Dosen: Sopian, S. Sos., M.I.K KALIMAT JURNALISTIK
CIRI KALIMAT JURNALISTIK Menurut KBBI, kalimat antara lain adalah: 1) kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan; 2) perkataan; 3) satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. Klausa: satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan berpotensi menjadi kalimat Gramatikal: sesuai dengan tatabahasa; menurut tata bahasa. CIRI KALIMAT JURNALISTIK Benar dan Logis Suatu kalimat harus benar bentuknya (susunan katanya mengikuti kaidah tata bahasa) dan harus logis maknanya (mempunyai arti yang dapat diterima akal sehat). Setiap kata memilikI arti dan makna. Arti sebuah kata bisa merujuk pada kamus. Makna kata bergantung konteks dan situasi saat kalimat ditulis atau diucapkan serta pesan pokok yang ingin diucapkan. Contoh: “Presiden akan tidak memberantas korupsi mengatakan berhenti” bukan kalimat yang benar dan logis menyalahi kaidah tata bahasa, dan susunan katanya tdak bisa diterima logika. Seharusnya: “Presiden mengatakan tidak akan berhenti memberantas korupsi”
Sederhana dan Ringkas Dilihat dari kedudukan setiap klausa dalam kalimat, bahasa jurnalistik cenderung mengutamakan kalimat klausa majemuk setingkat. Artinya dua klausa atau atau lebih dalam sebuah kalimat mempunyai kedudukan yang setara, tidak saling bergantung pada klausa yang lain. Kalimat tersebut umumnya sederhana, ringkas, dan jelas'. Contoh kalimat klausa majemuk setingkat: “Rektor menegaskan ia tidak akan menaikkan SPP tahun ini dan meminta mahasiswa untuk kembali kuliah.” Kebalikannya kalimat majemuk bertingkat. Dua klausa atau atau lebih dalam sebuah kalimat tidak setara tetapi bertingkat, dan klausa yang satu bergantung pada klausa yang lain. Kalimat klausa bertingkat umumnya panjang dan bertingkat-tingkat, sehingga sering kurang bisa dipahami maksudnya. Contoh: “Tugimin, bocah tujuh tahun penderita lumpuh layu akibat gizi buruk, setelah dirawat inap selama dua bulan, akhirnya diizinkan meninggalkan rumah sakit untuk dirawat di rumah, asalkan pihak keluarga menyanggupi untuk mengawasi dan melaporkan perkembangan kesehatannya secara rutin.”
Menarik dan Lugas Menarik dari pemilihan kata, dan lugas dari sisi pesannya. Contoh: “Alih fungsi lahan di Punclut, Bandung, mengancam kawasan itu. Kawasan lindung yang ada semakin menyempit, sementara pemukiman semakin meluas dari dari sektlar 50 hektar pado tahun 2004, meningkat mednjadi sekitar 60 hektar pada tahun 2005 (Kompas, Jakarka, 3 Maret 2006). Deklaratif dan lnformatif Kalimat jurnalistik lebih banyak bersifat deklaratif dan informatif, maksudnya memberitahukan atau melaporkan fakta peristiwa kepada khalayalak secepat mungkin dengan kandungan bobot informasi yang aktual, faktual, menarik atau penting, akurat, benar, lengkap-utuh, jelas, jernih, jujur, adi, berimbang, relevan, etis, dan bermanfaat (Sumadiria, 2004:106). Contoh: “Ketidakmatangan perencanaan tata ruang menjadi sumber kemacetan si kota Bandung. Luas jalan di Bandung hanya tiga persen dart 16,7 ribu hektar....
BAGIAN-BAGIAN KALIMAT JURNALISTIK Menurut kaidah tatabahasa baku, terdapat tujuh bagian yang lazim digunakan dalam kalimat, tak terkecuali kalimat jurnalistik. Ketujuh bagian itu terdiri atas bagian: subjek, predikat, objek, pelengkap, keterangan, perangkai, dan modalitas. Subjek Subjek kalimat umumnya berada secara eskplisit dalam kalimat. Subjek kalimat yang letaknya kurang tepat (jelas) menyebabkan kekaburan makna kalimat. Bagian, jabatan, atau fungsi subjek dalam kalimat dapat diketahui dengan pertanyaan: apa atau siapa yang dibicarakan dalam kalimat tersebut. Bagian subjek dapat pula diketahui pada ciri-ciri seperti: umumnya kata benda (nomina), terletak pada bagian awal kalimat, dan diikuti atau dimulai atau dibatasi dengan kata tugas: ini, itu, yang, adalah, yakni, yaitu, merupakan. Subjek bisa terdiri atas satu kata dan ditempatkan pada awal kalimat, bisa juga beberapa kata dan ditempatkan pada akhir kalimat. Subjek yang terdiri atas beberapa kata disebut frasa. Subjek juga diartikan sebagai pelaku peristiwa. Ia bukan kata kerja. Ia adalah kata benda atau nomina. Ia muncul secara eksplisit dalam dalam kalimat.
