Pengembangan Kurikulum Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum Psikologi Perkembangan dan Psikologi Belajar
Psikologi Perkembangan Peserta Didik sebagai Individu: kesatuan psiko-fisik selalu beraktivitas & berinteraksi dengan lingkungannya Individu bersifat unik: memiliki banyak aspek membentuk kesatuan khas Individu dalam proses perkembangan Perkembangan individu dinamis Perkembangan berlangsung melalui belajar, sesuai tingkat kematangan.
Konsep Perkembangan Perubahan seluruh aspek kepribadian : fisik-motorik, intelektual, sosial, afektif, menuju tingkat yang lebih tinggi sempurna, Perubahan struktur (tumbuh) dan fungsi (berkembang). Perkembangan memiliki tempo dan irama, Perkembangan bersifat dinamis
Interaksi Individu-Lingkungan -Pot & Kecakapan -Keb &Tantangan -Masalah I N D I V I D U INTERAKSI: -Sosial -Pengajaran -Bimbingan I N T E R A K S I LINGKUNGAN: -Fisik & Alam -Sosial-Budaya -Ekonomi-Politik -Hukum-Keamanan L I N G K U N G A N
Aspek-aspek Perkembangan Fisik-motorik: kemampuan fisik, motorik, ketrampilan, Intelektual: kemampuan berpikir/kognitif, Sosial kemampuan berinteraksi & komunikasi, adaptasi Afektif : sikap, nilai, emosi, minat, motivasi.
Tahap Perkembangan Usia Kategori 0.0 Dalam kandungan 0.0 2.0 Bayi 2.0 6.0 Anak Kecil (Usia Dini) 6.0 12.0 Anak (Anak sekolah) 12.0 15.0 Remaja Awal 15.0 18.0 Remaja 18.0 21.0 Remaja Akhir 21.0 35.0 Dewasa Muda 35.0 55.0 Dewasa 55.0 Usia Lanjut
Perkembangan Fisik-Motorik 0.0 2.0 Ketrampilan bergerak & anggota badan 2.0 6.0 Pertumb cepat rangka dan otot, koordinasi mata-tangan, ukuran kepala 90% otak 75% orang dewasa, waktu mereaksi 6.0 12.0 Pertumb tinggi-berat, kaki-tangan, penguasaan ketrampilan gerak, tangan, permainan 12.0 18.0 Pertumb cepat tinggi-berat badan, kaki-tangan, mulai menstruasi / mimpi, perkemb.ciri-ciri kelamin sekunder, mulai kematangan seksual.
Perkembangan Intelek: J.Piaget 0.0 2.0 Berpikir Sensori-motor: gerak refleks reaksi indra pemahaman melalui pengindraan 2.0 4.0 Berpikir Prakonsep: egosentris, animis, meniru 4.0 7.0 Berpikir intuitif: mengikuti aku-nya, fantasi, 7.0 11.0 Berpikir konkrit: pemahaman melalui contoh nyata memahami persamaan, perbedaan, hubungan 11.0 Berpikir formal: abstrak, hipotetis, deduktif- induktif, konvergen-divergen, evaluatif, pemecahan masalah, kreatif
Perkembangan Sosial 0.0 2.0 Presocial & Impulsive stage: Ikatan kuat pd ibu, cemas bila pisah, mulai interaksi dgn sebaya, figur orang tua kuat, egoistis-egosentris, 2.0 6.0 Self Protective stage: Egosentris hubungan sebaya sejenis, hub sosial dgn tetangga sebaya norma sebaya, nampak sifat jenis kelamin, 6.0 12.0 Conformist stage: Perhatian terhadap yg lain makin kuat, kerjasama & minat sosial bercampur dgn konflik dan kompetisi, ketrampilan komunikasi sosial berkembang, sifat jenis kelamin makin jelas, 12.0 Conscientous stage: mencari identitas diri, ingin mandiri dan bebas, norma sebaya kuat & sangat penting dalam hubungan sosial, mulai tumbuh hubungan antar jenis.
