BUDAYA POLITIK DI I N D O N E S I A Oleh : ADE KURNIASARI A. PUTRI ( NIM . 13401241075 ) BUDAYA POLITIK DI I N D O N E S I A
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berinteraksi dengan manusia lain dalam upaya mewujudkan kebutuhan hidupnya. Salah satunya hubungan yg bersifat politik yang mencerminkan adanya Budaya Politik dalam masyarakat.
SOSIALISASI BUDAYA POLITIK PETA KONSEP PETA KONSEP BUDAYA POLITIK DI INDONESIA 1. PENGERTIAN 2. UNSUR BENTUK BUDAYA POLITIK 1. BERDASARKAN SIKAP YG DITUNJUKKAN 2. BERDASARKAN ORIENTASI POLITIK SOSIALISASI BUDAYA POLITIK 2. FAKTOR 3. KOMUNIKASI POLITIK PARTISIPASI POLITIK 2. BENTUK
Apa itu Budaya Politik? Budaya Politik adalah sejumlah pola sikap, keyakinan, dan perasaan tertentu yang mendasari, mengarahkan, dan memberi arti pada tingkah laku dan proses politik dalam suatu sistem politik, yang mencakup cita-cita politik ataupun norma-norma yang sedang berlaku dalam masyarakat politik
Budaya Politik Warga Negara? sikap dan orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dan bagian-bagiannya serta sikap sistem politik terhadap peranan warga negara tersebut. Budaya Politik sangat dipengaruhi oleh struktur politik dimana penerapannya berkaitan dengan budaya setempat
Tujuan Budaya Politik BP bertujuan mencapai dan memelihara sistem politik yang demokratis. BP akan berfungsi dengan baik apabila ada keserasian antar budaya itu dengan struktur politiknya.
3 Unsur Budaya Politik 1. Unsur Kognitif 2. Unsur Afektif 3. Unsur Evaluasi
Unsur Kognitif berisi tinggi rendahnya pengetahuan tentang kepercayaan kepada politik, peranan, dan segala kewajiban serta input dan outputnya. Unsur Afektif berisi kesadaran perasaan terhadap sistem politik, perananya, para aktor dan penampilannya. Unsur Evaluasi berisi keputusan dan pendapat orang atau golongan tentang obyek-obyek politik yang secara tipikal melibatkan stndar nilai dan kriteria informasi dan perasaan.
BUDAYA POLITIK A. Berdasarkan Sikap yang ditunjukkan, ada 2 : Budaya Politik Militan Budaya Politik Toleransi
Budaya Politik Militan bersifat mencari kejahatan dan menantang, mencari kambing hitamnya, bukan peraturannya yang mungkin salah. Budaya politik ini mudah menimbulkan konflik dan ketegangan, sehingga menutup adanya kerjasama. Budaya Politik Toleransi pemikirannya berpusat pada masalah atau ide yang harus dinilai, atau kritis terhadap ide orang lain, dan bukan curiga terhadap orangnya.
Budaya Politik mengambil bentuk sikap terhadap tradisi dan perubahan Budaya Politik mengambil bentuk sikap terhadap tradisi dan perubahan. Ada 2 bentuk sikap budaya politik : 1. Sikap Mental Absolute, sikap ini menolak perubahan dan berusaha mempertahankan tradisinya yang dianggap benar 2. Sikap Mental Akomodatif, bersikap terbuka dan bersedia menerima perubahan yang dianggap berharga. Bersedia melepaskan tradisi dan kritis terhadap diri sendiri serta bersedia menilai kembali tradisi berdasarkan perkembangan masa kini.
B. Berdasarkan Orientasi Politik Setiap budaya politik memiliki orientasi yang berbeda, dapat dibedakan menjadi 3 yakni : Parokial, yaitu tingkat partisipasi politiknya akibat tingkat kognitif yang sangat rendah, statis, tradisional, dan tingkat diferensiasinya rendah.
Kaula, yaitu masyarakat yang bersangkutan sudah sedikit maju, tetapi masih bersifat pasif, partisipasi terhadap sistem politik rendah, terletak pada otoritas pemerintah ataupenguasa, bersifat post-tradisional, orientasi subyek lebih bersifat afektif dan formatif daripada kognitif.
Partisipan, yaitu bila kesadaran politiknya sudah sangat tinggi, partisipasi terhadap obyek-obyek politik sudah tinggi, masyarakat berperan sebagai sktivis dan sadar sebagai warga negara yang memiliki hak dan kewajiban. Budaya politik ini adalah bakal dari perkembangan demokrasi.
