TERHADAP RENCANA PENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) PETA RESPON TERHADAP RENCANA PENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)
Rencana pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menmunculkan berbagai reaksi dari ebrbagai kalangan. Pemberitaan di berbagai media massa nasional terkait persoalan ini meninggalkan jejak yang menarik untuk ditelusuri. Media monitoring ini akan memotret dinamika pemberitaan kenaikan BBM melalui identifikasi isu, nada pemberitaan, serta pihak-pihak yang aktif berbicara dalam kerangka BBM. Penelitian menggunakan metode purposive sampling pada 3 media online terkemuka, kompas.com, rakyatmerdekaonline.com dan mediaindonesia.com. Proses pengumpulan data dilakukan dari tanggal 1 Februari – 13 Maret 2012.
Gambaran Umum Total Pemberitaan : 737
Share Isu BBM on Media
Coverage Dynamic
Temuan Pemberitaan seputar kenaikan harga BBM di 3 media online sama-sama mengalami kenaikan pemberitaan pada minggu keempat bulan Februari (A), dimana berita yang banyak muncul adalah mengenai kepastian kenaikan harga BBM. Sementara itu, pada bulan Maret minggu I (B), tren pemberitaan media indonesia.com dan kompas.com sama-sama mengalami kenaikan yang kemudian dilanjut kan pada minggu berikutnya (C). Pada Minggu I bulan Maret, pemberitaan di media lebih banyak membahas mengenai kajian dampak kenaikan harga BBM
Dampak Kenaikan BBM
Tone Pemberitaan
Posisi Pemberitaan
Pro-Kontra BLTS on Media
Top 10 Person Quote
Top 10 Politikus Berbicara BBM
Pro-Kontra BBM Antar Parpol
Pro-Kontra Instansi Quote
Kesimpulan Melihat dinamika pemberitaan yang ada, terlihat bahwa pemerintah telah sukses mengkondisikan kepada publik bahwa kenaikan harga BBM adalah suatu keniscayaan di tengah meroketnya harga minyak dunia serta membengkaknya subsidi BBM yang harus ditanggung APBN. Hal ini ditunjukan melalui penggiringan opini terhadap opsi yang hampir mustahil terealisasi dalam waktu dekat, yakni konversi BBM ke BBG serta pembatasan BBM bersubsidi bagi kendaraan pribadi, sehingga muncul opini kuat dari kalangan politisi, swasta, pengamat, hingga masyarakat bahwa opsi yang lebih baik adalah menaikkan harga BBM. Disinilah pemerintah seolah mendapatkan ‘legitimasi’ bahwa opsi kenaikan BBM datang dari publik. Seiring wacana kenaikan BBM yang lebih dominan, rencana konversi BBM ke BBG yang sebelumnya kuat dijadikan isu utama, memasuki bulan Maret wacana ini hampir hilang dari ranah pemberitaan media meski sesekali dari pihak pemerintah memberikan pernyataan bahwa mereka akan tetap menjadikan konversi sebagai program prioritas Kementrian ESDM.