BAB I PENYIMPANGAN SOSIAL
PENGERTIAN PENYIMPANGAN SOSIAL Penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Bagi James W. van der Zanden, penyimpangan sosial merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi. Ukuran perilaku menyimpang bukan pada ukuran baik buruk atau benar salah menurut pengertian umum, melainkan berdasarkan ukuran norma dan nilai sosial suatu masyarakat. Di dalam masyarakat itu, pelaku penyimpangan sosial akan mendapatkan hukuman.
CONTOH PENYIMPANGAN SOSIAL
SEBAB-SEBAB PENYIMPANGAN SOSIAL Sosialisasi yang kurang sempurna Pertentangan antaragen sosialisasi Pertentangan norma kelompok dan norma masyarakat
MACAM-MACAM PENYIMPANGAN SOSIAL Berdasarkan sifatnya, penyimpangan sosial dapat dikelompokkan menjadi penyimpangan yang bersifat positif dan penyimpangan yang bersifat negatif. Penyimpangan yang bersifat positif adalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif terhadap masyarakat. Di dalam penyimpangan ini ditemukan unsur inovasi dan kreativitas. Penyimpangan yang bersifat positif umumnya dapat diterima masyarakat karena sesuai dengan perubahan zaman. Dalam penyimpangan yang bersifat negatif, pelaku bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah. Tindakan tersebut berakibat buruk dan mengganggu masyarakat. Tindakan dan pelakunya akan dicela dan tidak diterima oleh masyarakat. Perbuatan itu juga dianggap mengganggu lingkungan yang bisa dikategorikan pelanggaran dan bisa juga dikategorikan kejahatan.
MACAM PENYIMPANGAN SOSIAL (2) Berdasarkan pelakunya, penyimpangan sosial dapat dikelompokkan menjadi penyimpangan individual dan penyimpangan kelompok. Penyimpangan individual adalah penyimpangan terhadap nilai dan norma yang dilakukan sendirian atau secara perseorangan tanpa melibatkan orang lain. Sebutan penyimpangan sosial yang dilakukan oleh individu bisa bermacam-macam misalnya pembandel, pembangkang, pelanggar, penjahat. Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan terhadap nilai dan norma yang dilakukan oleh beberapa orang secara berkelompok.
DAMPAK PENYIMPANGAN SOSIAL Dampak Negatif: Penyimpangan sosial umumnya menimbulkan stigma atau aib sosial bagi pelakunya. Masyarakat memandang pelaku penyimpangan sosial secara negatif. Dampak Positif: Penyimpangan sosial dapat mempertegas perilaku yang pantas dan tidak pantas dilakukan. Penyimpangan sosial juga dapat mendorong perubahan dalam masyarakat
SIKAP TERHADAP PENYIMPANGAN SOSIAL Sikap Negatif: Sikap tidak peduli sama sekali terhadap adanya penyimpangan. Sikap main hakim sendiri terhadap pelaku penyimpangan sosial. Sikap Positif: Diperlihatkan melalui sikap simpati terhadap pelaku penyimpangan sosial. Sikap simpati membuat seseorang sanggup untuk memahami pandangan atau situasi pelaku penyimpangan sosial. Orang yang bersimpati cenderung lebih toleran dam memiliki rasa belas kasihan.
MENCEGAH PENYIMPANGAN SOSIAL BAB 2 MENCEGAH PENYIMPANGAN SOSIAL
UPAYA MENCEGAH PENYIMPANGAN SOSIAL DALAM KELUARGA Pencegahan penyimpangan sosial dapat dilakukan di lingkungan keluarga. Antara lain dengan: Pendidikan agama Pendidikan Budi Pekerti Memberikan Contoh atau teladan yang baik Melakukan Pengawasan :
UPAYA MENCEGAH PENYIMPANGAN SOSIAL DI MASYARAKAT Pencegahan penyimpangan sosial di masyarakat biasanya dilakukan dengan penyuluhan–penyuluhan yang dilakukan oleh instansi–instansi terkait. Di samping itu himbauan atau ajakan dari tokoh–tokoh masyarakat, pemuka agama dan pemuda. Kontrol sosial dan kepedulian semua pihak untuk menekan penyimpangan sosial di masyarakat juga dibutuhkan dengan cara menumbuhkan budaya malu untuk melanggar norma masyarakat yang ada.