Model Kebudayaan Politik Ada 3 model kebudayaan politik, yakni : 1. Model Demokratik Industrial 2. Model Otoriter 3. Model Pra-Industrial
Model Demokratik Industrial, yaitu kebudayaan yang memiliki banyak aktivis politik untuk menjamin adanya kompetisi partai-parpai politik dan kehadiran pemberian suara dalam kegiatan politik. Model Otoriter, yakni jumlah industri dan gerakan modernis sangat kecil, rakyat menjadi subyek pasif, dominasi terletak pada penguasa tunggal / diktator. Model Pra-Industrial, yakni jumlah partisipan dan keterlibatannya dalam pemerintahan sangat kecil.
SOSIALISASI BUDAYA POLITIK Sosialisasi Politik adlh proses dimana individu dpt memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap-sikap trhdp sistem politik masyarakatnya. Proses sosialisasi ini berlangsung seumur hidup baik melalui pendidikan politik, informasi, indokrinisasi dari pihak-pihak agen sosialisasi.
Sosialisasi Politik merupakan proses belajar yang berkelanjutan yang melibatkan baik belajar secara emosional, maupun diindoktrinasi politik secara nyata dg menggunakan sarana komunikasi antar individu.
Faktor Sosialisasi Politik Dalam sosialisasi politik masyarakat berkembang, ada 4 faktor penting yaitu : Pertumbuhan penduduk yang memungkinkan masyarakat melakukan modernisasi melalui jalur pendidikan dan industrialisasi. Masih terdapatnya perbedaan status antara laki-laki dan perempuan, dimana perempuan masih terikat erat oleh tradisi.
Masalah urbanisasi sering menjadi pendorong terjadinya modernisasi, untuk lepas dari tradisi dan terjadinya perubahan nilai, hal ini terjadi terutama di daerah perkotaan. Munculnya kelas baru dalam masyarakat post-tradisional akibat industrialisasi, menumbuhkan nilai-nilai baru bidang politik, sosial, dan ekonomi yg akhirnya mendorong terjadinya perubahan ke arah modernisasi dan perubahan nilai-nilai.
Komunikasi Politik Dalam sosialisasi politik terjadi Komunikasi Politik, yaitu pertukaran pengalaman dan saling pengaruh antar individu. Dalam proses komunikasi politik akan berhubungan dg struktur-struktur sosialisasi serta gaya sosialisasi itu sendiri.
PARTISIPASI POLITIK Partisipan : Orang yg ikut berperan serta dalam suatu kegiatan. Partisipasi : Peran sertanya seseorang dalam suatu kegiatan tersebut Partisipasi Politik : Peran sertanya secara aktif seseorang atau kelompok dalam suatu kegiatan politik. Misal : kegiatan memilih anggota parlemen, memilih presiden dan wapres.
Sebab timbulnya gerakan partisipasi dlm proses politik : Modernisasi, disegala bidang kehidupan yg menyebabkan masyarakat makin banyak menuntut untuk ikut dalam kegiatan politik. Perubahan-perubahan struktur kelas sosial. Pengaruh kaum intelektual dan komunikasi massa modern terhadap demokrasi partisipasi.
Konflik antar kelompok pemimpin politik dengan mencari dukungan rakyat dan akan menimbulkan perjuangan kelas melawan kaum aristokrat. Keterlibatan pemerintah yang semakin meluas dlm urusan sosial, ekonomi, dan kebudayaan mendorong timbulnya tuntutan-tuntutan yang terorganisasi akan kesempatan untuk ikut serta dalam pembuatan keputusan politik.
Bentuk Partisipasi Politik Terdapat 5 bentuk partisipasi politik, yakni : Kegiatan pemilihan Mencakup pemberian suara dalam suatu pemilihan, sumbangan tenaga maupun pikiran dan kegiatan untuk kampanye, mencari dukungan untuk seseorang calon, atau setiap tindakan yg bertujuan mempengaruhi hasil proses pemilihan.
Kegiatan organisasi Menyangkut partisipasi sbg anggota/pengurus dalam suatu organisasi yg tujuan utamanya adlh mempengaruhi pengambilan keputusan pemerintah. Mencari hubungan/relasi Tindakan perseorangan yg ditunjukkan kpd pejabat pemerintah yg bermaksud untuk memperoleh manfaat bagi segelintir orang.
Pendekatan Mencakup upaya-upaya perseorangan atau kelompok untuk menghubungi pejabat pemerintah atau pemimpin politik dg maksud mempengaruhi keputusan mereka mengenai persoalan yg menyangkut sejumlah besar orang. Tindakan kekerasan Sbg upaya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan pemerintah dgn jalan menimbulkan kerugian fisik atau harta benda. Misal : demonstrasi anarkis, kudeta, gerakan reformasi, revolusi, pemberontakan, gangguan keamanan, dll.
T E R I M A K A S I H