KEBIJAKAN KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DKI JAKARTA TENTANG

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Kerangka Kerja Penyelarasan Pendidikan dengan Dunia Kerja Kabinet Indonesia Bersatu II Hak Cipta © 2010 oleh Penyelarasan Pendidikan dan Dunia Kerja.
Advertisements

Kerangka Kerja Penyelarasan Pendidikan dengan Dunia Kerja
UU No.12 Tahun 2010 tentang GERAKAN PRAMUKA
STANDAR PROSES PENDIDIKAN dan GURU DALAM PENCAPAIAN STANDAR PENDIDIKAN
UNDANG–UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENGERTIAN Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar.
PERAN PENDIDIKAN SEBAGAI MODAL UTAMA MEMBANGUN KARAKTER BANGSA
Hubungan Timbal Balik Antara Lingkungan Pendidikan
PAPARAN KEPALA DINAS DIKMENTI PROVINSI DKI JAKARTA Disampaikan dalam : SEMINAR NASIONAL Diselenggarakan Oleh : ASOSIASI DOSEN INDONESIA dengan UNIVERSITAS.
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD
Hakekat Profesi Guru Pengertian Profesi Ciri-ciri & syarat profesi
Program Akselerasi Oleh: Zulfikar Yusuf Amirullah K
PROGRAM PAUD.
IMPLEMENTASIKURIKULUM 2013
KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA.
PENDIDIKAN BERKUALITAS UNTUK BANGSA INDONESIA
KEBIJAKAN SBI dan RSBI Kementerian Pendidikan Nasional
SELAMAT DATANG MAHASISWA BARU UNJ 2016
SOSIALISASI REGULASI PENDIDIKAN AGAMA
HASIL SIDANG KOMISI VIII RENSTRA DEPDIKNAS
TEMA PRIORITAS DALAM PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTK) DAN PENULISAN PRAKTIK TERBAIK Isu-Isu Terkini.
Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
DALAM PEMBELAJARAN DAN PENDIDIKAN
PAPARAN CALON KEPALA SEKOLAH
Profesi Suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para anggotanya. Artinya, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih.
RINGKASAN EKSEKUTIF RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Departemen Agama Republik Indonesia Jakarta, 4 Maret 2008.
Oleh : Drs. H. JAMUN EFENDI,M.Pd.i
EVALUASI DAN SUPERVISI VISI DAN MISI SEKOLAH
BIO DATA NARASUMBER Nama : Drs. H. DAH SAEPULLAH, M.M.Pd.
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Penumbuhan Budi Pekerti dalam Mencapai Penampilan, Pelayanan dan Prestasi (3P) di SMA 1.
Pada Mata Kuliah PENGEMBANGAN KURIKULUM
Kebijakan Direktorat Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kualitas PAI pada Sekolah DR. H. NI FASRI, M.Pd. Kasubdit PAI pada SMP Direktorat Pendidikan.
KURIKULUM KTSP.
DAN HASIL BELAJAR AFEKTIF SISWA SMK NEGERI 13 KOTA MALANG
PONDOK PESANTREN AR-RAHMAN SMP – SMA UNGGULAN AR-RAHMAN
KEBIJAKAN SBI dan RSBI Kementerian Pendidikan Nasional
BAB II SIKAP PROFESIONAL KEGURUAN
UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.
UNDANG–UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Hubungan Timbal Balik Antara Lingkungan Pendidikan
KURIKULUM Pengertian Kurikulum 1. Kurikulum sebagai rencana belajar.
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH Oleh : Kepala BP2MK Wilayah III Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SOSIALISASI PENDIDIKAN NILAI DAN KARAKTER DI MASYARAKAT
MEMBANGUN BUDAYA UNGGUL PADA LEMBAGA PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
Hubungan Timbal Balik Antara Lingkungan Pendidikan
SILABUS SMK NEGERI I SINGKAWANG
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
UU No.12 Tahun 2010 tentang GERAKAN PRAMUKA
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
PEDOMAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) OLEH : HARIYANI,S.PD SMK NEGERI 1 BENGKAYANG.
ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB PROFESI
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Bidang Pendidikan Agama Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama
PERILAKU KONSUMEN JASA PENDIDIKAN ABD. HARIS NIM: PROGRAM STUDI DOKTORAL MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI.
MODUL 5 PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR MODUL 6 KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN.
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Oleh : KEPALA BIDANG PENDIDIKAN MADRASAH
Oleh : KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR
Sosialisasi KTSP Departemen Pendidikan Nasional Sosialisasi KTSP UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.
H. Ach. Saiho, S.Ag., MA. Kepala Seksi PD Pontren Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lumajang.
Transcript presentasi:

KEBIJAKAN KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DKI JAKARTA TENTANG ELABORASI ISLAM RAHMATAN LIL ‘ALAMIN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM OLEH : H. MOH. KOMARUDIN Kepala Bidang PAKIS Kanwil KEMENAG Prov. DKI Jakarta Bogor, 28 Juli 2016

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH UMUM

KEUNGGULAN DAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH UMUM KEUNGGULAN YANG DIMILIKI “SISTEM’ SEKOLAH ANTARA LAIN : Sistem yang berjenjang, hierarkis, dan sistematis Ada standarisasi pencapaian keberhasilan pendidikan Kurikulum yang dinamis dan fleksibel Bahan ajar yang disusun secara sistematis sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai Strategi dan model pembelajaran yang variatif dengan berorientasi pada efektivitas dan efisiensi Pendidik yang memiliki kualifikasi dan kompetensi Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang pendidikan, serta Sistem pengelolaan (management) yang lebih profesional

