PRINSIP KONSERVASI (EKOLOGI HEWAN)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERATURAN KONSERVASI Fredinan Yulianda, 2009.
Advertisements

Tri Baskoro 022 Bagus Setiawan 027 Wahab Abdullah 025
Di ekosistem hutan, biasanya konflik konservasi muncul antara satwa endemik dan pengusaha HPH (Hak Pengusahaan Hutan). Karena habitatnya menciut dan kesulitan.
Dasar hukum amdal (UUPLH) TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP:
KONSERVASI BIOLOGI Bambang Irawan.
Zonasi : Memulihkan kondisi sumberdaya perikanan
MATERI PENGERTIAN TENTANG FAUNA
PERATURAN KONSERVASI Fredinan Yulianda, 2010.
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Eksplorer dunia barat/ timur ke Indonesia
AGROFOREST ATAU SISTEM AGROFORESTRI KOMPLEKS
DAMPAK PADA FLORA DAN FAUNA
DINAMIKA POPULASI DAN KOMUNITAS
SUAKA MARGASATWA Suaka margasatwa (Suaka: perlindungan; Marga: turunan; satwa: hewan) adl Hutan suaka alam yg ditetapkan sbg suatu tempat hidup margasatwa.
Definisi Protected Areas An area of land and/or sea especially dedicated to the protection and maintenance of biological diversity, and of natural and.
KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONSEIA
Hama tanaman Pengertian hama bukan sebagai individu, namun dalam konteks populasi Tujuan mempelajari populasi : Mengetahui pengertian populasi, kepadatan,
TAMAN NASIONAL Taman Nasional adl perlindungan alam yg meliputi daerah luas, tanpa adanya tempat tinggal & biasanya berfungsi sbg tempat rekreasi Menurut.
Pokok Bahasan 3 KATEGORI KAWASAN KONSERVASI
ULANGAN HARIAN BIDANG STUDY : IPA – Pelestarian Makhluk Hidup
CREATED BY: WICKY BARIREZA Xi ips
Disusun oleh : YULIA WIJAYANTI 23 XAP.  Keanekaragaman hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk,penampilan,jumlah dan sifat yang dapat ditemukan.
Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Penyebaran fauna di Indonesia
Aspek lingkungan PERTANIAN INDUSTRIAL
KONSEP MODERN KAWASAN DILINDUNGI BAGI OBYEK EKOWISATA
KRITERIA KAWASAN KONSERVASI
OLEH KELOMPOK KAYU PUTIH
DAMPAK PEMBANGUNAN PARIWISATA
KEANEKARAGAMAN HAYATI PEAIRAN
KONSERVASI LANSKAP : BENTANG ALAM EKOSISTEM PESISIR DAN PULAU KECIL
Manusia dan Lingkungannya
FUNGSI HUTAN.
KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP
KRITERIA KAWASAN KONSERVASI
FLORA DAN FAUNA PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA KELAS IV Oleh : SITI HALIMATUS SAKDIYAH.
KEANEKARAGAMAN HAYATI
PRINSIP DASAR PENGELOLAAN KONSERVASI
Kelompok 2 (M02) Rizka Okti Maulani Rohmatul Uma Luthfia Hikmah
SUMBERDAYA PERIKANAN Kuliah Ke-4.
Maleo Hampir Punah Satu lagi jenis satwa nasional yang terancam punah, yaitu burung maleo. Jenis burung ini termasuk satwa liar yang endemik atau hanya.
PENDAHULUAN PENGERTIAN Kawasan Konservasi
ASAS PENGELOLAAN KONSERVASI
KELOMPOK 1 PRESENT please for attention.
KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM
EKOSISTEM BY : HALIMATUSADIAH.
PRINSIP DASAR PENGELOLAAN KONSERVASI
Ekosistem ekosistem Ekosistem
HUBUNGAN SEBARAN FLORA DAN FAUNA DENGAN KONDISI FISIK
Pengembangan Wisata Alam di Kawasan Hutan
By : - Hermawan - Kinanti Ayang - Sefia Nabila - Sulfina
Eksplorer dunia barat/ timur ke Indonesia
EKOLOGI DAN ILMU LINGKUNGAN
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Pelestarian Keanekaragaman Hayati
PERUNDANG-UNDANGAN LINGKUNGAN HIDUP
POSISI MASYARAKAT ADAT DALAM KEBIJAKAN KONSERVASI DI INDONESIA
KEANEKARAGAMAN HAYATI PEAIRAN
KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA
KEANEKARAGAMA HAYATI.
KULIAH HUTAN LINDUNG (4) PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG
PEMANFAATAN KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA KONSERVASI FLORA DAN FAUNA
OLEH: AULIA MUTHIAH, S.HI.,S.H.,M.H MASRUDI MUCHTAR, S.H.,M.H.
Di ekosistem hutan, biasanya konflik konservasi muncul antara satwa endemik dan pengusaha HPH (Hak Pengusahaan Hutan). Karena habitatnya menciut dan kesulitan.
GEOGRAFI untuk SMP/MTs Kelas IX. BAB 1 DINAMIKA BIOSFER DAN PERSEBARAN FLORA FAUNA DI PERMUKAAN BUMI.
KEPARIWISATAAN.
PENATAAN RUANG 14/01/ :10.
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Plasma Nutfah & Konservasi
10/30/20191 Geografi Sirojul Huda,,, ???? yessssssss Disampaikan sebagai bahan ajar mata pelajaran Geografi Kelas XI MA Sirojul Huda.
Transcript presentasi:

PRINSIP KONSERVASI (EKOLOGI HEWAN)

Apa itu konservasi?

Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap memperhatikan, manfaat yang dapat di peroleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan masa depan.

Lima prinsip dasar Pengelolaan Konservasi Proses ekologis seharusnya dapat dikontrol Tujuan dan sasaran hendaknya dibuat dari sistem pemahaman ekologi. Ancaman luar hendaknya dapat diminimalkan dan manfaat dari luar dapat dimaksimalkan Proses evolusi hendaknya dapat dipertahankan Pengelolaan hedaknya bersifat adaptif dan meminimalkan kerusakan SDA dan lingkungan

Indonesia perlu konservasi (hewan)?

FAKTA

KATEGORI STATUS SPECIES by IUCN (The World Conservation Union) Extinct (Punah): Spesies yang tidak ditemukan lagi di alam Harimau jawa Harimau bali

Critically Endangered (CR; Kritis) adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang menghadapi risiko kepunahan di waktu dekat. Elang Jawa Harimau Sumatra Jalak Bali Badak Jawa penyu

Endangered (EN; Genting atau Terancam) adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang sedang menghadapi risiko kepunahan di alam liar yang tinggi pada waktu yang akan datang. Trenggiling Maleo Banteng Anoa tapir Bekantan

Vulnerable (VU; Rentan) adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang sedang menghadapi risiko kepunahan di alam liar pada waktu yang akan datang. Kakak Tua Maluku Kasuari Merak Hijau

Near Threatened (NT; Hampir Terancam) adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang mungkin berada dalam keadaan terancam atau mendekati terancam kepunahan, meski tidak masuk ke dalam status terancam. Punai Sumba Alap-alap Doria

Least Concern (LC; Berisiko Rendah) adalah kategori IUCN yang diberikan untuk spesies yang telah dievaluasi namun tidak masuk ke dalam kategori manapun. Ayam Hutan Merah Landak Ayam Hutan Hijau

Data Deficient (DD; Informasi Kurang), Sebuah takson dinyatakan “informasi kurang” ketika informasi yang ada kurang memadai untuk membuat perkiraan akan risiko kepunahannya berdasarkan distribusi dan status populasi. Punggok Papua Todirhamphus nigrocyaneus

Not Evaluated (NE; Belum dievaluasi); Sebuah takson dinyatakan “belum dievaluasi” ketika tidak dievaluasi untuk kriteria-kriteria di atas. Punggok Togian

Apa yang harus dikonservasi? SPECIES HABITAT/kawasan MANAGEMENT

Tiga kegiatan pokok konservasi SDA hayati dan ekosistemnya Perlindungan sistem penyangga kehidupan Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya UU No 5 Th 1990 Tentang Konservasi SDA dan Ekosistem

Sistem penyangga kehidupan merupakan suatu proses alami dari berbagai unsur hayati, dan non hayati yang menjamin kelangsungan kehidupan makhluk. Wilayah tertentu sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan tersebut berupa Kawasan Suaka Alam (Cagar Alam; Suaka Margasatwa) dan Kawasan Pelestarian Alam (Taman Nasional; Taman Hutan Raya; Taman Wisata Alam) yang pengelolaannya dilakukan dengan membagi kawasan ke dalam:  1. Zona Pengelolaan Pada Taman Nasional  2. Blok Pengelolaan Pada Cagar Alam,      Blok Pengelolaan Suaka Marga Satwa,      Blok Pengelolaan Taman Hutan Raya,      Blok Pengelolaan Taman Wisata Alam. 

ZONASI PENGELOLAN PADA TAMAN NASIONAL Zona Inti  kawasan Taman Nasional yang mutlak dilindungi dan tidak diperbolehkan adanya perubahan berupa mengurangi, menghilangkan fungsi dan menambah jenis tumbuhan dan satwa lain yang tidak asli.  Zona Rimba  bagian Taman Nasional yang ditetapkan karena letak, kondisi dan potensinya mampu mendukung kepentingan pelestarian pada zona inti dan zona pemanfaatan. 

