dan hubungan kebudayaan dengan kepribadian.
Represif dan Patrisipatoris Sosialisasi proses mempelajari nilai-nilai dan norma-norma agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana kita berada. Pengertian Kepribadian sifat khas yang dimiliki seseorang yang membedakannya dengan orang lain. Bentuk Sosialisasi Primer dan Sekunder Tipe Sosialisasi Formal dan Informal Pola Sosialisasi Represif dan Patrisipatoris Preparatory Stage Play Stage Game Stage Generalizing Stage Sosialisasi dan Kepribadian Tahap Sosialisasi Media/Agen Keluarga, Teman Sepermainan, Sekolah, Media Massa dan Lingkungan Kerja Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Warisan Biologis, Lingkungan Alam, Kebudayaan, Pengalaman Kelompok, Pengalaman Unik Hubungan Sosialisasi dengan Kepribadian Hubungan Kebudayaan dengan Kepribadian
PENGERTIAN SOSIALISASI Sosialisasi adalah proses mempelajari nilai-nilai dan norma-norma agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana kita berada. Menurut Peter Berger, Sosialisasi adalah proses seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
PENGERTIAN KEPRIBADIAN Kepribadian adalah sifat khas yang dimiliki seseorang yang membedakannya dengan orang lain. Menurut Theodore R Newcombe, Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
BENTUK/JENIS SOSIALISASI Sosialisasi primer merupakan sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Pada sosialisasi ini anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat.
TIPE SOSIALISASI Tipe Formal. Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara. Atau dengan kata lain sosialisasi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang bersifat resmi. Pada tipe sosialisasi ini, biasanya ada aturan-aturan yang sifatnya mengikat dan harus dipatuhi oleh semua anggota lembaga, serta tidak dilandasi oleh sifat kekeluargaan. Sosialisasi tipe ini terdapat pada lembaga-lembaga, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
Tipe Informal, Sosialisasi tipe ini terdapat di dalam masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antarteman, sahabat, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.
POLA SOSIALISASI Sosialisasi represif (repressive socialization) Sosialisasi represif mengutamakan adanya ketaatan anak pada orang tua. Sosialisasi dengan pola ini menekankan penggunaan hukuman terhadap kesalahan yang dilakukan anak. Sosialisasi semacam ini menunjukkan adanya komunikasi yang sifatnya satu arah, yaitu terletak pada keinginan orang tua saja.
Sosialisasi partisipatoris (participatory socialization) Sosialisasi partisipatif mengutamakan adanya partisipasi dari anak memberikan apa yang diminta anak apabila anak berperilaku baik. Penekanannya pada interaksi anak yang menjadi pusat sosialisasi dan kebutuhannya. Komunikasi yang terjalin adalah komunikasi dua arah, sehingga terjalin pengertian antara orang tua dan anak.
MEDIA/AGEN SOSIALISASI Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang terdiri atas orang tua, saudara-saudara. Keluarga merupakan media sosialisasi yang pertama dan utama karena melalui keluarga, anak mengenal dunianya dan pola pergaulan sehari-hari. Arti pentingnya keluarga sebagai media sosialisasi bagi anak terletak pada pentingnya kemampuan yang diajarkan pada tahap ini. Orang tua umumnya mencurahkan perhatian untuk mendidik anak agar memperoleh dasar-dasar pergaulan hidup yang benar dan baik melalui penanaman disiplin, kebebasan, dan penyerasian. K E L U A R G
Kelompok bermain merupakan agen sosialisasi yang pengaruhnya besar dalam membentuk pola perilaku seseorang. Di dalam keluarga, interaksi yang dipelajari di rumah melibatkan hubungan yang tidak sederajat. Sementara itu, dalam kelompok bermain, seorang anak belajar berinteraksi dengan orang-orang sederajat atau sebaya. Di dalam kelompok bermain, individu mempelajari norma, nilai, kultur, peran, dan semua persyaratan lainnya yang dibutuhkan individu untuk memungkinkan berpartisipasi yang efektif di dalam kelompok bermainnya. Dalam kelompok bermain pulalah seorang anak mulai belajar tentang nilai-nilai keadilan. P L A Y G R O U
Sekolah merupakan agen sosialisasi di dalam sistem pendidikan formal Sekolah merupakan agen sosialisasi di dalam sistem pendidikan formal. Di sekolah seseorang mempelajari hal-hal baru yang belum dipelajarinya dalam keluarga ataupun kelompok bermain. Pendidikan formal di sekolah mempersiapkan anak didik agar dapat menguasi peranan-peranan baru yang dapat diterapkan apabila ia tidak lagi tergantung pada orang tua. S E K O L A H
Kelompok lingkungan kerja sangat beraneka ragam, misalnya kelompok pekerja pabrik, kelompok pegawai kantor, kelompok petani, dan kelompok pedagang. Setiap kelompok memiliki aturan-aturan sendiri. Seseorang yang melanggar aturan dapat dikenai sanksi. Melalui peraturan, seseorang mempelajari berbagai nilai dan norma yang harus dipatuhi untuk mencapai tujuan, misalnya meningkatkan disiplin diri dan meningkatkan kerja sama dengan teman. Dalam hubungan sosial di lingkungan kerja, setiap orang harus menjalankan peranan sesuai dengan kedudukannya. L I N K U G A E R J
Media massa merupakan agen sosialisasi yang cukup berpengaruh terhadap perilaku masyarakat. Kehadiran media massa mempengaruhi sikap dan tidakan anggota masyarakat. Nilai dan norma yang disampaikan dan disajikan oleh media massa akan tertanam dalam diri seseorang melalui penghilatan ataupun pendengaran. Informasi melalui media massa dapat bersifat positif atau negatif. Apabila informasi tersebut bersifat positif maka akan terbentuk kepribadian yang positif. Sebaliknya, jika informasi tersebut bersifat negatif maka akan terbentuk kepribadian yang negatif. Media massa sering digunakan untuk mengukur, membentuk dan mempengaruhi pendapat umum. M E D I A S
TAHAP-TAHAP SOSIALISASI Tahap Persiapan (Preparatory Stage) Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya. Pada tahap ini juga anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Dalam tahap ini, individu sebagai calon anggota masyarakat dipersiapkan dengan dibekali nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pedoman bergaul dalam masyarakat oleh lingkungan yang terdekat, yaitu keluarga. Lingkungan yang memengaruhi termasuk individu yang berperan dalam tahapan ini relatif sangat terbatas, sehingga proses penerimaan nilai dan norma juga masih dalam tataran yang paling sederhana. Tahap Meniru (Play Stage) Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan oleh seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari dirinya. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan orang-orang yang jumlahnya banyak telah juga mulai terbentuk.
