BAMBOO BYE ILHAMM
PENGERTIAN BAMBU Bambu adalah salah satu jenis kayu yang banyak dipakai sebagai bahan struktur bangunan serta perabot rumah tangga di daerah tropis sejak beberapa abad yang lalu. Dari kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa bambu telah berfungsi sebagai salah satu kebutuhan manusia, baik untuk perumahan maupun untuk perabotan rumah tangga. Pemilihan bambu sebagai bahan bangunan dapat didasarkan pada harganya yang rendah, serta kemudahan untuk memperolehnya.
Seperti diketahui bahwa Indonesia termasuk sebagai daerah rawan gempa sehingga penggunaan bambu sebagai material bangunan lebih baik karena strukturnya yang ringan menyebabkan ketahanan yang lebih tinggi terhadap getaran gempa. Meski ringan bambu memiliki kekuatan yang cukup baik, sifat mekanika berdasarkan penelitian yang dilakukan Morisco (1994) menunjukan bahwa kekuatan tarik bambu lebih tinggi dari tegangan luluh baja.
Bambu Betung. Bembu betung (Dendrocalamus asper Schult. F. Backer). Jenis bambu ini memiliki rumpun yang agak sedikit rapat dengan pertumbuhan yang sangat lambat. Tinggi buluhnya mencapai 20 m dengan garis tengah sampai 20 cm. Panjang ruasnya 40-60 cm sedang ketebalan dinding buluh mencapai 1-1,5 cm. Jenis bambu ini bisa dijumpai mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 2.000 m dpl. ambu betung banyak digunakan sebagai bahan bangunan, bahan baku pembuat dinding rumah yang dianyam atau dibelah, furniture, dan berbagai kerajinan seperti keranjang bambu. Rebungnya yang digunakan untuk sayur, terkenal paling enak di antara jenis-jenis bambu lainnya.
Jenis bambu Bambu Apus Bambu apus dikenal juga sebagai bambu tali. jenis bambu yang tumbuh merumpun. Tingginya bisa mencapai 20 m dengan warna buluh hijau cerah atau kekuning-kuningan. Batangnya tidak bercabang di bagian bawah, Panjang batang yang dapat dimanfaatkan antara 3 m – 15 m. Bambu apus berbatang kuat, liat, dan lurus. Bentuk batangnya sangat teratur dengan buku-buku yang sedikit membengkak. Bambu apus hanya ditemukan di Jawa, mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl. Rebungnya pahit dan tidak bisa dimakan. G. apus terkenal paling bagus untuk dijadikan bahan baku anyaman karena seratnya yang panjang, halus, dan lentur. Sebaliknya jenis bambu ini tidak baik digunakan sebagai alat musik, karena buku- bukunya yang cekung menyebabkan gaung yang tidak beraturan.
Anyaman bambu apus
Bambu Tutul jenis bambu ini tumbuh merumpun tidak terlalu rapat. Tingginya antara 15-20 m, besar pangkal batangnya bisa mencapai 10 cm, tebal dinding 10-15 mm, dan panjang ruas 20-45 cm. Warna buluhnya hijau, kuning, hijau dengan garis-garis kuning membujur atau kuning dengan bercak-bercak cokelat. Jenis bambu ini memiliki pertumbuhan yang cepat, mudah diperbanyak, dan dapat tumbuh baik di tempat yang cukup kering. Forma yang berbercak-bercak seperti kulit macan tutul banyak digunakan untuk bahan baku berbagai furniture, sangkar burung, dan alat musik. Jenis Bambu yang Digunakan untuk kerajinan
Bambu Gombong/Ater Bambu gombong/ater Gigantochloa verticillata Munro. tumbuh sangat merumpun. Tinggi buluhnya mencapai 26 m dan tumbuh tersebar mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl. Garis tengah pangkal batangnya mencapai 4-13 cm dengan tebal dinding 6-20 mm. Warna buluhnya hijau atau hijau dengan garis-garis kuning membujur. Forma yang sebagian dari batangnya bergaris-garis di Jawa Barat disebut sebagai bambu andong, sedang yang tidak bergaris ater. Bambu andong ini dalam bahasa Sunda dikenal sebagai awi andong, awi gombong, awi surat, awi temen, sedang dalam bahasa Jawa disebut sebagai pring surat. Rebungnya merupakan yang terbaik dari rebung jenis bambu lainnya. Umumnya bambu ini banyak digunakan sebagai bahan baku bangunan, chopstick dan berbagai kerajinan tangan.