Bentuk-bentuk hubungan sosial BAB 3 Bentuk-bentuk hubungan sosial
HUBUNGAN SOSIAL Hubungan sosial atau relasi sosial adalah hubungan antara dua atau lebih individu di mana tingkah laku yang satu memengaruhi, mengubah atau memperbaiki tingkah laku individu yang lain dan sebaliknya. Menurut Hendro Puspito, hubungan sosial atau relasi sosial adalah jalinan interaksi yang terjadi antara perorangan dengan perorangan atau kelompok dengan kelompok atas dasar status (kedudukan) dan peranan sosial.
CIRI-CIRI HUBUNGAN SOSIAL Ciri-ciri hubungan sosial adalah: Hubungan ini terjadi berdasarkan status atau kedudukan sosial Relasi sosial terjadi pula berdasarkan peranan atau fungsi yang dipegang setiap orang.
PROSES ASOSIATIF Proses asosiatif merupakan semua bentuk hubungan sosial yang mengarah pada semakin kuatnya ikatan antara pihak yang berhubungan. Menurut Ferdinand Tonnies, hubungan sosial asosiatif dalam masyarakat terwujud dari adanya. Proses asosiatif meliputi: kerja sama (cooperation), akomodasi (accomodation), dan asimilasi.
PROSES DISOSIATIF Proses disosiatif merupakan bentuk hubungan sosial yang mengarah pada perpecahan atau merenggangnya hubungan sosial antara dua pihak atau lebih. Proses merupakan bentuk perjuangan manusia dalam mengatasi permasalahan hidupnya. Ada tiga bentuk proses disosiatif, yaitu : persaingan (competition), kontravensi (contravention), dan pertentangan/pertikaian (conflict).
FAKTOR PENDORONG TERJADINYA HUBUNGAN SOSIAL Faktor intern: Bertambah atau berkurangnya penduduk Penenmuan-penemuan baru Pertentangan masyarakat Pemberontakan atau revolusi Faktor ekstern: Lingkungan alam Peperangan Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
DAMPAK HUBUNGAN SOSIAL Dampak dari hubungan sosial yaitu terjadinya perubahan dan perubahan dan perkembangan masyarakat.
BAB 4 PRANATA SOSIAL
PENGERTIAN PRANATA SOSIAL Pranata sosial adalah sistem norma yang mengatur segala tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan pokoknya dalam hidup bermasyarakat. Pranata sosial atau lembaga kemasyarakatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan pokok manusia, pada dasarnya mempunyai fungsi yaitu : Memberikan pedoman pada anggota masyarakat untuk bertingkah laku atau bersikap dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan. Menjaga keutuhan masyarakat. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social control), artinya : sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
DEFINISI PRANATA SOSIAL MENURUT PARA SOSIOLOG Robert Mac Iver dan Charles H.Page, pranata sosial adalah prosedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat. Leopold von Wiese dan Becker, pranata sosial adalah jaringan proses hubungan antarindividu dan antarkelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu, serta pola-polanya sesuai dengan minat dan kepentingan individu dan kelompoknya. Koentjaraningrat, pranata sosial adalah suatu sistem kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan khusus dalam kehidupan manusia. Soerjono Soekanto, pranata sosial adalah himpunan norma dari segala tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat.