Tahap Siap Bertindak (Game Stage) Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat, sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Pada tahap ini individu mulai berhubungan dengan temanteman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya. Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalizing Stage) Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, dia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya, tetapi juga dengan masyarakat secara luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama, bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya. Dalam tahap ini, individu dinilai sudah mencapai tahap kematangan untuk siap terjun dalam kehidupan masyarakat
TUJUAN SOSIALISASI Untuk mengetahui lingkungan sosial baik lingkungan sosial tempat individu bertempat tinggal termasuk lingkungan sosial yang baru. Lingkungan sosial ini meliputi pihak-pihak yang mempunyai keterkaitan dengan aktivitas individu tersebut Untuk mengetahui lingkungan fisik yang baru Dengan mengetahui lingkungan fisik dari sesuatu daerah seseorang akan mengenali arah, posisi, kedudukan, skema dan sub-subarea yang berada di lingkungan yang baru tersebut. Pengetahuan seperti ini akan sangat berguna bagi seseorang yang baru untuk mendukung kelancaran proses menjalankan kedudukan dalam tugas kedinasan yang baru.
Untuk mengetahui nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di dalam suatu masyarakat Setiap masyarakat memiliki sistem tata nilai yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, bagi seorang individu yang memasuki lingkungan sosial baru perlu mengetahui sistem tata kelakuan, peradaban, tata nilai serta adat istiadat yang berlaku di daerah itu. Untuk mengetahui lingkungan sosial budaya suatu masyarakat Dalam suatu proses sosialisasi akhirnya sosial budaya suatu masyarakat dapat diketahui tipenya.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN Warisan Biologis (Heredity) Warisan biologis memengaruhi kehidupan manusia dan setiap manusia mempunyai warisan biologis yang unik, berbeda dari orang lain. Artinya tidak ada seorang pun di dunia ini yang mempunyai karakteristik fisik yang sama persis dengan orang lain, bahkan anak kembar sekalipun. Faktor keturunan berpengaruh terhadap keramah-tamahan, perilaku kompulsif (terpaksa dilakukan), dan kemudahan dalam membentuk kepemimpinan, pengendalian diri, dorongan hati, sikap, dan minat. Warisan Lingkungan Alam (Natural Environment) Perbedaan iklim, topografi, dan sumber daya alam menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri terhadap alam. Melalui penyesuaian diri itu, dengan sendirinya pola perilaku masyarakat dan kebudayaannyapun dipengaruhi oleh alam.
Warisan Sosial (Social Heritage) atau Kebudayaan Kita tahu bahwa antara manusia, alam, dan kebudayaan mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling memengaruhi. manusia berusaha untuk mengubah alam agar sesuai dengan kebudayaannya guna memenuhi kebutuhan hidup. Pengalaman Kelompok Manusia (Group Experiences) Kehidupan manusia dipengaruhi oleh kelompoknya. Kelompok manusia, sadar atau tidak telah memengaruhi anggota-anggotanya.
Pengalaman Unik (Unique Experience) Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda dengan orang lain, walaupun orang itu berasal dari keluarga yang sama, dibesarkan dalam kebudayaan yang sama, serta mempunyai lingkungan fisik yang sama pula. Mengapa demikian? Walaupun mereka pernah mendapatkan pengalaman yang serupa dalam beberapa hal, namun berbeda dalam beberapa hal lainnya. Mengingat pengalaman setiap orang adalah unik dan tidak ada pengalaman siapapun yang secara sempurna menyamainya.
HUBUNGAN SOSIAL DENGAN KEPRIBADIAN Sosial tidak bisa lepas dari kepribadian. Dalam proses sosial, setiap individu akan terbentuk kebiasaan-kebiasaan yang tertanam dalam dirinya. Kebiasaan ini akan menghasilkan karakteristik diri yang disebut dengan kepribadian.
HUBUNGAN KEBUDAYAAN DENGAN KEPRIBADIAN Kebudayaan tidak bisa lepas dari kepribadian. Kedua hal tersebut saling mempengaruhi. Kepribadian individu berkembang melalui proses belajar dengan cara bersosialisasi. Kepribadian individu yang berbeda-beda dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya yang ada. Sedangkan perkembangan kepribadian akan menimbulkan gagasan-gagasan baru sehingga akan memberikan sumbangan kepada perkembangan kebudayaan yang telah ada.
KESIMPULAN Manusia merupakan makhluk sosial sehingga sejak lahir memiliki hasrat sosial. Hasratnya dapat berupa hasrat ingin menyatu dengan masyarakat atau manusia lain. Dengan adanya sosialisasi ini, manusia akan mempelajari nilai-nilai dan norma-norma agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Melalui proses sosialisasi pula, karakteristik seorang individu dapat muncul atau yang disebut dengan kepribadian.
TERIMA KASIH