PEMAKAIAN BAMBU Pemakaian bambu seringkali didasarkan pada pengalaman nenek moyang saja. Perangkaian batang-batang struktur bambu dilakukan secara konvensional menggunakan tali atau pasak, sehingga rangkaian itu kurang kokoh. Sebagai akibat penyusutan bahan, ikatan tali/pasak menjadi kendor, sehingga struktur akan mengalami perubahan bentuk yang cukup besar dan kekuatannya pun merosot. Hal ini memberi kesan bahwa kekuatan bambu sangat rendah. Oleh karena itu tidak mengherankan jika pemakaian bambu selama ini hanya terbatas pada struktur ringan saja.
Sifat Bahan Bambu Bambu dikenal oleh masyarakat memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan, antara lain batangnya kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah dibelah,mudah dibentuk dan mudah dikerjakan serta ringan sehingga mudah diangkut. Selain itu tanaman bambu mempunyai ketahanan yang luar biasa. Rumpun bambu yang telah dibakar, masih dapat tumbuh lagi, bahkan saat Hiroshima dijatuhi bom atom sampai rata dengan tanah, bambu adalah satu-satunya jenis tanaman yang masih dapat bertahan hidup. Ditambah lagi sifat bambu elastis sehingga struktur bambu mempunyai ketahanan yang tinggi baik terhadap angin maupun gempa
Sifat Fisis Bambu Physical Properties atau Sifat fisis adalah sifat yang berhubungan denganfaktor-faktor dalam yang bekerja pada benda itu sendiri. Sifat fisis bambu ditentukanoleh faktor dalam yang meliputi : 1.Banyaknya zat dinding sel yang ada pada bambu, 2.Susunan dan arah mikrofibril dalam sel-sel, 3.jaringan-jaringan dan Susunan kimia zat dinding sel, 4.Lingkungan pertumbuhan dan asalnya
faktor yang berpengaruh terhadap kekuatan bambu Kadar Air Bambu Bambu termasuk zat higroskopis, artinya bambu mempunyai afinitas terhadapair, baik dalam bentuk uap maupun cairan. Kayu atau bambu mempunyaikemampuan mengabsorpsi atau desorpsi yang tergantung dari suhu dan kelembabanudara disekelilingnya. Semua nilai sifat-sifat kekuatan bambu meningkat seiring dengan menurunnya kadar air dan berkolerasi positif dengan berat jenis. Berat Jenis Bambu Bambu yang mempunyai berat jenis besar berarti mempunyai jumlah zat dinding sel persatuan volume besar
Sifat Mekanis Bambu Sifat mekanis adalah sifat yang berhubungan dengan kekuatan bahan dan merupakan ukuran kemampuan bahan untuk menahan Gaya luar (Membebani bendatersebut) yang bekerja padanya dan cenderung untuk merubah bentuk dan ukurannya. Sifat mekanis meliputi Kuat Tarik, Kuat Tekan, Kuat Geser dan Kuat Lentur. kuat tarik rata-rata 172,059 MPa. kuat tekan rata-rata 40,5 MPa, kuat geser sejajar serat rata-rata 7 .789 MPa, kuat lentur rata-rata 134,'767 MPa
jarak ruas dan diameter yang tidak sama dari ujung sampai pangkalnya. Kelebihan bambu Kekurangan bambu Bahan Alami yang dapat diperbaharui Sangat cepat pertumbuhannya (hanya perlu 3 s/d 5 tahun sudah siap tebang) Pada berat jenis yang sama, Kuat tarik bambu lebih tinggi dibandingkan kuat tarik baja mutu sedang. Ringan. Bahan konstruksi yang murah. Rentan terhadap rayap. jarak ruas dan diameter yang tidak sama dari ujung sampai pangkalnya.
