KEBUTUHAN DAN SUMBER DANA PERANCANGAN PABRIK Oleh :Sri Kumalaningsih
KEBUTUHAN DANA UNTUK AKTIVA TETAP Aktiva tetap untuk investasi diklasifikasikan: Aktiva tetap yang berwujud : Tanah dan pengembangan lokasi Bangunan dan perlengkapannya Pabrik dan mesin-mesin Aktiva tetap lainnya Aktiva tetap tidak berwujud : Aktiva tidak berwujud Biaya-biaya pendahuluan Biaya-biaya sebelum operasi
AKTIVA TETAP BERWUJUD Tanah dan pengembangan lokasi: harga tanah, termasuk biaya pendaftaran, pembersihan, penyiapan tanah, pembuatan jalan, pemagaran, dll Bangunan dan perlengkapan: bangunan untuk pabrik, bangunan untuk administrasi, gudang, untuk pembangkit tenaga, pos keamanan, jasa arsitektur, dll Pabrik dan mesin-mesin: biaya pembangunan pabrik, harga mesin & pemasangannya, suku cadang, dll Aktiva tetap lainnya: perlengkapan angkutan dan materials handling, untuk penelitian dan pengembangan, meubelair, perlengkapan kantor, dll
AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD a. Biaya pendahuluan: biaya studi pendahuluan, penyiapan laporan studi kelayakan, survey pasar, legal free, dll. b. Aktiva tidak berwujud: patent, lisensi, pembayaran “lumpsum” penggunaan teknologi, engineering fees, copyright,dll c. Biaya sebelum operasi: biaya penarikan tenaga kerja, biaya latihan, beban bunga, biaya selama produksi percobaan.
KEBUTUHAN DANA UNTUK MODAL KERJA Misalkan perusahaan akan memproduksi sebanyak 72.000 unit dalam satu tahun. Produksi per bulan stabil. Biaya per unit untuk membuat 72.000 unti diperkirakan sebagai berikut: Biaya bahan mentah Rp 1.000,- Biaya tenaga kerja 300,- Biaya pabrik tdk langsung 400,- Biaya produksi Rp 1.700,- Harga jual Rp 2.500,-
Biaya produksi per bulan, untuk membuat 6 Biaya produksi per bulan, untuk membuat 6.000 unit adalah sebagai berikut : Biaya bahan mentah Rp 6.000.000,- Biaya tenaga kerja 1.800.000,- Biaya pabrik tidak langsung 2.400.000,- TOTAL BIAYA Rp10.200.000,- Misalkan tahap operasi adalah sbg berikut: Tahap bahan mentah 3 bulan Tahap barang dalam proses 1 bulan Tahap barang jadi 1 bulan Tahap dalam piutang 2 bulan Berarti bahwa rata-rata bahan ada dlm gudang selama 3 bulan, rata-rata produksi 1 bulan, penyimpanan barang jadi 1 bulan, rata-rata pembeli membayar pembelian 2 bulan
Tabel Investasi pada Berbagai Aktiva Lancar (dalam jutaan Rp.) Input Periode Bhn. Barang Barang Piutang Total (bulan) Mentah dlm proses jadi 1. Bhn mentah - persediaan 3 18 - pd. brng dlm proses 1 6 - pd. barang jadi 1 6 - pd. Piutang 2 12 12 2. Tenaga kerja - pd. w.i.p ½ 0,9 - pd. barang jadi 1 1,8 - pd. Piutang 2 3,6 6,3 3. Biaya pabrik tidak langsung - pd. w.i.p ½ 1,2 - pd. barang jadi 1 2,4 - pd. Piutang 2 4,8 8,4 4. Laba kotor 9,6 9,6 18 8,1 10,2 30 66,3
Misalkan perusahaan menginginkan persediaan suku cadang sebesar Rp 6 juta dan persediaan kas untuk berjaga-jaga sebesar Rp 5 juta, maka kebutuhan modal kerjanya yaitu: Rp 66,3 juta + Rp 6 juta + Rp 5 juta = Rp 77,3 juta Dari contoh di atas kita melihat bahwa besar kecilnya kebutuhan modal kerja tergantung pada lama keterikatan dana, dan volume kegiatan produksi
PERTIMBANGAN LIKUIDITAS KEBUTUHAN DANA MENYATAKAN BAHWA : Aktiva tetap yang tidak susut sebaiknya dibelanjai dengan modal sendiri Aktiva tetap yang disusut sebaiknya dibelanjai ddengan modal sendiri atau hutang jangka panjang yang periode jatuh temponya tidak lebih pendek dari pada usia ekonomis aktiva tersebut. Aktiva lancar bisa dibelanjai dengan hutang jangka pendek asalkan periode jatuh temponya tidak lebih pendek dari padda periode keterikatan dana pada aktiva lancar Aktiva lancar yang permanen sebaiknya dibelanjai dengan hutang jangka panjang atau modal sendiri
KOMPONEN ALIRAN KAS SUATU PROYEK TERDIRI DARI : Aliran kas permulaan (initial cash flow), umumnya negatif Aliran kas operasional (operational cash flow), umumnya positif Aliran kas terminal (terminal cash flow), umumnya positif Aliran-aliran kas ini harus dinyatakan dengan dasar setelah pajak.
Misalnya suatu proyek dibelanjadi dengan 100% pinjaman, bunga pinjaman 20% per tahun. Taksiran rugi laba sebagai berikut : Penghasilan Rp 150 jt Biaya : tunai Rp 70 jt penyusutan 50 jt Rp 120 jt Laba sebelum bunga & pajak Rp 30 jt Bunga Rp 20 jt Laba sebelum pajak Rp 10 jt Pajak 5 jt Laba setelah pajak Rp 5 jt
Aliran kas masuk = laba setelah pajak + penyusutan = Rp 5 jt + Rp 50 jt = Rp 55 jt Untuk penaksiran operational cash flow,cara ini membuat kesalahan dalam hal mencampur adukkan antara cash flow karena keputusan pembelanjaan (yaitu pembayaran bunga) dan cash flow karena investasi (penghasilan, pengeluaran biaya tunai, pajak). Untuk itu cara menaksir aliran kas operasional yang benar adalah :
Aliran kas masuk = laba setelah pajak + penyusutan + bunga (1-pajak) Dalam contoh ini, berarti : Aliran kas masuk = Rp 5 jt + Rp 50 jt + Rp 20 jt (1 - 0,5) = Rp 65 jt
Thank You !