KEPADATAN LALAT.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KESEHATAN LINGKUNGAN FKM-Unair
Advertisements

Musca Domestica.
PEMBUANGAN LIMBAH DAN SAMPAH
PENYAKIT DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT SAMPAH
KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS SUNGAI SALAK
Lalat DR RIRIH YUDHASTUTI drh. MSc Departemen Kesehatan Lingkungan
SUBKELAS HIRUDINEA.
Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan.
MODUL-6 PENGENDALIAN SERANGGA DAN TIKUS
JAMBAN SEHAT Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan.
PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Sistem Saraf, Otot, Alat Indera Serangga
Sampah dan Pengelolaannya
Lalat DR RIRIH YUDHASTUTI drh. MSc Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.
METAMORFOSIS KUPU-KUPU
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Sesi 7 – Penularan dan penyebaran penyakit Rekaman.
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Komunikasi Dan Penyuluhan Pertanian Putri Lestari C
II. MEMENUHI KEBUTUHAN PSYCHOLOGIS
*) Klik di kotak untuk membuka slide
BIOLOGI ULAT SUTERA ANDI SADAPOTTO.
RUMAH SEHAT.
Oleh Nurhalina DIII-Farmasi UM Palangkaraya
CACING FILARIA LOA-LOA DAN ONCHOCERCA VOLVULUS
PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
SURVEiLANs VEKTOR PENGAMATAN YG SISTEMATIS DAN TERUS MENERUS
BAGIAN-BAGIN RUMAH YG PERLU DIPERHATIKAN A. LANTAI
PADI ORGANIK SISTEM SRI.
BIOLOGI Kelas X.
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
KANDANG AYAM Pertimbangan dalam membuat kandang :
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
Ordo : Acarina Famili : Tetranichidae
dr. Suri Dwi Lesmana,M.Biomed
EPIDEMIOLOGI MALARIA Parasit HOST ENVIRONMENT
Daur Hidup Makhluk Hidup
SEMARANG “PERANGI” DBD
Filum Nemathelminthes
KESEHATAN LINGKUNGAN.
Parasit Cacing yang ditularkan melalui media pakan/makanan
Achmad Ramdani Ardiya Regita Pramesti Arina Dwi Saputri Agus Setiawan
SIKLUS METAMORFOSIS KUPU-KUPU
40 Langkah Menghemat Air Ada banyak cara untuk menghemat penggunaan air dan kesemuanya dimulai dari diri kita masing-masing. 1. Ketika mencuci piring-piring.
PENYAKIT TUMBUHAN YANG DISEBABKAN NEMATODA
Lipas Upik Kesumawati Hadi
Mengenal biologi KEPIK HITAM
The cutest animals Ailuropoda melanoleuca
OM SWASTIASTU Gusti Ayu Made Indah Setiawati G/II.
Perasit yang disebabkan oleh lalat dan nyamuk
PARASIT PROTOZOA.
Oleh :.
Phylum Nemathelminthes
BUDIDAYA SAYUR ORGANIK
METAMORFOSIS MULAI AKHIRI.
SELAMAT DATANG DI BRIEFING ILMU PRODUKSI ANEKA TERNAK ULAT SUTRA
Teknik sampling vektor dan bp
KECACINGAN.
KESEHATAN KODAM JAYA JAYAKARTA
METODA PENGOMPOSAN SAMPAH
LALAT By : HAJIMI, SKM, M.Kes..
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
TUGAS GEOGRAFI DI S U S U N OLEH : NAMA: SITI NURHALIZA : DINDA BAHTIAR : JUMRIANI PUTRI : ANDI MALLARANGENG ARHAM KELAS: Xi MIPA 3 SMA NEGERI 5 BULUKUMBA.
(Matakuliah: Teknologi Hasil Perikanan 1)
Penyakit Typus By:Riccy Lee Girsang.
Phylum Nemathelminthes
Bionomik Vektor : Nyamuk
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK & MEDIKOLEGAL FK UGM/RSUP DR SARDJITO
Assalmmualikum Wr.Wb Kuliah Kerja Nyata Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya.
Transcript presentasi:

KEPADATAN LALAT

Pendahuluan Lalat merupakan salah satu insekta Ordo diptera yaitu insekta yang mempunyai sepasang sayap berbentuk membran. Lalat dapat mengganggu kenyamanan hidup manusia, menyerang dan melukai hospesnya (manusia atau hewan) dan dapat menularkan penyakit.         

Pendahuluan  Lalat juga merupakan spesies yang berperan dalam masalah kesehatan masyarakat, yaitu sebagai vektor penularan penyakit saluran pencernaan seperti: kolera, typhus, disentri, dan lain lain. Pada saat ini dijumpai ± 60.000 – 100.000 spesies lalat, namun tidak semua spesies perlu diawasi, karena beberapa diantaranya tidak berbahaya terhadap kesehatan . .

SIKLUS HIDUP LALAT Lalat adalah insekta yang mengalami metamorfosa sempurna. Telur larva kepompong dewasa Perkembangan lalat 7 -22 hari, tergantung suhu makanan tersedia. Lalat betina bertelur usia 4-8 hari. Setelah dewasa menghasilkan 75-150 butir sekali bertelur.