Cara Pengawetan Bambu Pengawetan Tradisional Yang dimaksud dengan pengawetan tradisional di sini adalah praktik dan perlakuan terhadap yang dilakukan olah masyakat secara turun temurun yang bertujuan untuk meningkatkan masa pakai bambu. Berbagai cara pengawetan tersebut diantaranya berupa: 1.1 Pengendalian waktu tebang. Adalah pengawturan waktu penebangan bambu pada saat-saat tertentu yang menurut kepercayaan atau kebiasaan masyarakat dapat meningkakan daya tahan bambu dibandingkan dengan penebangan pada sembarang waktu. Pengendalian waktu tebang di Indonesia ada banyak versi, diantaranya: Penebangan pada bulan tertentu (mongso/mangsa) dalam bahasa jawa/sunda, umumnya pada mongso 9 (bulan maret) dianggap sebagai waktu yang paling tepat untuk memotong bambu. penebangan pada jam tertentu, misalnya penebangan dilakukan pada waktu menjelang subuh dipercaya dapat meningkatkan ketahanan bambu. Penebangan pada waktu tertentu, misalnya penebangan pada waktu bulan purnama dibeberapa daerah dipercaya dapat mengurangi serangan hama pada bambu. Cara Pengawetan Bambu
1.3 Pengasapan bambu, selain pengendalian waktu penebangan dan perendaman, secara tradisional bambu juga kadangkala diasap untuk meingkatkan daya tahannya. Secara tradisional bambu diletakkan di tempat yang berasap (dapur atau tempat pembakaran lainnya), secara bertahap kelembaban bambu berkurang sehingga kerusakan secara biologis dapat dihindari. Saat ini sebenarnya cara pengasapan sudah mulai dimodernisasi, beberapa produsen bambu di Jepang dan Amerika Latin telah menggunakan sistem pengasapan yang lebih maju untuk mengawetkan bambu dalam skala besar untuk kebutuhan komersil. 1.2 Perendaman bambu, bambu yang telah ditebang direndam selama berbulan-bulan bahkan tahunan agar bambu tesebut tahan terhadap pelapukan dan serangan hama. Perendaman dilakukan baik di kolam, sawah, parit, sungai atau di laut.penebangan waktu pada bulan tertentu (mongso/mangsa) dalam bahasa jawa/sunda, umumnya pada mongso 9 (bulan maret) dianggap sebagai waktu yang paling tepat untuk memotong bambu. Kelemahan dari sistem ini adalah, bambu yang direndam dalam waktu lama, ketika diangkat akan mengeluarkan lumpur dan bau yang tidak sedap, akan butuh waktu yang cukup lama setelah perendaman untuk mengeringkan hingga bau berkurang dan dapat dipakai sebagai bahan bangunan.
1.4 Pencelupan dengan kapur. Bambu dalam bentuk belah atau iratan dicelup dalam larutan kapur (CaOH2) yang kemudian berubah menjadi kalsium karbonat yang dapat menghalangi penyerapan air hingga bambu terhindar dari serangan jamur. 1.5 Pemangganga n/pembakaran. Biasanya dilakukan untuk meluruskan bambu yang bengkok atau sebaliknya. Proses ini dapat merusak struktur gla yang ada dalam bambu membentuk karbon , sehingga tidak disenangi oleh kumbang atau jamur.
Pengawetan Moderen Meski poros vertical yang ada memungkinkan larutan mudah melewati sel bambu, namun keberadaan buku-buku diantara ruas bambu mengisolasi dan memperlambat penyerapan ke bagian lainnya. Ketika bambu dipotong, cairan bambu beraksi menutupi “luka” yang ada sehingga membatasi akses bahan pengawet. Sehingga bambu harus segera diawetkan ketika kondisinya masih basah. Dalam kondisi kering cairan bambu yang mongering di dalam batang bambu menghalangi proses difusi antar sel, sehingga memperlambat proses penyerapan pengawet. Yang dimaksud dengan cara pengawetan moderen di sini adalah pengawetan yang memanfaatkan input barupa bahan kimia. Efisiensi pengawetan kimia terhadap peningkatan umur bambu dipengaruhi oleh struktur anatomi bambu itu sendiri. Pengawetan bambu lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan pengawetan kayu karena kondisi berikut ini: Tidak ada jalur serapan radial (horizontal ketika bambu dalam posisi tegak) sebagaimana yang dimiliki kayu, sehingga perpindahan larutan dari sel ke sel tergantung pada proses difusi secara perlahan. Sel batang bambu yang berperan dalam proses transportasi bahan pengawet hanya 8% dibandingkan dengan kayu lunak yang mencapai 70%, karu keras 20% atau rotan 30%, ini menyebabkan proses pengawetan bambu membutuhkan waktu yang lebih lama. Penyerapan radial dari bahan penawet melalui bagian kulit luar bambu terhalang oleh lapisan keras kulit bambu (cortex), sedangkan dari bagian dalam dihalangi oleh struktur lignin yang tebal.
Metode Pengawetan Perendaman Pangkal Bambu. Perendaman Difusi. Perendaman dengan Pemanasan. Perendaman vertical Penggantian cairan bambu dengan bahan pengawet. Pengawetan Dengan Tangki Bertekanan.
Daftar pustaka http://www.vedcmalang.com/pppptkboeml g/index.php/departemen-bangunan- 30/1050-har http://propertytoday.co.id/teknik- pengawetan-bambu.html http://www.slideshare.net/nabilaamaliya/ko nstruksi-bahan-bangunan-bambu http://www.ngasih.com/2015/04/08/40- jenis-bambu-untuk-kerajinan/