DETEKSI AKTIVITAS GLUKOSA 6 PHOSPHAT DEHIDROGENASE (G6PD) UNTUK MENENTUKAN KUALITAS OOSIT DOMBA PADA PRODUKSI EMBRIO IN VITRO Dr. drh. Mohamad Agus Setiadi.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Perbaikan Ketahan Tanaman Vanili Terhadap Penyakit Layu Melalui Kultur In Vitro Agroekoteknologi H.
Advertisements

ISEMINASI BUATAN PADA KELINCI FKH - UNAIR.
Reproduksi Hewan By : Yusliadi, S.Pd.
GANGGUAN BIRAHI OLEH Wurlina Meles DEPARTEMEN REPRODUKSI VETERINER
OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS
Teknologi Reproduksi Manusia Kuliah Program Pasca Sarjana, Biomedik FKUI Semester Ganjil, tanggal 16 Desember 2003 Pukul Rosila Idris Departemen.
Interspecific Hybridisation
Sri Wahjuningsih Fakultas Peternakan UNIBRAW
METODE KULTUR ORGAN HEWAN
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Pembuatan Preparat Utuh (whole mounts) Embrio Ayam
Prosedur Pewarnaan Tulang Janin
Apa yang dimaksud dgn Analisis Jabatan?
MIRTAATI NA'IMA, EFEKTIVITAS PEMBERIAN MINYAK SAWIT DAN MINYAK LEMURU DALAM MEMPERCEPAT PUBERTAS TIKUS BETINA.
Assalamualaikum Wr.Wb..
Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian
Prosedur Pewarnaan Tulang Janin
PROGAM KREATIVITAS MAHASISWA   PEMANFAATAN EKSTRAK BAWANG MERAH (Allium cepa L) SEBAGAI STIMULATOR PENINGKAT PRODUKSI GETAH KARET (Hevea brasiliensis)
EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH MENGKUDU Morinda cirtifolia L
Kontrak kuliah Biologi (MAB 111) Fakultas Peternakan
SCREENING IBR DAN DIFERENSIAL LEUKOSIT UNTUK PENGENDALIAN GANGGUAN REPRODUKSI SAPI PO DI DAERAH INTEGRASI JAGUNG-SAPI Bogor, 8-9 Agustus 2017.
Format Laporan Praktikum Ilmu Teknologi Reproduksi (KRP 331)
Peran hormon dalam fertilisasi
R CORNEAWATY CHANIRA I B NIM :
MENSTRUASI : Menstruasi/Haid adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai dengan pelepasan endometrium pada saat ovum tidak dibuahi.
Dr. drh Sri Estuningsih, Msi, APVet
dengan Indeks Glikemik Rendah dan Sifat
Materi 9 Perkembangan teknologi Manipulasi embrio
Disampaikan Pada …………………………….2014
GAMETOGENESIS Oleh Dr. Hasnar Hasjim.
Fisiologi Hewan Air Kelompok 2 Catur Ukas Diah Yessi Rolan.
PERAKITAN TEKNIK PENGENDALIAN Xanthomonas oryzae TERBAWA BENIH PADI
Ruang lingkup : TEKNOLOGI REPRODUKSI
STRUKTUR SEL Inti dan Organel.
Materi 6 Fertilisasi in vitro
Teknologi Reproduksi.
Comparison of Real Time IS6110-PCR, Microscopy, and Culture for Diagnosis of Tuberculous Meningitis in a Cohort of Adult Patients in Indonesia Nama :
FERTILISASI DAN NIDASI
MATA KULIAH REPRODUKSI TERNAK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Oleh: Dr. Drh. Ahmad Arif Amin Fakultas Kedokteran Hewan
KONSEPSI.
KONSEPSI.
FERTILISASI.
Faculty of Veterinary Medicine Bogor Agricultural University
Proses pembentukan gamet, Siklus Menstruasi Dan Fertilisasi
Peran hormon dalam fertilisasi
PEMELIHARAAN KULTUR MIKROBA
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
Penggunaan Gen Cyt B sebagai Pendeteksi Cemaran Daging Tikus (Rattus norvegicus) pada Produk Daging Olahan Dr. Ir. Henny Nuraini, M.Si Prof. Dr. Ir. Cece.
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA 2017
Bioteknologi dalam Peternakan
MENGERTI SIKLUS HAID.
ASPEK LINGKUNGAN SEBAGAI FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM (Pleurotus Sp.) Shinta Dwi Astuti G DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA.
FOLIKULOGENESIS DAN OVUM TERNAK
SMK KESEHATAN SAMARINDA
PORTOPOLIO NOVILIA SUSIANAWATI.
Materi 12 Etika didalam pengembangan/aplikasi bioteknologi reproduksi
Presentasi Penelitian (Studi Kesehatan Masyarakat)
RUANG LINGKUP KIMIA ANALISIS
FOLIKULOGENESIS DAN OVUM TERNAK
FOLIKULOGENESIS DAN OVUM TERNAK
FOLIKULOGENESIS DAN OVUM TERNAK
Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi
Preparasi mikroteknik jaringan (histokimia) batang padi
Indikator KOmpetensi inti. Indikator KOmpetensi inti.
FUNGSI ORGAN REPRODUKSI WANITA
DESAIN MESIN TETAS DALAM MENUNJANG PENGEMBANGAN LABORATORIUM
Bahan Presentasi Mata Kuliah Metode Ilmiah
STRUKTUR SEL Inti dan Organel.
Transcript presentasi:

