REFORMASI KEUANGAN DAERAH DI INDONESIA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BASIS AKUNTANSI.
Advertisements

D. Pertanggungjawaban APBN dan APBD
UNIVERSITAS PADJADJARAN
ASAS DAN PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
ASAS DAN PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
SOSIALISASI ANALISIS STANDAR BELANJA (ASB)
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
ANALISIS STANDAR BELANJA (ASB)
ASAS DAN PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
Otonomi Daerah.
Central & Local Government Finance Week 7 – Seminar 1 Revised : March 2013 Semester 2 Year 2012/2013 Sigit Pamungkas, SE., MCom Public Sector Accounting.
OVERVIEW PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
Penentuan Basis Akuntansi, Accrual Basis, Cash Basis, atau Mix Basis
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tentang Keuangan Negara
Department of Business Adminstration Brawijaya University
STRUKTUR APBD KELOMPOK 2: Rahadian Dimas A Fauzi Adi Kurniawan
KONSEP DAN SIKLUS AKUNTANSI
PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA
Kabid. Anggaran DPKAD Kota Semarang
GAMBARAN UMUM SAPD BASIS AKRUAL.
KEBIJAKAN PROGRAM PEMBIAYAAN DAN PENGANGGARAN
PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS
DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DIY
SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN PEMERINTAH DAERAH
Teknik Akuntansi Keuangan Sektor Publik
KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
OTONOMI DAERAH.
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
STRUKTUR & PENGANGGARAN BERDASARKAN DOKUMEN SPM
LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA)
AKUNTANSI PEMERINTAHAN
DRAFT STANDAR PELAPORAN KEUANGAN DESA
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN
LAPORAN REALISASI ANGGARAN BY : HIDSAL JAMIL TITO BAGUS SETIAWAN ERMANTHA RANI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.
LINGKUP DAN MANFAAT RUANG LINGKUP Berlaku untuk setiap entitas pelaporan dan entitas akuntansi, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dalam menyusun.
PSAP NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Dasar Hukum UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara;
Matkul: AKPD Pertemuan 13:
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Tentang Keuangan Negara
Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah Menggunakan Ratio
REGULASI DAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK
PSAP NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN
APBN DAN APBD KELAS XI Semester 1.
URGENSI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Pemerintah Desa
Selvia Nurindah Sari JP081280
ADMINISTRASI KEUANGAN NEGARA DAN RUANG LINGKUPNYA
Fungsi Anggaran Fungsi otorisasi: Anggaran Negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan. Fungsi perencanaan:
Disusun Oleh: Lyta Indriyani ( ) Ellysa Wahyu Putri W. ( )
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL Pernyataan 01
AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
Akuntansi Sektor Publik
MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL
Laporan realisasi anggaran
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Matkul: AKPD Pertemuan 10: SAP (PP No 7 Tahun 2010)
ASAS DAN PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
ASAS DAN PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Konsepsi Dasar APBD Dr. H. DIDIK SUSTYO, SE. MSi.
PERTANGGUNGJAWABAN APBD & SISITEM AKUNTANSI PEMERINTAH
STRUKTUR APBN (D) MENGGAMBARKAN ANGGARAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN SELAMA SATU PERIODE A.PENDAPATAN RP. XXXX B.BELANJA RP.
PSAP NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN
ANALISIS DAN PREDIKSI PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN 2020
PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA
Metode Penyusunan Anggaran dan Sumber-Sumber Pendanaan
Padang, 26 – 29 Agustus 2019 PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN.
Transcript presentasi:

REFORMASI KEUANGAN DAERAH DI INDONESIA MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH REFORMASI KEUANGAN DAERAH DI INDONESIA KUSUMA RATNAWATI

Output yang Diharapkan Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu menjelaskan: Pengertian yang benar mengenai perkembangan terkini reformasi keuangan di Indonesia Pengertian yang benar mengenai tujuan reformasi keuangan sehingga dapat mengelola keuangan daerah sesuai dengan peraturan terbaru

Konsepsi Dasar Otonomi Daerah di Indonesia Pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia telah tertuang dalam kerangka konstitusi NKRI - UUD 1945 yang memiliki dua nilai dasar: nilai unitaris dan nilai desentralisasi teritorial.