1.Telur 2. Larva 3. Pupa→Dewasa Telur diletakkan pada tempat organik yang lembab (sampah, kotoran binatang,dll) tempat yang tidak langsung terkena sinar matahari. Telur bewarna putih, menetas setelah 8-30 jam, tergantung suhu sekitar. Semasa hidup lalat bertelur 5-6 kali. Larva mencari tempat distribusi larva lalat tergantumg temperatur dan kelembapan yang disenanginya, dengan cara berpindah-pindah tempat, seperti di gundukan sampah dengan suhu 30-35 ⁰C. Tubuh larva berubah menjadi jaringan tubuh dewasa berlangsung 3-9 hari, suhu ± 35⁰C. Proses pematangan lalat dewasa ± 15 jam, lalu siap untuk kawin. Waktu yang diperlukan 7-22 hari. Umur lalat dewasa 2-4 minggu.

Tata hidup lalat Tempat perindukan : tempat basah, benda organik sperti tinja, sampah basah, kotoran binatang, dll Jarak terbang : tergantung adanya makanan yg tersedia. rata-rata 6-9 km, kadang 19-20 km dari tempat berbiak Kebiasaan makan : lalat tertarik pd makanan manusia seperti gula, susu dan makanan lainnya. Lalat hanya makan dalam bentuk cairan/ basah. Makanan kering dibasahi oleh ludah nya terlebih dahulu, baru di isap. Timbunan dari ludah dan feses lalat membentuk titik-titik hitam, ini sangat penting untuk mengenal tempat lalat istirahat.

Tata hidup lalat 4. Tempat istirahat : siang hari bila lalat tidak makan, lalat istirahat pada lantai, dinding, rumput, dll. Biasanya lalat terbang tidak lebih 4,5 m dari permukaan tanah. 5. Tempat berbiak : tergantung adanya makanan yg tersedia. rata-rata 6-9 km, kadang 19-20 km dari tempat berbiak 6. Lama hidup : lalat hidup umumnya 2-4 minggu. Pada musim dingin mencapai 70 hari.

Pengukuran Tingkat Kepadatan Lalat 1. Tujuan Tujuan mengukur kepadatan lalat yaitu untuk mengetahui : tingkat kepadatan lalat Sumber-sumber tempat berkembang biaknya lalat. 2. Persiapan pengukuran Pengukuran tingkat kepadatan lalat menggunakan cara yang mudah, yaitu menggunakan fly grill.

a. Cara pembuatan fly grill Potong kayu, fly grill di buat bilah-bilah kayu lebar 1-2 cm², panjang 80 cm, sebanyak 16-24 bilah. Bilah-bilah tersebut di susun sejajar dengan jarak 1-2 cm pada kerangka kayu yang telah disiapkan. Pemasangan bilah sebaiknya menggunakan paku sekrup sehingga dapat di bongkar pasang saat dipakai.

b. Penentuan lokasi pengukuran Sasaran/lokasi yang akan diukur tingkat kepadatan lalat antara lain : Pada pemukiman penduduk Tempat-tempat umum (pasar, terminal, rumah makan/restoran, hotel/losmen,dll) Lokasi sekitar tempat pembuangan sampah akhir berdekatan dengan pemukiman. Pengukuran misalnya jarak 10 meter, 20 meter, 50 meter, dst.

3. Waktu pengukuran Pengukuran populasi lalat hendaknya dilakukan setiap kali dilakukan pengendalian lalat (sebelum dan sesudahnya). 4. Peralatan yang digunakan Fly grill dan counter untuk menghitung lalat 5. Cara pengukuran kepadatan lalat Pada setiap lokasi dilakukan 10x perhitungan (10 kali 30 detik) dan 5 perhitungan tertinggi di buat rata-ratanya . Di isi ke formulir pengukuran kepadatan lalat.

(5 pengukuran tertinggi) Misalnya formulir pengukuran tingkat kepadatan lalat pada daerah A.   No Lokasi pengukuran Jarak Pengukuran (m) Pengukuran 30 detik ke Rata-rata (5 pengukuran tertinggi) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pusat 14 20 12 11 13,8 Utara 5-12 m 13 10,8 Timur laut 8,2 Timur 2,4 Tenggara 1,8 Selatan 2,2 Barat daya 2,6 Barat 1,2 Barat laut 5,02

Angka rata-rata pengukuran kepadatan lalat merupakan petunjuk (indek) populasi lalat dalam suatu lokasi tertentu. Interpretasi hasil pengukuran pada setiap lokasi atau block grill yaitu : 0-2 : tidak menjadi masalah (rendah) 3-5 : perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat-tempat berbiaknya lalat(tumpukan sampah, kotoran hewan,dll (sedang) 6-20 : populasinya cukup padat (tinggi/padat) 21 keatas : populasinya padat, perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat berbiaknya lalat (sangat tinggi/sangat padat).

