MEMBANGUN PERNIKAHAN ANTI PERSELINGKUHAN
PENYEBAB PERSELINGKUHAN MASALAH EKONOMI (aku butuh uang) MASALAH SEKSUAL (aku butuh seks yang menggairahkan) 3. MASALAH PSIKOLOGI - aku tidak dicintai - aku ditolak - aku kesepian - aku ditinggalkan - aku dilukai dan ingin membalasnya
- aku butuh penerimaan dan penghargaan - aku haus kasih sayang - aku butuh teman - aku selalu disalahkan 5. MASALAH SOSIAL - perjalanan dinas ke luar kota - fasilitas yang disediakan perusahaan 6. KONFLIK YANG TERUS MENERUS 7. TERIKAT PENGALAMAN MASA LALU
8. IKATAN KEDAGINGAN - Tidak ada masalah psikologis,ekonomi tetapi dengan sadar tahu bahwa itu salah dan berdosa namun tidak kuat untuk melawannya. Dagingnya lebih kuat dari rohnya (Roma 7:19-24; 8:13). 9. IKATAN KEJIWAAN - Perselingkuhan sudah menjadi kesukaannya dan merasa tidak bersalah
bahkan menganggap sebagai hal yang wajar bahkan menganggap sebagai hal yang wajar. Ia melakukannya untuk menunjukkan kehebatannya, untuk kepuasan hatinya atau jiwanya. Ia tidak lagi malu dan sembunyi-sembunyi. 10. IKATAN ROH - Perselingkuhan dilakukan karena “ilmu hitam” yang dipelajarinya (Rom 1:23-28).
TANDA-TANDA SELINGKUH Komunikasi terhambat (malas berbicara) Banyak rahasia ( tertutup) Banyak berbohong Gelisah dan stress Emosional Perubahan sikap dan gaya hidup Intimasi dan komitmen berubah
TIDAK BOLEH SELINGKUH SELINGKUH JAHAT DIMATA TUHAN - Kisah Daud dan Batsyeba (2 Samuel 11:1-27) mengakibatkan kehancuran rohani dan moral. Hal yang dilakukan Daud adalah jahat dimata Tuhan (2 Sam 11:27). Dari dosa perzinahan, membuahkan dosapembunuhan dengan sengaja. Ia melanggar hukum ke 6,7,10. Perbuatan ini sangat menista Tuhan, sehingga anak yang lahir dari Batsebha itu mati ( 2 Sam 12:14)
2. KEHILANGAN OTORITAS (I Kor10:12). 3. MERUSAK DIRI (Amsal 6:32) 4. MENDAPAT HUKUMAN (Amsal 6:33) 5. DILARANG TUHAN (Imamat 20:11-12, 20; Bilangan 5:12-13,21; Ulangan 22:22) 6. TIDAK MENDAPAT BAGIAN DALAM KERAJAAN ALLAH (Gal 5:19-22; I Kor 6:9-10) 7. DIHAKIMI ALLAH (Ibrani 13:4)
8. TIDAK TENANG HATINYA (Yakobus 1:8)
SIKAP YANG DIPERLUKAN MOHON AMPUN KEPADA TUHAN (Maz 32:5; Maz 51; I Yoh 1:9) MENGAKUI KESALAHAN KEPADA PASANGAN ( Yak 5:16) MENJAGA HATI (Ams 4:23) MENGAMPUNI (Mat 6:12,14,15) MENGASIHI KEMBALI (I Yoh 4:20) MEMENUHI KEWAJIBAN (I Kor 7:2-5)
7. MENJAGA KEKUDUSAN (I Pet 1:15-16) 8. MEMPERTAHANKAN PERNIKAHAN YANG MONOGAMIS. 9. JANGAN BERFOKUS PADA HAL-HAL YANG MENGECEWAKAN TETAPI BELAJAR BERSYUKUR DENGAN PEMBERIAN TUHAN DALAM PERNIKAHAN
10. KESEDIAAN UNTUK SALING BELAJAR DAN SALING MENYEMPURNAKAN - kesediaan untuk berkata jujur (Ef 4:25-27,29) - kesediaan untuk mendengar (Yak 1:19) - kesediaan untuk memperbaiki komunikasi secara efektif dan konstruktif (Fil4:8)
11. MENYADARI KETIDAK-MAMPUAN PASANGAN KITA DALAM MEMENUHI HARAPAN KITA. 12. BERUSAHA MEMBERIKAN APA YANG DIHARAPKAN PASANGAN KITA BUKAN MENURUT APA YANG KITA INGINKAN. 13. TERBUKA ATAS SEGALA SESUATU, BAIK MENGENAI KEUANGAN, PERASAAN MAUPUN KEBUTUHAN.
14. BERUSAHA UNTUK MENGINGATKAN PASANGAN TERHADAP PERANGKAP ORANG LAIN YANG TERLAMPAU DEKAT DAN MENGENDALIKAN RASA CEMBURU. 15. MENCIPTAKAN SUASANA YANG MENGHANGATKAN CINTA DENGAN PASANGAN.
KESIMPULAN Pernikahan yang baik perlu diusahakan, dibangun diatas asas kesetaraan dan diperjuangkan pencapaiannya. Proses penyatuan laki-laki dan perempuan melalui ikatan pernikahan adalah dalam rangka saling menyempurnakan (Kej 2:24). Proses penyempurnaan ini terjadi dalam proses memberi diri bukan melebur diri. Artinya perempuan memberikan diri
dengan seluruh keistimewaan dan keunikan keperempuanannya untuk suaminya demikian juga sebaliknya. Pernikahan harus dijalankan sesuai dengan perintah Allah bukan aturan manusia yang bisa berubah-ubah sesuai dengan keinginan mereka. Relasi suami dan istri harus terus menerus
menjaga diri sehingga kekudusan, kesucian dan keutuhan pernikahan tetap terpelihara.