Nilai Unitaris dan Nilai Desentralisasi Teritorial Nilai dasar unitaris diwujudkan dalam pandangan bahwa dalam NKRI tidak akan terdapat pemerintahan lain yang bersifat negara. Nilai dasar desentralisasi teritorial diwujudkan dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah dalam bentuk otonomi daerah

Otonomi Daerah di Indonesia Dilaksanakan melalui penetapan: UU No.22/1999 tentang Pemeritahan Daerah UU No.25/1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah Efektif pada 1 Januari 2001

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (1999-Skrng) UU No.22 & 25 th 1999 (direvisi dg UU No.32 & 33 th 2004) PP, antara lain PP No.105/2000 (direvisi dg PP 58/2005) KEPMENDAGRI No 29/2002 (direvisi dg PERMENDAGRI 13/2006) ANGGARAN AKUNTANSI SISTEM ANGG. KINERJA STD. AKT. PEMERINTAHAN PERTANGGUNGJAWABAN (LKPJ/LPT)

Otonomi Daerah di Indonesia Otonomi Daerah (menurut UU): Kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Otonomi Daerah Tujuan Otonomi Daerah: Meningkatkan kesejahteraan rakyat, dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat dan daerah lainnya, memelihara keserasian dan mencegah ketimpangan antar daerah

Otonomi Daerah di Indonesia Permasalahan yang paling kompleks: Keuangan Daerah sulit menciptakan sebuah sistem perimbangan keuangan yang dapat mengakomodasi kemampuan keuangan daerah yang bervariasi

Otonomi Daerah di Indonesia Untuk memperbaiki dan menyempurnakan Otonomi Daerah di Indonesia: amandemen terhadap UU Otonomi Daerah UU No.22/1999 UU No.32/2004 UU No.25/1999 UU No.33/2004

Otonomi Daerah di Indonesia Dasar amandemen terhadap UU No.22/1999 dan UU No.25/1999: perkembangan keadaan, ketatanegaraan dan tuntutan penyelenggaraan Otonomi Daerah Amandemen ini tetap berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh di masyarakat

Reformasi Keuangan Sektor Publik Dimensi Reformasi Keuangan Daerah adalah: Perubahan kewenangan daerah dalam pemanfaatan dana perimbangan keuangan Perubahan prinsip pengelolaan anggaran Perubahan prinsip penggunaan dana pinjaman dan deficit spending Perubahan strategi pembiayaan

Reformasi Sektor Keuangan Publik Reformasi lanjutan yang terkait dengan sistem pengelolaan keuangan Pemerintah Daerah: Reformasi Sistem Pembiayaan (financing reform) Reformasi Sistem Penganggaran (budgeting reform) Reformasi Sistem Akuntansi (accounting reform) Reformasi Sistem Pemeriksaan (audit reform) Reformasi Sistem Manajemen Keuangan Daerah (financial management reform)

Reformasi Sistem Pembiayaan (financing reform) Berdasarkan UU 33/2004, sumber-sumber keuangan daerah dari PAD, dana perimbangan dan pendapatan daerah lainnya yang sah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) - Pajak Daerah - Retribusi Daerah - Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Pendapatan Dana Perimbangan - Dana Bagi Hasil Pajak - Dana Bagi Hasil Bukan Pajak - Dana Alokasi Umum - Dana Alokasi Khusus 14

Reformasi Sistem Pembiayaan (financing reform) UU 33/2004 juga mengatur transaksi Keuda utk memanfatkan atau menutup selisih antara Pendapatan dan Belanja SUMBER PEMBIAYAAN PENERIMAAN DAERAH Sisa lebih Perhit. Anggaran Tahun yang Lalu Transfer dari Dana Cadangan Penerimaan Pinjaman dan Obligasi Hasil Penjualan Aset Daerah yang Dipisahkan PENGELUARAN DAERAH Transfer ke Dana Cadangan Penyertaan Modal Pembayaran Hutang yang Jatuh Tempo Sisa Lebih Perhitungan Angg TH Berjalan 15

Reformasi Anggaran Implikasi penetapan UU No.17/2003 penerapan anggaran berbasis kinerja (performance-based budgeting) diterapkan secara bertahap mulai tahun anggaran 2005

Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) Reformasi Anggaran Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) merupakan sistem perencanaan, penganggaran, dan evaluasi yang dilakukan dengan mempertimbangkan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan merupakan bentuk penganggaran yang mengaitkan kinerja dengan alokasi anggaran.