Hasil rata-rata pengukuran pada formulir tingkat kepadatan lalat daerah A adalah 5,02 (sedang) berarti perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat-tempat perkembang biakan lalat (tumpukan sampah, kotoran, dll.) 5. Tindakan pemberantasan lalat Perbaikan lingkungan untuk mengurangi tempat-tempat potensial sebagai tempat perindukan Pemberantasan dengan menggunakan racun serangga.

Penyemprotan insektisida untuk memberantas lalat pada Tempat Pembuangan Akhir sampah (TPA) Penyemprotan insektisida dapat dilakukan dengan alat : spraycan, Mist blower, dan Foggging Machine. Tujuan penyemprotan untuk memberikan efek residu yaitu Spraycan dan Mist blower dlm bentuk EC/WP, bahan pelarutnya air. Tujuan penyemprotan memberikan efek “knock down” terhadap populasi sasaran menggunakan Fogging machine (swing fog) insektisida dlm bentuk EC, dgn bahan pelarutnya solar.

Hal yang harus di perhatikan : Sekeliling daerah penyemprotan, harus diperhatikan agar tidak terjadi pencemaran lingkungan oleh insektisida. Misalnya memberitahu penduduk agar makanan/minuman , sumber air ditutup, binatang peliharaan dijauhkan. Pada waktu penyemprotan hindarilah kerumunan anak-anak. Waktu penyemprotan dihentikan, biarkan kabut sampai habis Setelah operasi selesai, bersihkan tangki larutan, nozzle, cerobong kabut (swingfog dan mist blower)

Identifikasi jenis-jenis Lalat Menurut Atlas Vektor

LALAT Simulidae  Lalat hitam (Simulium), lalat kerbau 10/14/2014 LALAT Simulidae  Lalat hitam (Simulium), lalat kerbau  DG: kosmopolitan, Kecil, 2-3 mm, punggung bongkok jelas, Kaki pendek Mata majemuk jelas & Antena pendek, spt pisau Venasi sayap tanpa bercak, Probosis  Peranannya : luka gigitan pd mulanya tidak nyeri, sering mengeluarkan darah terus menerus, bengkak, gatal & nyeri beberapa hari. 6

10/14/2014 13 Kebiasaan  Berkembang biak dalam sungai dengan aliran cukup deras di pegunungan  Tinggal berdekatan /sepanjang aliran sungai yang detuh  Jarak migrasi 2-3 mil tidak lbh dr 8 mil  Betina mengisap drh pagi hr dan senja di tpt terbuka Btn isap drh pd pagi dan senja 3-5 hari 13 hari Ganti kulit 7 x SIMULIUM 3 hari DAUR HIDUP 7

 Horse fly, mangrove fly, 10/14/2014 Familia Tabanidae Genus: Tabanus dan Chrysops Aktivitas menggigit: betina menggigit siang hari Peran: 1. Chrysops dimidiata dan C. silacea vektor filariasis Yang disebabkan oleh Loa loa TABANUS 2. Chrysops discalis vektor penyakit tularemia 3. Chrysops dan Tabanus vektor penyakit anthrax 4. Tabanus vektor penyakit surra pd. Ternak yang disebabkan oleh Trypanosoma evansi Tabanus dan Chrysops  Horse fly, mangrove fly,  DG: kosmopolit  Tubuh kuat, warna mengkilat, antena langsing, mata berwarna terang  Abdomen kuning dengan garis-garis gelap  Sayap terang dengan satu pita gelap sepanjang pinggir anterior dan pita melintang yang lebar  Betina mengisap darah, memp. epifaring jarum, mandibula seperti pisau dan maxilla yang bergerigi 8

10/14/2014 DEWASA PUPA Loa loa (arrow) Kebiasaan Loa loa (arrow)  Ditemukan dalam hutan yang teduh dan sabana  Membuat beberapa tusukan seb isap drh, iritasi berat, pembengkakan bbrp hari  Mengisap darah di pagi hari dan sore hari  Telur diletakkan dalam kelompok, menempel pada tanaman air, rumput atau batu karang Telur diletakkan Dalam kelompok Ps tanaman air Dan rumput DEWASA ISAP DRH SIANG PUPA LARVA Pergantian kulit 6x dlm lupur dan air DAUR HIDUP ± SLM 4 BLN

10/14/2014 Stomoxys calsitrans Genus: Stomoxys dan Glossina Familia Muscidae Genus: Stomoxys dan Glossina Aktivitas menggigit: jantan dan betina mengisap darah Peran: 1.Stomoxys calcitrans vektor mekanik polio myelitis, anthrax dan tetanus 2. Glossina palpalis vektor penyakit tidur yang disebabkan oleh Trypanosoma ghambiense 3. Glossina morsitans vektor penyakit Trypanosoma rhodesiense Telur pth susu spt pisang diletakkan pd tumbuhan yang membusuk Dlm kelompok 30-50 btr 1-3 hari LARVA Putih susu Tembus Stomoxys calsitrans DEWASA Jantan, betina Isap drh siang hari 5 hari PUPA 1-3 minggu Cahaya DAUR HIDUP STOMOXYS 4 MINGGU 10

Terimakasih