Tahapan Perubahan Perilaku Divisi Men’s Program Rifka Annisa
Penyangkalan = level 1 1. Tidak terjadi apa-apa. “ Saya tidak pernah melakukan apa-apa sama istri saya, ini hal yang biasa dalam rumah tangga. Ini urusan pribadi. Saya baik-baik saja dan saya tidak sakit”. 2. Sesuatu telah terjadi tapi bukan kekerasan. ” Ini hanya sekedar kecelakaan kecil, saya lepas kendali. Saya hanya mempertahankan diri saya, dia tahu sebenarnya saya benar-benar tidak akan melakukan hal itu. 3. Telah terjadi kekerasan namun bukanlah hal yang serius. ” Ini hanya terjadi sekali, saya telah minta maaf dan dia telah memaafkan saya. Saya hanya sekedar ”menyenggolnya” sedikit. Ini hanya bumbu rumah tangga. Hal seperti ini biasa dalam rumah tangga, besok akan baik-baik saja.” 4. Terjadi kekerasan namun tidak sengaja (pengalihan tanggung jawab) ” Saya kecapean jadi lepas kendali. Hal ini terjadi begitu saja mungkin karena saya stress namun saya tidak bermaksud melakukan itu. Dia yang mulai duluan berbicara kasar”.
Karakter Awal Pelaku Denial (saya tidak memukul hanya mendorong sedikit…). Minimizing (ini cuman kesalahpahaman biasa...) Justifying (sebagai kepala rumah tangga saya berhak...) Blaming others (soalnya dia cerewet, pemboros...) Intelectualizing (ini cara saya mendidik istri...)
Langkah yang dilakukan Jangan terlalu banyak konfrontasi dengan mengejar kronologi peristiwa Banyak-banyak mendengarkan keluhannya (empati) Bangun kepercayaan klien untuk bercerita Beri motivasi dan dukungan untuk berubah Ciptakan komunikasi yang menenangkan klien Jelaskan tujuan konseling Identifikasi : 1. sistem nilai, keyakinan, kepercayaan 2.intensi positif 3.perilaku kekerasan dan ide yg mengarah pada hubungan yg tidak setara 4.kebutuhan klien
Target Klien merasa nyaman pada konselor dan terbentuk kepercayaan (trust) dalam hubungan konselor-klien Klien bersedia mengikuti pertemuan konseling berikutnya Menemukan intensi positif klien sebagai bekal menuju perubahan
Kontemplasi = level 2 Klien mempertimbangkan untuk berubah. ” Memang saya telah melukainya, saya mengerti itu tapi saya sudah berusaha sekuat mungkin untuk tidak melakukannya, mungkin ini sudah sifat saya. Saya ini orangnya kaku”. “iya salah salah, tapi ini juga karena dia keterlaluan, gak mau mendengarkan saya. Dia seharusnya tahu sebagai istri”
Yang harus dilakukan Refleksi Empati pada perasaan Klarifikasi Support Challenge Mendorong klien menemukan manfaat positif ketika ia mau berubah Memberikan gambaran atau akibat negatif ketika ia tidak mau berubah
Yang harus dilakukan Menginformasikan kerugian yang diderita pelaku ketika ia melakukan kekerasan Meyakinkan pelaku akan manfaat yang akan diperoleh jika ia berhenti melakukan kekerasan Keseimbangan masa lalu – masa kini – masa depan
Target Mendorong klien untuk bertanggung jawab dan menyadari tindak kekerasannya Mendorong klien agar mampu merencanakan bentuk perilaku lain yang lebih positif ketika mengalami masalah rumah tangga Menjelaskan perbedaan antara marah dan tindak kekerasan. Menjelaskan bentuk-bentuk kekerasn dan dampaknya bagi istri, anak dan pelaku sendiri Klien mampu menemukan manfaat ketika ia mau berubah
Penerimaan = level 3 Klien menyadari kesalahan atas perilakunya Ini salah saya Saya tahu ada cara lain yang Saya bersedia berubah Klien bersedia minta maaf pada istri Klien memulai merencanakan rekomitmen
Yang harus dilakukan Memelihara segala perubahan yang telah dilakukan klien dengan pujian dan dorongan Memperjelas (amplify) manfaat positif yang telah didapatkan klien atas perubahan yang ia lakukan
Target Mendorong klien untuk merealisasikan kesadarannya untuk berhenti melakukan kekerasan dan mampu melakukan perbuatan yang positif terhadap pasangan
Tindakan nyata = level 4 Klien menemukan cara dan alternatif penyelesaian masalah tanpa ada unsur kekerasan dalam rumah tangga Konselor harus mendorong klien agar sikap dan tindakan ini dipertahankan dikemudian hari Membantu klien menemukan manfaat internal dari perubahan perilakunya Konselor harus waspada atas kemungkinan klien kambuh kembali
Tipe klien yang sulit 1. Membisu/bersikap dingin 2. Tidak serius 3. Berbicara berlebihan 4. Mendebat/menantang konselor 5. Intelektualisme 6. Menolak bekerja sama 7. Investigatif terhadap konselor 8. Senioritas 9. Fundamentalis/radikalisme 10. klien sedang dibawah pengaruh peer groupnya