Contoh subjek berupa kata: Sunan Rivali Aulia (6) meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan di Ruang Aromanis RSUD Cianjur, Jawa Barat, Kamis malam (2/3). Sekujur tubuh warga Kampung Joglo RT 02 RW 05 Kelurahan Sawahgede Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur ini melepuh seperti bekas luka bakar. Diduga, Sunan meninggal karena salah pengobatan (Harian Tribun Jabar, Bandung, 4 Maret 2006). Contoh subjek berupa frasa: Beban pelajaran siswa akan dikurangi 10 persen. Terlebih lagi.... Predikat Predikat juga kebanyakan muncul secara eksplisit. Predikat kalimat dapat diketahui dengan ciri-ciri: umumnya terletak di bagian belakang subjek serta berkelas kata kerja (verba). Predikat disebut juga sebutan. Kata lain dari predikat adalah penyebut. Penyebut bisa berupa: kata, frasa. Contoh predikat berupa kata: Setelah melalui perjuangan berat, Chrisjon (27) mempertahankan gelar juara dunia kelas bulu versi WBA....
Contoh predikat berupa frasa: Indonesia akhirnya merjadi tuan rumah penyelenggaraan.... Objek Objek umumnya kata benda (nomina) atau berada di belakang kata tugas oleh dalam kalimat pasif. Kalimat pasif (KBBI): jenis kalimat yang menunjukkan subjek sebagai tujuan dari perbuatan. Misal: Ia dipukuli... Objek disebut juga hal atau perkara yang menjadi sasaran atau tujuan pembicaraan. Kata lain dari objek adalah tujuan atau sasaran penderita. Objek bisa berupa kata, bisa juga berupa kelompok kata atau frasa. Contoh objek berupa kata: Striker Hilton Moreira mendorong dua gol kemenangan tuan rumah Deltras atas Persiba dalam pertandingan di Stadion .... Contoh objek berupa frasa: Alan Smith terancam gagal berangkat ke Piala Dunia 2006, setelah hasil pemeriksaan dokter memperlihatkan ia mengalami patah kaki dan dislokasi engkel. Cederanya....
Pelengkap Bagian pelengkap dalam kalimat pada dasarnya mirip dengan obiek yakni, sama- sama terletak di bagian betakang predikat dan berwujud kata benda. Pelengkap: kategori katanya dapat nomina, verba, atau adjektiva; berada dibelakang verba intransitif dan didahului preposisi; intransifif (KBBI): tanpa objek langsung atau pelengkap penderita (misal: terjun, jatuh, loncat) tidak dapat menjadi subjek apabila dipasifkan; tidak dapat diganti dengan bentuk-nya kecuali didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan. Pelengkap, antara lain berfungsi untuk memberi tekanan pada identitas sebuah kalimat. Jika suatu kalimat tidak disertai dengan pelengkap, maka kalimat itu termasuk tdak sempurna dan tidak informatif. Contoh: presiden terbang tadi malam. Seperti juga subjek, predikat, dan objek, pelengkap bisa berupa kata, bisa juga berupa kelompok kata atau frasa.
