GENDER DAN EKSKLUSI SOSIAL STUDI KASUS: BURUH MIGRAN PEREMPUAN
Gender dimension in international migration Feminization of international migrant population Gendered implication of public policy Gender → alat negara, negara mengkonstruksikan gender untuk melegitimasi, memelihara kepentingannya dalam ekonomi internasional Negara berperan terhadap feminisasi migrasi internasional
Negara dan Buruh Migran Perempuan Negara Indonesia diuntungkan melalui remitance Negara tujuan diuntungkan karena reproduksi sosial yang murah Namun, perlindungan tenaga kerja perempuan di Indonesia dan di negara tujuan sangat rendah, yang berimplikasi pada eksploitasi dan kekerasan pada buruh migran perempuan
State and Gendered International Migration: A Feminist Perspectives Negara tidak merepresentasikan satu kepentingan yang tunggal tetapi perwujudan dari berbagai kepentingan yang saling berkompetisi dan berkontradiksi – selalu ada ruang untuk kelompok subordinat (TKW dalam hal ini) untuk bernegosiasi Relasi dan nilai/norma gender mempengaruhi kebijakan negara
Ideologi gender negara Indonesia tentang peran gender, feminitas: perempuan sebagai istri, ibu, pengelola rumah tangga, pencari nafkah tambahan, warga negara → Perempuan diakui berkontribusi dalam pembangunan ekonomi Negara melakukan kekerasan terhadap buruh migran perempuan – memalsukan dokumen, memeras, pelecehan, dsb, dan tidak memiliki kebijakan perlindungan yang memadai → negara menjadi subjek yang berkontribusi terhadap
Negara melakukan pembiaran dan mendorong tenaga kerja perempuan menjadi buruh migran sebagai bagian dari agenda pembangunan
Potret Buruh Migran Perempuan: Kasus Arab Saudi Jumlah tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi dari 56 ribu tahun 1984 menjadi 385 rb tahun 1989 dan 2/3 diantaranya adalah perempuan. Depnaker gencar mempromosikan tenaga kerja perempuan di sektor domestik → program, target pengiriman, PJTKI Perempuan menjadi target pendapatan negara akan tetapi mengalami pelecehan, kekerasan dalam program Depnaker dan PJTKI
Ideologi gender negara yang mendomestikasikan perempuan → terepresentasikan melalui program depnaker Posisi negara → women in development: peran ganda wanita Perempuan → peran domestik diberbagai tingkatan, rumah tangga, komunitas, hingga transnasional → negara terlibat dalam proses transnational domestication
Peran ganda → bias perempuan kelas menengah – atas Peran ganda → bias perempuan kelas menengah – atas. Negara tidak pernah menyatakan keberpihakannya pada perempuan kelas bawah Perempuan: Pahlawan devisa – tidak diiringi dengan perlindungan
Eksklusi Sosial Buruh Migran Perempuan Ekonomi ?? Sosial ?? Politik ??