PROSES TIMBULNYA PRANATA SOSIAL Pranata sosial timbul dengan cara: secara terencana secara tidak terencana
FUNGSI PRANATA SOSIAL Fungsi Manifes (Nyata) Fungsi Laten
KARAKTERISTIK PRANATA SOSIAL Memiliki Simbol Memiliki Tata Tertib dan Tradisi Memiliki Ideologi Memiliki Daya Tahan Memiliki Usia Lebih Lama Memiliki Alat Kelengkapan
PENDEKATAN DALAM MEMPELAJARI PRANATA SOSIAL Robert Mac Iver dan Charles H.Page mengemukakan tiga pendekatan untuk mempelajari pranata sosial, yaitu sebagai berikut. Analisis secara historis, yang bertujuan meneliti sejarah timbul dan berkembangnya suatu pranata sosial tertentu. Analisis komparatif, yang bertujuan menelaah suatu pranata sosial tertentu dalam berbagai masyarakat yang berlainan atau berbagai lapisan sosial masyarakat. Analisis fungsional, yaitu menganalisis hubungan antara pranata-pranata di dalam suatu masyarakat tertentu.
TIPE-TIPE PRANATA SOSIAL Berdasarkan perkembangannya : Crescive institutions, yaitu pranata sosial yang secara tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat. Contoh : hak milik, perkawinan, agama, dsb. Enacted institutions, yaitu pranata sosial yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu. Contoh : lembaga utang piutang, lembaga perdagangan, lembaga pendidikan. Berdasarkan sistem nilai yang diterima dalam masyarakat. Basic institutions, yaitu pranata sosial yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Contoh : keluarga, sekolah, negara dan sebagainya. Subsidary institutions, yaitu pranata sosial yang dianggap kurang penting. Contoh : kegiatan-kegiatan untuk rekreasi.
TIPE-TIPE PRANATA SOSIAL Berdasarkan penerimaan masyarakat : Approved institutions, yaitu pranata sosial yang diterima masyarakat. Unsanctioned institutions, yaitu pranata sosial yang ditolak masyarakat, walau masyarakat kadang-kadang tidak berhasil memberantasnya. Berdasarkan faktor penyebarannya : General institutions, yaitu pranata yang dikenal oleh hampir semua masyarakat dunia. Restricted institutions, yaitu pranata yang dianut oleh masyarakat tertentu. Contoh : pranata agama Islam, Protestan, Katholik, Hindu, Budha dan lain-lain.
TIPE-TIPE PRANATA SOSIAL Berdasarkan fungsinya Operative institutions, yaitu pranata sosial yang berfungsi menghimpun pola-pola atau cara-cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh : lembaga industrialisasi Regulative institutions, yaitu pranata sosial yang berfungsi untuk mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga itu sendiri. Contoh : lembaga hukum seperti kejaksaan, pengadilan dan sebagainya.
MACAM-MACAM PRANATA sosial BAB 5 MACAM-MACAM PRANATA sosial
PRANATA KELUARGA Di dalam keadaan yang normal, maka lingkungan pertama yang berhubungan dengan seorang anak adalah orang tuanya, saudara-saudaranya, mungkin kerabat dekatnya yang tinggal serumah atau yang disebut keluarga.
FUNGSI KELUARGA Fungsi Reproduksi Fungsi Sosialisasi Fungsi Afeksi Fungsi Ekonomi Fungsi Perlindungan (Proteksi) Fungsi Pemberian Status
BENTUK KELUARGA Menurut jumlah suami atau istri: Monogami Poligami - Poliandri - Poligini Menurut asal suami atau istri: Endogomi Eksogomi Homogami Heterogami
BENTUK KELUARGA (2) Menurut hubungan kekerabatan: Cross Cousin Paralel Cousin Elentherogami Menurut Pembayaran Mas Kawin: Perkawinan Mengabdi Perkawinan Tukar Menukar Perkawinan Sororat Perkawinan Levirat
POLA MENETAP SETELAH PERKAWINAN Ada beberapa pola menetap yang dianut suami istri, yaitu : Patrilokal (Virilokal) Matrilokal Bilokal Neolokal Avunkulokal Natalokal Utrolokal Komonlokal
SISTEM KELUARGA Pembagian sistem keluarga: Sistem keluarga bilateral (cognatic descent) - Prinsip ambilineal (optative descent) - Prinsip konsentris - Prinsip primogenitur - Prinsip ultimogenitur Sistem keluarga unilateral (unilineal)
UNSUR PRANATA KELUARGA Unsur keluarga secara umum di masyarakat: Pola perilaku: afeksi, kesetiaan, tanggung jawab, rasa hormat, dan kepatuhan. Budaya simbolis: mas kawin, cincin kawin, busana pengantin, upacara. Budaya manfaat: rumah, apartemen, alat rumah tangga, dan kendaraan. Kode spesialisasi: izin kawin, kehendak, keturunan, dan hukum perkawinan. Ideologi: cinta, kasih sayang, keterbukaan, familisme, dan individualisme.