Contoh pelengkap berupa kata: Manusia memang hidup datam keterbatasan. Namun sering sekali keterbatasan ini.... Contoh pelengkap berupa frasa: Surat asli Sekretaris Kabinet (Seskab) Sudi Silalahi kepada Menteri Hassan Wirajuda dan surat asli tanggapan Menlu kepada seskab, terkait rencana pembangunan gedung Kedutaan Besar RI di Seoul, Korea Selatan, harus dibuka kepada publik dan penyidik untuk meluruskan arah penyelidikan polisi (Harian Pagi Media Indonesia, Jakarta, 6 Maret 2006). Keterangan Pelengkap pada umumnya wajib hadir untuk melengkapi konstruksinya, sedangkan keterangan tidak wajib hadir. Bagian keterangan dalam kalimat bahasa Indonesia menyatakan banyak makna, namun yang sering ditemukan dalam pemakaian bahasa sehari-hari adalah keterangan waktu, keterangan instrumental, keterangan sebab (kausal), keterangan tempat, keterangan tujuan, keterangan cara, keterangan perbandingan. Contoh bagian keterangan dalam kalimat: Puluhan ribu orang menggelar demonstrasi di dekat istana kerajaan di pusat Kota Bangkok Thailand, Minggu kemarin(5/3).
Perangkai Perangkai adalah bagian kalimat yang berfungsi menghubungkan kalimat yang satu dengan bagian-bagian kalimat lain (yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan), atau menghubungkan kalimat atau paragraf yang satu dengan kalimat yang lain. Bagian perangkai dibagi menjadi dua, yakni perangkat intrakalimat (berada dalam suatu kalimat) dan perangkai antarkalimat (menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lain). Contoh pengangkai intrakalimat: Ketua Majelis Permusyawaratan Ralryat (MPR), Hidayat Nur Wahid meminta para politisi memegang teguh etika dan moral politik agar hasil perjuangan mereka bermakna bagi masyarakat dan dapat .... Mantan presiden PKS itu eminta politisi PKS menjadi yang terdepan dalam soal ini (Harian Pagi Repubika, Jakarta, 20 Februari 2006). Contoh: perangkai antar kalimat: Pasukan koalisi kini dipandang sebagai penjajah, meskipun AS dan Inggris selama ini menegaskan keberadaan pasukan koalisi di Irak semata-mata memenuhi permintaan Irak. Selain itu, kondisi keamanan ....
Modalitas Unsur atau bagian modalitas dalam kalimat sering disebut kata warna. Adanya bentuk modalitas dalam kalimat menyebabkan kalimat mungkin berubah menjadi sebuah pernyataan yang tegas, yang ragu-ragu, yang lembut, yang pasti. Contoh modalitas berupa frasa: Artis cantik Sophia Latjuba yang tiba-tiba muncul di Gedung DPR, Jumat sore, menyatakan ia memang tertarik masuk dunia politik. Setelah putang ke tanah air, anggota Komisi III DPR itu hampir dapat dipastikan dipecat oleh induk organisasi partai politiknya. Ketiga terpidana kemungkinan besar segera dipindahkan ke LP Sukamiskin, Kota Bandung.
KALIMAT EFEKTIF JURNALISTIK Kata dapat dibedakan berdasarkan kategori sintaksisnya, juga sering disebut kotegori atau kelas kata. Sintaksis (KBBI): pengaturan & hubungan kata dgn kata atau dgn satuan kata yg lbh besar; ttg susunan kalimat dan bagiannya; ilmu tata kalimat. Empat kategori sintaksis utama: (1) verba (kata kerja); (2) nomina (kata benda;' (3) adjektiva (kata sifat); 4 adverbia (kata keterangan). Selain itu ada satu kelompok lain yang disebut kata tugas yang terdiri dari subkelompok yang lebih kecil, misalnya preposisi (kata depan), konjungsi (kata sambung), dan partikel. Kalimat yang baik baik harus memenuhi persyaratan gramatikal (Gramatikal (KBBI): sesuai dengan tatabahasa; menurut tata bahasa). Kaidah-kaidah tersebut meliputi: unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat; aturan-aturan tentang ejaan yang disempurnakan; cara memilih kata dalam kalimat atau diksi. Menurut para pakar bahasa, ciri-ciri kalimat efektif yaitu: kesatuan atau kesepadanan; kepaduan atau koherensi; kesejajaran bentuk atau keparalelan; penekanan; kelogisan atau kenalaran; kehematan dalam menggunakan dan memilih kata; kevariasian dalam dalam struktur kalimat;
Kesatuan atau Kesepadanan Agar sebuah kalimat efektif harus memiliki kesatuan gagasan. Artinya setiap kalimat harus mempunyai gagasan pokok yang jelas dan utuh. Contoh: Presiden terbang ke Surabaga Senin pagi besok. Kalimat tersebut sangat jelas struktur dan maknanya. Hubungan antarunsur yaitu subjek (presiden) dengan predikat (terbang), dan hubungan predikat dengan objek (Surabaya) beserta keterangan (Senin besok), merupakan kesatuan bentuk yang menciptakan kepaduan makna. Kepaduan atau Koherensi Kesalahan penempatan kata-kata yang tidak sesuai, di depan, di tengah atau dibelakang kalimat, tidak akan tercapainya unsur kepaduan atau koherensi dalam kalimat. Kesalahan lain bisa pada penempatan preposisi (kata depan), konjungsi (kata penghubung), dan kata-kata tugas. Kalimat yang tidak padu, yang tidak koheren antarunsumya, tidak termasuk ke dalam kalimat efektif. Contoh kalimat jumalistik padu: Presiden meminta Komisi Pemberantasan Kompsi (KPK) tidak ragu-ragu mengarnbil alih perkara-perkara korupsi yang menjadi perhatian masyarakat, meskipun kasus tersebut sedang ditangani pihak kepolisian atau kejaksaan.
