PEREKONOMIAN INDONESIA PARADIGMA PEMBANGUNAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA Prof. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec., Ph.D
PEMBANGUNAN dapat diartikan sebagai rangkaian proses perubahan struktural yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan (Gunawan Sumodiningrat dalam Responsi Pemerintah terhadap Kesenjangan Ekonomi, PerPod, Jakarta 2001, hlm. 1)
Pembangunan …(2) menurut Amartya Kumar Sen bahwa Pembangunan adalah upaya untuk memperluas kebebasan riil yang dapat dinikmati oleh rakyat. Dalam konsepnya tersebut, peluasan kebebasan dipandang sebagai tujuan utama pembangunan (kutipan dari Thee Kian Wie dalam buku “Pembangunan, Kebebasan, dan Mukjizat Orde Baru”, Agustus 2004, hlm. 3)
Pembangunan..(3) Cakra Varty “…expansion of people’s creativity.” Rajni Kotari “…which not only produces for the mass of the people but in which the mass of the people are also producers.” Sumber: artikel Sri Edhie Swasono (2005)
Masalah Pembangunan pengangguran, kemiskinan, dan 3 (tiga) masalah utama pembangunan ekonomi adalah pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan (baik kesenjangan antar golongan penduduk, antar sektor, maupun antar daerah).
Asumsi Pembangunan Asumsi pembangunan adalah full employment (kesempatan kerja atau partisipasi termanfaatkan secara penuh), equal productivity (setiap orang memiliki kemampuan yang sama), rational efficient (masing-masing pelaku bertindak nalar)
Perubahan Paradigma PI Berkurangnya peran Pemerintah Pemberdayaan masyarakat Pembangunan yang berkelanjutan Globalisasi
Kecenderungan Konsep PI Growth Strategy Growth with Distribution Appropriate Technology Basic Needs Development Sustainable Development Empowerment
Pembangunan sektoral adalah program pembangunan yang umumnya berorientasi pada peningkatan produksi dan pembangunan prasarana serta sarana fisik yang secara langsung menunjang pemenuhan kebutuhan dasar seperti: pangan, sandang, perumahan, pendidikan, dan kesehatan
Pembangunan regional adalah program pembangunan yang diarahkan untuk pengembangan potensi dan kemampuan sumberdaya manusia yang ada di daerah khususnya daerah perdesaan sehingga swadaya dan kreativitas masyarakat dapat ditingkatkan
Pembangunan khusus adalah program pembangunan yang diarahkan untuk menggerakkan kegiatan sosial ekonomi, meningkatkan mutu sumber daya manusia, membangun prasarana dan sarana, serta memperkuat kelembagaan penduduk miskin terutama di daerah-daerah tertinggal seperti di Kawasan Timur Indonesia. Program pembangunan khusus dilakukan secara selektif sehingga dapat terarah kepada kelompok sasaran
SIKLUS KEGIATAN EKONOMI (ASPEK MIKRO-MAKRO-INTERNASIONAL/GLOBAL) ASPEK MAKRO LINGKUNGAN INTERNASIONAL/GLOBAL PAJAK KESEJAHTERAAN SOSIAL TABUNGAN KONSUMSI PENGELUARAN PENDAPATAN PRODUKSI INVESTASI MODAL TEKNOLOGI PHLN CICILAN APBN PENERIMAAN 1.PAJAK 2.NON-PAJAK 3.LAIN-LAIN 1.RUTIN 2.PEMBANGUNAN APBD 2.PAD 3.NON-PAJAK 4.LAIN-LAIN EXPORT IMPORT INVESTASI ASING IKLIM USAHA DAN STABILITAS
Paradigma Pembangunan Nasional 2010 TRIPLE TRACK STRATEGY” dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat ”TRIPLE TRACK STRATEGY”
Tiga Pilar Utama ”TRIPLE TRACK STRATEGY” Pertama: pro poor artinya pembangunan yang dilakukan, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah harus mampu menciptakan perlindungan sosial, dan pembangunan sosial. Kedua: pro growth merupakan pilar strategi sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, baik tingkat daerah maupun nasional. Pertumbuhan ekonomi mencakup tiga strategi utama, yaitu strategi makro, mikro, dan sektoral. Ketiga: pro job merupakan strategi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berupaya untuk menciptakan lapangan kerja baru, dalam rangka menekan angka pengangguran.
Sumber: Diolah dari BPS (2010); Bappeda Kab Sleman (2010) Indikator Ketenagakerjaan, Penduduk Miskin, dan Pertumbuhan Ekonomi di DIY, dan Indonesia Sumber: Diolah dari BPS (2010); Bappeda Kab Sleman (2010)
Laju Pertumbuhan Y-on-Y per Quarter (%) ** Angka sangat sementara *** Angka sangat sangat sementara Sumber: BPS (2010)
POLICY GOAL, DIRECTION AND MAIN CONTENTS Recent Government Framework To Achieve ”Prosperity, Democracy And Justice” Source: Alisjahbana (2010)