PRANATA AGAMA Agama merupakan suatu pranata (institusi) penting yang mengatur kehidupan manusia. Agama juga merupakan sarana bagi manusia untuk berhubungan dengan sang Pencipta karena itu manusia harus senantiasa mendekatkan diri pada-Nya. Menurut William Kornblum, agama sebagai jawaban logis terhadap permasalahan dari keberadaan manusia yang membuat dunia menjadi berarti. Dengan kata lain, lewat agama seseorang mengetahui dan menghadapi hal-hak, seperti sakit, kematian, atau arti dari kehidupan.
FUNGSI AGAMA Fungsi agama secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut : Sebagai pedoman hidup bagi individu ataupun kelompok. Mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya dan manusia dengan manusia. Memberikan tentang prinsip benar atau salah, sehingga manusia bisa terhindar dari perilaku menyimpang. Menjadi pedoman untuk selalu berbuat bagi dengan sesamanya dan lingkunan hidupnya. Memberikan pedoman keyakinan bahwa setiap manusia yang selalu berbuat baik pasti akan mendapatkan pahala dari Tuhannya. Memberikan pedoman keberadaan alam semesta dan segala isinya harus disyukuri dan ikhlas. Sebagai pedoman rekreasi dan hiburan yaitu untuk mencari ketenangan dan kesegaran jiwa, manusia dapat menjalankan ritual agama. Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama. Misalnya sebagai umat Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Khong Hu Chu.
Menurut Leight, Keller dan Calhoun, unsur-unsur agama terdiri dari : UNSUR PRANATA AGAMA Menurut Leight, Keller dan Calhoun, unsur-unsur agama terdiri dari : a. Kepercayaan agama b. Simbol Agama c. Praktek Agama d. Umat e. Pengalaman Keagamaan
PRANATA EKONOMI Menurut Kornblum, penelitian terhadap institusi ekonomi difokuskan pada pokok bahasan pasar dan pembagian kerja, interaksi antara pemerintah dan institusi ekonomi, serta perubahan pada pekerjaan. Pola-pola politik ekonomi yang tercermin dalam sistem sosial adalah sebagai berikut. Sistem feodalisme Sistem merkantilisme Sistem kapitalisme Sistem komunisme Sistem sosialisme
FUNGSI PRANATA EKONOMI Secara garis besar, fungsi pranata ekonomi adalah sebagai berikut. Mendapatkan pedoman untuk mendapatkan bahan pangan. Memberi pedoman untuk melakukan pertukaran barang (barter). Memberi pedoman tentang harga jual beli barang. Memberi pedoman untuk menggunakan tenaga kerja. Memberi pedoman tentang cara pengupahan. Memberi pedoman tentang cara pemutusan hubungan tenaga kerja. Memberi identitas diri bagi masyarakat.
STRUKTUR PRANATA EKONOMI Sektor-sektor yang membentuk struktur dalam pranata ekonomi dapat digolongkan sebagai berikut. Sektor agraris Sektor industri Sektor perdagangan
UNSUR PRANATA EKONOMI Ada beberapa unsur dalam pranata ekonomi, yaitu sebagai berikut. Pola perilaku: efisiensi, penghematan, profesional, mencari keuntungan. Budaya simbolis: merek dagang, hak paten, slogan, lagu komersial. Budaya manfaat: toko, pabrik, pasar, kantor, blanko, formulir. Kode spesialisasi: kontrak, lisensi, hak, monopoli, akte perusahaan. Ideologi: liberalisme, tanggung jawab, manajerial, kebebasan berusaha, hak buruh.