Kesejajaran atau Keparalelan Kesejajaran adalah penggunaan bentuk gramatikal yang sejajar atau sama untuk unsur-unsur kalimat yang mempunyai bagian atau jabatan yang sama. Jika frasa pertama memakai imbuhan di-kan atau me-kan, maka frasa kedua dan ketiga harus menggunakan imbuhan di-kan atau me-kan pula. Contoh kalimat tidak sejajar: Walikota meminta para camat untuk menindak stafnya yang tidak disiplin, lurah yang lalaikan tugas ditegur, dan memberi sanksi yang tegas harus berani siapa pun bawahan yang terbukti tidak memberikan kinerja yang baik kepada masyarakit dan pelayanan memuaskan. Contoh kalimat sejajar: Walikota meminta para camat untuk menindak stafnya yang tidak disiplin, menegur lurah yang melalaikan tugas, dan bahkan harus berani memberikan sanksi tegas kepada siapa pun aparat bawahannya yang terbukti tidak mampu menunjukkan kinerja yang baik dalam memberikan pelayanan memuaskan kepada masyarakat.
Penekanan atau Titik Berat Penekanan, titik berat, atau empasis yaitu memberikan tekanan pada bagian-bagian tertentu yang dianggap penting atau harus mendapat perhatian khusus oleh khalayak pembaca, pendengar atau pemirsa. Dalam dunia fotograli, penekanan atau empasis disebut fokus. Jika subjek yang ingin ditonjolkan, maka subjek ditempatkan pada awal kalimal. Jika predikat ingin lebih ditonjolkan karena mengandung nilai berita besar, maka predikat itulah yang digeser keawal kalimat. Begiu pula jika kita ingin menonjolkan unsur oblek atau keterangan waktu dan tempat. Cara ini disebut dengan pemindahan posisi dalam kalimat. Contoh: Gubernur Jawan Barat Danny Settawan, mendukung konsep megapolitan yang diajukan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, jika hal itu sebatas kerja sama pembangunan wilayah dan tidak mengambil alih administrasi pemerintah Jawa Barat. Jika sebatas kerja sama pembangunan wilayah dan tidak mengambil alih administrasi pemerintah Jawa Barat, Gubemur Jawa Barat Danny Setiawan mendukung konsep megapolitian.... Konsep megapolitan yang diajukan Gubernur DKI Jakarta, didukung oleh....
Cara lain dalam memberikan penekanan atau empasis, dengan menempatkan deretan kata atau frasa mengikuti urutan logis. Urutan logis biasanya disusun secara kronologis. Contoh: Menurut para saksi mata, sebelum terjadi longsor, terdengar bunyi gemuruh dari atas bukit, getaran tanah yang cukup hebat, dan .... Penekanan atau empasis pun dapat dilakukan dengan pengulangan kata untuk memberikan penegasan pada frasa atau klausa yang dianggap penting. Sebagai wakil rakyat, anggota DPR harus sering terjun ke desa-desa, harus biasa bergaul dengan rakyat jelata, harus rajin mendengarkan keluh-kesah kaum papa, harus siap membela orang-orang kecil yang tertindas, dan harus....
