OSTEOPOROSIS.ppt Oleh : Acep Qurnadi Nunung Nurjanah De Fitriyarni Nimas Pratiwi Desti Komalasari Sri Murtini Dian Cipta Lugina Suminar Farida Fauziah Vera Veriani Lia Vallini Wulan Pujihastuti
The Etimologies of OSTEOPOROSIS?? Asal kata : osteo dan porous, asteo artinya tulang dan porous berarti berlubang-lubang atau keropos. So, osteoporosis adalah tulang yang keropos,
DEFINISI KHUSUS OSTEOPOROSIS penyakit dengan sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai perubahan mikro-arsitektur tulang, dan penurunan kualitas jaringan tulang, yang pada akhirnya menimbulkan akibat meningkatnya kerapuhan tulang dengan resiko terjadinya patah tulang (Suryati 2006) Kelainan kerangka, ditandai dengan kekuatan tulang yang mengkhawatirkan dan dipengaruhi oleh meningkatnya resiko patah tulang. Sedangkan kekuatan tulang merefleksikan gabungan dari dua factor, yaitu densitas tulang dan kualitas tulang (Junaidi,2007)
Tipe Osteoporosis 2. Osteoporosis Skunder 1. Osteoporosis primer 2. Osteoporosis Skunder bukan disebabkan penyakit berkurangnya masa tulang dan atau terhentinya produksi hormon estrogen disamping bertambahnya usia oleh berbagai penyakit tulang (kronik rheumatoid, artritis, TBC spondilitis, osteomalacia Tipe 1 osteoporosis pasca menopouse wanita berusia 50-65 tahun Tipe 2 istilah osteoporesis senil lebih dari 70 tahun
Resiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi FAKTOR RISIKO OSTEOPOROSIS DAN FRAKTUR PADA PASIEN OSTEOPOROSIS Resiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi Usia Gender Genetik Gangguan hormonal
Faktor Risiko Yang Dapat Dimodifikasi FAKTOR RISIKO OSTEOPOROSIS DAN FRAKTUR PADA PASIEN OSTEOPOROSIS Faktor Risiko Yang Dapat Dimodifikasi Imobilitas Postur tubuh kurus Kebiasaan Asupan gizi rendah Kurang terkena sinar matahari Kurang aktifitas fisik. Penggunaan obat untuk waktu lama. Asupan gizi rendah Lingkungan
Gejala Osteoporosis Nyeri dengan fraktur Deformitas vertebra thorakalis Penurunan tinggi badan Depresi, ketakutan, dan rasa rendah diri karena keterbatasan fisik Nyeri tanpa fraktur
Diagnosa 1. Riwayat Penyakit Riwayat Pengobatan 2. Identifikasi Faktor Resiko 3. Pemeriksaan fisik lengkap
Diagnosa Lanjutan.. 4. Tes laboratorium 5. Pengukuran massa tulang 6. Pemeriksaan fisik lengkap
TERAPI Farmakologis Non Farmakologis
Sub Terapi Non Farmakologis Cakupan Nutrisi Olahraga
Sub Terapi Farmakologis; Algoritma
Deskripsi Algoritma Nutrisi yang tepat (mineral dan elektrolit, vitamin, protein, karbohidrat). Suplemen Ca dan vitamin D Aktivitas fisik yang optimal Gaya hidup yang sehat Pencegahan terhadap kecelakaan atau trauma
Lanjutan Deskripsi Algoritma Pengobatan tanpa pengukuran BMD (Bone Mineral Density) Pengobatan dengan pengukuran BMD Populasi yang perlu pengukuran BMD : Untuk wanita dengan usia ≥ 65 tahun Untuk wanita usia 60-64 tahun postmenopause dengan peningkatan risiko osteoporotis Pria dengan 70 tahun atau yang risiko tinggi Dari hasil pengukuran BMD, jika T-score >-1, maka nilai BMD termasuk normal, tetapi tetap diperlukan monitoring DXA setiap 1-5 tahun. Dan jika diperlukan pengobatan, maka pilihan pengobatannya adalah Biphosponate, Raloxifene, Calcitonin (Dipiro et.al, 2005).
Terapi Dengan Obat Kalsium Vitamin D Kalsitonin Diuretik Tiazid Terapi Hormonal
Video, silahkan disimak!!
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2008a, ISO Farmakoterapi, Jakarta : PT ISFI Penerbitan. Anonim, 2008b, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi 8 2008/2009, Jakarta: Info Master. Anonim, 2010, Teriparatide Padatkan Tulang Lebih Baik , Majalah Farmacia Edisi Januari 2010 Vol.9 No.6, http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=1540, diakses tanggal 22 September 2011. Anonim,2011,SenamOsteoporosis,http://www.medistra.com/index.php?option=com_content&view=article&id=45:Senam%20Osteoporosis, diakses tanggal 22 September 2011. Chisholm-burns, Marie A., Wells, Barbara G., Schwinghammer, Terry L., Malone, Patrick M., Kolesar, Jill M., Rotschafer, John C., Dipiro, Joseph T., 2008, Pharmacotherapy principles and practice, United States of America : McGraw-Hill Companies, Inc. Dipiro, Joseph T., Talbert , Robert L.,Yee, Gary C., Matzke, Gary R., Wells, Barbara G., Posey, L. Michael., 2005, Pharmacotheraphy a Pathophysiologic Approach 1 Fifth Edition, United States of America : McGraw-Hill Companies, Inc. Dipiro, J. T., Robert L. T., Gary C. Y., Gary R. M., Barbara G. W., and L. Michael Posey. 2006. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach. Seventh edition. New York. Mc Graw Hill Medical. Hannan, E.L., Magaziner, J., Wang, J.J., Eastwood, E.A., Silberzweig, S.B., Gilbert, M., Morrison, R.S., McLaughlin, M.A., Orosz, G.M., Siu, A.L., 2001, Mortality and locomotion 6 months after hospitalization for hip fracture: risk factors and risk-adjusted hospital outcomes, JAMA, 285(21):2736-42. Ikawati, Z., Mari Melangkah Dengan Pasti di Tahun 2011 (tanpa osteoporosis), http://zulliesikawati.wordpress.com/2011/01/03/mari-melangkah-dengan-pasti-tanpa-osteoporosis/, diakses tanggal 22 September 2011. Ratih Agustin Prikhatina. Program Studi :S1 Ekstensi Gizi Kesehatan Masyarakat. Judul. :Hubungan Status Gizi, Gaya Hidup dan Kebiasaan. Konsumsi Kalsium