MANAJEMEN TERNAK POTONG Oleh : Nur Rasminati
Kontrak kuliah : Komponen nilai : Waktu mulai kuliah : jam 08.00 Ujian tengah semester : 40% Ujian akhir semester: 40% Tugas: 15% Presensi: 5% Waktu mulai kuliah : jam 08.00 Toleransi waktu: 15 menit
PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Umum : Memberikan gambaran tentang pentingnya ilmu manajemen pada usaha ternak potong untuk menghasilkan produk ternak potong yang maksimal dan berkualitas. Tujuan Instruksional Khusus : Mengetahui prinsip-prinsip manajemen pada ternak potong. Mengetahui manajemen operasional pada usaha ternak potong.
Peranan manajemen dalam usaha ternak potong Manajemen usaha ternak dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang menekankan pada proses pengelolaan bisnis produksi ternak yang menguntungkan, sejak dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya, dengan menggunakan segala sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan disertai evaluasinya.
Manajemen operasional sebelum menyusun rencana pendirian usaha peternakan adalah : membuat perencanaan dan studi kelayakan. Selain itu harus diperhatikan juga dampak usaha peternakan terhadap lingkungan hidup dan kemungkinan terjadinya pencemaran, jangka waktu usaha (stabil tidaknya usaha) harus diperhitungkan dengan cermat
Untuk menyusun perencanaan dan studi kelayakan, kita harus melakukan analisis terhadap : Potensi wilayah Jumlah ternak (AU / UT) yang akan dipelihara Faktor-faktor kompetitif dengan komoditi ternak lain Infrastruktur menunjang / tidak (jaringan transportasi, lembaga pemasaran, pasar hewan, toko obat dll) Motivasi masyarakat di wilayah tersebut dengan adanya introduksi ternak potong Faktor pemasaran menunjang / tidak Potensi pakan (kualitas, kuantitas, kontinyuitas) termasuk sumber air menunjang / tidak.
Penerapan manajemen : dimulai dari pra produksi sampai pasca panen dengan mengkaji pengaruh genetic dan lingkungan dalam keterpaduan antara peternak, ternak dan wilayahnya. Kesesuaian ternak dengan wilayahnya akan melibatkan tiga komponen tersebut yang harus dipadukan dengan factor teknis, social dan ekonomis.
Peternak : meliputi tipologi usaha dan teknologi serta tujuan usaha Peternak : meliputi tipologi usaha dan teknologi serta tujuan usaha. Usaha yang lebih mengarah pada industri maka tingkat penerapan teknologi akan semakin tinggi. Ternak : meliputi aspek komoditas / bangsa dan pengaruh genetic dan lingkungan. Terdapat keterpaduan antara faktor genetic dan lingkungan, namun secara umum peranan factor genetic 30% dan lingkungan 70%, hal ini akan menunjukkan bahwa lingkungan lebih besar peranannya, sehingga dalam manajemen lebih menitikberatkan pada aspek lingkungan yang harus dikelola secara terpadu. Wilayah : meliputi iklim, lahan, tanaman dan pemasaran
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha ternak potong yaitu : Seleksi, breeding dan reproduksi Pakan Pemeliharaan, perawatan, perkandangan Penyakit, lingkungan Sosial ekonomi
Sarana Manajemen (6M) Man : fungsi manajer Money : upah/gaji, sapronak dll Materials : lahan, ternak, pakan dll Machines : peralatan Method : cara melakukan pekerjaan Markets : mempertahankan pasar dan mencari pasar baru
PEMILIHAN JENIS DAN LOKASI USAHA Pemilihan Jenis Usaha : Sapi Potong Kambing & Domba Babi Pemilihan Lokasi Pertimbangan : Faktor input : bibit, pakan, tenaga kerja Faktor output : penjualan produk
Lokasi : Faktor Teknis : suhu, curah hujan, kelembaban, arah angin; ini semua bisa teratasi bila ternak mudah beradaptasi Lahan : harus cukup untuk kandang & perlengkapan, kebun/padang gembala Ketersediaan air Ketersediaan pakan Ketersediaan bibit Ketersediaan tenaga kerja
Lokasi : Faktor Ekonomi 1. Biaya input 2. Transportasi 3. Pemasaran
Lokasi : Faktor Sosial 1. Religius 2. Adat 3. Konflik Sosial 4. Keamanan 5. Tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah (perencanaan wilayah)
Recording Recording adalah suatu usaha yang dikerjakan oleh peternak untuk mencatat gagal atau berhasilnya suatu usaha peternakan Apa saja yang perlu pencatatan? : Jumlah populasi, jumlah pemberian pakan, jumlah produksi harian, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, tingkat kematian (mortalitas), penyakit yang menyerang, riwayat kesehatan (medical record), obat yang dibutuhkan, vaksinasi yang dibutuhkan dan masih banyak lainnya
Kegunaan recording : Mengetahui jumlah populasi akhir Untuk bahan pertimbangan dalam penilaian tata laksana yang sedang dilaksanakan. Sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan sehari-hari. Sebagai langkah awal dalam menyusun rencana jangka panjang. Bagi pemerintah berguna untuk penyusunan kebijakan dalam bidang peternakan Mempermudah peternak melakukan evaluasi, mengontrol dan memprediksi tingkat keberhasilan usaha. Bagi perguruan tinggi data recording bisa sebagai bahan penelitian.
Gambar 1. Skema manajemen replanning Misal : steer umur 20 bl, BB 450 kg dengan TLP 6 mm Tentukan rencana apa yang akan diproduksi Evaluasi apa hasil yang diproduksi saat ini Misal : steer umur 20 bl, BB 400 kg dengan TLP 6 mm Identifikasi apa perbedaannya BB yang dicapai 50 kg dibawah target Tujuan produksi : meningkatkan BB pada umur dan ketebalan lemak yang sama Susun tujuan produksi Fertilitas dan Reproduksi Bagaimana mencapai tujuan Perkawinan Nutrisi Perbaiki rencana tersebut Manajemen Evaluasi kemajuan yang dicapai menuju tujuan Kesehatan Gambar 1. Skema manajemen replanning Pemasaran
Di negara berkembang recording belum banyak dilakukan karena beberapa hal : Rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh peternak. Kurangnya perhatian peternak terhadap sistem recording. Sedikitnya jumlah ternak yang dimiliki oleh peternak. Belum menjalankan program pemuliaan ternak