MODUL 12. Analisa & Perancangan Kerja

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Bab 6 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN METODE PENGUKURAN LANGSUNG
Advertisements

Handout Analisis & Pengukuran Kerja
PENGUKURAN WAKTU : untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan
Program Studi PJJ S1 PGSD Universitas Muhammadiyah Malang Tahun 2009
PENGUKURAN SISTEM KERJA - I
Pengukuran Kerja (Work Measurement)
SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERANGKAT PENILAIAN PSIKOMOTOR
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
SELAMAT SIANG.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Erwin Kurnia Wijaya, S.Pd
Pertemuan : 10 kesalahan umum dalam penulisan ilmiah
Page 1 MANAJEMEN KUALITAS (TQM) DARI RANKING ATAS PADA INDUSTRI PABRIK SUSU DI YORDAN SWESTI NISITA RUKMI
Pengujian Hipotesis Satu Rata-rata Sampel besar (n > 30)
Zumrotus Sya’diyah, S.Si, M.Si Andy Muhammad Ayyub, M. Pd
PENULISAN LAPORAN Susunan penulisan laporan hasil penelitian :
Penelitian tindakan kelas
PERTEMUAN 8 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)
PENDAHULUAN Penelitian kerja dan analisa metode kerja memusatkan perhatian pada bagaimana suatu pekerjaan akan diselesaikan Aplikasi prinsip dan teknik.
MODUL 14. Analisa & Perancangan Kerja
PERENCANAAN TIM MANAJEMEN
Penilaian Peserta dan Evaluasi Penyelenggaraan Waktu: 2 JP
METODE & PENGUKURAN KERJA
MODUL 10. Analisa & Perancangan Kerja
Indikator produktivitas
MODUL 11. Analisa & Perancangan Kerja 1. Tujuan Instruksional Khusus
DEFINISI GAYA KERJA Gaya kerja adalah kesatuan dari berbagai cara/ tindakan yang didasari oleh sistem nilai dan asumsi (SINA) seseorang dan ditampilkan.
Pengujian Korelasi Diri Pertemuan 16
MODUL 10. Analisa & Perancangan Kerja II
MODUL 13. Analisa & Perancangan Kerja
Ukuran Nilai Sentral : Modus dan median.
PERENCANAAN Pengertian
MODUL 8. Analisa & Perancangan Kerja II 1. Tujuan Instruksional Khusus
TEORI PENDUGAAN (TEORI ESTIMASI)
Analisis Komponen Utama
Faktor analisa algoritma
MODUL 13. Analisa & Perancangan Kerja II
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
ILMU DASAR DISIPLIN TEKNIK INDUSTRI
Micro Teaching Pengertian Urgensi Tujuan Materi Kegiatan MT
BIMBINGAN KONSELING.
Pertemuan 21 Pemeriksaan penyimpangan regresi
Tugas 13.3 Mahasiswa membuat rangkuman hasil pemahaman dari mempelajari dua materi pendukung (URL) yang terlampir (materi Pendukung 13.1 dan 13.2). Tugas.
Proses Pengembangan Produk Baru
PERENCANAAN TIM MANAJEMEN
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
STATISTIKA DESKRIPTIF
SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU ( JUST IN TIME -JIT).
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
PENGUKURAN WAKTU : waktu baku penyelesaian pekerjaan
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
 Pengolahan hasil tes merupakan kegiatan lanjutan pengadministrasian ujian  Terdapat dua pendekatan yang berlaku dalam penilaian hasil belajar, yaitu.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
 Suatu wadah perlengkapan di masyarakat yang dibikin oleh orang-orang dengan tujuan dapat memperoleh efisiensi kerja tertentu yang sebesar-besarnya.
Materi bahasa indonesia Pertemuan kedua Di kelas 8 b.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN MODEL PEMBELAJARAN.
Transcript presentasi:

MODUL 12. Analisa & Perancangan Kerja 1. Tujuan Instruksional Khusus Diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep Faktor Penyesuaian, bekerja wajar, cara menentukan faktor penyesuaian . 2. Daftar Materi Pembahasan 2.1. 2.2. 2.3. Konsep Faktor Penyesuaian Konsep Tentang Pekerja Wajar Beberapa Cara Menentukan Faktor Penyesuaian 3. Pembahasan 2.1. Konsep Faktor Penyesuaian. Selama pengukuran berlangsung, pengukuran harus mengamati kewajaran kerja yang ditunjukkan operator. Ketidak wajaran dapat saja terjadi misalnya bekerja tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena menjumpai kesulitan-kesulitan seperti karena kondisi ruangan yang buruk. Sabab - sebab seperti ini mempengaruhi kecepatan kerja yang berakibat terlalu singkat atau terlalu panjangnya waktu penyelesaian. Hal ini jelas tidak diinginkan karena waktu baku yang dicari adalah waktu yang diperoleh dari kondisi dan cara kerja yang baku yang diselesaikan secara wajar. Andaikata ketidak wajaran ada maka pengukur harus mengetahui dan menilai seberapa jauh hal itu terjadi. Penilaian perlu diadakan karena berdasarkan inilah penyesuaian dilakukan. Jadi jika pengukur mendapatkan harga rata-rata waktu siklus atau elemen yang diketahui diselesaikan dengan kecepatan tidak wajar oleh operator, maka agar harga rata rata tersebut menjadi wajar pengukur harus menormalkan dengan melakukan penyesuaian. Biasanya penyesuaian dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata rata atau waktu elemen rata rata dengan suatu harga p yang disebut faktor penyesuaian. Besarnya harga p tentunya sedemikian rupa sehingga hasil perkalian yang diperoleh mencerminkan waktu yang sewajarnya atau normal. Bila pengukur berpendapat bahwa operator bekerja diatas normal (terlalu cepat) maka harga p nya akan lebih http://www.mercubuana.ac.id

