PEMILU 2014: Kepemimpinan Nasional, Perempuan, dan Pemilih Cerdas Halili Hasan 081931752746 | halili.ysu@gmail.com | @alielhaz | halilihasan | kompasiana.com/halilintarputrapetir |
Pendahuluan Politik merupakan bagian tak terpisahkan dari kita, individu sekaligus warga negara, laki-laki dan perempuan. Salah satu penyakit utama negara-bangsa kita kini adalah lemahnya kepemimpinan nasional. Situasi ini sangat mengkhawatirkan jika dikorelasikan dengan pepatah, “busuknya ikan selalu dimulai dari kepalanya”. Perempuan dan politik memiliki beberapa problem faktual dan konseptual Pemilu 2014 merupakan momentum terbaik untuk memperbaiki keadaan. So, jadilah pemilih cerdas!
PATOGEN KEPEMIMPINAN NASIONAL Krisis keteladanan---Banjir janji, ndhobos, hampa nilai, political distrust Otoritas tanpa ketegasan---Autopilot, konstitusi dilabrak, asing penguasa=tamu di negeri sendiri Kewenangan minus amanah---Erupsi korupsi dan kolusi, politik sandera, Oligarki elitis---Nepotisme, dinasti politik, plutokrasi, politik kartel Mampatnya drainase regenerasi---4LA1, grontokrasi
ELEMEN PERBAIKAN Legislatif Eksekutif Yudikatif
PEREMPUAN DAN PEMILU ELEMEN KUNCI (1) Legal Framework Sistem pemilu menentukan derajat akomodasi dan representasi politik terhadap perempuan. Proporsional lebih memungkinkan representasi daripada pluralis- mayoritarian. Affirmative action atau diskriminasi positif? Indonesia 30%. Representasi deskriptif atau substantif?
ELEMEN KUNCI (2) Political Participation. Anggota parpol? Caleg? Advokat? Aktivis NGO? Peneliti Pemilu?
ELEMEN KUNCI (3) Voter Education Pendidikan pemilih bagi pemilih perempuan akan meningkatkan partisipasi perempuan Pendidikan pemilih meningkatkan kualitas partisipasi perempuan Voter registration/Election Administration Keterdaftaran kunci utama partisipasi politik melalui bilik suara State-initiated system atau self initiated system?— Indonesia gabungan
REPRESENTASI PEREMPUAN
HIGHLIGHT? Pemilu is not gender- neutral PEMILU KITA sangat maskulin
ANALISIS FAKTOR (1) Latar Sosial Pendidikan Politik Tidak banyak shifting konfigurasi relasi perempuan dengan laki-laki “Selesaikan dulu urusan domestikmu”—Rata-rata anggota legislatif perempuan di atas 40 tahun. Pendidikan Politik Ruang pendidikan formal, informal, dan non formal lebih banyak mendiskreditkan perempuan.
ANALISIS FAKTOR (2) Keberpihakan media Afirmasi setengah hati Terhadap caleg laki-laki yang dibahas platform dan political issues, sementara perempuan character traits [studi Johanna Dunaway, et.al (2013)] Afirmasi setengah hati Kalau kuota tidak terpenuhi, so what? Literasi politik Di kalangan perempuan sendiri literasi politik rendah, apalagi dalam sistem politik maskulin yang “kejam”
MOMENTUM 2014 Janji Kemerdekaan belum tercapai--Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia?) Nostalgia masa lalu--Piye kabarmu le? Isih penak jamanku tho? Reformasi mentok. Ganti sistem tak ganti orang. Beberapa figur alternatif memberi harapan! JANGAN GOLPUT!
BEBERAPA ISU POLITIK PEREMPUAN MeNCERMATI KEBIJAKAN LAMA KONTESTAN: Cek kebijakan petahanA EKSEKUTIF MAUPUN LEGISLATIF SAY NO Untuk kebijakan diskriminatif terhadap perempuan [PERDA, PERMEN, UU, DSB.] ASPIRASI BERBASIS TUNTUTAN TEKNIS DAN FAKTUAL: AKSES PENDIDIKAN AKSES EKONOMI AKSES KESEHATAN GENDER BUDGETING? MEMILIH SESAMA PEREMPUAN? Hanya perempuan yang mengerti betul perempuan?
PANDUAN UMUM Jangan percaya POLITIK WAJAH! Lihat track recordnya! Baca programnya! (Tidak perlu) Lihat partainya! Jangan jadi pemilih busuk! PANDUAN UMUM
TERIMA KASIH