Reformasi Anggaran ABK memiliki lima komponen penting (Depkeu, 2006), yaitu: Satuan Kerja; sebagai pengelola anggaran dan sebagai penanggungjawab pencapaian kinerja Kegiatan; sebagai syarat utama dapat dibentuknya satuan kerja dan unsur dinamis yang mengarahkan untuk mencapai kinerja

Reformasi Anggaran ABK memiliki lima komponen penting (Depkeu, 2006), yaitu: 3. Keluaran/Output; sebagai syarat utama ditetapkannya kegiatan dan sebagai ukuran keberhasilan suatu satuan kerja 4. Standar Biaya; sebagai upaya efisiensi dalam pemanfaatan anggaran untuk membiayai kegiatan dalam mencapai keluaran 5. Jenis Belanja; sebagai biaya masukan/input

Reformasi Anggaran Penyusunan ABK dilakukan berdasarkan (Yani, 2007): a. capaian kinerja; ukuran prestasi kerja yang akan dicapai dari keadaan semula dengan mempertimbangkan faktor kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan dari setiap program dan kegiatan b. indikator kinerja; ukuran keberhasilan yang dicapai pada setiap program dan kegiatan SKPD

Reformasi Anggaran Penyusunan ABK dilakukan berdasarkan (Yani, 2007): c. analisis standar belanja; penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan d. standar satuan harga; harga satuan setiap unit barang/jasa yang berlaku di suatu daerah e. standar pelayanan minimal; tolak ukur kinerja dalam menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah.

Reformasi Akuntansi Sektor Publik Reformasi Akuntansi Sektor Publik meliputi: Double entry Standar Akuntansi Pemerintahan Pengakuan pendapatan dan belanja akrual (accrual basis)

Reformasi Akuntansi Sektor Publik Single entry pada awalnya digunakan sebagai dasar pembukuan dengan alasan utama demi kemudahan dan kepraktisan. Namun dengan semakin tingginya tuntutan perwujudan good public governance, perubahan tersebut dipandang sebagai solusi yang mendesak untuk diterapkan karena pengaplikasian double entry dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih auditable. Single entry Double entry Cash Basis Accrual Basis

Reformasi Akuntansi Sektor Publik Cash Basis Cash basis mempunyai kelebihan antara lain mencerminkan informasi yang riil dan obyektif Kelemahan cash basis antara lain kurang mencerminkan kinerja yang sesungguhnya

Reformasi Akuntansi Sektor Publik Accrual Basis Teknik akuntansi berbasis akrual dinilai dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih komprehensif dan relevan dalam pengambilan keputusan. Pengaplikasian accrual basis lebih ditujukan pada penentuan biaya layanan (cost of services) dan harga yang dibebankan kepada publik (charging of services), sehingga memungkinkan pemerintah menyediakan layanan publik yang optimal dan sustainable

Reformasi Akuntansi Sektor Publik Perbedaan antara akuntansi kas dan akuntansi akrual: BASIS KAS Penerimaan Kas – Pengeluaran Kas = Perubahan Kas BASIS AKRUAL Pendapatan (income) – Biaya–biaya = rugi/laba (surplus/defisit) Pendapatan (income): Penerimaan kas selama satu periode akuntansi – saldo awal piutang + saldo akhir piutang Biaya: Kas yang dibayarkan selama satu periode akuntansi saldo awal utang + saldo akhir utang Pendapatan dan biaya diakui pada saat diperoleh (earned) atau terjadi (incured), tanpa memandang apakah kas sudah diterima atau dikeluarkan

Reformasi Akuntansi Sektor Publik Bagaimana dengan penerapan sistem akuntansi sektor publik di negara Indonesia? Perubahan dari cash basis menjadi accrual basis memang tidak perlu dilakukan secara terburu–buru. Perlu analisis yang mendalam dan kompleks terhadap faktor lingkungan yang mempengaruhinya, salah satunya adalah faktor sosiologi masyarakat negara tersebut. Namun demikian, ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya tahun 2008. Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, dapat digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas.