TRANSPORTASI DAN PERTUMBUHAN INDUSTRI Fatchurrochim Ghany Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo
Peran Transportasi Dalam Pertumbuhan Industri Adanya ongkos pengangkutan yang lebih murah akan dapat mengakibatkan ongkos produksi yang lebih rendah pula, sehingga akhirnya dapat : 1) menambah daya saing dari industri tersebut, dan 2) menambah aksi radius pasar, yaitu menambah jarak luasnya pasar yang dapat dijalani.
Berthil Ohlin menyatakan bahwa hubungan antara ongkos produksi di dalam negeri dengan harga penawarannya ke luar negeri, yaitu harga ditambah dengan ongkos transport serta hubungannya dengan harga penawaran barang tersebut di luar negeri, akan menentukan apakah sesuatu barang tersebut akan diimport, dieksport, ataukah dibuat dan dikonsumir sendiri di dalam negeri.
Harga Penawaran Luar Negeri Ongkos Transport Pilihan Harga Dalam Negeri Harga Penawaran Luar Negeri Ongkos Transport Pilihan 100 75 + 10 Import 120 Eksport 90 Tergantung pemerintah
Pemilihan tempat lokasi industri adalah suatu hal yang sangat penting, karena kalau lokasi industri itu sudah ditetapkan maka sukar sekali untuk dipindahkan ke tempat lainnya. Faktor yang mempengaruhi lokasi industri : Lokasi bahan mentah untuk produksi Keadaan tenaga kerja Sumber Tenaga dan Fasilitas pengangkutan yang tersedia Pasar hasil produksi dan Fasilitas distribusinya Peraturan yang berlaku dan Kondisi iklim usaha Sturktur pajak dan Fasilitas perpajakan
Ongkos Transport dan Pemilihan Lokasi Industri Peranan ongkos transport akan berbeda pada suatu industri dibandingkan industri lainnya, karena : Jika ongkos transport merupakan bagian yang besar dalam ongkos produksi total dan relatif besar terhadap nilai atau harga barang yang dihasilkan, maka ongkos transport akan dapat menjadi faktor penentu (controlling factor) dalam penentuan lokasi industri. Jika ongkos transport merupakan bagian kecil saja dari ongkos produksi dan kecil relatif terhadap nilai dari barang yang dihasilkan, maka ongkos transport mungkin tidak begitu berpengaruh.
Dari sudut ongkos pengangkutan, maka pada dasarnya terdapat 3 (tiga) kemungkinan dalam memilih suatu lokasi industri : Berlokasi di tempat/dekat bahan mentahnya (raw material oriented). Berlokasi di tempat/dekat pasar hasil produksi (market oriented). Berlokasi diantara tempat bahan mentah dan tempat pasar hasil produksinya (intermediate between market and resources).
Qs (TRs + Ls) > Qm (TRm + Lm) Qs (TRs + Ls) < Qm (TRm + Lm) Rumus atau formula dari masalah pemilihan lokasi industri dapat dinyatakan : Di dekat bahan mentah (S) Qs (TRs + Ls) > Qm (TRm + Lm) Di dekat pasar hasil produksi (M) Qs (TRs + Ls) < Qm (TRm + Lm) Keterangan : Qs : Volume/berat bahan mentah yang digunakan Qm : Volume/berat produksi yang dihasilkan TRs : Ongkos angkutan bahan mentah TRm : Ongkos angkutan hasil produksi Ls : Ongkos loading dan unloading bahan mentah Lm : Ongkos loading dan unloading hasil produksi
Efek Struktur Tarif Angkutan Atas Lokasi Industri Efek dari ‘distant rate systems’ Disini tarif angkutan bertambah atau meningkat dengan semakin jauhnya jarak barang yang diangkut. Jika tarif angkutan bertambah dengan semakin jauhnya jarak yang ditempuh, maka lokasi untuk dekat ke pasar atau dekat ke sumber bahan mentahnya menjadi lebih penting daripada jika tarif itu tidak berubah sesuai dengan perubahan jarak tersebut.
Efek dari ‘group rate syatems’ Disini tarif angkutan digolongkan dalam kelompok menurut asalnya (origins) dan tujuannya (destinations) dari barang yang diangkut, maka akan memberikan semua tempat di dalam satu kelompok wilayah tersebut suatu tarif yang sama tanpa memandang jarak. Dengan demikian akan menyamakan keuntungan ekonomis yang mungkin didapatkan oleh semua kota atau tempat di dalam kelompok yang sama sejauh tarif angkutan tersebut berhubungan. Keadaan ini akan mempunyai efek desentralisasi atas lokasi industri pada daerah-daerah bersangkutan.
Efek dari ‘tapering rates systems’ Disini berarti meskipun tarif bertambah dengan semakin jauhnya jarak yang ditempuh tetapi pertambahannya tidaklah dalam proporsi yang langsung dan sama terhadap jarak. Jadi tarif untuk jarak 200 km akan lebih rendah daripada dua kali tarif untuk jarak 100 km. Jika tarif angkutan barang ditetapkan atas dasar sistem ini, maka industri akan cenderung untuk berlokasi pada bahan mentah atau pasar hasil produksi dan bahwa pada intermediate points tidaklah menguntungkan.