DETEKSI AKTIVITAS GLUKOSA 6 PHOSPHAT DEHIDROGENASE (G6PD) UNTUK MENENTUKAN KUALITAS OOSIT DOMBA PADA PRODUKSI EMBRIO IN VITRO Dr. drh. Mohamad Agus Setiadi Prof. Dr. drh. Iman Supriatna Bagian Reproduksi dan Kebidanan Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor

LATAR BELAKANG PENELITIAN Produksi embro in vitro hasilnya masih rendah Oosit sumber tidak seragam Kesulitan menseleksi oosit yang seragam secara mikroskopis Pemilihan satu per satu berdasarkan diameter (Folikel dan oosit) tidak efektif (time consuming) Diperlukan metoda non invasive pemilihan oosit: kualitas baik dan seragam F

DASAR PEMIKIRAN PENELITIAN G6PD merupakan enzym yang disintesa selama pertumbuhan oosit dan menurun aktivitasnya setelah oosit mencapai pertumbuhan yang sempurna (Rodriguez-Gonzalez et al. 2003; Pujol et al. 2004; Alm et al. 2006) Oosit yang sedang tumbuh (growing oocyte), G6PD tinggi, pewarna briliant cresyl blue mudah dimetabolisir, oosit tidak berwarna (BCB-) Oosit yang sudah tumbuh sempurna (fully grown oocyte), G6PD rendah, pewarna briliant cresyl blue tidak mudah dimetabolisir, oosit berwarna biru (BCB+)

HYPOTHESA PENELITIAN Oosit BCB+ lebih kompeten berkembang dibandingkan dengan BCB- baik pada: 1. Tingkat Pematangan oosit (Tahun I) 2. Kemampuan mencapai tahapan perkembangan embrio (Tahun II)

PERKEMBANGAN MEIOSIS OOSIT

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.Mendapatkan metoda terbaik seleksi oosit 2.Mendapatkan bukti aktivitas G6PD sebagai indikator kriteria oosit MANFAAT 1.Diperoleh teknik termudah dan akurat penentuan kualitas oosit 2.Teknik produksi embrio in vitro efektif dan efisisen

TARGET PENELITIAN PERIODE PENELITIAN TOPIK PENELITIAN TARGET TAHUN I KOMPETENSI OOSIT DOMBA YANG TERSELEKSI DENGAN BRILIANT CRESYL BLUE UNTUK MENCAPAI PEMATANGAN INTI METODA TERBAIK SELEKSI OOSIT UNTUK PRODUKSI EMBRIO IN VITRO (Kemampuan mencapai pematangan) TAHUN II UJI KEMAMPUAN OOSIT SETELAH PEWARNAAN BRILIANT CRESYL BLUE TERHADAP PERKEMBANGAN AWAL EMBRIO IN VITRO PEMBUKTIAN OOSIT KOMPETEN UNTUK BERKEMBANG LEBIH BAIK DENGAN INDIKATOR PEMBENTUKKAN PRONUCLEUS

METODE PENELITIAN TH I Koleksi Oosit : Ovarium RPH SELEKSI OOSIT: BCB+ KONTROL Maturasi TCM199+Hormon+10%FBS 39oC, 5%CO2, 24h Analisa: Tahapan Meiosis GV-MII Pewarnaan Aceto Orcein 2% Fiksasi preparat Etanol:As Asetat

Spermatozoa (semen beku) Pengamatan METODA PENELITIAN TH 2 MEDIA KULTUR Koleksi Oosit : Ovarium RPH TCM 199, HORMON DAN SERUM Maturasi 24 jam TALP MEDIUM Spermatozoa (semen beku) Fertilisasi 24 jam Pengamatan 1.Jumlah pronukleus (Pewarnaan Aceto orcein) Asam Asetat: Ethanol 1;3

HASIL PEWARNAAN BCB BCB- BCB+

TAHAPAN MEIOSIS OOSIT GVBD GV M I M II

TINGKAT PEMATANGAN INTI Perlakuan Jumlah Oosit Status Inti Oosit (%) Tidak Terdeteksi GV D (GVBD) MI AI-TI MII BCB+ 57 8(14) 7(12)a 1(2) - 31(54)a 10 BCB- 60 9(15) 32(53)b 5(8) 5(8)b Kontrol 52 5(10)a 42(81)a 4

PRONUKLEUS SETELAH FERTILISASI PN 1 PN 2 PN

TINGKAT FERTILISASI DAN PRONUKLEUS Perlakuan Jumlah Oosit Tidak Terbuahi Oosit Terbuahi dan Jumlah Pronukleus Tidak Terdeteksi Tingkat Fertilisasi (%) 1 PN 2 PN BCB + 23 - 16 4 3 86,95 BCB - 12 1 5 50,00 Kontrol 14 9 35,71

PEMBAHASAN Pewarnaan BCB mampu membedakan kriteria oosit Kecenderungan mengalami apoptosis pd oosit terpapar BCB, meskipun tidak terbukti (Opiele et al, 2008) Perbedaan tingkat molekuler dan subseluler oosit terpapar BCB (Torner et al, 2008)

KESIMPULAN Deteksi aktivitas G6PD dengan BCB dapat dipakai untuk menseleksi oosit yang kompeten dan inkompeten Oosit dengan BCB+ mempunyai kompetensi mencapai pematangan lebih baik dari BCB- Oosit BCB+ mempunyai kompetensi perkembangan awal embrio (pronukleus) lebih baik dari BCB-

TERIMA KASIH

PUBLIKASI ILMIAH Setiadi, M.A. dan I. Supriatna. 2010. Kemampuan pematangan inti oosit domba setelah pengujian aktivitas glukosa 6 phosphat dehidrogenase. J. Veteriner (in Press)