TANTANGAN PERBENIHAN LIA AMALIA Oleh : (Program Pascasarjana Universitas Winaya Mukti Sumedang)
ABAD 21 DAYA SAING TINGGI KOMODITI UNGGUL Pasar Bebas : AFTA (ASEAN) - 2003, NAFTA (Asia Pasifik- 2010, GATT/WTO - 2020, dll. SEKTOR PERTANIAN LUAR NEGERI : Daya Saing Tinggi (Telah ‘Dirakit’) PRODUK PERTANIAN DALAM NEGERI : Daya Saing Rendah SDA dan SDM Variabilitas Biogeofisik Kelembagaan Pemerintah Kelembagaan Industri Benih Swasta (umumnya Hibrida) Status Produksi Varietas Baru Penemuan varietas unggul baru dan berdaya saing Tinggi (proses efisien) :
Kebutuhan benih unggul komoditi prioritas baru terpenuhi 10% oleh industri perbenihan swasta. BENIH UNGGUL BERMUTU BATAS ATAS (‘CEILING’) KEBERhasilAN USAHA TANI (> Perannya Dibanding Pupuk, Pestisida, Dan Herbisida) Daya hasil tinggi Tahan terhadap OPT utama Toleran terhadap lingkungan Umur genjah Bentuk ideal Mutu hasil tinggi Tahan simpan Sistem perbenihan tanaman (6 tepat : tempat, varietas, mutu, jumlah, waktu, harga) Perbaikan pertanian : mudah akses benih bermutu
Saran Untuk Kemajuan Industri Perbenihan Kepastian pasar hasil pertanian dan peningkatan industri hilir Terciptanya pasar benih unggul bermutu (hibrida dan non hibrida) UU PVT Kepastian aturan dan prosedur yang jelas, konsisten dan tidak memberatkan pelaku industri guna mempercepat pelepasan varietas unggul baru Industri perbenihan swasta hendaknya memiliki Divisi R&D dalam menghasilkan varietas unggul kompetitif Peningkatan teknologi pemuliaan dan perbenihan didasarkan pada kemampuan daya dukung wilayah spesifik Peningkatan kontribusi Perguruan Tinggi dalam penyediaan SDM Perlunya peningkatan penggunaan benih bermutu melalui penyuluhan Perlunya peningkatan mutu, standardisasi, serta pemantapan sertifikasi benih yang diikuti pengawasan mutu di pasaran.