KEBUTUHAN PENDIDIKAN MORAL SPIRITUAL Pendidikan Agama (Islam) telah berhasil meningkatkan syiar, kesalehan ritual, kesalehan susila, tetapi belum optimal dalam meningkatkan kesalehan sosial dan kesalehan etika

Tujuan Pendidikan Agama Islam Mengembangkan model pendidikan unggulan yang integratif dan komprehensif dalam peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia 1 Mengembangkan model pendidikan yang berorientasi pada pencapaian keunggulan komparatif (comparative advantages) dan keunggulan kompetitif (competitive advantages) dalam menghadapi persaingan global 2 3 Meningkatkan mutu sumber daya manusia yang memiliki keseimbangan intelektual (fikr), skill (‘amal) dan moralitas(zikr & qalb) 4 Mengembangkan model pendidikan yang berwatak plural dan multikultural, kesetaraan gender dan demokratis

Kerangka Konseptual AKHLAK (MORALITAS) SAINS (INTELEKTUALITAS) LIFE SKILL SAINS (INTELEKTUALITAS) AKHLAK (MORALITAS)

Kondisi Masa Lalu Upaya peningkatan pendidikan moral spiritual sudah dilakukan sejak lama, antara lain melalui integrasi IMTAQ ke dalam pembelajaran, Pendidikan Budi Pekerti, P4 (Pedoman Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila) dan program-program lainnya. Namun demikian pendidikan karakter di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum secara optimal pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Kondisi Saat Ini Meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian massal dan merebaknya berbagai kasus dekadensi moral, mendorong banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan formal. Lembaga pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian peserta didik

Kondisi Masa Lalu dan Saat Ini Pesantren memiliki pengalaman yang cukup memadai dalam pendidikan moral dan spiritual. Memadukan nilai - nilai kepesantrenan diharapkan dapat menjadi model pendidikan moral spiritual di sekolah umum

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN UMUM/ SEKOLAH UMUM ILMU AGAMA ILMU UMUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN UMUM/ SEKOLAH UMUM

Upaya mengintegrasikan ke dalam satu sistem terus dilakukan MAINSTREAM SISTEM PERSEKOLAHAN Upaya mengintegrasikan ke dalam satu sistem terus dilakukan

KEBUTUHAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM PENGAKUAN (REKOGNISI) EKSISTENSI Sudah Belum Optimal PERLAKUAN YANG ADIL DALAM FASILITAS Belum Optimal KESETARAAN DALAM MENGAKSES MAINSTREAM

PAI lahir karena didorong kenyataan dan kebutuhan KESIMPULAN PAI lahir karena didorong kenyataan dan kebutuhan Kemampuan sekolah dalam melaksanakan pendidikan moral/etika/spiritual perlu ditingkatkan Pesantren memiliki pengalaman yang cukup memadai dalam pendidikan karakter, diharapkan dapat memberikan contoh pendidikan karakter bagi sekolah lain Sekolah yang ada di pondok pesantren memiliki prestasi yang lebih baik atau setidak-tidaknya sama dengan Sekolah lain (meningkatkan kemampuan pondok pesantren dalam mengakses pendidikan berbasis IPTEK)

Karakteristik SBP Pengembangan Pendidikan Pesantren Mengacu kepada 17 Kultur Kepesantrenan, antara lain Pendalaman Ilmu Agama, Mondok, kepatuhan, keteladanan, kesalehan, kemandirian, kedisiplinan, kesederhanaan, toleransi, qanaah, rendah hati, tabah, kesetiakawanan, ketulusan, istiqamah, kemasyarakatan dan kebersihan

Kultur Kepesatrenan Pendalaman Ilmu-ilmu Agama ( تفقه فى الدين ) Mondok (مقيم) Kepatuhan (طاعة) Keteladanan (أسوة حسنة) Kesalehan ( صالح ) Kemandirian (اعتماد على النفس) Kedisiplinan ( إنتظام ) Kesederhanaan ( زهد ) Toleransi (تسامح )

Lanjutan..... 10. Qana’ah (قناعة ) 11. Rendah Hati (تواضع ) 12. Ketabahan ( صبر ) 13. Kesetiakawanan/Tolong Menolong (أخوة / تعاون ) 14. Ketulusan ( إخلاص ) 15. Istiqamah ( إستقامة ) 16. Kemasyarakatan (مجتمعية) 17. Kebersihan ( نظافة/طهارة )

Yang Dapat Dikembangkan KULTUR PESANTREN DALAM MAPEL (Sebagai Contoh) No. Mata Pelajaran Kultur Kepesantrenan Yang Dapat Dikembangkan 1 Pendidikan Agama Islam Pendalaman Ilmu-ilmu Agama ( تفقه فى الدين ), Mondok (مقيم), Kepatuhan (طاعة), Keteladanan (أسوة حسنة), Kesalehan ( صالح ), Kemandirian (اعتماد على النفس), Kedisiplinan ( إنتظام ), Kesederhanaan ( زهد ), Toleransi (تسامح ), Qana’ah (قناعة ), Rendah Hati (تواضع), Ketabahan ( صبر ), Kesetiakawanan/Tolong Menolong (أخوة / تعاون ), Ketulusan (إخلاص), Istiqamah (إستقامة ), Kemasyarakatan (مجتمعية), dan Kebersihan ( نظافة/طهارة )

TERIMA KASIH