PRANATA PENDIDIKAN Pranata pendidikan lahir dari kebutuhan masyarakat akan pendidikan dan pengetahuan. Pendidikan pada hakikatnya merupakan salah satu wadah sosialisasi nilai-nilai yang ideal di masyarakat. Pendidikan ada dua macam, yakni pendidikan formal dan pendidikan nonformal.
FUNGSI PRANATA PENDIDIKAN Menurut Bruce J. Cohen, fungsi pranata pendidikan adalah : Memberikan persiapan bagi peranan-peranan pekerjaan. Sebagai perantara perpindahan warisan kebudayaan. Memperkenalkan peranan dalam masyarakat. Mempersiapkan individu dengan berbagai peranan sosial. Memberi landasan penilaian dan pemahaman. Meningkatkan kemajuan melalui riset-riset ilmiah. Memperkuat penyesuaian diri dan mengembangkan hubungan sosial. Menurut David Popenoe, fungsi Pendidikan adalah : Sebagai Transmisi kebudayaan masyarakat Menjamin adanya integrasi nasional di tengah masyarakat yang majemuk Sumber inovasi sosial.
FUNGSI PENDIDIKAN (2) Menurut Horton dan Hunt, fungsi pendidikan adalah : Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah. Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat. Melestarikan kebudayaan. Menanamkan ketrampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi. Menurut Bogardus, fungsi pranata pendidikan adalah : Memberantas kebodohan Menghilangkan salah pengertian
PRANATA POLITIK Politik berasal dari kata Yunani politeia yang berarti cara-cara atau aktivitas untuk memperoleh kekuasaan. Pranata politik adalah pranata yang memiliki kegiatan dalam suatu sistem negara yang menyangkut proses menentukan dan melaksanakan suatu tujuan negara. Kornblum mendefinisikan pranata politik sebagai perangkat aturan dan status yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang.
BENTUK NEGARA Pada umumnya, ada dua bentuk negara, yaitu negara kesatuan dan negara federasi (serikat). Negara kesatuan Negara federasi (serikat)
BENTUK PEMERINTAHAN Ada tiga macam bentuk pemerintahan yang digunakan oleh negara-negara di dunia, yaitu: republik monarki kekaisaran
BENTUK KEKUASAAN Kekuasaan dapat diperoleh melalui cara-cara berikut. Kewibawaan lahiriah yang dimiliki seseorang sejak dilahirkan (kekuasaan karismatik). Tradisi atau keturunan Pemberian secara formal.
FUNGSI PRANATA POLITIK Memelihara ketertiban di dalam (internal order) Menjaga keamanan di luar (external security) Mengusahakan kesejahteaan umum (general welfare) Mengatur proses politik
UNSUR-UNSUR PRANATA POLITIK Pola perilaku: loyalitas, kepatuhan, subordinasi, kerja sama, konsensus. Budaya simbolis: bendera, materai, maskot, lagu kebangsaan. Budaya manfaat: gedung, persenjataan, pekerjaan pemerintah, blanko, formulir. Kode spesialisasi: nasionalisme, hak rakyat, demokrasi, republik/monarki.
BAB 6 PENGENDALIAN SOSIAL
PENGERTIAN PENGENDALIAN SOSIAL Pengendalian sosial (Social Control) merupakan proses yang bertujuan agar masyarakat mematuhi norma dan nilai sosial yang ada dalam masyarakatnya. Roucek mengemukakan bahwa pengendalian sosial adalah suatu istilah yang mengacu pada proses di mana individu dianjurkan, dibujuk, ataupun dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok.
SIFAT PENGENDALIAN SOSIAL Berdasarkan sifatnya, pengendalian sosial dapat dikelompokkan: pengendalian sosial yang bersifat represif pengendalian sosial yang bersifat preventif
CARA PENGENDALIAN SOSIAL Pengendalian sosial dapat dilakukan dengan cara: persuasif koersif
UPAYA PENGENDALIAN SOSIAL Di dalam masyarakat pengendalian sosial dapat diselenggarakan dengan berbagai upaya, seperti: desas desus atau gosip teguran hukuman pendidikan agama.