Zona Pemanfaatan  bagian dari Taman Nasional yang ditetapkan karena letak, kondisi dan potensi alamnya yang terutama dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata alam dan kondisi lingkungan lainnya.  Zona Lainnya  Zona Tradisional Zona Perlindungan Bahari Zona Rehabilitasi Zona Religi, Budaya Dan Sejarah Zona Khusus Zona

Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur Taman Nasional Lorentz di Papua Barat

Cagar Alam Pananjung Pangandaran di Jawa Barat Cagar alam adalah suatu kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Cagar Alam Pananjung Pangandaran di Jawa Barat

Perlindungan Sistem Penyangga kehidupan Perlindungan sistem penyangga kehidupan ditujukan bagi terpeliharanya proses ekologis yang menunjang kelangsungan kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia

Wilayah sistem penyangga kehidupan yang mengalami kerusakan secara alami dan/atau oleh karena pemanfaatannya serta oleh sebab lainnya diikuti dengan upaya rehablitasi yang terencana dan berkesinambungan

Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.  KAWASAN SUAKA ALAM (Cagar Alam dan Suaka Margasatwa) Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa: (1) Yang dilindungi diatur oleh PP (2) Tidak dilindungi

Pemanfaatan Secara Lestari SDA Hayati dan ekosistemnya Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam (Taman Nasional dan Taman Wisata Alam/Ekowisata) Pemanfaatan Jenis tumbuhan dan satwa liar (diatur oleh PP): a. Pengkajian, penelitian b. Penangkaran c. Perburuan/penangkapan d. Perdagangan e. Peragaan f. Pertukaran g. Budidaya komoditi obat-obatan h. Pemeliharaan untuk kesenangan

EKOLOGI POPULASI

INDIVIDU

POPULASI

KOMUNITAS

EKOSISTEM

Kepadatan populasi lazimnya disebut “POPULASI“ saja. Organisme yg hidup didarat dipakai satuan luas, misal per m2 / Ha / rumpun. Organisme air  digunakan satuan per m3 atau l. Contoh : 1) Padat populasi wereng batang coklat padi per rumpun pada MH 2010/2011 di sawah Gunung Anyar sebanyak 6 ekor. 2) Padat populasi walang sangit MK 2010/2011 di sawah Rungkut sebanyak 4 ekor/m2. Padat / jumlah tanaman padi per Ha = 160.000 rumpun (jarak tanam 25 x 25 cm) Padat populasi penduduk 1500 org / km2 Kepadatan populasi lazimnya disebut “POPULASI“ saja.

Perubahan Populasi Populasi sp serangga  selalu berubah sejalan perubahan lingkungan & waktu. Sedangkan populasi tanaman relatif tetap. Demikian pula komposisi kelompok usia/stadium & jenis kelamin juga berubah-ubah. Contoh : Populasi hama wereng coklat padi pd kondisi lingkungan tertentu terdiri 30% jantan, 50% betina, nimfe 10% dan telur 10%. Pada saat lain komposisi berubah jantan 10%, betina 20%, nimfe 40% dan telur 30%. Umumnya menjelang akhir MH  persentase telur tinggi, awal MK  persentase larva meningkat. Hal diatas dipengaruhi  cara hidup, biologi dan frekuensi berbiak serangga.

Penyebab perubahan populasi serangga / hewan / manusia Natalitas Migrasi Mortalitas

Ada beberapa macam penyebab perubahan populasi serangga / hewan / manusia , yaitu : a. Natalitas 1) Pengertian Artinya tingkat kelahiran (latin : natus = lahir). Dalam ekologi, natalis  digunakan utk menunjukkan kemampuan suatu populasi menambah jumlahnya. Natalitas  menggambarkan tingkat kelahiran, yaitu bertambahnya individu baru akibat kelahiran atau menetas dari telur. Dengan demikian natalitas selalu positif atau paling tidak = 0 dan tidak pernah negatif.

b. Mortalitas 1) Pengertian Tingkat kematian (latin = mortalis = dapat mati) Dalam ekologi istilah mortalitas digunakan utk menunjukkan kemampuan suatu populasi menjadi lebih kecil karena kematian. Mortalitas lawan Natalitas.

Tingkat mortalitas tdk mungkin = nol, disebabkan walaupun lingkungan baik, kematian tetap ada. Kematian serangga dapat disebabkkan oleh umur dan tua, walaupun kondisinya ideal. Variasi mortalitas, sehubungan umur tiap sp serangga berbeda. Ada sp serangga, mortalitas banyak terjadi pada stadium telur/larva, tetapi sp lain pada stadium pupa / imago.

c. Migrasi 1) Pengertian Kata lain migrare, berarti perpindahan dari tempat yg satu ke tempat yg lain. Dalam populasi ada faktor kematian & kelahiran, tetapi sering kali terjadi perubahan jumlah anggota populasi karena ada perpindahan anggota dari populasi ke populasi lain dari sp yang sama. 2) Bentuk Perubahan a. Imigrasi (latin : in = ke dlm & migrate) yaitu kedatangan individu-2 baru ke dlm batas-2 tempat populasi, sehingga populasi bertambah. b. Emigrasi (latin : e = ke luar, dan migrare). yaitu kepergian individu dari luar batas-2 tempat populasi tadi sehingga populasinya berkurang.