Kepribadian: Kemandirian (Erikson) 0.0 1.0 Trust – Mistrust: percaya pd orang tua tetapi tidak percaya pd yang lain 1.0 3.0 Autonomy – Shame: mampu berbuat tetapi malu karena belum sem purna 3.0 6.0 Inisiative – Guilt: berusaha berbuat tetapi merasa berdosa karena tidak sempurna 6.0 12.0 Industry – Inferiority: mampu berbuat tetapi merasa rendah diri karena belum sempurna 12.0 18.0 Identity – Role confusion: mempunyai identitas diri ttp bingung karena perannya belum jelas
Kepribadian: Erotis (S.Freud) 0.0 2.0 Oral stage: rangsangan erotis sekitar mulut 2.0 4.0 Anal stage: rangsangan erotis sekitar dubur 4.0 6.0 Phalic stage: rangsangan erotis sekitar kelamin 6.0 12.0 Latency stage: rangsangan erotis tersemunyi aktivitas gerak 12.0 Genital stage: rangsangan seksual pada alat
Perkembangan moral (Kohlberg) Katahati Pasca konvensi Kesepakatan masyarakat Ketaatan pada hukum Konvensi Pra konvensi Agar mendapatkan pujian Berbuat baik untuk keuntungan pribadi Menghindari hukuman –mendapatkan ganjaran
Perkembangan kepribadian: Motivasi: A. Maslow Self Actualization Self Esteem Social Needs Belongingness & Love Needs Physiological Needs
Perkembangan Individu Instink Belajar Belajar Belajar P e r k e m b a n g a n Belajar Belajar Belajar Kematangan
Rumpun Psikologi Belajar Psik.Disiplin Mental: - Theistic mental discipline - Humanistic mental discipline - Self actualization - Apperception Behaviorisme : - SR Bond - Classical Conditioning - Operant Conditoning/ Reinforcement Kognitif-Gestalt : - Insight - Goal Insight - Cognitive Field
Teori Disiplin Mental Individu punya: Daya mental : ingat, pikir, khayal, indra latihan daya Kekuatan mental: afektif, sosial, intelek latihan pemekaran kekuatan mental Potensi mental: intelek, sosial, afektif, diaktualkan Kekuatan mental: pengetahuan, ide pembentukan struktur apersepsi
Psik. Disiplin Mental Psik. Daya (St Augustine, J.Calvin) Theistic mental discipline: Psik. Daya (St Augustine, J.Calvin) Manusia jahat-aktif latihan daya Humanistic mental discipline: Humanisme (Plato-Aristoteles) Manusia netral-aktif pengemb potensi Self actualization: Romantik Naturalisme (JJ.Rouseau, J.Froebel) Manusia baik-aktif pembelajaran permisif Apperception: Strukturalisme (JFHerbart, EB.Tichener) Manusia netral-pasif tambah penget aperseptif
Behaviorisme Contiguity (SR Bond) Koneksionisme (EL Thorndike): Manusia netral-pasif/reaktif penguasaan SR Classical Conditioning Behaviorisme (JB Watson): pengkondisian stimulus Operant Conditoning Reinforcement (CL Hull-BF.Skinner): pengkondisian Respon.
Behaviorisme Perilaku individu: Stimulus Respon Belajar = pembentukan S – R sebanyak mungkin Pembentukan S – R berulang-ulang Pembentukan S – R melalui pengkondisian: Kondisi -- Stimulus Respon Pembentukan S – R melalui penguatan Stimulus Respon --Penguatan
Theori belajar Behavioral Learning: Process through which experience causes permanent change in knowledge or behavior. Behavioral learning theories: Explanations of learning that focus on external events as the cause of changes in observable behaviors Essentils concept: Contiguity (SR Bond): Association of two events because of repeated pairing. Stimulus: Event that activates behavior Response:Observable reaction to a stimulus
Kognitif-Gestalt Insight Psik Gestalt (M.Wertheimer) Manusia netral aktif belajar pemahaman Goal Insight Konfigurationalisme (BH Bode-RH Wheeler) Manusia netral interaktif pemahaman tk tinggi Cognitive Field Psik Lapangan (K.Lewin,J Dewey, GW Allport) Manusia netral interaktif resktruktur ruang hidup utk pemahaman baru
Tahap Kognitif/Berpikir Kreativitas Berpikir Tahap Tinggi Pemec. masalah Evaluasi Analisis-Sintesis Aplikasi Pemahaman Berpikir tahap Rendah Pengetahuan
Afektif Menerima (receiving):kesediaan menerima stimulus, respon, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar Mereaksi (responding): ketepatan reaksi, perasaan puas, dll Menilai (evaluating): kesadaran menerima norma, sistem nilai dll Mengorganisasi (organization): pengembangan norma/nilai dlm org. sistem nilai Membentuk watak (Characterization): integritas sistem nilai dalam pola kepribadian dan tingkah laku.
Psikomotor Meniru (imitation/perception) Menyusun (manipulating) Melakukan dengan prosedur (precision) Melakukan dengan tepat dan baik (articulation) Melakukan tindakan secara alami (naturalization)
Tahap Afektif & Psikomotor Membentuk watak Kerja alami Mengorganisasi Kerja tepat Menilai Ikuti Prosedur Mereaksi Menyusun Menerima Meniru
Terima kasih Assalamu’alaikum wr.wb