VARIASI KALIMAT JURNALISTIK Variasi kalimat dapat dilakukan dengan cara antara lain: Menempatkan subjek pada awal kalimat. contoh: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Komisi Peberantasan Korupsi (KPK) tidak ragu-ragu mengambil alih perkara-perkara. Menempatkan predikat pada awal kalimat. Contoh: Ternyata tidak mudah bagi polisi unfuk menelisik model pengamanan terhadap terpidana.... Menempatkan kata modal (kata berwarna) pada awal kalimat. Contohnya: mungkin, boleh jadi, boleh saja, bisa saja, barangkali, tampaknya, jangan-jangan, memang, pasti, harus, tentu, sesungguhnya, sebetulnya, sebenarnya, sering, jarang, ragu-ragu. Contoh: Sebetulnya, anjolknya nilai tukar rupiah bisa diantisipasi dengan.... Frasa pada awal kalimat. Frasa biasanya terdiri dari dua-empat kata. Contoh: Tidak termasuk kategori pers, media yang mengumbar pornografi dan cerita cabul. Karena itu aparat kepolisian harus menertibkan....
Menggunakan kalimat langsung Menggunakan kalimat langsung. Harus memperhatikan: a) perkataan langsung narasumber atau tokoh yang dikutip dinilai sangat penting atau luar biasa, (b) dinyatakan dalam kalimat jelas, ringkas, dan tegas, c) mencerminkan watak pribadi, kebiasaan, gaya kepemimpinan, atau tinjauan dan kedalaman filosofi hidupnya. Contoh: Direktur Utama Radio Republik Indonesia (RII) Parni Hadi, menilai sudah saatnya dibuat standardisasi profesi wartawan di tengah pesatnya pertumbuhan industri media massa saat ini. “Agar orang tidak mudah menjadi wartawan," katanya pada Dialog Urgensi Sertifikasi Profesi Kewartawanan di Solo, Ahad (19/2). Menggunakan kata bersinonim dalam kalimat. Menggunakan kata negasi. Kata negasi adalah kata yang mengandung unsur penyangkalan atau penolakan. Kata negasi disebut juga kata negatif, ciri utamanya: tak, tidak, bukan. Meskipun kalimat positif hendaknya diperhatikan betuk, tetapi kalimat dengan menggunakan kata-kata negatif akan memberi variasi tersendiri dalam suatu kalimat. Tidak monoton dengan kata-kata positif.
VARIASI KALIMAT JURNALISTIK Kalimat goyah ialah kalimat yang ambigu, yaitu kalimat yang menimbulkan banyak arti dan konotasi, sehingga melahirkan keraguan di kalangan pembaca, pendengar, atau pemirsa. Kalimat goyah terjadi karena: 1) penempatan kata, frasa, atau klausa yang tidak tepat; 2) tidak ada penekanan atau empasis, sebenarnya apa atau siapa yang ingin ditonjolkan dalam kalimat itu? Penempatan kata. Contoh: Amir anak pemulung sampah yang pendiam dan rajin itu, selamat dari amukan api yang menghanguskan pabrik kerupuk.... anak pemulung sampah yang pendiam dan rajin itu Amir atau ayahnya? Penekanan frasa. Kalimat goyah dapat ditemukan pula dalam kalimat jurnalistik yang tidak memiliki penekanan atau empasis mengenai siapa atau apa sebenarnya yang ingin ditonjolkan dan dianggap penting diketahui pembaca atau pemirsa. Malah sayang terjadi saling bersaing dan saling menegasikan.
Contoh: Putri pengusaha besar asal Soreang Kabupaten Bandung yang kaya raya itu, mengakhiri masa lajangnya setelah disunting seorang putra raja yang juga pereli handal tingkat Asia dari Selangor, Malaysia. Ia bernama Hamzah Hadad Ismail dengan gelar Datuk Rajab Raja Sembilan. Upacara akad nikah berlangsung di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu pagi (12/3). Ketidakjelasan makna: siapa yang kaya raya: sang putri atau ayahnya? Siapa yang pereli hanndal: putra raja atau sang raja? Supaya tidak goyak maknanya menjadi: Lilis Samsiah, putri seorang pengusaha kaya-raya asal Soreang Kabupaten Bandung, mengakhiri masa lajangnya setelah disunting seorang putra raja dari Selangor, Malaysia. Ia Datuk Tuanku Rajab Raja Sembilan,yang selama ini dikenal sebagai seorang pereli handal tingkat Asia. Upacara akad nikah berlangsung khidmat di Masjid Istiqlal Jakarta, Sabtu pagr (l2/3).
Analisis Berita Kalimat Jurnalistik