Terlihat bahwa penyesuaiannya diselesaikan dengan cara yang sangat Sehubungan dengan faktor penyesuaian dikembangkanlah cara untuk mendapatkan harga p termasuk cara-cara yang berusaha seobjektif mungkin. 2.3. Beberapa Cara Menentukan Faktor Penyesuaian Cara persentase adalah cara yang merupakan cara yang paling awal digunakan dalam melakukan penyesuaian. Disini besarnya faktor penyesuaian sepenuhnya di tentukan oleh pengukur melalui pengamatan selama melakukan pengukuran. Jadi sesuai pengukuran dia menentukan harga p yang menurut pendapatnya akan menghasilkan waktu normal bila harga ini dikalikan dengan waktu siklus. Misalnya di pengukur berpendapat bahwa p = 110%. Jika waktu siklusnya terlah terhitung sama dengan 14,6 menit, maka waktu normalnya: Wn = 14,6 x 1,1 = 16,6 menit Terlihat bahwa penyesuaiannya diselesaikan dengan cara yang sangat sederhana. Memang cara ini merupakan cara yang paling mudah dan sederhana, namun segera pula terlihat adanya kekurang ketelitian sebagai akibat dari “kasarnya” cara penilaian. Bertolak dari kelemahan ini dikembangkanlah cara cara lain yang dipandang sebagai cara yang lebih objektif. Cara-cara ini umumnya memberikan “patokan” yang dimaksudkan untuk mengarahkan penilain pengukur terhadap kerja operator. Akan dikemukakan beberapa cara tersebut yaitu cara Shummard, Westinghouse dan objektif. A. Cara Shummard Cara Shummard memberikan patokan-patokan melalui kelas - kelas performence kerja dimana setiap kelas mempunyai nilai sendiri-sendiri ( lihat tabel 10.1 ). Disini pengukur diberi patokan untuk menilai performance kerja operator menurut kelas kelas Superfast, Fast +, Fast, Fast - , Excellent dan seterusnya. Seorang yang dipandang bekerja normal diberi nilai 60, dengan nama performance kerja yang lain dibandingkan untuk menghitung faktor penyesuaian. Bila performance seorang operator dinilai Excellent maka dia mendapat nilai 80, dan karenanya faktor penyesuaiannya adalah p = 80/60 = 1,33 Jika waktu siklus rata - ratanya sama dengan 270,4 detik, maka waktu normalnya : http://www.mercubuana.ac.id

EXCELLENT SKILL GOOD SKILL AVERAGE FAIR SKILL 1. Percaya pada diri sendiri 2. Tampak cocok dengan pekerjaanya 3. Terlihat telah terlatih baik 4. Bekerja teliti dengan tidak banyak melakukan pengukuran pengukuran atau pemeriksaan - pemeriksaan. 5.Gerakan-gerakan kerjanya beserta urutan-urutannya dijalankan tanpa kesalahan. 6. Menggunakan peralatan dengan baik 7. Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu 8. Bekerjanya cepat tetapi halus 9. Bekerjanya berirama dan terkoordinasi. 1. Kualitas hasil baik. 2. Bekerjanya tampak lebih baik daripada kebanyakan pekerja umumnya. 3. Dapat memberi petunjuk-petunjuk pada pekerja lain yang ketermpilan lebih rendah. 4. Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap 5. Tidak memerlukan banyak pengawasan 6. Tiada keragu-raguan 7. Bekerjanya “stabil” 8. Gerakan-gerakannya terkoornidasi dengan baik 9. Gerakan-gerakan cepat. 1. Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri 2. Gerakan-gerakannya tidak cepat tetapi tidak lampat 3. Terlihat adanya pekerjaan-pekerjaan perencanaan 4. Tampak sebagai pekerja yang cakap 5. Gerakan-gerakannya cukup menunjukkan tiadanya ke ragu- raguan 6. Mengkoordinasi tangan dan pikiran dengan cukup baik 7. Tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk beluk pekerjaannya 8. Bekerjanya cukup teliti 9. Secara keseluruhan cukup memuaskan 1. Tampak terlatih belum cukup baik http://www.mercubuana.ac.id